Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Mawar Merah - 30

$
0
0
Roses are Red | Mawar Merah | by James Patterson | Mawar Merah | Roses are Red | Mawar Merah pdf

Gaung Keheningan - Eloquent Silence - Sandra Brown Gue Anak SMA - Benny Rhamdany Jingga Dalam Elegi - Esti Kinasih Jingga untuk Matahari - Esti Kinasih Karena Aku Mencintai Manusia Setengah Dewa

ib nasional, dan tampaknya tidak ada yang peduli. Sixty Minutes dan Dateline seharusnya menayangkan kisah tentang rumah sakit veteran setiap minggu- hingga ada yang mengambil tindakan untuk mengatasinya. Alex, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan mengenai pembunuhmu."
  "Kau tidak percaya dia ada di sini, bukan?" tanyaku.
  Marcuse menggeleng. "Kalau dia ada di sini, dia benar-benar memiliki otak luar biasa. Kalau dia ada di sini, dia berhasil menipu semua orang."
  Bab 103
  Aku melihatmu, Dr. Cross. Aku melihatmu, tapi kau sama sekali tidak tahu siapa aku. Aku bisa menghampiri dan menyentuhmu.
  Aku jauh lebih pandai daripada kau-dan juga jauh lebih pandai daripada dugaanmu. Itu fakta yang sederhana. Juga bisa diperiksa. Sudah ada puluhan uji kecerdasan. Banyak sekali uji psikologi yang terbaik. Apa kau sudah melihat hasil ujiku? Apa kau terkesan?
  Aku duduk tepat satu kursi jauhnya darimu di ruang rekreasi kemarin pagi. Kupelajari wa jahmu. Mataku menelusuri tubuhmu yang dilatih denga n baik. Aku berpikir mungkin aku keliru-dan kau bukan benar-benar Alex Cross. Kita begitu dekat, aku bisa mel ompat dan mencekik lehermu. Apa kau akan terkejut k alau begitu?
  Kuakui, keberadaanmu di sini jelas mengejutkanku. Aku sudah melihat foto-fotomu-kau terkenal-dan kau ada di sana. Kau menjadikan semua mimpi dan fantasi paranoiaku kenyataan.
  Kenapa kau kemari, Dr. Cross? Kenapa, tepatnya? Bagaimana caramu menemukanku? Apakah kau sehebat itu?
  Itulah pertanyaan yang kuajukan sendiri berulang-ulang, doa yang melantun di dalam kepalaku.
  337
  Kenapa Alex Cross ada di sini? Seberapa hebat dirinya?
  Aku akan menyiapkan kejutan untukmu sekarang. Aku menyusun rencana khusus untuk menghormatimu.
  Aku mengawasimu berjalan pergi di lorong, berhati-hati agar tidak menimbulkan suara dengan kunci-kuncimu. Sementara aku mengawasi, aku menyusun rencana baru.
  Kau bagian dari rencana itu sekarang.
  Berhati-hatilah, Dr. Cross.
  Kau jauh lebih rapuh dari dugaanmu. Kau sama sekali tidak mengetahuinya.
  Kau tahu? Aku akan mendekat dan menyentuhmu. Kena.
  Bab 104
  "Rumah sakit tampaknya jalan buntu, Betsey. Aku sudah memeriksa semua orang-dokter, perawat, pasien. Aku tidak tahu apakah Sampson dan aku harus kembali ke Hazelwood sesudah minggu ini berakhir. Mungkin kita dibohongi Brian Macdougall. Mungkin Mastermind mempermainkan kita. Apa ada yang kita ketahui tentang Walsh dan Doud?"
  Betsey menggeleng. Aku bisa melihat penderitaan dan kekecewaan di matanya. "Doud masih menghilang. Tidak ada apa-apa. Dia menghilang."
  Aku sedang berada di ruangannya. Kedua kaki kami bertumpu di atas mejanya. Kami minum es teh dari botol. Berkumpul, menunjukkan simpati. Betsey bisa menjadi pendengar yang baik kalau dia mau, atau merasa perlu.
  "Katakan apa yang kauketahui sejauh ini," katanya. "Biar aku mendengarkan. Aku ingin menganalisisnya."
