Cerita Silat | Beruang Salju | disadur Sin Liong | Beruang Salju | Sakti Cersil | Beruang Salju pdf
Diatas Sajadah Cinta - Habiburrahman El Shirazy Animorphs 24 - Perang Melawan Helmacron Animorphs - 23 Mengungkap Rahasia Tobias Trio Detektif 16 - Misteri Singa Gugup Mahesa Kelud 6 - Noda Iblis
kepada 'Tiat Yo Heat-Ong, juga kedua kakinya telah melangkah menghampirinya, jarak mereka terpisah semakin dekat. Tiat To Heat-ang mengkerutkan alisnya. "Manusia aneh, ini memiliki ilmu yang hebat luar blasa' siapakah dia? Tampaknya dia telah menguasai pusat inti bumi' yang bisa dilatihnya dan bisa menyalurkan hawa yang demikian dingin,... aku harus berusaha merubuhkannya dengan segera, 'karena jika tidak, sekali saja dia bisa menguasai diriku, dimana tubuhku terkurung Oleh hawa dinginnya. Peredaran darahku membeku, sehingga tidak leluasa aku menggerakkan kedua tangan dan sepasang kakiku ini ,dia segera bisa mencelakaiku".Mereka tampaknya bertempur dengan seru tapi hati mereka berpikir terus berusaha untuk mencari jalan guna merubuhkan lawan masing-masing, pikiran mereka pun bekerja terus. Sedangkan mata mereka telah memandang dengan sorot yang bengis dan mereka telah bertekad untuk menyelamatkan jiwa masing2 .Dalam pertempuran ini, bukan lagi dipersoalkan kalah atau menangnya, karena justeru dengan terjadinya pertempuran antara dua orang tokoh yang memiliki kepandaian yang begitu hebat dengan sendirinya sekali saja mereka lengah dan dapat termakan oleh lawan. jelas mereka akan tercelakai. ! Waktu itu, Swat Tocu telah beberapa kali melangkah maju mendekati Tiat To Hoat ong, jarak pisah mereka semakin dekat juga, mereka telah berhadapan tidak lebih terpisah dari setombak. Wang Put Liong telah berbisik dipinggir telinga Yo Him. Katanya: ,,'Tiat To Hoat-ong merupakan Koksu negara dari Mongolia, dia seorang luar biasa. kepandaiannya juga terlalu dahsyat....Sedangkan lawannya itupun bukan lawan yang ringan,maka jika memang mereka bertempur dengan cara seperti itu,tentu akan membuat mereka celaka bersama2. Yo Him mengangguk. ,.Ya, Swat Tocu seorang tokoh yang memiliki kepandaian luar biasa juga. 'Tetapi tampaknya, mereka akan segera menghentikan pertempuran karena keduanya rupanya berimbang jika tidak ada salah seorang yang terluka tentu mereka akan menghentikan pertempuran itu dengan segera,jika tidak mereka akan terlibat dalam pertempuran yang tak berkesudahan Selama berhari-hari, itu bisa mencelakai diri mereka masing-masing. Dimana tenaga lwekang mereka akan punah sebagian!" Wang Put Liong menghela napas. `.,Jika melihat kedua orang itu, segera aku menyadari bahwa kepandaian yang kumiliki sesungguhnya tidak memiliki apa-apa..." dengan demikian, berarti untuk dapat malang melintang dalam kalangan kangouw, memang tidak pantas untukku. Hai, aku telah dua puluh tahun lebih berlatih diri namun kepandaian yang kami miliki tidak Seujung kuku kedua orang itu “setelah berkata begitu. Muka Wang Put Liono jadi guram. ` Yo Him tertawa. ”Mereka merupakan tokoh2 yang hebat. sedangkan aku sendiri belum tentu bisa menghadapi mereka, Cianpwe !" kata Yo Him. "Kepandaian mereka mungkin berimbang dengan kepandaian ayah ibu.... Wang Put Liong menghela napas lagi' ' "Ya. jika saja sekarang ini ada Yo 'tayhiap tentu mereka bisa dipisahkan.. aku perlu diselamatkan keluar dan tempat ini....-" Yo Him tersenyum. "Walaupun ayah tidak mau mencampuri lagi urusan dalam dunia persilatan. Tetapi aku sebagai anaknya tentu tidak akan membiarkan cianpwe terlama2 disini...! Jangan kuatir, walaupun pangeran Ghalik memiliki banyak pahlawan pahlaiwannya yang gagah, nanti aku menolongmu keluar dari tempat ini!" Wang Put Liang tersenyum pahit, katanya. ..Sesungguhnya aku tidak memikirkan perihal keselamatan diriku, hanya yang membuatku jadi tidak tenang adalah tempat penyimpanan harta karun ini, ..jika sampai terjatuh kedalam tangan pangeran Ghalik, maka sia2 belaka usahaku, selama ini. .!" Beberapa kali Wang Put Liong menghela napas lagi, wajahnya Waktu itu Yo Him ingin menghiburnya lagi, tetapi dia dikejutkan oleh suara teriakan Tiat To Hoat ong diluar ruangan, dimana tampak Tiat To Hoat- ong sambil memutar kedua tangannya itu berulang kali untuk mendesak Swat Tocu, dia telah mengeluarkan pekik yang mengguntur. Hebat cara dia menyerang, demikian dahsyat cara dia mendesak, sehingga tenaga gempuran yang disalurkan oleh Swat Tocu bagaikan terbentur dengan lapisan dinding yang tebal sekali, dan berbalik malah menghantam Swat Tocu sendiri!". Pemilik pulau Es itu tidak berdiam diri saja, dia telah mengeluarkan suara tertawa ber gelak2 yang nyaring kemudian katanya: "Memang hebat sekali kepandaian lawanku ini..." sungguh menggembirakan! Sungguh menggembirakan " dan sambil berkata begitu, tampak Swat Tocu telah mengempos semangatnya, dia telah menerjang lagi dengan kedua tangan dimajukan lurus kedada lawannya disamping itu tenaga gempuran yang dipergunakannya semakin hebat. 