Cerita Silat | Bayi Pembawa Petaka | Serial Pendekar Mabuk | Bayi Pembawa Petaka | Cersil Sakti | Bayi Pembawa Petaka pdf
Hilangnya Suzumiya Haruhi - Tanigawa Nagaru Ketika Flamboyan Berbunga - Maria A Sardjono Fade into You - by Kate Dawes Fade into Me - Kate Dawes Fade into Always - Kate Dawes
'menurunkan bayi itu dari gantungannya."
-Jangan ! Kau bisa teriibat urusan ini repot sendiri. Bayi itu pasti digantung seseorang dengan tujuan tertentu- Salah-salah kau bisa disangka sebagai
palakunya!”
"O. ya---'?!" suto melirik lengannya. si gadis menjadi malu dan melepaskan genggamannya sambil
berlagak ketus dan angkuh.
Sesaat kemudian terdengar suara derap kak!
kuda berlari- Semua kepala berpaling memandang
ke arah datangnya suara kaki kuda itu. terrnasuk
Suto sinting dan si gadis yang berbaju tanpa lengan
warna biru itu.
Dua ekor kuda jantan itu melintasi kerumunan
orang-orang. mereka membuka kerumunan secara
serentak karena takut ditabrak- Kuda itu segera berhenti tepat di samping pohon. Dua penunggang
yang berkumis lebat itu membelalakkan mata
yang memang sudah lebar itu.
'Biadab !' bentak yang berikat kepala merah.
"Siapa yang rnelakukan kekejaman ini. hah?! Siapa.--?i*'
Orang berikat kepaia :merah itu memandang
wajah orang-orang satu persatu, seakan sedang
mencari sang tertuduh. Sedangkan yang tidak
memakai ikat kepaia tapi botak bagian depannya.
ia berseru dengan penuh getaran murka-
'Iblis laknat ! Bayi tidak tahu dosa diperlakukan
sedemikian rupa! Siapa pelakunya ? Mengaku
siapa pelakunya?i" teriaknya lebih seru.
'Siapa mereka? Kau tahu?" bissik Suto Sinting
kepada gadis berbaju biru.
'Yang memakai ikat kepala merah itu bernama
sugolo, yang kepalanya agak botak bagian depan
bernama mandong-"
*Apakah mereka pemabuk?"
'Ssst... mereka orangnya Sultan Renggana-"
"oo...?!" suto Slnting manggut-manggut sambil menggumam pelan sekali-
Suqolo yang berambut mekar setengkuk berseru dengan mata Iiarnya,
"Siapa yang berani menggantung putra Raden
-prajita itu?! Ayo, mengaku! Kalau tidak ada yang
mau mengaku. kalian kuhajar semua”
Mandong turun dari atas kudanya dan mencengkeram baju seorang anak muda belasan tahun
bergigi tongos yang tadi ditegur Suto dalam perjalanannya.
kau yang melakukannya ! Pasti kau yang menggantung bayi itu '
bukan...bukan Bukan saya, Paman?
mengakulah kau” bentak mandong sambil
mencengkeram baju anak muda itu hingga kedua kaki
anak muda itu terangkat menggantung- Tentu
saja anak muda itu menjadi sangat ketakutan, wajahnya
berubah pucat pasi seperti mayat melihat setan.
Bukan ..saaa _ saya.. bukan saya. Paman!
Berani mampus tujuh turunan. saya tidak bisa memanjat
pohon. Paman?”
mandah..
orang orang menggumam dengan mata terbe
lalak iebar. Bayi daiarn gantungan lenyap seketika.
Seseorang telah menyambarnya daiam satu lintasan
gerak yang amat cepat. Sugolo yang terbelalak kaget melihat sebuah gerakan cepat bagai hembusan
angin yang menyambar mayat bayi tersebut.
”Celaka ! Kejar dia, mandongl"
Sugolo yang sejak tadi tetap berada di punggung kuda segera mengejar dengan memacu kud.anya. "Heeah ! w...! Heeah...?
mandong segera melompat- Huup.--i Gusrak
bruuus...! Lompatannya terlalu cepat dan panik,
hingga tubuhnya melayang melewati punggung kuda dan ia jatuh tersungkur ke tanah. nyaris. patah leher.
° Kurang ajar! Siapa yang mendorongku dari belakang tadi ?” bentaknya semakin marah- Oran
orang yang tadi ada di belakangnya itu saling
menunduk dan menyingkir dengan rasa takut. Suara
temannya terdengar,
"mandooong...! Lekas kejar pencuri mayat itu!"
Mandong terburu-buru lompat ke punggung `kuda. wuuut.-.! blek---! Kali ini ia tepat duduk di punggung
kuda dengan sentakan keras. Sang kuda kaget hingga meringkik... lompat kaki beiakangnya sambil
meringkik.
