Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423
↧

Cintaku Selalu Padamu - 18

$
0
0

Cerita Remaja | Cintaku Selalu Padamu | by Motinggo Busye | Cintaku Selalu Padamu | Cersil Sakti | Cintaku Selalu Padamu pdf

Love From My Heart - Endik Koeswoyo 1001 Hari di Hongkong - Lan Fang Alice in Wonderland - Lewis Carroll Baby on Loan - Bayi Pinjaman - Liz Fielding Badai-Badai Puber - Motinggo Busye

kasih, deh. Tadi Meis berterus terang mengungkapkan soal2 pribadi karna hal itu sudah Meiske rundingkan dengan pacar Meiske itu. Terimakasih atas nasehat kak Laila, agar selama berpacaran justru kurang baik jika tinggal dirumah pacar. Mungkin saran kak Laila itu bisa menjadi bekal Meiske dikemudian hari.
  Hari itu tetap hari yang indah bagi Laila. Karena Meiske sudah berterus terang punya pacar , dan bermaksud pindah kerumah pacarnya itu.
  Laila yang " plong " dengan lega mendengar pengakuan Meiske kini benar2 menahan gadis itu supaya tetap tinggal dirumahnya. Yang memplongkan hati Laila adalah , dalam percakapan itu tidak satupun disebut nama Daud. Seperti dijanjikan secara bercanda tadi pagi kepada Daud, malam ini Laila betul2 ingin dipeluk oleh Daud dan ingin melakukan yang tadi malam, senikmat, sehebat, sepuas yg tadi malam......
  Episode 43
  MEISKE tidak bisa menolak lagi ajakan Laila untuk tetap tinggak dirumahnya. Tapi gadis ini sebenarnya masih bertanya-tanya. Apakah Laila mengetahui bahwa dia sebenarnya mencintai suaminya. Fikir Meiske : Jika kak Laila tau , Oh, betapa memalukan. Betapa keji diriku dalam anggapan kak Laila.
  Dan tetaplah ia tinggal dirumah itu. Dan anehnya rumah itu tidak pernah berubah kegembiraannya. Malahan Meiske melihat betapa bertambah kasihnya Daud kepada kak Laila setelah adanya anak mereka.
  Mereka kadang - kadang pergi bertiga kekebun binatang. Dan anak itu lucu sekali. Sering kali Meiske menggendongnya kalau kak Laila meminta tolong , sebab kak Laila sedang berada dalam kesibukan.
  Tapi sikap2 Meiske tambah hari tambah berubah. Kalau dulu ia bertindak menjiplak kegiatan2 kak Laila, kini kesibukan 2 kuliahnya adalah tempat dia melampiaskan perasaan sepi. Tetapi yang bernama sepi hati, tetap saja mencengkeram dirinya. Namun begitu banyak teman2 sekuliah mencoba mendekatinya, Meiske memperlihatkan sikap dingin2 saja. Banyak diantara bahasiswa2 yang naksir mendekat diam dan mencoba merayu diam2, tetapi pergi berlalu dengan diam2 pula. Hanya ada satu orang diantara yang jatuh cinta diam2 itu yang kelihatan begitu getol.
  Namanya Hengky.
  Tetapi memang Hengky orang yang ulet. Dia sudah tahu Meiske gadis yang bersikap dingin, tetapi ia tidak kapok2 nya berusaha menaklukkan hati Meiske. Akhirnya Meiske kasihan sama Hengky. Tapi sikap kasihannya itu hanya kelembutan yang mengecewakan. Ia berkata halus : " Percuma kau Henk ! saya lebih suka jadi perawan tua ".
  Ia ganteng, keturunan Jerman , dan seorang pemain film reklame untuk minyak rambut , disamping tetap kuliah. Gadis2 teman sekuliah tingkat tiga sesama Meiske sering mengolok - olok Hengky ( dengan kata lain sebenarnya jatuhhati ) :
  " Aduuuuuuh, rambut Hengky berbau reklame ! "
