Pendekar Banci - 49

Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf

Naga Bhumi Mataram - El Pramono Arief Sujana - Sang Fajar Bersinar Di Bumi Singasari Arief Sudjana - Kabut di Bumi Singosari Arief Sudjana - Tapak Tapak Jejak Gajah Mada Arief Sudjana - Kisah Dua Naga Di Pasundan

.dari orang biasa Apalagi perangai mereka memang aneh, tak 'pernah menghabiskan dendam terhadap orang selama dendam itu belum dapat dibalas..™
   Oleh karena itu maka orang persilatan pun jarang yang mau cari perkara dengan mereka..™
   Ketika melihat katak manusia menggigit mati Ciok -Liu-sing, kedua orang kate itupun lari terbirit2 meninggalkan goloknya. Bahwa golok Lo Te terpapas kutung oleh Cong Tik, sudah tentu kedua orang kate itu takkan mau melupakan dendam itu.™
   Saat itu mereka mengeluarkan ilmu golok mereka yang disebut ilmu golok langit -bumi..™
   Dua buah lingkaran sinar golok berhamburan di atas dan bertebaran di bawah. Ilmu golok itu penuh dengan gerak perobahan yang tak kunjung habis dan sukar diduga..™
   Walaupun pedang kecil yang digenggam dalam telapak tangan Cong Tik itu sebuah pusaka yang luar biasa tajamnya, tetapi karena panjangnya hanya sejari dan tak tahu bagaimana cara menggunakannya, Lo 'thian tak dapat ditipunya lagi seperti tadi..™
   Dengan begitu percuma saja Cong Tik menggenggam pedang kecil itu. .la seperti dengan tangan kosong menghadapi serangan golok kedua orang kate itu..™
   Ketiga orang itu bertempur dengan cepat lawan cepat. Dalam beberapa kejab saja sudah berlangsung sampai tiga empatpuluh jurus. Berkat ilmu Gwat-sim ciang yang baru saja dipelajarinya..™
   Cong Tik mampu bertahan dan' tak kurang suatu apa. Kalau tidak begitu. sedang. nenek Cenderawasih-tutul yang begitu lihay saja tetapi tak dapat mengalahkan kedua orang kate tersebut..™
   bagaimana ia mungkin dapat menghadapi mereka ? Tentu sejak tadi ia sudah kalah..™
   Selekas empatpuluh jurus lewat, keadaan Cong Tik makin payah. Lo Thian dan Lo Te serempak melancarkan serangan lagi..™
   Lo 'thian menebas dari atas kebawah dan Lo Te dari bawah ke atas. Walaupun golok mereka hanya golok biasa tetapi karena dimainkan dalam jurus yang begitu hebat..™
   Cong Tikpun tak dapat berdaya. sekujur tubuhnya seperti dilingkupi oleh sinar golok. Dalam beberapa kejab lagi, dia tentu kalah..™
   Tiba2 dari samping batu besar terdengar suara orang membentak keras : “Ho. manusia2 yang tak tahu malu ! Sudah bertahun-tahun mengangkat nama tetapi mengapa harus main keroyok terhadap seorang bocah yang tak ternama !“.™
   Menyusul terdengar aum dua buah batu yang melayang kearah golok. Tring, tring, bunga api berhamburan dan serangan golok kedua' orang kate itupun tertahan..™
  Cong Tik cepat menggunakan kesempatan itu untuk loncat ke samping. Ketika memandang kemuka, ternyata pendatang yang muncul itu adalah Nenek-cenderawasih-tutul Poan Hong-ba..™
   Sambil menuding dengan ujung tongkat, nenek itu mendamprat kedua orang kate : “Hai. ka- lian bangsat kate, bermula kalian melukai seorang anak perempuan, sekarang mengeroyok seorang budak laki. Duma persilatan tak sudi menerima bebodoran macam kalian itu !".™
   Setelah tahu siapa yang datang. marahlah kedua orang kate itu, serunya ; ”Pengemis perempuan. kami berdua saudara akan meratakan sarangmu pulau Lo-to dengan bumi. Sebulan lagi. kita bertemu di pulau Lo-to untuk mengadu jiwa. Bagaimana, berani atau tidak ?".™
   Mengapa harus tunggu satu bulan lagi' ?” seru nenek itu, “sekarang saja kita mengadu 'Jiwa !".™
   “Sekarang kami tak mempunyai waktu". Sahut L0 Thian. "apa engkau hendak merintangi ?".™
   Nenek itu tertawa aneh: "Tunggu kalian mempunyai waktu, akulah yang tak punya waktu. .™
  Dari pada menunggu, lebih baik sekarang saja, mari !".™
   Bum, ia gentakknn tongkatnya ke tanah dan tubuhnya terus melambung ke udara. Laksana seekor burung garuda, ia melayang ke arah kedua orang kate itu..™
  Karena orangnya loncat diudara dengan gerakan tongkatnyapun mendera-deru dahsyat dan lekas tiba di tanah..™
   tubuhnya mengendap dan' terus melancarkan jurus Peng-te hong-boh atau Gelombang-angin-ditanah-datar menyerang kaki Lo Te sudah tentu kedua ,orang kate itu marah sekali..™
