Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Misteri Empat Jam Yang Hilang - 10

$
0
0

Cerita klasik | Misteri Empat Jam Yang Hilang | by L. Ron Hubbard | Misteri Empat Jam Yang Hilang | Cersil Sakti | Misteri Empat Jam Yang Hilang pdf

Lelaki Kabut dan Boneka - Helvy Tiana Rosa Bukan di Negeri Dongeng - Helvy Tiana Rosa Hingga Batu Bicara - Helvy Tiana Rosa Sebab Aku Ingin - Helvy Tiana Rosa Ketika Cinta Berbuah Surga - Habiburrahman El-Shirazy

ngat gelap, hanya dinding yang ia temukan. Ia meraba-raba ke atas, tetapi anak tangga itu telah hilang. Ia meraba-raba ke bawah, dan suara tersebut, kini lebih jelas lagi, memanggilnya, "Jim, Jim Lowry!"
    Selangkah demi selangkah, terkadang satu inci, terkadang satu yar, kadang condong ke kanan, merata, lalu condong ke kiri, tetapi arahnya selalu kebali-
    61
    kan dari waktu pertama kali muncul. Kabut muncul kembali, kali ini berwarna putih, asapnya mengitari dirinya. Ada sesuatu yang memenuhinya yang menyerang tenggorokannya. Tetapi hal itu jugalah yang membuat langkahnya lebih berani dan tegak. "Jim, Jim Lowry!"
    Kali ini suara itu lebih dekat. Terdengar hampa, seolah-olah tawa penduduk seluruh kota masuk ke dalam kotak gaung. Suara itu tidak semenarik suara pengumuman di stasiun kereta api yang meminta penumpang naik kereta pukul 5.15 tepat.
    "Jim! Jim Lowry!"
    Panggilan untuk saudara Jim Lowry. Panggilan untuk saudara Jim Lowry.
    Kabut putih menipis pada waktu ia menuruni anak tangga dan kini ia dapat melihat tangga. Tangga tersebut berubah, kini lebih bersih dan kering serta terbuat dari marmer licin. Di pinggirnya terdapat pagar berukir yang jika dibandingkan dengan batu, lebih halus. Tampaknya tempat ini sedikit berangin, tepat di bawahnya terdapat sebuah ruangan besar yang dapat dipenuhi sekitar lima puluh tamu. Tapi ia malas mendekati para tamu. Seorang Denmark bertubuh besar menunduk di depannya dan hampir saja mendorongnya jatuh. Dan seolah-olah membuat kesalahan, ia mendengus lalu berjalan. Lowry terus menuruni tangga.
    "Jim. Jim Lowry!"
    62
    Ia berada di anak tangga terbawah dan sesuatu terjadi pada para tamu di ruang besar tersebut. Di sebelah kanannya tergantung permadani berwarna putih dan emas yang menggambarkan pertarungan, di sebelah kirinya berbaris tombak dan di atasnya tergantung pedang berlapis serta perisai dengan gambar tiga ekor singa.
    Seseorang menepuk bahunya dan Jim melompat membalikkan badan dan berhadapan dengan seorang ksatria tinggi berpakaian lengkap. Ia tampak lebih jangkung karena memakai helm tertutup berwarna putih.
    "James Lowry?
    "Ya?"
    "Anda yakin bernama Jim Lowry?" "Ya."
    "Lalu mengapa menjawab ketika dipanggil James? Ah, sudahlah! Kita tidak akan bertengkar soal ini. Anda tahu saya?"
    "Maaf, tampaknya saya tidak mengenali Anda. Helm Anda tertutup dan seluruh tubuh Anda terbungkus besi - "
    "Wah, wah! Jangan mengalihkan pembicaraan pada helm, ya? Kita sama-sama berkelakuan baik dan tidak memiliki alasan untuk bertengkar, bukan?
    63
    Terutama mengenai hal sekecil penutup helm. Anda pikir Anda sedang bermimpi, ya?
    "Tentu tidak. Tepatnya aku tidak ..."
    "Itulah. Anda tidak bermimpi. Lihat, aku akan mencubit Anda!" Dan ia pun mencubitnya, lalu menganggukkan kepalanya dengan bijak waktu Lowry mengelakkan badannya. "Anda tidak bermimpi dan ini sungguh-sungguh nyata. Bila Anda belum mempercayainya, lihatlah akibat jari-jari besi ini."
    Lowry memandangi punggung tangannya yang ternyata terluka dan mengeluarkan darah.
    "Mengenai masalah topi," ujar sang ksatria. "Anda sungguh-sungguh ingin menemukannya? "
    "Tentu saja."
    "Harganya h anya beberapa dolar, tahu tidak. Dan percayalah padak u lelaki tua, berapalah jumlah sekian dibandingkan nilai nyawa Anda?"
    "Apa hubungan hid upku dengan sebuah topi?"
    "Begini sajalah, teman, tidakkah Anda dengar ibu tua itu berka ta bahwa jikalau Anda menemukan topi maka Anda a kan menemukan empat jam tersebut, dan apabila And a menemukan empat jam tersebut Anda akan kehilang an hidupmu? Ayolah bersikap bijaksana. Mari kita perik sa dengan kepala dingin. Sebuah topi mungkin berharg a sepuluh dolar. Selama sisa tiga puluh tahun hidupmu, mungkin Anda dapat menghasilkan seratus lima puluh r ibu dolar, katakanlah, dalam empat ribu lima ratus
    64
    dolar per tahun. Apakah Anda mau menukarkannya dengan lembaran sepuluh dolar?" "Tentu tidak."
    "Nah, aku senang kau memahami maksudku. Sekarang mari kita coba lebih memahami masalah ini. Anda orang cerdas. Anda telah kehilangan empat jam. Dalam tiga puluh lima tahun yang mungkin akan Anda jalani, akan tersedia tiga ratus lima ribu, empat ratus empat puluh jam. Apakah waktu tersebut cukup sebanding dengan periode empat jam yang tak ada artinya itu?"
    "Tidak - tapi - "
    "Ah, jadi kita masih perlu berdebat lagi mengenai hal ini. Anda sungguh-sungguh ingin menemukan topi tersebut, ya?"
    "Aku ingin sekali."
    "Dan Anda tidak khawatir jika Anda menemukan topi tersebut lalu memperoleh kembali empat jam - karena keduanya saling bersisian?"
    "Ya ..."
    "Wah, semula aku kira Anda akan segera melemah. Temukan topi Anda, empat jam Anda dan kematian Anda. Seperti itulah kejadiannya. Terlalu banyak topi bagimu hanya untuk mencari ke sana kemari sebuah topi."
    "Aku akan memikirkannya."
    "Jangan! Anda harus memperoleh keyakinan di sini karena tidak ada gunanya mencari topi tersebut. Lupakan empat jam itu! Lupakan semuanya!"
    65
    "Mungkin -" Lowry mencoba, "mungkin Anda dapat memberitahuku apa yang terjadi selama empat jam tersebut."
    "Aduh, si tua bangka ini! Sudah aku katakan jika Anda temukan maka Anda akan mati, dan Anda berani-beraninya memintaku bercerita pada Anda. Aku ingin menyelamatkan, bukan mencelakakan Anda,"
    "Anda bahkan tidak dapat memberiku bocoran?"
    "Mengapa saya harus begitu?"
    "Apakah artikel itu yang -"
    "Eh, eh, Jim Lowry! Jangan coba-coba mengorek keterangan dariku karena aku tidak punya alasan untuk menginginkan kematianmu. Sebenarnnya Anda adalah orang yang berwibawa, pangeran yang jujur dan terbaik. Nah, pergilah Anda sekarang ke bawah-"
    "Apakah karena malaria?"
    "Eh, eh!"
    "Apakah karena minuman?" "Hus, sudahlah!" "Apa karena -"
    "Diam, kataku!" sergah ksatria tersebut. "Jika Anda sungguh-sungguh ingin belajar, turunilah anak tangga tersebut dan Anda akan bertemu seorang pria. Itu saja yang bisa aku katakan. Anda akan bertemu dengan seorang pria."
    "Terima kasih," ujar Lowry. "Dan sekarang, bolehkan aku tahu nama Anda?"
    66
    "Nama? Mengapa aku harus bernama? Aku seorang ksatria, dan aku sangat ideal."
    "Tapi kalau aku bertemu dengan Anda kembali, aku tidak akan mengenali Anda."
    "Kataku, aku sangat ideal."
    "Apa bedanya. Aku juga sangat ideal." Ia mengulurkan tangannya dan mulai mengangkat penutup helm ksatria itu. Ia tidak mengelakkan badannya tetapi terus berdiam.
    Penutup helm tersebut terbuka ke atas.
    Pakaian tersebut kosong!
    Dan datanglah kegelapan.
    Tak lama kemudian Lowry kembali mencoba untuk bergerak ke atas, tapi sekali lagi upayanya sia-sia. Ia bahkan hampir terjatuh melintasi ruang hampa di atasnya. Ia berdiri diam. Tubuhnya bergetar. Apakah - apakah ia harus turun ke tempat itu? Turun ke - Segera ia mengenyahkan keinginan liarnya untuk menjerit.
    Ada yang sedikit berbeda dengan anak-anak tangga tersebut. Terdengar suara lain dari tempat itu, suara bergaung, seolah-olah anak tangga itu terbuat dari kayu. Tidak seperti lainnya yang ada di atas, anak-anak tangga itu berukuran sedang. Setelah melangkah turun sejenak, ia hampir terjatuh ketika mencoba untuk mencapai anak tangga yang tampak
   
