Cerita Misteri | Sepasang Mata Iblis | by Abdullah Harahap | Sepasang Mata Iblis | Cersil Sakti | Sepasang Mata Iblis pdf
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
LAKI-LAKI itu agak terhuyung ketika tubuhnya
dilanda angin keras yang bertiup-tiup kencang dengan suara bersiut-siut. Untuk sesaat ia tertegun.
Ia tanamkan jari jemari kakinya dalam-dalam ketanah berbatu yang sudah mulai luka. Tidak ada
yang memprotes. atau marah atau mendorong-dorongkan tubuhnya. Bahkan tidak ada yang mengusik ketika ia menarik nafas panjang berulang-ulang, dengan mana ia bisa mengembalikan
kekuatan tubuhnya yang telah semakin lemah.
Akan tetapi. kakinya sudah tidak begitu kuat lagi
mencengkeram bumi. Tubuhnya sedikit lirnbung.
'tanpa dapat ia kuasai lagi. la kemudian jatuh terjerembab. dengan wajah yang bengkak-bengkak
lebih dulu mencium tanah.
Terdengar suara bergelak yang ramai.
http://cerita-silat.mywapblog.com
lelaki itu mencemooh :
"bangkit bung! Kami tak sudi menguburmu di
tempat ini!"
Ia menjadi sangat marah. Tetapi, dengan
kedua tangan terikat kencang di belakang tubuhnya. ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali
menyumpah .serapah lewat mulutnya yang berbuih
oleh ludah bercampur darah.
'Apa Apa yang kau nyanyikan barusan? dengus suara yang tadi.
"Kurang ajar! Bunyi kalimat itu saja sudah
keterlaluan. Ini, ditambah lagi dengan sebuah jambakan yang menyakitkan di rambutnya, sehingga
kulit kepalanya bagaikan akan terkelupas seketika.
Lehernya terputar mengikuti gerakan tangan yang
menjambak itu, lalu ia bisa melihat wajah yang
menyeringai hanya beberapa inci di depan biji
matanya. Mereka bertatapan sejenak. Mengadu
kekuatan mental. 'tetapi bagaimanapun posisi
seseorang yang bebas jelas akan menang dibandingkan dengan posisi orang lainnya yang terhumbalang di tanah dengan kedua tangan terikat serta
sekujur tubuh sakit-sakit akibat pukulan-pukulan
mengerikan yang telah ia terima beberapa saat
sebelumnya. Maka, orang yang malang melintang
itu hanya bisa diam ketika wajahnya yang sudah
porak puranda itu disembur dengan air ludah yang
menjijikkan.
Kepalanya kemudian dihempaskan lagi. mencium tanah becek. Disertai dengan suara tawa
http://cerita-silat.mywapblog.com
yang berderai kian ramai, seolah-olah sebuah koor
yang mengiringi musik yang ditimbulkan oleh
bunyi hujan dan angin topan yang tengah
menyapu seluruh daerah itu.
'Ayoh, bangun! Atau mau kutendang lagi?"
'Ah. sudahlah.. cegah yang lain. 'Simpan saja
tenagamu untuk berjalan pulang ke rumah
menemui binimu yang cantik!"
Baik benar ucapan orang kedua itu. Tetapi
alangkah buruk perbuatannya. la renggut tangan
yang terikat itu kuat-kuat, sampai pemiliknya
terasa seperti diangkat naik ke udara. Dan baru
saja kakinya kembali menjejak tanah. la sudah
didorong dengan kasar disertai hentakan :
'Ayoh. Maju!"
Laki-laki yang malang itu berusaha sekuat
tenaga agar tak sampai terjerembab lagi seperti
tadi. Bukan karena tidak ingin dijambak, diludahi
atau ditendang. Tetapi karena keinginan yang sangat keras dalam dirinya. la ingin memperlihatkan
pada orang-orang terkutuk itu bahwa ia bukan
seorang yang menjadi lemah karena dipecundangi.
la harus memperlihatkan betapa ia kuat dan
tabah, dan ia harus memusatkan jiwanya untuk
sebuah pembalasan dendam yang mengerikan.
Sehingga, Orang-orang itu, atau siapapun yang bernasib malang menjadi keturunan orang-orang itu.
akan menyesal pernah hidup di dunia yang kotor
dan berbau busuk ini.
Kakinya berdecak-decak di tanah becek. la
http://cerita-silat.mywapblog.com
terhuyung karena terantuk batu, tetapi kemudian
berhasil menguasai keseimbangan tubuh. Pelan-pelan ia berjalan diikuti oleh tiga orang laki-laki
yang tidak mengenal belas kasihan barang sepercik pun di belakangnya. Curah air hujan sebesar
butir-butir jagung tidak saja mengayupi tubuhnya
tetapi juga terasa mencabik-cabik luka- luka menganga di wajahnya. la menggigit bibir menahan
sakit. terlupa bahwa bibirnya juga sedang bengkak
membiru. cepat-cepat ia lepaskan hunjaman gigi
pada bibirnya itu lalu mencaci maki .sepelan
mungkin. Cukup untuk ia dengar sendiri. sekedar
pelipur lara rasa yang ia derita.
