Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf
Diatas Sajadah Cinta - Habiburrahman El Shirazy Animorphs 24 - Perang Melawan Helmacron Animorphs - 23 Mengungkap Rahasia Tobias Trio Detektif 16 - Misteri Singa Gugup Mahesa Kelud 6 - Noda Iblis
Karena takutnya, tanpa banyak pikir lagi Lu Kong Cu terus buang tubuh bergelundungan di ta nah.
Ciok Liu Seng disanjung sebagai Batu-meluncur oleh kaum persilatan karena berkat ilmu kepandaiannya melontarkan pikulan batu yang sangat istimewa.
Mungkin dia seorang yang memiliki kepandaian seperti itu. Betapa tidak ! Dua batu besar yang beratnya tak kurang dari tiga ratus kati dilontarkan ke udara dan batu itu dapat berputar2 lalu meluncur mengejar musuh.
sedemikian luas orang persilatan mengenal nama Ciok Liu Seng si Batu-komet yang melunçur itu sehingga namanya yang aseli sampai dilupakan orang.
Kepandaian dan kekuatan berputar2 memikul batu lalu melontarkannya keudara itu memang kepandaian istimewa yang telah dilatih selama belasan tahun.
Dia menamakannya jurus Matahari rembulan terbang serempak.
Sebenarnya ia' menyiksa diri sampai belasan tahun berlatih ilmu itu adalah untuk melakukan pembalasan. Tétapi sayang, orang itu sudah mati.
Ketika melihat Lu Kong Cu melarikan diri, Ciok Liu Seng mengira kalau yang dikempit Lu Kong Cu itu tentu pelana bertabur mutiara.
Maka tanpa banyak pikir lagi, ia terus mengeluarkan ilmu kepandaiannya yang istimewa. Hasilnya benar2 bukan buatan !.
Banyak sekali jago2 silat yang memiliki pukulan keras dan tenaga yang keras. Tetapi kekerasan macam yang dimiliki Ciok Liu Seng, memang tak ada keduanya.
Walaupun Lu Kong Cu cepat2 mengetahui gelagat' yang berbahaya dan terus buang diri bergelunduñgan di tanah tetapi ternyata Ciok Liu Seng mempunyai perhitungan yang tepat dalam menggerakkan kedua batu besar itu.
Begitu Lu Kong Cu menggelundung' ke tanah, batupun karena digerakkan dengan tenaga-dalam 'oleh `Ciok Liu Seng, terus kontan 'meluncur ke bawah' menimpah Lu Kong Cu.
Untung Lu Kong Cu dapat mempercepat gerak tubuhnya. Sekalipun demikian angin keras dari, peluncuran batu itu, perbawanya dapat menghentikan napas orang.
Melihat gelagat yang membahayakan jiwanya terpaksa ia kendorkan kempitannya pada tubuh Hong Ing. Ia susupkan jari' tangannya ketanah untuk mempertahankan tubuhnya agar jangan terlempar oleh angin dahsyat.
Dia memang berhasil mempertahankan diri tetapi pakaiannya compang camping dicabik angin. Bahkan selimut yang membungkus tubuh Hong Ingpun terlanda angin dan membumbung sampai beberapa meter.
Untung karena membentur gerumbol pohon, selimut itupun berhenti.
Karena jalan darahnya tetutuk, Hong Ing tak'dapat berbuat apa2. Ia rasakan dirinya seperti melayang-layang diudara lalu membentur benda keras dan jatuh ke tanah.
Bum, bum .
Kedua batu itu mênghantam sebatang pohon yang bes arnya sepemeluk tangan orang, Pohon bergoncang-gon cang keras hendak 'rubuh.
Menyaksikan adegan yang sedemikian dahsyat Lu Kong Cu leletkan lidah, Tetapi tiba2 Ciok Liu Seng loncat menyerangnya lagi.