'Tiat 'To Heat-Ong juga mengempos semangatnya. Kedua jago yang memiliki kepandaian begitu luarbiasa, telah berhadapan dengan tubuh menggigil. Jika Tiat To Hoat-ong mulai dikuasai oleh hawa dingin yang membuatnya menggigil. Namun muka dan tubuhnya basah oleh butir2 keringat akibat pengerahan hawa tenaga murni ,,Soboc"nya, maka waktu itu Swai Tocu juga ter-huyung2 dengan tubuh bergoyang2 se akan2 ingin jatuh. Tapi kedua kakinya tidak berobah kedudukan, dimana dia tetap berada ditempatnya. Dengan demikian, kedua orang ini memang tengah saling memusatkan seluruh kekuatan mereka yang terhebat,berusaha untuk saling menindih lawannya. Dalam keadaan tegang seperti itu, dimana dua orang tokoh sakti tengah mengadu kekuatan untuk mempertaruhkan mati hidupnya jiwa mereka,dari dalam ruangan terdengar suara seruan tertahan seorang gadis. Kemudian tampak berlari keluar seorang gadis berusia tujuh atau delapan belas tahun, dimana gerakan tubuhnyanya gesit sekali, dan dia telah melangkah mendekati pangeran Ghalik. Dia pun telah memanggil: ,,Ayah . . .!" Pangeran Ghalik telah menoleh dan tersenyum, katanya: ..Kau Sasana? Pergilah kau masuk kembali,disini ada orang jahat... nanti jika urusan telah selesai, aku akan segera menemuimu..! Tetapi gadis cantik jelita itu, seorang gadis Mongolia, yang ternyata merupakan puteri dari pangeran Ghalik, yang bernama Sasana itu telah tersenyum dengan manis. ,.Tidak ayah!" katanya menggeleng perlahan. ..Justeru aku ingin menyaksikan keramaian! Jika memang ayah memaksa aku masuk keistana, maka biarlah untuk selanjutnya aku tidak mau makan dan minum....!"
Ayah itu kewalahan, dia memang sangat memanjakan puterinya tersebut yang merupakan Puteri tunggalnya, jadi terlalu manja. Akhirnya pangeran Ghalik telah mengangguk....Baiklah, tetapi jika memang keadnan tidak mengijinkan. Engkau harus meninggalkan tempat ini, Sebab bisa membahayakan dirimu” katanya. Sasana mengangguk. ,,Ayahku Seorang pahlawan raja, memiliki pengaruh dan kekuasaan besar. Juga gagah perkasa! Siapa yang berani menghina aku ?-, menyahuti puteri itu dengan manja dan memperlihatkan sikap jenaka dengan meleletkan lidahnya. Pangeran Ghalik tersenyum, dia menarik tangan puterinya agar berdiri disampingnya. Kemudian ayah dan gadisnya itu telah menyaksikan lebih lanjut pertempuran yang tengah berangsung antara Swat Tocu dengan 'Tiat To-Hoat-ong. Sedangkan Auwyang Phu waktu melihat munculnya gadis itu, telah memandang dengan mata tidak berkedip. Memang baru pertama Kali ini dia telah melihat gadis secantik itu dimana selain pakaiannya yang reboh, juga demikian cantik jelita.Matanya yang gemerlapan, bagaikan kerlap kerlipnya bintang2 dilangit, sikapnya yang manja dan luwes itu. disamping dengan kejelitaannya yang memukau benar2 merupakan seorang gadis yang sempurna kecantikannya. Lama dia memandang kearah gadis itu, sampai suatu kali Sasana telah menoleh kepadanya. dan telah tersenyum pada pemuda bertubuh pendek kecil itu ! Hati Auwyang Phu tergoncang keras, .mukanya merah, dia juga balas tersenyum, namun segera membuang pandang kearah pertempuran ditengah gelanggang. Jantungnya berdegup keras Sekali. Ibunya Cek Tian ,telah melihat sikap putranya.Ia menarik lengan baju anaknya itu, bisiknya'. "Dia puteri musuh besar kita, matamu jangan jelalatan seperti itu !" Auwyang Phu hanya mengiyakan dengan pipinya yang berobah merah lagi, dia jengah ibunya mengetahui lagaknya tadi. Waktu itu Tiat To Hoat-ong telah mengeluarkan suara bentakan lagi, tangan silih berganti menguber kearah depannya, pada Swat Tocu. Setiap kali dia menggerakkan salah satu tangannya, yang digerakkan perlahan dan lambat sekali