Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Kelelawar tanpa Sayap - 22

$
0
0

Cerita Silat | Kelelawar tanpa Sayap | by Huang Ying | Kelelawar tanpa Sayap | Cersil Sakti | Kelelawar tanpa Sayap pdf

The Spiderwick Chronicles 5 Amarah Mulgarath Berkeliling Dunia Di Bawah Laut - Jules Verne Sisi Merah Jambu - Mira W Kelelawar tanpa Sayap - Huang Ying Misteri Empat Jam Yang Hilang - L. Ron Hubbard

Lui Hong pun merasa keheranan
  “Manusia manapun, pada akhirnya pasti akan jadi tua” suara itu kembali berkata
  “Tentu saja” si Kelelawar tertawa aneh, “memangnya kau anggap di dunia ini benar benar terdapat obat dewa yang bisa membuat manusia awet muda?
  “Tentu saja tidak ada! Bila orang tambah tua, pelbagai penyakit pun otomatis akan bermunculan" “Yaa, hal seperti ini memang susah dihindari" “Sampai waktunya, mungkin mata akan mulai rabun, telinga mulai setengah tuli, peredaran darah makin melemah
  “Betul
  “Bahkan daya ingat pun terkadang ikut melemah” kata suara itu lagi
  “Memang, penyakit semacam itu memang penyakit yang biasa diderita orang tua
  “Oleh karena itu bila kau sampai melupakan alamat dari ke dua belas tempatmu yang lain, kejadian semacam inipun bukan merupakan kejadian yang aneh" kata orang itu
  Si Kelelawar segera tertawa
  “Untungnya aku masih belum sampai setua itu!” katanya
  “Kalau begitu, maukah kau memberitahukan kepadaku alamat dari ke dua belas tempat lainnya?
  “Tentu saja mau
  Bicara sampai disitu mendadak si Kelelawar tertegun, dalam waktu singkat ia sudah terjerumus dalam lamunan
  Kemudian perlahan-lahan dia berjongkok, sinar kebingungan, gugup dan tersiksa segera terpancar keluar dari tubuhnya
  Dengan sepasang tangannya dia pegangi batok kepala sendiri, lalu mengeluh: “Kenapa aku sudah melupakan semuanya?" “Dua belas tempat yang lain......." tiba tiba ia teriak keras, “sebenarnya saat ini aku berada di propinsi mana?
  “Nah, masa hal semacam itupun sudah kau lupakan” ujar suara orang itu lagi
  Si Kelelawar menggeleng
  “Tidak mungkin, kalau tidak, mana mungkin aku bisa sampai di sini?" “Padahal alasannya sangat sederhana” kata orang itu, “kau bukan masuk sendiri ke tempat ini
  “Masa orang lain yang mengajakku kemari?" “3enar!
  “Siapa?" “Akul
  “Siapa kau sebenarnya?
  “Kau?
  “Aku?” tak tahan kembali si Kelelawar tertegun
  Lui Hong yang mengikuti jalannya pembicaraan itu ikut terperangah, keheranan “Aku adalah sukma mu” suara itu berkumandang lagi
  “Sukma?” tergerak mimik muka si Kelelawar, “tapi aku belum mati, kalau kau adalah sukma ku, mana mungkin bisa tinggalkan aku?
  “Karena kau sudah kelewat tua, semangatmu sudah mulai mundur, sudah mendekati saat ajal, aku sudah tak mungkin bersatu lagi dengan dirimu" “Aku sudah kelewat tua?” si Kelelawar makin bimbang
  “Betul, kau sudah kelewat tua, sedemikian tuanya hingga urusan penting pun sudah kau lupakan
  Si Kelelawar tertawa getir, tiba tiba ujarnya: “Untung saja aku telah membuat persiapan" “Persiapan apa?
  “Aku telah mengukir ke tiga belas alamat itu diatas tiga belas bilah pisau pusaka, jadi, biar aku sudah sedemikian tua hingga melupakan segalanya pun, asal melihat ke tiga belas bilah pisau tersebut, aku tetap akan mengetahui letak dari ke tiga belas tempat rahasia itu
  “Ehmm, caramu memang sebuah cara yang bagus" “Tidak terhitung seberapa, dengan berbuat begitu sesungguhnya aku telah melakukan hal yang berlebihan, sebab bagaimana pun keadaannya, tak mungkin daya ingatku akan sedemikian buruknya" Habis berkata kembali ia tertawa getir, ujarnya: “Tak disangka aku benar benar akan mengalami kejadian seperti hari ini, daya ingatku jadi sedemikian jeleknya" Dia pegang batok kepalanya dengan sepasang tangan lalu digoyang dengan sekuat tenaga
  Kemudian sambil menabok batok kepala sendiri, gumamnya: “Sialan, benar benar sialan, kenapa daya ingatku tiba tiba berubah sejelek ini?
  \\ -_~ hal semacam ini memang tak bisa dipaksakan, apa boleh buat” kata suara itu
  “Aaai, aku benar benar sedemikian tuanya” si Kelelawar menghela napas panjang
  Tiba tiba suara orang itu bertanya lagi: “Dimana kau simpan ke tiga belas bilah pisau pusaka itu? Apakah masih ingat?
  Tiba tiba si Kelelawar tertawa, tertawa dengan riangnya
  II “Hahaha, tentu saja aku masih ingat, bahkan teringat dengan jelas sekali katanya