Seketika Lu Kong Cu melihat sepercik sinar warna kuning pelangi yang menyilaukan.
Memang Lu Kong Cu tak tahu bahwa kétika berada di rumah keluarga Tan, Ciok Liu Seng berhasil merampas pedang Thian-liong-kiam dari Hong Ing.
Melihat sinar kuning pelangi melandanya, ia mengira Ciok Liu Seng tentu menyerang dengan pedang. Setitikpun ia tak menyangka kalau Ciok Liu seng menggunakan pedang pusaka Thian-liong-kiam.
Cret, Lu Kong Cupun tebarkan kipas baja dikebutkan ketanah, dengan meminjam tenaga kebutan itu, tubuhnya melambummg keudara lalu dengan jurus Tay-seng-san-san atau raja-monyet-menampar-gunung, ia menyongsong pedang lawan.
Jika Lu Kong Cu dari bawah menyongsong keatas, adalah Ciok Liu Seng menabas dari atas ke bawah. Tring, serentak berterbanganlah kutung2 kerangka baja ke udara.
Pedang Thian-Iiong-kiam memang sebuah pusaka yang luar biasa tajamnya. Pedang itu dapat memapas kutung kerangka kipas baja yang berjumlah lebih dari duapuluh batang.
Rupanya Ciok Liu Seng masih belum puas 'kalau tidak dapat merontokkan nyali Lu Kong Cu. Setelah memapas kutung kerangka kipas, ia masih membelah lagi kipas itu sehinga tidak berujut sebuah kipas.
Saat itu baru`Lu Kong Cu menyadari bahwa pedang yang berada ditangan' si pendek' gemuk Ciok Liu Seng itu ,bukan pedang sembarangan tetapi pedang pusaka Thian-liong-kiam yang termasyhur.
Namun sudah terlambat. Saat itu ia sudah kehilangan kipas baja dan akan kehilangan jiwa. Akhirnya ia nekad juga. la meremas hancur tali urat kerbau yang mengikat kerangka baja kipas itu.
menggenggam sisa kutungan kerangka kipas, seremtak ia gunakan ilmu menabur Boanthian-seng-tou atau Langit-penuh-bertabur-bintang.
_Seketika suatu gelombang' sinar bergemerlapan dalam kecepatan yang amat kencang dan desis angin yang tajam, mêncurah kearah Ciok Liu Seng.
Ilmu lontaran Boan-'thian-seng-tou yang dimainkan Lu Kong Cu itu memang luar biasa. Bermula kutung2 kerangka baja itu merupakan seikat sapu lidi baja, yang melayang ke udara. Kemudian tiba2 ikat lidi baja itu pecah dan berhamburan mencurah keempat penjuru .
Terjadi beberapa benturan antara sebatang kutung lidi baja dengan lain' lidi baja. Benturan itu menimbulkan dering suara yang nyaring dan kedua lidi baja itupun terus têrpencar melayang kelain arah.
Jika masih nemanggul pikulan dengan kedua batu besar sudah tentu' Ciu Liu Seng tak gentar' menghadapi hujan 'senjata rahasia semacam itu.
Dengan kedua batu besar, ia mampu menyapu lontaran senjata rahasia yang bagaimana berbahayanyapun.
Apalagi hanya kutung2 kerangka kipas, Tetapi karena pikulan dan kedua batu itu sudah terlanjur dilontarkan ke udara, Ciok Liu Seng agak gentar.
Apalagi ia kuatir kerangka kipas baja itu mengandung racun maka Ciok Liu Seng segera memutar pedang Thian-liong-kiam untuk melindungi tubuhnya.
Taburan kutung kerangka kipas itupun berdenting-denting tersapu ke empat penjuru oleh pe~ dang.
Hanya beberapa kejab mata, Ciok Liu Seng berjuang untuk melindungi tubuhnya dari hujan ku tung kerangka kipas itu, atau ketika memandang kemuka lagi, ternyata Lu Kong Cu sudah lari sampai satu li jauhnya.