"Demi setan laknat di atas langit dan di bawah
bumi," makinya "Biarkan aku hidup setelah mati!”
la tersenyum sendiri. Yah. Lucu juga kedengaran di telinganya. Hidup setelah mati. Puisi
mana lagi yang terlebih indah dari itu, yang pernah diucapkan oleh penyair-penyair terkemuka di
seantero jagat ini? Betul! Betul! Indah sekali
bunyinya. Demikian indah. sehingga berulang-ulang ia mengucapkan caci makinya yang lama
kelamaan terdengar seperti sebuah lagu mars yang
penuh semangat :
"Demi setan laknat di atas langit dan di bawah
bumi!” “-
Lalu:
"Biarkan aku hidup setelah mati!”
"Betul sekali' ia tersenyum lagi, lantas bergumam : 'Aku akan hidup setelah mati. Dan
http://cerita-silat.mywapblog.com
orang-orang terkutuk ini...".
Orang-orang terkutuk itu. serempak bak
dikomando, berseru :
'Berhenti, bung!"
Kekompakan suara yang tidak dikompromikan
lebih dahulu itu, rupanya juga sangat lucu dan
indah bagi mereka, sehingga ke tiga orang itu
saling pandang memandang, kemudian tertawa
bergelak. Tetapi. alangkah berkilat-kilat mata sebilah pedang panjang. sebilah sangkur pembunuh,
yang dicabut perlahan-lahan dari sarungnya
Demikian pelahan. tampak jelas disengaja. Agar
orang yang kelak menerima letakan sangkur pembunuh itu, dan yang sebenar-benarnya tanpa sengaja, telah membalikkan tubuh untuk menghadang ketiga orang algojo-algojonya dapat
melihat dengan jelas.
Tetapi si empunya pedang menjadi kecewa.
Karena dari sepasang mata calon korbannya,
tidak tampak rasa ketakutan, apalagi warna
kengerian. Sepasang mata itu memandang dengan
tabah. tetapi tajam dan bersinar-sinar. Sepasang
mata yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.
sinarnya melebihi sinar mata pedang, menembus
kegelapan malam yang menghantu, menembus
tabir angin topan, membalut putus derai air
hujan, menghunjam langsung ke batok kepala.
'lblis!' ucap orang yang memegang pedang.
"Aku bisa melihat iblis di matamu!”
Lalu pada kedua orang temannya ia berteriak
http://cerita-silat.mywapblog.com
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
LAKI-LAKI itu agak terhuyung ketika tubuhnya
dilanda angin keras yang bertiup-tiup kencang dengan suara bersiut-siut. Untuk sesaat ia tertegun.
Ia tanamkan jari jemari kakinya dalam-dalam ketanah berbatu yang sudah mulai luka. Tidak ada
yang memprotes. atau marah atau mendorong-dorongkan tubuhnya. Bahkan tidak ada yang mengusik ketika ia menarik nafas panjang berulang-ulang, dengan mana ia bisa mengembalikan
kekuatan tubuhnya yang telah semakin lemah.
Akan tetapi. kakinya sudah tidak begitu kuat lagi
mencengkeram bumi. Tubuhnya sedikit lirnbung.
'tanpa dapat ia kuasai lagi. la kemudian jatuh terjerembab. dengan wajah yang bengkak-bengkak
lebih dulu mencium tanah.
Terdengar suara bergelak yang ramai.
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sepasang Mata Iblis
lelaki itu mencemooh :
"bangkit bung! Kami tak sudi menguburmu di
tempat ini!"
Ia menjadi sangat marah. Tetapi, dengan
kedua tangan terikat kencang di belakang tubuhnya. ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali
menyumpah .serapah lewat mulutnya yang berbuih
oleh ludah bercampur darah.
'Apa Apa yang kau nyanyikan barusan? dengus suara yang tadi.
"Kurang ajar! Bunyi kalimat itu saja sudah
keterlaluan. Ini, ditambah lagi dengan sebuah jambakan yang menyakitkan di rambutnya, sehingga
kulit kepalanya bagaikan akan terkelupas seketika.
Lehernya terputar mengikuti gerakan tangan yang
menjambak itu, lalu ia bisa melihat wajah yang
menyeringai hanya beberapa inci di depan biji
matanya. Mereka bertatapan sejenak. Mengadu
kekuatan mental. 'tetapi bagaimanapun posisi
seseorang yang bebas jelas akan menang dibandingkan dengan posisi orang lainnya yang terhumbalang di tanah dengan kedua tangan terikat serta
sekujur tubuh sakit-sakit akibat pukulan-pukulan
mengerikan yang telah ia terima beberapa saat
sebelumnya. Maka, orang yang malang melintang
itu hanya bisa diam ketika wajahnya yang sudah
porak puranda itu disembur dengan air ludah yang
menjijikkan.
