Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Banci - 27

$
0
0

Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf

Joko Sableng - 43. Karma Manusia Sesat Rajawali Emas - 27. Misteri Batu Bulan Ario Bledeg - Petir Di Mahameru Roro Centil - Ninja Edan Lengan Tunggal Pendekar Banci - SD.Liong

Di Luar guha2~itupun terdapat banyak sekali kupu2. Lu Kong Cu menghampiri sebuah guha yang terletak di tengah. Segera dua orang anak kecil menyambut kedatangannya.
   Lu Kong Cu menggerakkan tangan dan memberi perintah kepada kedua anak itu : “Lekas bawa keluar budak busuk itu !' . Kedua bocah lelaki itu mengiakan lalu berjalan keluar. Sedang Lu Kong Cu terus masuk kedalam guha.
   Tampaknya memang seperti sebuah, tetapi alat2 perabot dalam guha itu mewah sekali. Keempat .dindingnya ditutup dengan sutera emas.
   . Lantainya' diselimuti dengan permadani, Perkakas ruangan semua .terbuat dari batu marmer `rnerag dan kayu cendana yangdiukir indah sekali.
   Setelah meletakkan Hong Ing dilantai, Lu Kong Cu lalu mengeluarkan seutas tali dari urat kerbau yang telah direndam minyak sampai bertahun2. “Kedua tangan Hong lng ditelikung' kebelakang dan `diikat dengan tali itu dan diikat lagi' pada Sebuah kursi.
   Setelah itu baru Lu Kong 'Cu membuka jalap darah Hong Ing tertutuk tadi.
   Hong Ing coba2 untuk meronta tetapi' tak dapat berkutik. Pada waktu ia hendak bicara, tiba2 masuklah dua orang lelaki memanggul seorang pemuda. Ketika memandang ke arah pemuda itu, kejut Hong Ing bukan kepalang.
   Cong Tik !.
   "Saudara Cong, eh, Cong toako !“ serunya,“mengapa engkau jatuh ke tangan orang itu ?“.
   Sesungguhnya saat itu wajah Cong Tik tampak pucat lesi. Demi melihat Nona Ing. ia terbeli- ak dan merahlah wajahnya. Ia merasa telah berbuat salah kepada Hong Ing.
   Tetapi mata Cong Tik yang tajam segera dapat melihat bahwa Hong Ing setitikpun tak memi kirkan lagi perbuatannya yang lalu itu. Maka legahlah hatinya dan ia berusaha untuk bersikap tenang.
   0, kiranya nona Hong Ing juga berada disini terima kasih" serunya.
   Lu Kong Cu tertawa dingin. "Hm, pelana.kulit beruang salju yang bertahta mutiara itu, salah satu diantara kalian berdua pasti tahu tempatnya. Yang satu bilang berada di kaki gunung 'Tay patsan. Yang satu mengatakan kalau 'sudah dirampas oleh Raja-binatang. Sebetulnya mana-yang benar. Mumpung kalian berdua ada disini, bilanglah sejujurnya?.
   Kini baru Hong Ing mengetahui bahwa Cong Tiklah yang lebih dulu ditangkap' Lu Kong Cu.
   Pemuda itupun menggunakan siasat untuk mengelabuhi Lu Kong Cu. Tetapi rupanya Lu Kong cu tak percaya keterangannya.
  Hong Ing menduga bahwa Cong Tik tiba di Lembah Kupu2 itu tentulah dalam perjalanan menuju ke guha Siau-yau-tong mencari dirinya.
   Diam2 Hong Ing menyesal karena telah menghilangkan tiga butir mutiara pada pelana itu. Cong Tik tentu hendak meminta .ketiga butir mutiara itu sehingga sampai menempuh perjalanan jauh ke Hun-lam.
