Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423
↧

Cintaku Selalu Padamu - 13

$
0
0

Cerita Remaja | Cintaku Selalu Padamu | by Motinggo Busye | Cintaku Selalu Padamu | Cersil Sakti | Cintaku Selalu Padamu pdf

Bedded by the Boss - Lynda Chance Body in the Closet - Mayat Dalam Lemari - Mary Higgins Clark Cinta Itu (Tidak) Merah Jambu - www.YukNulis.com Ketika Angin Bertiup - When the Wind Blows - James Patterson Sebuah Bahu utk Menangis - Ria N. Badaria

ayi hidup . Kemungkinan kedua bayi yang mati, dan ibu hidup. Kemungkinan ke tiga adalah bayi dan ibu sama -sama mati . Dan kemungkinan ke empat adalah bayi dan ibu selamat dua -duanya..
Meiske mendengar kata - kata Daud itu dengan gemetar , Lestina juga , dan yang tidak gemetar ketika mengucapkan itu justru Laila. Ya, Laila pula yang berbicara mengenai empat kemungkinan itu .
Laila berbicara seenaknya saja. Ia malahan bercanda saja ketika berkata: " Kalau aku mati , kalian bertiga harus seringkali berziarah kekuburan Laila ".
Daud mendongak memdengar kata - kata itu. Tapi ia tak berani marah. Ia sendiri dicengkram oleh kemungkinan itu .
Meiske berdiam diri, begitupun Lestina. Daud memegang bahu Laila sambil berkata: "Daripada ngomong ngawur, baiknya kita tidur saja".
Tinggal kini meiske dan Lestina di ruang makan.
Dua gadis itu berdiam diri, tapi kemudian saling tatap menatap lebih dari dua kali.
" ngeri....", kata meiske.
" Daripada musti begitu, aku lebih baik tidak kawin - kawin saja ", kata Lestina
Dan kedua gadis itu bungkam sampai keduaq duanya ngantuk, meiske kembali kepavilium. Kalu tadi diruang makan ia mengantuk, kini dikamarnya meiske tak bisa tidur. Entah mengapa tiba -tiba iaingat kembali percakapan rahasia antara ibunya dengan ibunya bang Daud. Bahkan ayahnya tidak diajak serta dalam pembicaraan rahasia itu . Pembicaraan rahasia itu adalah mengenai perkawinan. Kalau tidak salah , bang Daud akan dikawinkan setelah bercerai dari Laila. Ya, kalau tak salah soal itulah. Tapi ada sedikit - sedikit disebut nama meiske. Sebelum bang Daud pindah ke Jakarta , meiske telah kenal siapa bang Daud.Didaerahnya Daud terkenal sekali. Meiske yang masih muda remaja waktu itu pun menilai bahwa Daud adalah pemuda ganteng disana. Biarpun meiske ketika itu tidak begitu jelas , tetapi persaan halusnya meraba mengapa ia harus sekolah di Jakarta dan akan tinggal dirumah bang Daud.
Episode 30
Meiske tidak merasa heran dalam urusan kawin cerai ini, karena didaerahnya hal itu sudah sering terjadi dengan biasa. Bahkan ayah meiske sebenarnya adalah ayah tiri .
Entahlah. Entah apa yang menyebabkan meiske saat ini teringat kembali pada pembicaraan rahsia itu . Dulu pertama ia dating dan melihat betapa berbahagianya bang daud dan kak Laila, meiske menganggap bahwa percakapan rahasia ibu daud dan ibunya sendiri dulu hanyalah salah dengar saja. Tetapi kini nalurinya bertanya - Tanya sendiri.
Malam itu meiske tidak bisa tidur. Tapi yang paling tidak bisa tidur adalah Daud. Tapi juga Laila.. Ia sebagai orang yang bersangkutan dalam oerasi Caesar ini seakan - akan tidak mempercayai kata - kata dokter kandungan tadi sore : " Dizaman modern ini 99 prosen dari operasi Caesar berhasi. Hanya satu prosen saja yang gagal. Karena hal - hal abnormal saja. Nyonya tidak usah cemas."
