Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf
Diatas Sajadah Cinta - Habiburrahman El Shirazy Animorphs 24 - Perang Melawan Helmacron Animorphs - 23 Mengungkap Rahasia Tobias Trio Detektif 16 - Misteri Singa Gugup Mahesa Kelud 6 - Noda Iblis
Cong Tik tak menyangka bahwa kuda kurus yang tak sedap dipandang mata itu ternyata dapat lari sepcsat angin. Dalam waktu yang singkat sudah keluar dari daerah gunung Hong-san dan tiba dikota ceng-yang dan berhenti untuk beristirahat.
  Pertama kali melakukan kejahatan, membuat hati pemuda itu berdebar-debar. Dia melakukan perjalanan dengan tergopoh-gopoh.
  Ketika malam itu menginap didalam sebuah hotel. Cong Tik memeriksa pelana kuda dari kulit beruang putih itu. Tetapi kecuali hanya mutiara yang menabur di atas peluru, tak ada ha!2 lain yang menarik perhatiannya. Dia kecewa namun ia tetap menyimpanya baik2. Keesokan harinya iapun melanjutkan perjalanan pula.
  Tiba2 disebelah muka tampak seorang gadis "Hah !" hampir ia menjerit dalam hati .ketika melihat bayangan gadis itu tak lain seperti gadis yang terluka 'di puncak gunung Hong-san tadi malam atau gadis pemilik kuda, pedang dan pelana yang dirampasnya itu.
  Tetapi gadis itu jelas menderita luka parah,mengapa sekarang sudah sembuh dan tampak segar bugar.
  Perjalanan turun dari gunung Hong-san ke'Kota Ceng-yang, memerlukan waktu yang cukup lama. Andaikata tiada naik kuda kurus tentu malam itu ia tak dapat menginap dj hotel.
  Tetapi mengapa gadis itu pagi2 sudah tiba disitu ? Adakah dia dapat lari lebih kuat dari kudu kurus itu '?.
  Diam2 Cong tik mengeluh. Jangan2 gadis ini hanya pura2 saja untuk mencoba dirinya. Jika 'benar demikian. celaka, ia harus' berurusan dengan seorang gadis yang sakti.
  Kebingungan Cong Tik itu memang beralasan. Gadis yang terluka dipuncak gunung Hongsan. memang seperti 'pinang dibelah dua dengan gadis yang terlihat-di sebelah muka. Hanya bedanya gadis disebelah muka agak lebih tinggi.
  Tapi perbedaan itupun sukar dilihat apabila kedua gadis itu tak berdiri berjajar.
  memang seorangpun tak menyangka bahwa sesungguhnya gadis yang terluka dipuncak gunung Hong~san itu adalah Cin Hong Ing, mempelai perempuan dari Tan Su Ciau yang melarikan diri dari rumah keluarga Tan Sedang gadis yang berada di jalan itu adalah Ui Hong Ing, gadis yang minggat dari guha Siau-yau-long di gunung Ke-liok-san.
  Memang paras muka kedua orang itu mirip sekali, seolah sebagai saudara kembar. Pada hal keduanya berasal dari tempat yang berlainan, berbeda pula suhu mereka.
  Cin Hong Ing' yang terluka adalah murid dan Hunli Li Sam Kho. Sedang Ui hong Ing itu murid dari Siau Yau cinjin. keduanyapun tak kenal mengenal.
  Karena sudah kepergok. Cong Tik tak dapat menghindar lagi. Dengan cepat ia mencongklangkan kuda kurus mendahului Hong Ing. Setelah Jauh, ia berpaling kebelakang.
  memang mirip sekali dengan gadis yang terluka di gunung Hong-san semalam Pikirnya.
  Saat itu Ui Hong lng hanya memikirkan perjalanannya, tak menghiraukan tentang gerak gerik pemuda yang naik kuda kurus itu.
  Cong Tik heran. Mengapa nona itu diam saja melihatnya ? Ah, apakah mungkin nona itu memang masih terluka ?' Hm, baiklah ia akan menyelidikinya.
  Cong Tik hentikan kuda. Tampak nona itu tetap ayunkan langkah menghampiri.
  "Ah tiba2 timbul suatu pikiran dalam hati Cong Tik. 'anak gadis memang berhati lemah. Kalau dengan bujuk rayu kata2 manis ia meminta maaf. tentulah nona itu mau memaafkan kesalahannya kemarin malam.
  Cong Tik memang seorang pemuda yang licik dan licin. Dalam melakukan sesuatu, ia tak menghiraukan cara.Parasnya memang tampan tetapi sifatnya buruk, temaha dan licik.
  Malam itu dia tiba disebuah kota. Demikian'juga dengan Ui Hong Ing. Dilihatnya nona itu bermalam dalam sebuah rumah penginapan. Buru2 ia menyelidiki keterangan pada jongos.