  “Sungguh?
  “Tentu saja sungguh!
  “Di mana?
  “Di..... di........ mustahil aku beritahukan kepadamu
  “Kenapa?
  “Karena aku telah menghadiahkan ke tiga belas bilah pisau pusaka itu kepada orang lain
  Mendadak dia menggeleng, serunya lagi: “Coh bukan, bukan tiga belas, hanya.... hanya dua belas, betul, hanya dua belas
  “Kau masih teringat dengan begitu jelas” seru orang itu
  Kembali si Kelelawar tertawa aneh
  “Tahukah kau ke dua belas bilah pisau mustika itu telah kuhadiahkan kepada siapa?" “Siapa?
  “Dua belas orang wanita paling cantik, paling menawan hati
  “Dua belas orang wanita?
  “Mereka semua amat cantik bahkan memiliki bentuk badan yang berbeda, ada yang montok, ada yang langsing, ada yang..... ada yang.....
  Entah kenapa, dia tak sanggup melanjutkan kembali kata-katanya
  Terdengar suara orang itu berkata lagi: “Bahkan pisau mustika yang begitu penting pun kau rela persembahkan kepada mereka, hal ini membuktikan kalau kau amat menyukai mereka
  “Tentu saja
  “Cleh sebab itulah kau mempunyai kesan yang begitu dalam terhadap mereka, meski masalah lain sudah tak teringat lagi, namun kau tak pernah melupakan mereka semua
  Si Kelelawar tidak menjawab, dia hanya tertawa bodoh
  “Siapa saja nama mereka? Apakah kau masih ingat?" kembali suara orang itu berkumandang
  “Siapa nama mereka?" gumam si Kelelawar sambil berdiri tertegun, dia seolah sudah tak ingat lagi nama nama itu
  Terdengar suara orang itu berkata lagi: “Bukankah kau mengatakan Lau Ci-he termasuk salah satu diantaranya?
  “Aaah benar, memang dia termasuk, darimana..... darimana kau bisa tahu?” seru si Kelelawar tak tahan
  “Bukankah kau berasal satu tubuh denganku? Mana mungkin aku tidak tahu?" “Aaah, betul, betul sekali
  “Apakah Botan (peony) hitam dari Shoatang dan teratai putih dari Hopak termasuk juga?
  “3etul, mereka termasuk juga!" “Masih ada yang lain?
  Dengan wajah tertegun si Kelelawar berpikir berapa saat, tiba tiba dia menghantam batok kepala sendiri sambil berteriak: “Sialan, benar benar sialan!
  “Kenapa? Tak teringat lagi?” tanya orang itu sambil menghela napas
  “Maukah kau beritahu kepadaku?” pinta si Kelelawar
  Sekali lagi orang itu menghela napas
  “Coba pikirlah dengan seksama, pasti akan teringat" katanya
  “Aku..... aku.......” dia hanya bisa memegangi kepala sendiri sambil dibenamkan kedalam sepasang lututnya, orang tua itu memang tak bisa mengingat kembali
  Crang itu tidak bersuara lagi, dia ikut membungkam
  Suasana dalam “ruangan” pun pulih kembali dalam keheningan dan kesepian yang luar biasa
  Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya si Kelelawar mendongakkan kepala seraya mengeluh: “Aku benar benar tak bisa mengingatnya kembali, maukah kau beritahu kepadaku?
  Dia sedang bertanya kepada sang “sukma
  Tiada jawaban
  Sekali lagi si Kelelawar bertanya, namun tetap tiada jawaban, perasaan panik, takut, ngeri mulai menghiasi wajah orang tua itu, jeritnya lengking: “Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku? Kenapa?
  Tiada reaksi dari dalam ruangan, suasana tetap hening
  Si Kelelawar semakin panik, jeritnya: “Masa kau tinggalkan aku? Kau tak boleh berbuat begitu" Suara orang itu tak pernah berkumandang lagi
  Tiba tiba si Kelelawar melompat bangun, sambil mencakar rambutnya dia menjerit: “Kau adalah sukmaku, kenapa tinggalkan diriku!
  Nada suaranya diliputi perasaan panik, ngeri dan takut
  Ditinjau dari tingkah lakunya, orang tua itu pada hakekatnya sudah kehilangan kesadaran, sudah menyerupai orang sinting
  Nada suaranya yang sejak semula memang kedengaran aneh, dalam keadaan takut bercampur panik, suaranya kedengaran semakin aneh dan tak sedap didengar
  Cahaya lentera yang redup, pada saat itu pula makin melemah dan suram sebelum akhirnya sama sekali padam
  Suasana dalam ruang batu itupun tertelan kembali dalam kegelapan yang luar biasa
  Suara teriakan si Kelelawar masih menggema dalam ruangan, suara itu makin lama makin parau dan lirih
  Benarkah sukma si Kelelawar telah meninggalkan tubuh kasarnya? Meninggalkan dia dengan begitu saja? Bila seseorang sudah kehilangan sukmanya, lalu apa yang akan terjadi dengan dirinya? Dia akan berubah jadi apa?


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>