Tidak usah cemas ? Tidak usah cemas , Oh, Laila sedang memikirkan itu. Ia berkata sendiri dalam hati : " Jika aku termasuk kelompok yang 99 prosen ya tak usah cemas. Tapi jika aku termasuk kelompok yang satu prosen gagal itu....
Dan saat - saat menjelang operasi ini makin hari makin tera makin dekat, bahkan diperkirakan dalam dua tiga hari ini mungkin bayi itu harus lahir. Dokter mendekati Daud , ketika ia dan isterinya memeriksakan.
" Tuan tentu ingin punya anak lebih dari satu ", kata dokter itu.
" Entah . Sya saat ini hanya memikirkan keselamatan ibu dan bayinya '
" Tapi maksud pertanyaan saya penting, . Karena dari segala sudut kelemahan2 khusus pada diri isteri tuan kami perlu meminta ijin ", kata dokter itu.
" Apa itu dokter ? "
" Isteri anda hanya satu kali ini saja diperbolehkan mengandung. Bila terjadi kehamilan lagi , ya itu tak apa, tapi menyulitkan dia dan kami. Mamang wanita yang berbadan kuat dan sehat boleh saja dua atau tiga kali menjalani operasi Caesar seperti ini, tetapi khusus untuk isteri tuan kami minta kesediaan tuan ".
" Maksud dokter ? ".
" Peranakan isteri tuan akan kami tutup ", kata dokter kandungan itu , ' Ini kerja ringan saja. Biasa dilakukan ahli - ahli bedah kandungan ".
Daud semakin cemas saja akan permintaan yang satu ini.
Tapi ia berusaha menggunakan akalnya dari pada haya dihanyutkan perasaan . Pantaslah bila dokter - dokter meminta ijin menutup peranakan isterinya. Karna mungkin saja ada seorang calon ayah yang ingin punya banyak anak tak bersedia mengabulkan ijin itu .
" Kami tak meminta jawabannya sekarang. Tapi kami mengharapkan jawaban itu sebelum bayi dilahirkan "., kata sang dokter
Daud terpana untuk beberapa lama. Ketika ia berkata " Baiklah ", terbayang olehnya bahwa baginya cukup satu anak apabila anak itu selamat saja lahir kedunia dan selamat pula ibunya.
Karena Laila tidak diperkenankan ikut dalam perundingan itu, Daud memilih saat yang baik sekali untuk mengutarakannya kepada Laila. Sore itu juga kelihatan Laila lincah berlebih-lebihan . Dan kelincahan yang over itu menakutkan Daud. Dia teringat cerita - cerita lama orang yang mati senantiasa meninggalkan "perangai". Apakah lincah dan canda Laila ini sebagai orang yang akan meninggalkan perangai pila ? Malam menjelang tidur Daud berkata : m" Aku hanya memohon pada Tuhan , kau dan bayi kita selamat. Misalnya ada yang Tanya: apa kau ingin anak lima atau dua ? aku akan menjawab : satu cukup buatku. Akan kugendong satu - satunya anakku itu sampai keujung dunia kalau perlu ".
Laila diam saja. Bayi dikandungannya menolak keras. Daud bertanya ; " Bagaimana dengan kau ? "
Laila tak menjawab Tanya Daud. " Satu cukup " Tanya Daud lagi.
" Biarlah satu asal dia hidup. Laila bahkan bersedian mati asalkan bayiku hidup".
Laila membacanya dibuku catatanmu, mas Daud.
Akhirnya Laila tahu , hampir lima tahun lamanya mas Daud merindukan anak
Kau tulis : Hidup bersama isteri, bahagia. Tapi hiduppun ingin bersama anak. Dan kebahagiaan ini sempurna. Bukankah begitu ? "
Daud membujuk isterinya. Ia tak mengira catatan hariannya terbaca oleh Laila. Ia seakan - akan ditodong oleh laila akan maksud kata - katanya itu pada saat - saat yang gawat ini.