   Bahkan akhirnya malah jatuh ketangan Lu Ko Cu. Kuatir kalau Lu Kong Cu akan menyiksa-Cong Tik. Hong Ing segera berseru : "Hai, orang she Lu, aku sudah bilang sejujurnya kepadamu tentang _tempat pelana bertahta mutiara itu. Memang hanya aku sendiri yang tahu tempatnya. Jangan engkau menyiksa dia lekas lepaskan !" .
   Mata Lu Kong Cu berkeliaran kian kemari. Rupanya ia masih bersangsi mendengar omongan Hong Ing itu.
   Tiba2 Cong' Tikpun membuka mulut. “Lu lo-cianpwe" serunya, “harap suka "merapat kedekatku, aku hendak membisikkan beberapa patah kata kepadamu “.
   Melihat Cong Tik bersikap begitu menghormat kepada Lu `Kong Cu, Hong Ing tak puas. Tetapi ia kuatir kalau Cong Tik akan 'memberitahu sungguh2 tentang tempat pelana bertahta mutiara itu kepada Lu Kong Cu'.
   Buru2 ia berkata : “Orang” she Lu, jangan dengarkan omongannya. Asal engkau lepaskan aku, tentu segera kuberikan bukti kepadamu." Lu KongiCu tertawa mengekeh. ”Hm, betapapun tak mungkin engkau mampu »olos dari tanganku !“ .
   Cret, ia tebarkan kipas. Keduapuluh satu batang kerangka kipas yang terbuat daripada baja murni yang tajam sekali, segera ditamparkan pelahan-lahan dua kali ke tali 'urat kerbau. Dan tali yang luar biasa kuatnya itupun segera berhamburan putus.
   ' “Ah . , ", Hong Ing menghembuskan napas legah. Segera ia merogoh kantong bajunya. Ketika menyentuh tiga butir mutiara yang masih tersimpan dalam baju, `ia bersangsi lagi.
   Sebenarnya agar Lu' Kong Cu percaya bahwa kedelapan butir mutiara pada pelana kulit bearuang" salju 'itu berada padanya, maka ia hendak mempertunj ukkan ketiga butir mutiara itu kepada 'Lu Kong Cu.
   Tetapi tiba2 saja ia teringat bahwa 'pada ketiga butir mutiara itu terdapal tiga huruf yang berbunyi Cek-bi-san. Jelas merupakan nama sebuah tempat. Apabila tempat itu diketahui Lu` Kong Cu tentu dia akan girang sekali. Apabila tempat itu menyimpan suatu kitab pusaka yang luar biasa ataupun suatu harta karun, bukankah Lu Kong Cu akan mendapat keuntungan besar.
   Itulah sebabnya mengapa Hong Ing tiba2 tampak ragu2. Setélah menimang beberapa saat a- khirnya ia memutuskan untuk mengeluarkan saja sebutir.
   Cepat ia mengambil sebutir dari mutiara itu dan berseru : "Orang She Lu, lihatlah ! Sebutir mutiara pada pelana beruang salju itu berada dalam tanganku ini. Apakah engkau masih tak percaya kalau pelana itu aku yang menanam di bawah kaki gunung Tay-pat-san ?'.
   Melihat mutiara itu, merahlah biji mata Lu Kong Cu. Cepat ia menyambar mutiara itu dari tangan Hbng Ing. Dan ketika melihat-tulisan “C e k' 'pada mutiara itu, girangnya bukan kepalang.
   "Bagus ! Sekarang juga kita berangkat ke Tay pat-san” serunya dengan serentak.
   Hong Ing merasa bahwa kepergiannya ke Tay-pat-san itu ibarat naik punggung harimau. Kalau turun, tentu akan dimakan. Kalau naik terus, tentu akan mengalami siksaan mental yang mengerikan.
   Akhirnya ia mêmutuskan, Lebih baik tetap naik saja. Mudah-mudahan akan terjadi suatu perobahan yang menguntungkan kepadanya.
   Ia berpaling memberi isyarat mata kepada Cong Tik.
   -Tampak Cong Tik gelisah sekali karena melihat Hong Ing telah menyerahkan sebutir mutiara kepada Lu Kong Cu. Tetapi dalam pada itu, sekarang iapun percaya pada perkataan Hong Ing bahwa pelana beruang salju itu telah disembunyikan dibawah kaki gunung Tay-pat-san. Balikan diaml2, ia girang juga.
