Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Iron Fey 1 - The Iron King - 8

$
0
0

Cerita Fantasi | The Iron King | Serial The Iron Fey | The Iron King | by Julie Kagawa | The Iron King pdf

Century - Sarah Singleton Cintaku Selalu Padamu - Motinggo Busye Sandra Brown - Dalam Derai Hujan - Bittersweet Rain 2 Perbedaan 1 Hati - Omiyan Cinta Tak Semudah Kata CINTA - Azizah Attamimi

eryland. Ucapannya begitu lugas hingga aku hampir tertawa karena begitu konyol. Ethan diculik oleh faery dan digantikan oleh kembaran jahat. Faery menculik adikku. Aku tergoda untuk mencubit diriku demi membuktikan ini hanyalah mimpi atau halusinasi. Mungkin aku sedang teler di sofa. Secara refleks aku gigit bagian dalam pipiku, keras. Sakit yang menyengat dan rasa darah dalam mulut memberitahuku kalau semua ini sungguh terjadi.
  Aku menatap Robbie, ekspresi muramnya mengenyahkan keraguanku yang tersisa. Perutku sakit, membuatku mual dan ketakutan.
  Jadi & Aku menelan ludah dan memaksakan diri agar tetap tenang. Oke, Ethan diculik faery, aku bisa mengatakannya. Apa yang harus kita lakukan?
  Robbie mengangkat satu bahu. Itu terserah kau, Putri. Ada manusia yang membesarkan changeling seperti anak sendiri, meskipun biasanya mereka tak menyadari siapa anak itu sebenarnya. Singkatnya, jika kau memberinya makan dan tidak mengganggunya, makhluk itu akan betah tanpa terlalu menyusahkan. Mulanya Changeling akan menyusahkan, tapi biasanya keluarga angkatnya akan terbiasa. Robbie tersenyum lebar, bukan karena lucu, hanya sekadar upaya agar suasana lebih ceria. Semoga saja orangtuamu menganggapnya hanya sedang melewati tahap amukan anak usia dua tahun yang terlambat.
  Robbie, makhluk itu menggigitku, membuat Mom terpeleset dan jatuh di dapur. Itu bukan cuma menyusahkan, dia berbahaya. Aku memandang marah pintu kamar Ethan bergidik. Aku mau makhluk itu pergi. Aku ingin adikku kembali. Bagaimana cara menyingkirkannya?
  Robbie serius lagi. Well, ada beberapa cara untuk menyingkirkan changeling, katanya, tampak tidak nyaman. Salah satu cara lama adalah merebus bir atau memasak stew dalam kulit telur, dan itu akan membuat changeling berkomentar karena keanehannya. Tapi cara itu untuk bayi yang ditukar karena bayi belum bisa bicara, orangtua akan tahu kalau si kembaran adalah changeling dan orangtua aslinya harus mengambilnya kembali. Kurasa hal itu tidak berlaku bagi anak yang lebih tua, seperti adikmu.