Kepalanya kemudian dihempaskan lagi. mencium tanah becek. Disertai dengan suara tawa
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sepasang Mata Iblis
yang berderai kian ramai, seolah-olah sebuah koor
yang mengiringi musik yang ditimbulkan oleh
bunyi hujan dan angin topan yang tengah
menyapu seluruh daerah itu.
'Ayoh, bangun! Atau mau kutendang lagi?"
'Ah. sudahlah.. cegah yang lain. 'Simpan saja
tenagamu untuk berjalan pulang ke rumah
menemui binimu yang cantik!"
Baik benar ucapan orang kedua itu. Tetapi
alangkah buruk perbuatannya. la renggut tangan
yang terikat itu kuat-kuat, sampai pemiliknya
terasa seperti diangkat naik ke udara. Dan baru
saja kakinya kembali menjejak tanah. la sudah
didorong dengan kasar disertai hentakan :
'Ayoh. Maju!"
Laki-laki yang malang itu berusaha sekuat
tenaga agar tak sampai terjerembab lagi seperti
tadi. Bukan karena tidak ingin dijambak, diludahi
atau ditendang. Tetapi karena keinginan yang sangat keras dalam dirinya. la ingin memperlihatkan
pada orang-orang terkutuk itu bahwa ia bukan
seorang yang menjadi lemah karena dipecundangi.
la harus memperlihatkan betapa ia kuat dan
tabah, dan ia harus memusatkan jiwanya untuk
sebuah pembalasan dendam yang mengerikan.
Sehingga, Orang-orang itu, atau siapapun yang bernasib malang menjadi keturunan orang-orang itu.
akan menyesal pernah hidup di dunia yang kotor
dan berbau busuk ini.
Kakinya berdecak-decak di tanah becek. la
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sepasang Mata Iblis
terhuyung karena terantuk batu, tetapi kemudian
berhasil menguasai keseimbangan tubuh. Pelan-pelan ia berjalan diikuti oleh tiga orang laki-laki
yang tidak mengenal belas kasihan barang sepercik pun di belakangnya. Curah air hujan sebesar
butir-butir jagung tidak saja mengayupi tubuhnya
tetapi juga terasa mencabik-cabik luka- luka menganga di wajahnya. la menggigit bibir menahan
sakit. terlupa bahwa bibirnya juga sedang bengkak
membiru. cepat-cepat ia lepaskan hunjaman gigi
pada bibirnya itu lalu mencaci maki .sepelan
mungkin. Cukup untuk ia dengar sendiri. sekedar
pelipur lara rasa yang ia derita.
"Demi setan laknat di atas langit dan di bawah
bumi," makinya "Biarkan aku hidup setelah mati!”
la tersenyum sendiri. Yah. Lucu juga kedengaran di telinganya. Hidup setelah mati. Puisi
mana lagi yang terlebih indah dari itu, yang pernah diucapkan oleh penyair-penyair terkemuka di
seantero jagat ini? Betul! Betul! Indah sekali
bunyinya. Demikian indah. sehingga berulang-ulang ia mengucapkan caci makinya yang lama
kelamaan terdengar seperti sebuah lagu mars yang
penuh semangat :
"Demi setan laknat di atas langit dan di bawah
bumi!” “-
Lalu:
"Biarkan aku hidup setelah mati!”
"Betul sekali' ia tersenyum lagi, lantas bergumam : 'Aku akan hidup setelah mati. Dan
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sepasang Mata Iblis
orang-orang terkutuk ini...".
Orang-orang terkutuk itu. serempak bak
dikomando, berseru :
'Berhenti, bung!"
Kekompakan suara yang tidak dikompromikan
lebih dahulu itu, rupanya juga sangat lucu dan
indah bagi mereka, sehingga ke tiga orang itu
saling pandang memandang, kemudian tertawa
bergelak. Tetapi. alangkah berkilat-kilat mata sebilah pedang panjang. sebilah sangkur pembunuh,
yang dicabut perlahan-lahan dari sarungnya
Demikian pelahan. tampak jelas disengaja. Agar
orang yang kelak menerima letakan sangkur pembunuh itu, dan yang sebenar-benarnya tanpa sengaja, telah membalikkan tubuh untuk menghadang ketiga orang algojo-algojonya dapat
melihat dengan jelas.
Tetapi si empunya pedang menjadi kecewa.
Karena dari sepasang mata calon korbannya,
tidak tampak rasa ketakutan, apalagi warna
kengerian. Sepasang mata itu memandang dengan
tabah. tetapi tajam dan bersinar-sinar. Sepasang
mata yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.
sinarnya melebihi sinar mata pedang, menembus
kegelapan malam yang menghantu, menembus
tabir angin topan, membalut putus derai air
hujan, menghunjam langsung ke batok kepala.
'lblis!' ucap orang yang memegang pedang.
"Aku bisa melihat iblis di matamu!”
Lalu pada kedua orang temannya ia berteriak
http://cerita-silat.mywapblog.com
Sepasang Mata Iblis