  Tetapi Hengky yang juga pernah dicintai dua aktris top film Indonesia, lebih cenderung menyenangi mahasiswi pendiam seperti Meiske. Sempat meliriknya dengan sinis , tapi Hengky memang berbakat jadi badak atau playboy bermuka tembok. Ia malahan pernah mencoba mau merampas ciuman yang hampir2 mengenai bibir Meiske ditempat gelap ketika uapacara inaugurasi.
  Hengky ditampar Meiske seketika. Dan setelah itu Meiske menangis dan tidak mengikuti upacara inaugurasi tu. Ia segera pulang dengan kemurungan wajahnya yang khas. Laila yang menggendong Delila yang telah berusia 3 tahun itu seinginnya mau menyerahkan anaknya kepada Meiske. Tetapi ketika
  di;lihatnya wajah Meiske murung , Laila bertanya: " Ada sesuatu yang terjadi
  dimalam inaugurasi ini , Meis ? "
  " Tidak ada, kak. Saya Cuma tidak enak badan ", kata Meiske,
  " Memang , lgi musim flu sekarang . ini tadi si Del dibawa ke Dokter oleh
  papanya.
  Si Del juga kurang sehat ", kata Laila.
  Meiske hanya tersenyum hambar. Tetapi sesampainya dikamarnya, ketika ia menggeletak telentangmetatap loteng, Meiske menyadari dirinya. Dan ia menyesal mengapa ia ikut bersikap dingin terha dap kak Laila.
  Dan Laila sambil mencoba mendiamkan Delilayang tak berhenti2nya menangis, begitu terkesan pada senyum hambar Meiske tadi. Daud masuk kamar membawa obat.
  Ia baru pulang dari apotik.
  " Sini , saya yang gendong ", kata Daud. Ia menggoyang - goyangkan badannya sembari menggendong anak nya yang belum juga mau berhenti menangis .
  Daud menciumi pipi dan lehr anaknyaitu seraya membujuk lembut: " Ada apa saying ? Kepala Del panas ya ? Oh, biarin nanti panasnya pindahin sama papa saja ya! . Lalu ia bertanya pada Laila : " Si Del sudah dikasih makan?"
  " Sudah, tadi mas. Tapi ia nggak ada napsu ", kata Laila.
  " Tapi sedikit sudah masuk, to ? "
  " Ya, paling sesuap dua suap "
  " Kalau begitu obatnya sudah bisa diminumkan. Tolong obatnya, ma " Laila buru2 mengeluarkan obat . Tetapi , setelah diminumkan obat itu , malahan Delila muntah2 seperempat jam kemudian. Daud marah2 : " Ah, ini dokter jangan-jangan salah kasaih obat ! "
  " Bukan si Del saja yang sakit, mas . Itu si Meiske juga pucat kayak kena flue
  " Jangan-jangan nular dari dia ", gerutu Daud.
  Daud lalu bertanya: " Apa dia sudah kedokter ? Bahaya lho kalau flu nular-nular. Anak tidak sekuat orang dewasa ".
  Dan diciuminya kening dan leher anaknya lagi, bagai dhisap panas anaknya secara elektro untuk memasuki jaringan2 tubuhnya sendiri. Dan ketika malam2 Delila menangis lagi, gugup Daud bertambah - tambah . Dibangunkannya Laila :
  " Laila, panas badan si Del nanjak ".
  Episode 44
  Laila juga ikut gugup, lebih - lebih setelah diperiksanya panas badan anaknya, kegugupannya dialihkannya dengan mendekapi anak tiga tahun itu erat - erat. Dan melihat mata Del yang sekonyong2 membeliak2 begitu, Laila menjerit sambil menangis: " Mas ! Gimana si Del Ini , mas ! "
  Daud gemetar . Ia buru2 merebut anak itu dari pangkuan Laila. IA pun ikut menangis: " Oh, sayang papa....kenapa, Del, kenapa, nak, kenapa saying......"
  Daud menatap Laila. Fikirannya sudah buntu . Ia takut anaknya meninggal dan ia takkan punya anak lagi setelah ini. Karna Laila hanya bisa satu kali mengandung, kandungannya sudah ditutup.
  " Kita ke dokter , ma ", kata Daud pada Isterinya.