Laila tiba - tiba berkata : Aku tak ingin mendengar jawaban . Aku tahu kau amat mencintaiku ".
Laila meremas tangan Daud. Kemudian ia berkata lirih : " Mas, remaslah jari - jari ku ". Kemudian dengan menahan sesak nafasnya, Laila berkata lagi: " Mas, aku tidak keberatan jika aku haru mati demi hidupnya bayimu ini kedunia "
" Laila ."
" Demi Tuhan .mas ", kata Laila, " Kini aku amat pasrah ".
" Tuhan akan menolong kau, menolong kita berdua. Begitupun bayi kita ", kata Daud dengan suara sendu.
Dan dengan sendu pula Laila melanjutkan Kata - katanya : " Tetapi jika aku harus mati, aku ingin mati dengan perasaan pasrah dan tenang ".
" Laila ", Kata Daud, dengan sepenuh takut mengingatkan isterinya, karena ia tahu benar , bahwa hanya orang - orang yang akan mati saja yang bikin pesan -pesan khusus begini.
" Mas , " kata Laila lagi, kali ini meremas Daud erat - erat , " Demi Allah , aku mengijinkan kau untuk kawin lagi jika aku meninggal dunia. Tetapi kawinilah wanita yang semacam aku. Yang baik budi, yang mencintaimu setulus hati ". Dan Laila mulai terisak isak. Dan sambil terisak isak itu pula ia melanjutkan pesan- pesannya: " Tapi dalam hal diriku bila aku mati nanti, ada satu pesanku yang paling penting : Isterimu itu nanti harus kau didik untuk mencintai bayi kita seperti engkau mencintainya . Ia harus jadi ibu pengganti diriku !".
Daud terperangah . Iapun tak bisa menahan dirinya untuk menangis. Ia melelehkan air mata juga seterharu Laila. Laila meremas jari - jari tangannya, dan Daud pun meremas - remas jari tangan isterinya.
" Kau berjanji ? " tanya Laila.
Daud terdiam . Ia tak berani menyahut. Berani menyahut berarti ia siap untuk kematian Laila. Sia tak menginginkan kematian isteri yang sangat dicimntainya.
" Katakanlah ,mas Daud ! Ini permintaanku yang sungguh - sungguh. Katakanlah , kau akan berjanji !"
Kini Daud takut pada ancaman Laila. Tidak berani mengatakan mungkin akan ditafsirkan salah. Yang berati ia tidak akan menepati janji - janjinya kelak . Dalam keadaan seperti begini, wanita - wanita biasanya lebih gampang tersinggung. Cepat Daud berka ta, namun suaranya bagai tersendat dikerongkongan.
" Aku berjanji " kata Daud.
" Kau berjanji akan mencintai anak ini ? ", kata Laila. " Aku berjanji akan mencintai anak ini ". " Bila Laila mati...." Kata Laila . " Bila Laila mati ", ucap Daud. " Dan sekiranyapun aku harus kawin lagi ", kata Laila. " Dan sekiranya pun aku.. " hati nurani Daud memberontak . Ia seakan -akan tak sadar harus berkata keras; " Tidak ! Aku berjanji tidak akan kawin
lagi! "
" Janganlah kau segampang itu bersumpah , mas Daud ", kata Laila.
Tetapi tiba - tiba Laila berbisik : " Mas 1" dan sekali lagi " Mas! ". Ada sesuatu yang dirasanya keras memelintir diperutnya. Ia tiba - tiba merasa akan melahirkan
" Oh, mas. Saatnya mungkin sudah datangn " , kata Laila.
Laila kuat-kuat meremas tangan Daud. Ia berkata terputus - putus : Mas, bawa aku sekarang ... "
Begitu gugup Daud. Begitu gugup sehingga ia tak berani mennyetir mobil. Ia memanggil taxi. Dan dalam taxi Laila menyandarkan kepala dibahu Daud. Bibirnya gemetat berkata : " " Mas, aku sungguh - sungguh pasrah . Ada satu hal yang harus kupesankan lagi . Yaitu meiske, aku senang padanya, ia benar -benar anak yang baik. Hati kecilku menyukainya. Andaikata anakku harus punya ibu tiri, mas ....lebih baik kukatakan dari sekarang..".