Cepat Ciok Liu Seng loncat keatas pohon. Tampak jauh di sebelah muka, hanya. sebuah titik hitam yang meluncur pesat di sepanjang jalan.
Menyadari bahwa sukar untuk mengejar ketua partai Naga itu akhirnya. Ciok Liu Seng terpaksa melayang turun dari pohon lagi dan mencari Hong Ing.
Angin puyuh yang ditimbulkan dari jurus 'Jit Wat-ki-hui, tadi, ternyata dapat melempar' tubuh Hong Ing sampai jauh kedalam semak pohon.
Pada saat itu, tanpa sengaja. siku lengan Hong Ing telah membentur sebatang pohon dan terbukalah jalan darahnya yang tertutuk itu.
Saat itu Hong Ing menyadari bahwa daya khasiat pil Jit-hoan-leng-tan pemberian paderi yang menjadi suhu dari pemuda Su Ciau tak mungkin dapat menahan jiwanya sampai empat puluh sembilan hari lagi. Ia merasa hanya dapat bertahan tiga hari lamanya.
Sebenarnya Hong Ing sudah melepaskan harapannya hidup. Tetapi ketika melihat Lu Kong Cu diserang Ciok Liu Seng dan kedua orang kate dikepung anakbuah Lembah Kupu2.
seketika timbul pula semangat hidupnya.
Setelah jalan darahnya terbentur pohon dan terbuka, ia dapat bergerak. Maka ia segera menyu sup ke dalam semak. Di sebelah muka tampak sebuah telaga.
Ia tahu bahwa tak mungkin 'ia dapat melarikan diri maka lebih baik ia menyembun yikan diri saja.
Seketika timbul rencananya, Dengan pelahan-lahan ia merangkak ke arah telaga lalu membenam diri kedalam telaga itu. Sebelumnya ia memetik sebatang buluh ilalang, dikulumu dalam mulut. untuk pernapasan.
Lebih kurang tiga empat jam ia membenam dalam telaga, dilihatnya langit sudah mulai petang. Maka barulah ia berani menongol ke permukaan air.
Keliling empat penjuru kecuali hanya suara burung yang beterbangan pulang ke sarang tiada lain suara apa2 lagi. Sunyi senyap.
Hong ing menghela napas longgar, Ia kira kira sudah selamat dari kejaran Ciok Liu Seng. Pelahan lahan iapun merangkak ke daratan.
Dengan pakaian basah kuyup, ia menyusup lagi ke dalam semak. Keluar dari semak pohon dilihatnya bintang2 bersinar remang di langit. Pohon besar tadi rupanya telah patah terhantam kedua batu dari Ciok Liu Seng.
Sedang disisi pohon, terkapar sesosok mayat. Sebenarnya Hong Ing tak mau .mengacuhkan orang itu. la duga tentulah salah seorang anak buah Lembah Kupu2. Tadi dengan mata kepala sendiri ia menyaksikan betapa kedua orang kate Lo 'Thian dan Lo Te telah mengamuk begitu rupa.
Setiap mereka! menerjang, tentu ada seorang atau beberapa' orang anak buah Lembah Kupu2 yang mati.
Tetapi entah bagaimana, baru beberapa langkah ia berjalan, ada sesuatu yang timbul dalam hatinya, Siapakah mayat itu.? .
Cepat ia berpaling dan melihat di samping mayat itu memancar suatu sinar Kemilau.
Hola ! hampir Hong Ing ,bersorak dalam hati. Ya, jelaslah. Sinar 'kuning kemilau itu tak lain adalah pedang pusaka Thian liong-kiam.
"Adakah Ciok Liu Seng melempar pedang pusaka itu ?" tanyanya dalam hati. Ah, kalau begitu memang besar sekali rejekinya.
Pedang yang telah
↧
Pendekar Banci - 30
↧