  Bagus. Apa cara lainnya?
  Er, cara lainnya dengan memukuli si changeling sampai hampir mati, sehingga jeritannya memaksa orangtua aslinya mengembalikan anak yang diambilnya. Atau kau bisa memasukkannya ke oven dan memanggangnya hidup-hidup
  Hentikan. Aku merasa mual. Aku tak bisa melakukan hal seperti itu, Robbie. Aku takkan tega. Pasti ada cara lain.
  Well & Robbie ragu, menggaruk-garuk tengkuk. Cara lainnya adalah pergi ke negeri faery dan mengambilnya. Mengembalikan anak yang asli ke rumahnya akan memaksa changeling pergi. Tapi & Dia berhenti seolah akan mengatakan sesuatu tapi kemudian berubah pikiran.
  Tapi apa?
  Tapi kau tak tahu siapa yang mengambil adikmu. Tanpa pengetahuan itu, kau hanya akan berputar-putar. Dan, jika kau ingin tahu, tersesat di Faeryland sangatlah buruk.
  Aku menyipitkan mata. Aku tidak tahu siapa yang menculiknya, aku sependapat, menatap Robbie tajam, tapi kau tahu.
  Robbie bergerak gelisah. Aku punya dugaan.
  Siapa?
  Ini hanya dugaan. Aku bisa saja salah. Jangan langsung mengambil kesimpulan.
  Robbie!
  Dia mendesah. Istana Gelap.
  Apa?
  Istana Gelap, ulang Robbie. Istana Mab, Ratu Udara dan Kegelapan. Musuh bebuyutan Raja Oberon dan Ratu Titania. Sangat berkuasa. Sangat jahat .
  Tunggu, tunggu, tunggu. Aku mengangkat tangan. Oberon? Titania? Seperti cerita A Midsummer Night s Dream? Bukankah itu hanya mitos?
  Kuno, ya, jawab Robbie. Mitos, bukan. Penguasa kaum faery hidup abadi. Siapa saja yang memiliki lagu, balada, dan kisah yang ditulis berarti mereka tak akan pernah mati. Keyakinan, pemujaan, imajinasi kami dilahirkan dari mimpi dan rasa takut para mortal, dan jika kami tetap diingat, meskipun hanya sekilas, kami akan selalu ada.
  Kau terus mengatakan kami , kataku. Seakan kau salah satu faery. Memangnya kau salah satu dari mereka? Robbie tersenyum, senyum bangga, menggoda, dan aku menelan ludah. Kau itu siapa?
  Ah, well. Robbie mengangkat bahu, berusaha tampak rendah hati tapi gagal total. Kalau kau sudah baca A Midsummer Night s Dream, kau mungkin ingat aku. Ada insiden buruk, sama sekali tak disengaja, ketika aku memberi kepala keledai pada seseorang dan membuat Titania jatuh cinta padanya.
  Aku mengingat-ingat cerita itu. Aku membacanya di kelas tujuh, tapi sudah lupa sebagian besar jalan ceritanya. Ada begitu banyak karakter, banyak nama untuk diingat, orang-orang jatuh cinta dan patah hati begitu seringnya sehingga terasa konyol. Aku masih ingat beberapa nama manusia: Hermia, Helena, Demetrius. Sementara nama-nama faery yaitu Oberon dan Titania dan &
  Sialan, aku berbisik, menyandarkan tubuh di dinding. Aku menatap Robbie dengan pandangan berbeda. Robbie Goodfell. Robin &kau Robin Goodfellow.
  Robbie tersenyum lebar. Panggil aku Puck.
 