" Laila ! jangan mengigau ! Berdo'alah. Mintalah pada Tuhan seperti yang kulakukan sekarang ". Kata Daud memperingatkan Laila dengan tegas karena pada saat - saat itu ia benar - benar sedang mohon kepada Tuhan agar isterinya dan bayinya sama - sama selamat.
" Mas, " Laila meremas tangan Daud lagi, dan makin terisak - isak
Episode 31
DAUD merasa terlepas kesabarannya ketika terpaksa membentak laila : " Diamlah ".
Laila berhenti merintih, tetapi itu telah membuat Daud trenyuh sehingga dibelainya rambut isterinya yang kusut : " Berdo'a lah sayangku. Ini saat saat yang paling penting dalam hidup kita. Kuminta dengan sangat , kau jangan menyebut orang ke tiga ".
" Maafkan Laila , mas Daud ", kata Laila menangis.
" Aku mencintaimu, Cuma kamu yang kucintai didunia ini. Jika kamu mau menyebutkan nama orang ketiga dalm hidup kita, coba kau sebut siapa nama anak kita nanti ".
" Aku tetap ingin punya anak permpua ", kata Laila.
" Baiklah. Kau sebut siapa namanya ", kata Daud.
" Berilah nama Delila ".
" Nama itu bagus sekali , paduan antara " D", namaku, dan " Lila ", namamu. Nama yang bagus " kata Daud.
" Nama yang terkesan ", kata Laila. " Ya, berkesan".
" Nama yang tidak bisa memisahkan cinta kita, sekiranyapun aku harus mati ", kata Laila lagi.
Laila menangis seraya menahan nyeri. Tetapi kali ini Daud tidak bisa mencegah lagi. Dia kali ini bebar - benar ikut terseret kalau - kalu Laila benar -benar mati. Bukankan begitu banyak ibu yang tidak kuat menahan sang maut, yang terpaksa menyerah mati ketika melahirkan bayi ?
" Mas,.. " , rintih Laila lagi.
Kini Daud meremas jari - jari isterinya itu, " Apalagi , saying ? "
"Kalau aku mati, mas", kata Laila, " Maukah kau mendatangi kuburanku ? setidak-tidaknya sekali sebulan ?dan membersihkan nisanku dari debu dan bekas hujan ? "
Daud lagi - lagi meneteskan air mata , dan dia tak mampu menjawabnya kecuali meremas jari - jari Laila serta menciumi wajahnya dengan sepenuh rasa.
" Kau menangis, mas? "
" Ya, Laila ".
" "Kau menangis ?"
" Ya--- "
Laila meremas jari2 tangan Daud , seperti Daud meremasinya . Kedua suami isteri itu kini terseret oleh rasa putus asa . Tetapi Daud mencoba berdo'a menyebut nama Tuhan , dan ia ingin mendapatkan kekuatannya kembali. Dan Tuhan benar - benar pengasih lagi penyayang : Daud bangkit dari keruntuhan bathin , dan ia merasa dirinya kuat ketika tampak olehnya pintu gerbang rumah sakit..
" Kita sampai Laila ", ucapnya
Daud meminta bantuan sopir taxi untuk mengangkat Laila. Dua laki - laki itu kini bersama - sama mengangkat wanita yang mau melahirkan itu . Daud melihat kereta dorong. Dia menyuruh sopir itu untu berhenti melangkah, dan dengan isyarat dia tunjung kereta dorong itu.
Lala kemudian didudukkan diatas kerete dorong itu. Ketika sopir itu akan pergi, Daud mencegahnya :
" Jangan pergi dulu , Pak , tolong Bantu pegang isteri saya, biarlah saya yang mendorong ".
Kereta dorong itu didorong Daud melewati lorong - lorong, teta

↧

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>