  Setelah mendapat keterangan tentang nama gadis itu. dia buru2 kembali kedalam kamarnya sendiri. Semalaman ia tak bisa tidur pulas karena takut kalau Hian-li Lim Sam Kho datang untuk menghajarnya.
  Keesokan harinya ia mendapat keterangan bahwa UI Hong Ing sudah berangkat melanjutkan perjalanan lagi. Segera iapun mcongklangkan kudanya menyusul.
  Semalam ia sudah merencanakan suatu siasat terhadap nona itu. la mendahului mengambil ja- lan singkat dan lalu menggeletak di' tepi' jalan dan pura2 mati.
  Ui Hong Ing memang terpikat untuk menolongnya. Tetapi sudah ,tentu nona itu tak mengenalnya. Dia kasihan terhadap pemuda itu.
  sudah tentu Cong Tik makin heran dan bingung. Apakan aku salah lihat ? Pikirnya.
  Tetapi karena terlanjur sudah basah. Cong Tik memutuskan untuk mandi sekali. Karena terlanjur sudah basah, ia akan melanjutkan siasatnya untuk mengelabuhi Hong lng dan dirinya Ciu Hong Ing itu.
  la tetap pura2 seperti orang yang tengah meregang jiwa mau mati dan kemudian hendak minta tolong kepada nona itu mengantarkan ketiga benda atau pedang dan pelana bertabur mutiara, ke gunung 'Tay- pat-san.
  ternyata siasatnya itu berhasil. Hong Ing dapat dikelabuhi. Nona itu mau menolongnya untuk membawakan ketiga benda itu ke gunung tay-pat-san.
  Demikian asal mula Hong ing menunggang kuda kurus, membekal pedang pusaka dan naik kuda kurus Pemburu-angin menuju ke gunung Tay-pat-san dan dalam perjalanan itu banyak mengalami gangguan2 dari beberapa tokoh aliran persilatan.
  Sedangkan Cong Tik setelah melihat Hong Ing sudah jauh, iapun segera melenting bangun. Lalu tertawa gelak2 karena siasatnya berhasil.
  la akan mengikuti perjalanan nona itu dan tiba pada saatnya. ia akan merampas kembali barang2 yang dititipkan Hong lng itu.
  Demikian dengan diam2 ia mengikuti perjalanan' Hong Ing. Nona itu térnyata menuiu keutara dan benar2 ke gunung Tay pat-san.
  Tetapi dalam pada itu, ia mulai curiga bahwa Ui hong Ing ,itu bukan Cin Hong Ing nona yang teruka dipuncak gunung hong-san. Dia berusaha hendak merebut kemhall barang titipan itu. Tetapi ternyata kaum persilatan aliran hitam sudah mendengar tentang pusaka keluarga Tan yang dibawa lari mempelai perempuan.
  ltulah sebabnya mereka herbondong-bondong mencegat perjalanan Ui Hong lng.
  Memang Cong Tik yang terus menerus mengikuti secara diam2 tahu juga akan peristiwa pencegatan itu, tetapi ia tak turun tangan. la tetap menyembunyikan diri.
  Baru setelah Hong Ing memasuki daerah gunung Tay-pat-san. Cong Tik lalu muncul dan dengan mulut manis dan siasat yang licin berhasil ia dapatkan kembali pelana yang bertabur mutiara itu dari tangan Ui Hong Ing lagi.
  Setelah dapat,ia terus menggunakan siasat untuk menipu Hong Ing. Kêtika Hong lng berpaling ke belakang. Cong Tik terus loncat kebelakang melarikan diri.
  Dengan membawa pelana itu segera ia menuju ke Ciat kang dan beristirahat di kota itu.
  Saat itu ia tahu bahwa kaum persilatun gempar karena berita pelana kuda bertabur mutiara. Dan mereka berbondong-bondong hendak merebutnya.
  Bahkan Nenek-cendrawasih-tutul tokoh wanita dari pulau Ki-lo-to di Laut 'Timur yang termasyhur sakti juga ikut-ikutan hendak merebut pelana mutiaa itu.
  Makin keras dugaan Cong Tik bahwa pelana dari kulit beruang salju yang bertabur mutiara itu tentu sebuah pusaka yang tak ternilai harganya.
  Setelah malam tiba dan suasana hotel sunyi senyap, barulah ia mengambil lampu dan mulai memeriksa pelana itu. Tetapi secepat itu ia segêra mengetahui bahwa mutiara yang bertabur pada pelana itu ternyata kurang tiga butir.
  Makin keras keinginannya untuk menyingkap rahasia yang menyelimuti pelana itu. Segera ia mencongkel sebutir mutiara dan memeriksanya. Ah ! ternyata di belakang mutiara itu terdapat ukiran huruf 'goo' atau mulut.
  Cong Tik girang sekali. Segera in mencongkel semua mutiara yang menghias pelana itu.Jumlahnya lebih dari duapuluh butir. Ternyata setiap mutiara belakangnya diukir dengan sebuah huruf.
 Â
↧
Pendekar Banci - 34
↧