  * * *
 
  PUCK. Puck yang itu berdiri di koridorku.
  Tidak mungkin, bisikku, menggeleng. Ini Robbie, sahabatku. Aku pasti tahu jika dia faery. Iya, kan?
  Yang menakutkan, semakin aku memikirkannya, semakin benar rasanya. Aku tak pernah melihat rumah Robbie, atau orangtuanya. Para guru mencintainya, meskipun dia tak pernah mengerjakan PR dan selalu tidur di kelas. Dan berbagai kejadian aneh yang terjadi ketika dia ada: tikus dan katak di atas meja, atau nama tertukar di kertas ujian. Meskipun Robbie Goodfell menganggap semua itu luar biasa lucu, tak seorang pun yang mencurigainya.
  Tidak, gumamku lagi, melangkah mundur ke kamarku. Itu mustahil. Puck itu tokoh legenda, mitos. Aku tidak percaya.
  Senyum Robbie membuatku ngeri. Kalau begitu, Putri, aku akan meyakinkanmu.
  Tangannya terentang di samping tubuhnya, seolah dia akan mengambang di udara. Di lantai bawah, aku mendengar pintu depan terbuka, aku berharap Mom dan Luke belum pulang. Ya, Mom, Ethan berubah jadi monster dan sahabatku menganggap dirinya faery. Bagaimana harimu?
  Seekor burung hitam besar terbang melayang di koridor. Aku berteriak dan menunduk ketika raven, atau gagak atau apa pun itu, terbang menghampiri Robbie dan bertengger di lengannya. Dengan mata bersinar, mereka menatapku sambil tersenyum.
  Angin berembus, lalu tiba-tiba udara dipenuhi burung hitam berkaok-kaok, masuk dari pintu yang terbuka. Aku terkesima dan menunduk ketika gerombolan raven memenuhi koridor, kicauannya nyaris membuatku tuli. Mereka berputar-putar mengelilingi Robbie, menciptakan tornado dari sayap-sayap yang mengepak dan cakar-cakar tajam, mencabik-cabik dirinya dengan kuku dan paruh runcing. Bulu-bulu berterbangan, dan Robbie lenyap dalam pusaran itu. Lalu, burung-burung itu berpencar, terbang keluar melalui pintu yang terbuka, sama seperti ketika mereka masuk. Ketika burung terakhir pergi, pintu menutup di belakangnya, dan keheningan kembali menyelimuti rumah. Aku menahan napas dan menatap Rob.
  Tetapi Robbie telah lenyap. Hanya tumpukan bulu hitam dan debu tertinggal di tempatnya tadi berdiri.
  Semua ini terlalu berlebihan. Aku merasa kewarasanku mulai terurai seperti kain yang compang-camping. Sambil memekik, aku berbalik, lari ke kamar, membanting pintu di belakangku. Dengan gemetaran aku menyelinap di bawah selimut, menutupi kepala dengan bantal, sambil berharap semuanya akan kembali normal ketika aku terbangun.
  Pintu kamarku terbuka, dan bunyi kepakan sayap memasuki kamarku. Aku tak mau melihat, menarik selimut lebih tinggi lagi, menginginkan mimpi buruk ini berakhir. Aku mendengar suara mendesah, dan langkah kaki di lantai.
  Aku telah berusaha memperingatkanmu, Putri.
  Aku mengintip. Robbie berdiri di sana, menatapku di tempat tidur, senyum sedih di wajahnya. Melihatnya, aku merasa lega, marah dan ketakutan di saat yang sama. Aku melemparkan selimut dan duduk, menyipitkan mata saat memandangnya. Robbie menunggu, tangan di saku celana jins, seakan menantangku untuk memintanya memberi bukti lain.
  Kau benar-benar Puck? kataku akhirnya. Puck yang itu? Puck yang ada dalam cerita?