  "Kita belum mampu menemukan apa pun yang mengaitkan pasien atau staf mana pun di rumah sakit dengan MetroHartford atau perampokan bank-bank sebelumnya. Tidak ada pasien yang tampaknya mampu melakukan kejahatan. Bahkan para dokter di sana tidak terlalu mengesankan. Mungkin Marcuse- tapi menurutku dia orang baik. Enam orang agenmu
  339
  sudah mengaduk-aduk segalanya di Hazelwood. Tidak ada apa-apa, Betsey. Akan kupelajari lagi arsip-arsip itu akhir pekan ini."
  "Tapi menurutmu kita sudah kehilangan jejaknya?"
  "Masih tetap sama-tidak ada tersangka. Mastermind tampaknya bisa menghilang dari muka bumi kalau dia mau."
  Betsey menggosok mata dengan kepalan tangannya, lalu memandangku lagi. "Departemen Kehakiman sudah menanamkan modal sangat besar dalam kesaksian Brian Macdougall. Mereka harus terus mencari di Hazelwood. Lalu mereka akan memeriksa semua rumah sakit veteran lain di negara ini. Itu berarti aku harus terus mencari. Tapi apa menurutmu Macdougall dan para begundalnya keliru?"
  "Mungkin keliru, mungkin ditipu. Atau mungkin Macdougall hanya mengarang. Macdougall mungkin akan mendapatkan keinginannya dalam hal ini-Camp Fed. Seperti yang sudah kukatakan, akan kupelajari lagi arsipnya. Aku belum menyerah."
  Betsey terus menatap pemandangan kota. "Jadi kau berencana akan bekerja sepanjang akhir minggu? Sayang sekali. Kau tampaknya butuh istirahat," katanya.
  Kuhirup tehku dan mengawasinya. "Kau punya rencana?"
  Betsey tertawa dan ekspresi wajahnya benar-benar tidak tertahankan. Ia bersiul ke leher botol es tehnya. "Kupikir sudah waktunya, Alex. Kita berdua memerlukan K-E-S-E-N-A-N-G-A-N gaya lama. Bagaimana kalau kujemput-sekitar tengah hari Sabtu?"
  Aku menggeleng, tapi tertawa.
  "Apa itu berarti ya?" tanya Betsey.
  340
  "Itu berarti ya. Kupikir aku membutuhkan sedikit K-E-S-E-N-A-N-G-A-N gaya lama. Aku yakin begitu."
  Bab 105
  Axu nyaris tidak sabar menanti datangnya Sabtu siang. Aku terus sibuk dengan anak-anak-berbelanja, mampir di kebun binatang peliharaan yang baru di Southeast. Aku terus menyingkirkan Mastermind dari dalam benakku. Juga Agen Walsh dan Doud, Rumah Sakit Veteran Hazelwood, pembunuhan dan kekacauannya.
  Betsey akhirnya menjemputku tepat pukul dua belas siang dengan Saab birunya. Mobil itu telah dicuci, mungkin bahkan dipoles dengan Turtle Wax, dan tampak mengilat seperti baru. Dan hari itu tampaknya menjanjikan.
  Aku tahu Jannie mengawasi dari jendela kamar tidurnya jadi aku berbalik, mengerutkan wajahku, dan melambai. Jannie balas melambai, dan tersenyum lebar. Ia dan Rosie si Kucing ada di atas sana; mereka berdua menyaksikan opera sabunku.
  Aku mencondongkan tubuh ke jendela samping Saab Betsey. Betsey mengenakan jaket kulit tipis di luar blus sutra putihnya. Wanita ini bisa tampil benar-benar menarik kalau ia mau, dan kurasa ia mau tampil menarik hari ini.
  "Kau selalu tepat waktu. Persis. Sama seperti Mastermind," kataku menggodanya.
  342
  "Masterprick," katanya memperbaiki. "Bukankah itu akhir yang hebat untuk ini, Alex? Akulah Mastermind! Kau menangkapku karena aku sudah melakukan satu kesalahan fatal. Yaitu aku tertarik padamu."
  "Kau tertarik?" tanyaku sambil duduk di kursi depan. "Agen Senior Cavalierre?"