   ”Lu cianpwe" serunya, “walaupun dalam tingkatan engkau lebih tinggi, tetapi apabila satu lawan satu, belum tentu engkau mampu mengalahkan aku. Bukankah begitu ?“.
   Walaupun ganas tetapi Lu Kong Cu itu juga licik. Tanpa malu2 ia mengiakan pernyataan Cong Tik.
   "Sekarang aku hendak bicara secara peribadi dengan nona Hong Ing. Harap engkau ke luar dulu“ kata Cong Tik pula.
   Sejak masuk ke dalam ruang guha, CongTik 'hanya dipegang oleh dua orang anak buah Lu Kong Cu. Habis berkata. sekali pemuda itu' gerakkan tangannya, maka kedua anak buah Lu Kong Cu itupun segera terlempar jatuh ke tanah.
   Melihat itu Hong Ing terkejut dan diam2 ia memuji kesaktian si pemuda. Tetapi dalam pada itu iapun heran mengapa Cong Tik begitu mudah dapat ditawan orang.
   "Ah, apakah dia sengaja memang menyerahkan dirinya ditangkap agar dapat berjumpa dengan aku? Diam2 hong ing membatin. Waktu itu Lu Kong cu sudah percaya penuh bahwa pelana bertabur mutiara benar2 memang disembunyikan oleh Hong Ing.
   Dia kuatir Cong tik akan main gila agar Hong ing jangan mengatakan tempat penyimpanan pelana beruang salju itu.
   "Ya biar mereka saja keluar tetapi aku tetap disini, kalau kalian mau bicara, lekas bicara .serunya, ia tak marah karena `kedua anak buahnya dilempar keluar.
   “ aku hendak bicara empat mata dengan nona Ing' harap Locianpwe suka keluar sebentar, Cong Tik tetap menolak bicara, Terpaksa Lu Kong Cu mengalah Segera saja, ia melangkah keluar setelah itu, barulah Cong Tik bicara empat mata dengan Hong Ing dan bicara dengan bisik2 : "Nona Ing ,bukankah mutiara yang engkau simpan itu berjumlah tiga butir ?.
   Hong Ing nrengangguk pula.
   `Seketika berobahlah Wajah Cong Tik serunya .bukankah ketiga-tiganya terdapat ukiran huruf ?.
   Hong Ing mengiakan. “Apakah bunyinya ?”.
   "Cek-bi-san”.
   Hong 'Ing percaya bahwa pemuda itu tentu berfihak kepadanya. Kalau tidak masakan dia rela ditawan. Pada hal jelas kalau mau, Cong Tik dapat melawan mereka. Maka ia memberi keterangan sejujurnya kepada Cong Tik.
   Diluar dugaan, setelah mendengar keterangan Hong Ing, tanpa mengucap apa2 'lagi, Cong Tik terus loncat ke mulut gua dan melesat 'keluar.
   ' Hong Ing termangu~mangu heran. Benar2 ia tak mengerti sikap pemuda itu. Dan diam2 iapun heran mengapa Cong Tik berbuat begitu kepadanya. Yang ditanyakan hanya soal huruf pada mutirara. Sepatahpun tak menanyakan tentang dirinya.
   Dalam pada itu begitu berada di luar gua, Cong Tik ,segera berkata dengan bisik2 kepada Lu Kong Cu : "Lu cianpwe, ah, memang Lembah kupu2 'ini akan mengalami masa kejayaan. Waktu kutanya' kepada nona itu dia mengatakan bahwa apabila 'ada aku ikut mendengar, dia tentu tak mau melepaskan dia.
   Maka dia tetap tak mau bilang,, Berhenti. sejenak, Cong Tik melanjutkan pula: "Tetapi ah, pada saat menghadapi bahaya, setiap orang tentu akan memikirkan keselamatannya, sendiri. Silahkan engkau membawanya ke


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>