  Suami isteri itu sama2 terisak . Dan Daud seperti tidak sadar ketika ia menjalankan mobil begitu kencangnya !
  Langsung ia memprotes Dokter: " Dokter harus bertanggung jawab bila anak saya ini mati ! Dokter salah memberikan obat ! ".
  " Saya tak pernah salah tuan. Anda jangan terlalu nervous . Saya malahan tak pernah berani menyuntik anak2 dibawah lima belas tahun ", kata sang dokter, .
  " Mari kita bawa ke RSUP. Memang gejala penyakit anak anda ini sedikit ada kelainan ". Dokter itu membantu menyetirkan mobil Daud ke RSUP . Alat - alat yang komplit disini , dokter2 muda berbakat yang sedang jaga malam , telah melakukan pemeriksaan dengan telititetap mereka yakin bukan salah obat.
  " Anak ini pernah jatuh ? tiba2 seorang dokter muda yang khusus bekerja sebagai seorang internist.
  " Tidak " bantah Daud, " Kami bukan orang gila. Kami tidak pernah membiarkan anak kami untuk jatuh . Apalagi salah minum obat ".
  " Ini bukan sama sekali gejala salah minum obat. Anak anda memang flu. Obat yang diberikan dokter Tamim tadi betul2 obat influenza yang patent. Saya kira ada penyakit lain yang tidak tampak ditubuh anak anda ".
  Usul itu diterima. Tetapi anggota badan Delila tidak memperlihatkan ada gejala bengkak didalam. Malaha dokter itu memuji: " Tulang kaki dan tangan anak tuan adalah tulang2 calon atlit ".
  Pujian itu tak ada artinya bagi Daud, Karna Delila masih saja menangis. Ia menatap setiap wajah dokter itu dengan geram. Seorang diantaranya yang senior, sedang menuliskan resep. Resep itu diberikannya kepada Daud seraya berkata : " Ambil di Apotik disini saja . Buka 24 jam ".
  Ia ragu - ragu menerima resep itu. Ia seakan akan tak percaya pada ilmu kedokteran lagi. Tapi Laila mendorong punggungnya, sehingga Daud menjadi lunak hatinya dan memungut resep itu. Namun wajahnya tetap sinis. Dan ini bukanlah sifat Daud yang sebenarnya. Ia seorang manager yang baik dikantor, dan seorang yang baik di rumah, tetapi ia tidak punya pengetahuan kedokteran sebaik dokter2 itu.
  Ketika obat itu akan ddiminumkan pada Delila yang masih menangis, ia menatap pada Laila dengan sikap ragu2. Laila mendorong suaminya : " Minumkan saja . Tak apa - apa "
  " Aku hanya percaya pada Tuhan ", kata Daud,
  " Jika obat ini salah juga, kuserahkan pada kemurahan hati Tuhan ".
  Paginya ketika Daud melihat Meiske sarapan pagi , dengan sedikit kasar ia berkata :
  " Kalau kamu sakit flu, ke dokter dong. Nanti nula pada anak kami ".
  Meiske melihat mata Daud yang berkilat - kilat, dan ia terhempas sedih dan tersinggung seketika. Tapi ia memaksakan diri untuk makan sarapan terus, lalu buru - buru kekamar dengan sedih. Mengapa bang Daud sekasar itu ? Sedihnya benar2 berhiba hati. Ia merasa dirinya begitu malang.
  Namun Laila tahu perasaan Meiske yang tersinggung. Ia memang melihat bagaimana Daud denga kasar berkata pada Meiske. Tapi ketika itu ia tak mau
  ikut campur, sebab dalam keadaan begini buat Daud yang paling penting Cuma Delila anak tunggalnya saja !
  Laila mendatangi paviliun . Meiske didapatinya sedang terisak di temat tidur. Ia berkata membujuk : " Meis, jangan diambil hati kata2 mas Daud tadi. Kak Laila minta maff atas nama mas Daud . Sudahlah, berhentilah bersedih. Bukankah tadi Meis buru2 sarapan karena mau ujian ? Hayo, sudah hampir jam 7 , sedangkan kamu ujian jam 8 ".