    67
    seperti tanah keras. Ya. Ia sekarang berpijak pada tanah yang datar! Ia tidak bisa melihat apa pun -Tiba-tiba ia membalikkan badannya dan merasakan anak tangga paling dasar. Anak tangga itu masih ada. Anak tangga satu lagi di atasnya masih ada. Demikian juga satu anak tangga di atasnya lagi. Mungkin tangga-tangga itu muncul kembali. Mungkin ia bisa mencoba kembali mencapai anak tangga teratas! Tapi kemudian ia kembali tersandung, karena tempat yang semula berupa pijakan marmer, kini pijakan kayu sekelilingnya berpagar sehingga tidak mungkin untuk mendaki kembali. Sekali lagi ia menuruni anak tangga menuju permukaan tanah yang datar.
    Belum pernah ia melihat pria itu sebelumnya, terutama karena ia berpakaian hitam seluruhnya. Semuanya hitam. Ia mengenakan topi miring berwarna hitam dengan pinggiran lebar yang hampir menutupi wajahnya, namun tetap saja tak mampu menutupi bentuk mulutnya yang tampak kejam. Bahunya yang kuat namun bungkuk tertutup jubah kuno berwarna hitam. Bagian atas sepatunya ber-gesper hitam. Ia membawa sebuah lentera yang melemparkan cahaya lemah antara dirinya dan Lowry. Ia pun duduk dan bersandar di atas kursi kayu, sambil merogoh sesuatu yang panjang dan lurus dar


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>