   Mereka serempak bersuit aneh. Lo .Te . loncat ke udara menghindar tongkat si nenek. Sedang Lo Thianpun sudah meluncur turun dan membabat nenek itu. ..™
   Tetapi nenek cenderawasih-tutul itu bukan seorang tokoh sembarangan. Sudah tentu tak begitu mudah ia dibacok..™
   Tiba2 dia mengangkat tubuhnya berdiri tegak seraya menarik pulang seranganñya dan` berganti' dengan jurus Tiada-angin-berguling-tiga-langkah. Merupakan jurus yang paling keras dan paling lunak dari ilmu tongkat Keng-thau-ciang yang diandalkan..™
   Angin sambaran tongkatnya menimbulkan. Gelombang cuaca besar dan deru suara macam ombak bergelombang..™
   Lo Thian dan Lo Te terkejut. Dian gentar juga hati mereka dan terpaksa harus mundur beberapa langkah baru dapat menyerang lagi..™
   Nenek-cendrrawasih tutul ,tertawa mengekeh. serunya : “Karena kalian berani berkelahi dengan ' aku. maka pertempuran ini harus Sampai selesai. Jangan melarikan diri ! '.™
   Ubun2 kedua orang kate itu sampai mengeluarkan uap karena marahnya. Mereka hendak mencincang nenek itu tetapi tongkat nenek itu melebihi hujan deras rapatnya..™
   Terpaksa kedua orang kate itupun hanya bertahan. '.™
   Apabila ketiga tokoh itu saling bertempur mati2an adalah Cong Tik yang menarik keuntungan..™
   Sebenarnya ketiga tokoh itu hendak mengorek keterangan tentang rahasia pelana kuda dari mulut Cong Tik. Tetapi karena mereka bertempur sendiri tanpa ada yang kalah atau menang. terpaksa merekapun membiarkan pemuda itu ngacir..™
   Barangsiapa mengandung pikiran untuk melarikan diri dari pertempuran itu. dia tentu akan menderita bahaya dari lawan..™
   Setelah lebih dari sepuluh tombak berlari', Cong Tik berpaling ke belakang, Dilihatnya ketiga orang itu 'masih bertempur hebat..™
   Memperhitungkan bahwa mereka tentu tak sempat mengejarnya maka ia segera mengeluarkan cuwilan kertas yang disimpan dalam .bajunya.™
   Dilihatnya dalam çetiap cuwilan kertas itu terdapat beberapa huruf yang tak urut, berbunyi :.™
   " . . timur . . pulau”. “timbul perobahan dalam hati . . . "Cepat pergi !.. pedang.. “Mempelajari”.™
   _ .Cong Tik yakin' apabila cuwilan! kertas itu dapat dijajar lengkap, tentu dapat diketahui semua isinya dan dapat diketahui pula apa yang terjadi pada masa itu..™
   la mengutuk kedua orang kate dan Hong Ing, Karena ditiup berhamburan oleh kedua orang kate itu, maka cuwilan kertas itu tak mungkin dapat dikumpulkan lagi..™
   Karena dalam cuwilan kertas itu tertera huruf 'pedang' dapat dipastikan pedang kecil itupun tentu termasuk benda dalam lubang guha itu..™
   Ah....hanya karena pedang kecil itu saja mengapa kedua kerangka manusia itu sampai bertempur mengadu . jiwa. .™
   Terdapatnya tulisan 'pindah pergi' pada cuwilan kertas itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang telah dipindah atau mungkin orang itu sudah menyembunyikan diri kelain tempat. Tetapi kemana ?'.™
   Tulisan 'timur . . pulau' itu, apakah maksudnya ? Teringat akan sesuatu, tiba2 ia tersentak kaget. Bukankah nenek Cendrawasih-tutul itu berdiam dipulau Lo-to laut Tang-hay atau laut timur?.™
   Dia sudah berpuluh tahun tinggal di pulau itu tetapi mengapa mendadak muncul dan ikutan merebut pelana mutiara itu ?.™
   Adakah rahasia pelana itu mempunyai hubungan dengan pulau Lo-to di laut Tang-hay ?'.™
   Tetapi' apabila benar dikatakan 'bahwa' benda pusaka itu sudah dipindah kepulan Lo-to, jelas tak mungkin,.™
   Karena gunung Cek-bi-san terpisah ribuan-'li.dari pulau itu. Sedang kerangka kedua orang itu masih tetap berada di. Cek-bi-sah..™
   Bebêrapa saat kemudian ia mendengar gemerincing suara benturan senjata yang dahsyat dari gelanggang pertempuran..™
   Jêlasketiga tokoh itu sedang bertempur makin seru. Jika demikian apabila 'ia melanjutkan penyelidikan di gunung Cek-bisan, kiranya tentu tidak berbahaya..™
   Buru2 ia kembali ketempat kedua kerangka manusia tadi. Setelah membolak-balikkan kerangka dan' memeriksa beberapa saat, akhirnya ia menemukan sebuah kantung dari kulit kerbau..™
   Dengan berdebar iapun membukanya . . .