  Ia tertawa, dan menunjukkan senyum yang cantik. Ia tidak menahan diri. "Aku sudah mengorbankan akhir pekanku yang berharga, bukan?"
  "Jadi kita ke mana?" tanyaku.
  "Kau akan segera mengetahuinya. Aku memiliki rencana hebat."
  "Aku tidak terkejut."
  Sepuluh menit kemudian, ia membelokkan Saab ke jalur masuk melingkar menuju Hotel Four Seasons di Pennsylvania Avenue. Bendera-bendera di atas kepala bergemeresik lembut tertiup angin. Di halaman terdapat banyak bata yang tertutup ivy Boston. Sangat cantik.
  "Kau tidak keberatan?" Ia berpaling memandangku. Matanya tampak agak gugup, agak tidak yakin.
  "Kurasa begitu," kataku. "Juga nyaman. Perencanaan yang sempurna."
  "Kenapa menyia-nyiakan waktu berkualitas di jalan?" kata Betsey, dan tersenyum menawan. Ia sangat berlebihan untuk seorang agen FBI, terutama agen yang pandai dengan ambisi yang tinggi. Aku sangat menyukai gayanya. Ia memburu apa yang diinginkannya. Aku merasa penasaran apakah biasanya ia berhasil mendapatkannya.
  Ia telah mendaftar sebelumnya, dan kami diantar langsung ke kamar di lantai teratas hotel. Aku berjalan di belakang Betsey sepanjang perjalanan ke sana; Aku mengawasi gaya jalannya.
  343
  "Kalian membutuhkan bantuanku?" tanya petugas hotel yang muda tapi bergaya resmi tersebut begitu kami memasuki suite.
  Kuberikan tip padanya. "Terima kasih suda h mengantar kami ke kamar. Tolong tutup pintunya saa t kau keluar nanti. Pelan-pelan."
  Ia mengangguk. "Layanan kamar di sini hebat. Terbaik di D.C."
  "Terima kasih. Pintunya," kata Betsey, dan melambai sambil tersenyum. "Pelan-pelan. Bye-bye"
  Bab 106
  Betsey telah menanggalkan jaket kulitnya. Lalu ia telah berada dalam pelukanku begitu pintunya terdengar menutup. Kami berciuman dan saling menggesek, dan rasanya seperti tarian yang lamban, anggun, tidak ter tahankan bagiku. Kami berdua tertarik, dan itu tidaklah buruk, pikirku. Kesenangan gaya lama. Bukankah itu ya ng dijanjikan Betsey?
  Betsey terasa gelisah tapi juga sangat nyaman dalam pelukanku. Ia merupakan sosok yang kontras. Ia kecil dan ringan, tapi juga atletis dan kuat; ia sangat pandai dan serius tapi juga lucu, ironis, seenaknya. Oh yeah, ia juga sangat seksi.
  Kami bergerak ke ranjang dan menjatuhkan diri ke sana. Aku tidak tahu siapa yang memimpin atau siapa yang mengikuti. Tidak ada bedanya. Kubenamkan wajahku ke blus sutranya.
  Kutatap mata cokelatnya. "Kau cukup percaya diri. Mendaftar sebelumnya dan segalanya."
  "Sudah waktunya," kata Betsey, dan tidak menambahkan apa-apa lagi.
  Kutanggalkan blus putihnya yang lembut dan rok pendek hitamnya satu per satu. Dengan lembut kuelus wajahnya yang sehalus sutra; lalu lengannya, kakinya, dan telapak kakinya. Kami pasti membutuhka n waktu setengah jam untuk menanggalkan pakaian.
  345
  "Kau memiliki sentuhan yang paling luar biasa," bisiknya. "Jangan berhenti. Tolong jangan berhenti."
  "Tidak akan. Aku senang menyentuh. Kau juga jangan berhenti."
  "Oh, Tuhan, ini nikmat sekali! Alex!" desahnya, sama sekali tidak sesuai dengan kepribadiannya.
  Kucium tubuhnya yang kusentuh dengan jemariku. Ia terasa begitu hangat. Ia mengenakan parfum yang harum, yang katanya bernama Alfred Sung's Forever. Kucium bibirnya, tidak selamanya, tapi sangat lama.