'hiieeeekkk...!~
Wuunss-..! Tubuh mandong yang kurus itu terlempar karena sentakan ke atas pantat kuda .
melayang di udara dan hampir-hampir jatuh terpelanting. Untung ia cepat kuasai diri dan dapat
mendaratkan telapak kakinya ke tanah dengan sedikit limbung- Akhirnya mandong tak mau peduli dengan kudanya lagi. ia berkari mengejar si pencuri
mayat bayi putra Raden Prajita itu. wees-..! Ternyata Ia mampu berkelebat cepat melebihi kecepatan lari seekor kuda.
claaap.-.! Suto sinting ikut-ikutan mengejar, bukan karena ingin menangkap penyambar mayat bayi
tadi, tapi karena ingin mengetahui :apa yang terjadi selanjutnya.
"Hai". kau..?? seru si gadis memanggll Pendekar mabuk. maksudnya mau menahan gerakan sl pendekar mabuk, tapi gerakan sang pendekar terlalu cepat dan mengejutkan sang gadis- Gerakan itu
melebihl kecepatan anak panah, :sebab suto sinting gunakan jurus yang bernama 'Gerak Siluman'. sehlngga beberapa orang di dekatnya sempap menyangka suto sinting lenyap secara gaib. Gadis berbaju biru Itu pun ikut-Ikutan larl ke arah yang sama.
sedangkan orang orang di sekitar tempat itu sama sama memandang tegang dengan wajah penuh tanda tanya, akhirnya mereka Ikut lari ke arah yang sama dengan berbondong-bondong.
ayo ! kita Ikuti mereka. Apa yang terjadi pada pencuri mayat bayi itui" :seru salah seorang sambil berlari lebih dulu.
Ayo kita kesana melihat si maling bayi!”
Maling ...! maling bayi..."
maling . maling.-.! Liiing...! Ling...
Mereka saling bersahutan bagaikan Ingin
menjadi pahlawan dalam menyelamatkan mayat
bayi keluarga kesultanan itu.
Senmentara itu. seseorang segera memanjat pohon tersebut. mendekati dahan penggantung bayi yang letaknya agak tinggi itu. Orang tersebut melepaskan tambang sisa gantungan yang putus bagaikan dipangkas memakah senjata taiarn. Tali itu dilepaskan dari dahan sarnbii bergumam.
'Lumayan bisa buat ganti tall timba sumurku !'
Tapi malang bagi orang berpakaian abu-abu
yang masih berusia sekitar tiga puluh tahun itu.
karena tiba-tiba seberkas cahaya merah kecil melesat dari tangan seseorang dan menghantam punggungnya. Deees...!
"Aaaa----“ pekik orang berbaju abu-abu yang
mau melepaskan tambang tersebut. Orang itu pun
jatuh tanpa malu-malu lagi- Buuuhk-..! Kemudian
dua orang berjubah hitam dan hijau tua mendekatinya. Mereka memandangi orang yang jatuh dengan
'wajah menyeringai kesakitan. punggungnya terasa
terbakar, tapi ia tak bisa meilhat bahwa punggungnya saat itu dalaM keadaan hangus. Orang itu menggeliat sambil Mengerang penuh derita. '
"Tangkap dia dan hadapkan pada raden Prajita.!" kata si jubah hitam, laiu yang berjubah hijau segera mengangkat orang tersebut. memanggulnya
di pundak dan segera berkelebat pergi. Pada waktu Itu
suasana di sekitar pohon teiah sepi, mereka
pergi mengikuti pelarian si pencuri mayat bayi.
Orang berjubah hitam dan hijau yang sama berbadan kurus dengan usia sekitar enam puluh
tahun itu berlari dengan gerakan cepat, bagai
kan daun kering terhempas badai. Itu menandakan
kedua orang yang berambut sama-sama panjang sepunggung tanpa ikat kepala itu berilmu cukup tinggi.
Sedangkan orang yang tadi mau melepaskan tambang tidak mennpunyal Ilrnu apa-apa- Terbukti ia tak
mampu menahan serangan sinar merah yang mengenainya- Tubuh itu menjadi Iemas dan tak berdaya
lagi Kedua orang berjubah itu tidak mengetahui
bahwa orang tersebut sudah tidak bernyawa lagi-
Mereka tetap membawa orang tersebut ke arah kotaraja, dimana sang Sultan bertakhta.
Langkah mereka sempat terhenti mendadak ketika di depannya meluncur sesosok tubuh gemuk
berpakaian serba putih dari atas pohon- Orang berpakaian putih itu berusia iebih tua dari meraka. namun ketegaran badannya masih tampak perkasa.
walau kumis dan jenggotnya telah memutih. seperti
rambutnya yang pendek itu, tokoh yang tiba-tiba
muncul dari atas pohon itu masih kelihatan lincah
dan .punya ilmu peringan tubuh cukup tinggi. Ia menjejakkan kakinya di atas rerumputan kering tanpa menimbulkan suara gemerisik.
Apa maksudnya sl Jubah Kapur menghadang langkah kita. Panting Renta?? geram si jubah hitam.
Hadapilah dia. Pontang Renta! Kurasa ia ingin mengambil mangsa kita ini!" kata sl jubah hijau yang
ternyata bernama Pantlng Renta, dan si jubah hitam
bernama pontang renta-
Orang gemuk berpakaian putih itu pandangi Sl
Pontang renta dan Panting Renta dengan
↧
Bayi Pembawa Petaka - 2
↧