  Meiske bukan gadis yang sok manja. Ia berkata tulus : " Terima kasih kak Laila. Saya minta maaf , tapi saya yakin bukan saya yang menulari flu si Del ".
  " Hayo, lupakan saja. Kak Laila memdo'a kan ujianmu berhasil ".
  Meiske mendapatkan spirit. Ketika ia bersalin pakaian , Meiske berkata dalam hati lagi : Bukankah aku ini orang keji ? Kak Laila yang begitu suci hatinya..sedangkan aku mencintai suaminya ? Bukankah aku tadi menangis hanya karena shock sebab di bentak orang yang kucintai ? Bukankah yang kuingini selama ini kata2nya yang lembut, yang itupun belum pernah kurasakan ? Ampuni daku , Tuhanku !
  Tetapi uacapan Laila adalah benar2 segunung semangat bagi Meiske yang ketika itu menghadapi ujian hari itu, dan ujian2 hari berikutnya.
  Episode 45
  Pada hari terakhir ujiannya, dan Meiske yakin ia pasti lulus. Ia sengaja mampir ketokon makanan . Dan karena ia ingat ucapan bang Daud Waitulo dulu, bahwa kak Laila menyenangi kuweh bugis, iapun sengaja membelikannya. Hampir membayar, Meiske tahu benar kesenangan si Delila: roti wafel. Ketika memasuki rumah, bagian untuk Delila adalah yang pertama diberikannya. Laila sedang menggendong anaknya itu. Ia bertanya: " Wah, kau ulang tahun Meis ? "
  " Bukan , kak, hanya karna hati senang ujian2 selesai dengan lancar ", kata Meiske dan mencubit pipi Delila dengan saying karena anak itu sekarang sudah sehat kembali. Daud kebetulan melihat kejadian itu, tapi ia tak begitu perduli. Tapi ia sangat kaget sewaktu didengarnya kata2 Laila : " Wah, ini kuweh bugis rupanya ?"
  " Kuweh kesenangan kak Laila ", kata Meiske.
  Daud menjadi risau akan hal ini. Karena ia mengira Meiske sengaja membelikan Laila kuweh bugis untuk mengambil hati isterinya. Daud tahu benar, Laila punya hati yang baik dan tulus, apalagi masih juga menahan2 Meiske tinggal dirumah ini.
  Karena yng dibelikan Meiske itu disodorkan juga oleh Laila untuk Daud . Daud mengambilnya sebuah. Tapi ia mengambilnya karena di sodorkan Laila dalam keadaan sudah dibuka bungkusnya dan hampir2 kedepan mulut Daud . Namun yang senang melihat kuweh itu justru Meiske. Entah bagaimana Meiske malu untuk berada disana. Ia pergi kekamarnya. Sampai jauh malam ia tak bisa tidur oleh perasaan bahagia.
  Tapi aneh! Sungguh aneh! Meiske pagi2 dibula april merasa seperti diiris sembilu mendengar dari kak Laila bahwa Daud telah berangkat ke Filipina untuk dua minggu lamanya. Ia merasa sebal karena tidak bangun pagi , dan tidak tahu sejak hari sebelumnya bahwa Daud akan pergi jauh dan lama. Maka pada har - hari kepergian Daud itu telah membuat dirinya melampiaskan rasa
  syang kepada Delila yang kini telah hampir memasuki usia 4 tahun . Dia bercanda - canda main ubar2an , menggendong2 Delila dibahu, merangka2 seperti binatang yang kesemuanya itu membuat Delila sangat manja kepadanya. Kalau dapat kiriman uang dari ayahnya, Meiske sengaja membelikan roti wafel dan coklat, abhkan tadi ia membelikan mainan . Laila juga senang melihat anaknya Delila begitu lincah pada hari kepergian ayahnya, sehingga Delila seolah-olah sudah lupa papanya ti

↧

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>