  Kami menari lagi, berpelukan, banyak berciuman, saling mengelus. Kami memiliki seluruh waktu di dunia. Ya Tuhan, aku merindukan kebersamaan seperti ini.
  "Sekarang. Please?" bisik salah seorang dari kami pada akhirnya.
  Jelas sudah waktunya.
  Tubuh kami bersatu perlahan-lahan, sangat lambat. Aku terus masuk sedalam mungkin. Aku ada di atas, tapi kutahan berat tubuhku pada lenganku. Kami bergerak bersama-sama, dan rasanya begitu mudah dan benar. Betsey mulai bergumam, bukan menggumamkan lagu tertentu, hanya nada yang menyebabkan aku bergetar seperti garpu tala.
  "Aku senang bersamamu," kataku. "Sangat senang. Bahkan lebih dari dugaanku."
  "Oh, aku juga. Sudah kubilang ini akan lebih baik daripada memburu Mastermind."
  "Ini jauh lebih baik."
  "Sekarang! Please?"
  Bab 107
  Betsey dan aku tidur berpelukan sore itu.
  Aku terjaga lebih dulu dan melihat bahwa ternyata sekarang sudah hampir pukul enam. Tidak penting pukul berapa sekarang. Bahkan hari apa. Aku menelepon ke rumah, menanyakan setiap orang. Mereka bahagia aku pergi-dan B-E-R-S-E-N-A-N-G-S-E-N-A-N-G sesekali.
  Memang. Kuawasi Betsey yang tidur telanjang, dan aku merasa puas bisa memandanginya lama-lama. Terlintas dalam benakku untuk menyiapkan mandi air hangat untuk kami berdua. Apa sebaiknya kulakukan? Ya, tentu saja. Kenapa tidak?
  Di kamar mandi, kutemukan busa mandi biru cerah dekat barang-barang Betsey. Ia jauh mendaluiku, bukan? Aku bertanya-tanya apakah aku menyukai hal itu, dan memutuskan bahwa aku menyukainya.
  Bak mandi terisi perlahan-lahan sewaktu aku mendengar ia berbicara di belakangku. "Oh, bagus, aku ingin mandi busa bersamamu."
  Aku berbalik memandangnya-ia masih telanjang.
  "Kau sudah memikirkan semua ini sebelumnya, ya?"
  "Oh, ya. Dan sering. Menurutmu apa yang kulakukan selama sesi-sesi penjelasan yang panjang itu?"
  347
  Beberapa saat kemudian, kami melangkah memasuki bak mandi bersama-sama. Rasanya sangat nikmat: penawar bagi kerja keras, ketegangan, perasaan frustrasi yang kami alami selama sebulan terakhir.
  "Aku sangat senang bersamamu," bisik Betsey sambil menatap lurus ke mataku. "Aku tidak ingin meninggalkan bak mandi ini, atau dirimu. Ini seperti di surga."
  "Mereka memiliki layanan kamar yang luar biasa. Terbaik di D.C," kataku mengingatkannya. "Mereka mungkin bisa datang ke samping bak mandi, kalau kita memintanya dengan baik."
  "Ayo, kita cari tahu," kata Betsey.
  Bab 108
  Situasinya berjalan seperti itu, seperti mimpi, luar biasa, sempurna, sepanjang hari Sabtu hingga hari Minggu pagi. Satu-satunya masalah-waktu berlalu terlalu cepat.
  Semakin lama aku berada di dekat Betsey dan semakin banyak kami bercakap-cakap, semakin aku menyukainya; dan aku sudah menyukainya sebelum kami pergi ke Four Seasons. Apa yang tidak pantas disukai? Hanya sekali pada hari Sabtu, kami sejenak membicarakan kasus Mastermind. Betsey menanyakan apakah aku mengira kami terancam bahaya. Ia penasaran apakah Mastermind sedang memburu kami. Tidak satu pun dari kami yang memiliki jawabannya, tapi kami berdua membawa pistol masing-masing.
  Sekitar pukul sepuluh hari Minggu pagi, kami menyantap sarapan yang dihid

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>