  Robbie/Puck membungkuk untuk memberi hormat. Satu-satunya.
  Jantungku masih berdetak kencang. Aku menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri lalu memelototi orang asing itu. Emosiku campur aduk: aku tak tahu harus merasa apa. Aku memilih untuk marah; Robbie menjadi sahabatku selama bertahun-tahun, dan dia tak pernah membagi rahasianya denganku. Kau seharusnya memberitahuku dari dulu, kataku mencoba terdengar tak sakit hati. Aku akan menyimpan rahasiamu. Dia hanya menyeringai dan mengangkat alis, membuatku makin berang. Baiklah. Pulang saja ke Faeryland, atau ke mana pun tempatmu berasal. Bukankah kau itu badutnya Oberon atau apalah. Buat apa kau bergaul denganku begitu lama?
  Kau melukaiku, Putri. Robbie terdengar sama sekali tak sakit hati. Apalagi setelah aku memutuskan untuk membantu mendapatkan adikmu kembali.
  Kemarahanku lenyap seketika, digantikan rasa takut. Percakapan tentang fey dan penguasa faery membuatku nyaris melupakan masalah Ethan.
  Aku bergidik sementara perutku melilit menjadi bola kecil padat. Semua ini masih terasa seperti mimpi buruk. Tapi Ethan hilang, dan faery itu nyata. Aku harus menerima kenyataan ini. Robbie berdiri di sana, menatapku serius. Sehelai bulu jatuh dari rambutnya, melayang turun ke tempat tidur. Perlahan aku memungutnya, memilinnya di jemariku. Benda itu terasa solid dan nyata.
  Kau akan menolongku? bisikku.
  Dia memberiku tatapan sok pintar, satu sudut bibirnya terangkat. Memangnya kau tahu jalan ke Faeryland?
  Tidak.
  Berarti kau membutuhkan bantuanku. Robbie tersenyum dan menggosok-gosokkan tangan. Selain itu sudah lama juga aku tidak pulang, dan di sini tidak ada apa-apa. Menyerbu Istana Gelap sepertinya menyenangkan.
  Aku tidak merasa seantusias dirinya. Lebih cepat lebih baik. Apa ada yang ingin kau bawa, Putri? Kau mungkin tidak bisa pulang selama beberapa waktu.
  Aku mengangguk, berusaha tetap tenang. Beri aku waktu sebentar.
  Robbie mengangguk dan melangkah ke koridor. Aku meraih ransel oranye terangku dan melemparnya ke tempat tidur, berpikir harus membawa apa. Apa yang diperlukan dalam perjalanan malam hari ke Faeryland? Kuambil celana jins dan kaus cadangan, senter, dan sebotol aspirin, memasukkan semuanya ke dalam ransel. Dari dapur aku menjejalkan sekaleng Coke dan beberapa bungkus keripik, berharap Robbie tahu bagaimana mendapatkan makanan selama perjalanan nanti. Akhirnya, entah kenapa, kuambil iPod, meletakkannya di kantong samping ransel.
  Mom seharusnya mengantarku ke DMV untuk mengambil izin belajar mengemudi hari ini. Aku bimbang, menggigit bibir. Apa kata Mom dan Luke ketika tahu aku pergi? Aku selalu mematuhi peraturan, tak pernah menyelinap keluar rumah kecuali satu kali bersama Robbie tidak pernah melanggar jam malam. Aku penasaran apa maksud Robbie ketika mengatakan kami akan pergi sementara . Luke mungkin saja ta k menyadari kepergianku, tapi Mom pasti akan khawati r. Mengambil buku PR lama, aku berniat menulis pesan untuknya, tapi kemudian berhenti, pulpenku mengamb ang di atas kertas.
  Apa yang akan kutulis? Dear Mom, Ethan diculik oleh faery. Aku pergi mencarinya. Oh, dan jangan percaya pada Ethan yang ada di sini dia sebenarnya changeling. Pesan itu terdengar gila, bahkan bagi diriku. Aku bimbang, berpikir lagi, lalu menulis pesan singkat:
  Mom, ada sesuatu yang harus kukerjakan. Aku akan segera kembali, aku janji. Jangan khawatirkan aku. Meghan.
  Aku menempelkan pesan itu di pintu kulkas, berusaha untuk tidak memikirkan kalau aku mungkin tak pernah kembali ke rumah. Menyandang ransel di bahu, merasakan organ dalamku menggeliat seperti sarang ular, aku menaiki tangga.
  Robbie menanti di puncak tangga, lengannya menyilang di dada, tersenyum malas. Sudah siap?
  Perasaan cemas menggelitik perutku. Apa ini akan sangat berbahaya?
  Oh, luar biasa, jawab Robbie sambil melangkah ke kamar Ethan. Itulah yang membuatnya menyenangkan. Kau bisa mati dengan berbagai cara yang menarik tertusuk pedang kaca, diseret ke dalam air dan dimakan kelpie, berubah menjadi laba-laba atau semak-semak mawar kapan saja dia menatapku. Well, kau ikut atau tidak?
  Aku menyadari tanganku gemetar. Kenapa kau mengatakan hal-hal seperti itu? bisikku. Kau ingin menakutiku?
  Memang, jawab Robbie, blak-blakan. Dia berhenti di depan kamar Ethan, satu tangan memegang gagang pintu, memandangku. Hal seperti itulah yang akan kau hadapi, Putri. Aku memperingatkanmu sekarang.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images



Latest Images

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>