Cerita Misteri | Suara Dari Alam Gaib | by Abdullah Harahap | Suara Dari Alam Gaib | Cersil Sakti | Suara Dari Alam Gaib pdf
Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap
Tetapi bias-bias cahaya pagi mulai menebarkan
kabut ke berbagai arah. Deru ombak laut menggemuruh semakin ganas, bersorak riuh rendah.
Sebaris irama bernada marah campur kemenangan.
Kami berjalan di bebatuan karang.
Makin jauh, terasa makin licin. Desah ombak
yang garang semakin merapat ke telinga dan
tiba-tiba aku sadar kalau kami telah menempuh
jalan yang salah Ini langsung menuju tepi jurang,
bukan ke...
Mayangsari terus melangkah.
"hei." aku menegurnya, perlahan. Takut dia
dengar orang. "Bukan ke situ."
"Di depan sana ada jalan menyimpang," ia
membujuk, lewat senyum dan tatap matanya yang
menghiba.
"Tetapi
"Kau takut?"
Persetan. Tentu saja tidak. Dan aku berjalan
lagi di sampingnya. Berjalan dan berjalan, sesekali
terantuk terseok-seok, bangkit dan terus berjalan;
Lalu kami tiba dikehampaan itu. Gelap pekat
di bawah. Tak ada apa-apa yang terjangkau mata...
Namun samar-samar tampak buih ombak, memutlh '
seperti kabut yang mengepung dari segenap
penjuru. Aku terperanjat. Untuk sesaat aku kehilangan Mayangsari. Dan ketika aku melihatnya
lagi, tahu-tahu saja ia sudah nmlangkah ke bibir
52.
http://cerita-silat.mywapblog.com
Jurang. Tanpa ragu-ragu sedikitpun.
"Hei Jangan lakukan itu!" aku berseru dan
melompat' untuk menangkap tubuhnya. Hanya
sedetik aku terlambat. la tergelincir. Jeritannya
ymg mengerikan terasa mencopot jantungku.
'tidaaak !' aku berteriak dan pada saat terakhir
berusaha menggapai ka bawah. Terpegang olehku
sesuatu. Carikan kain. Lalu bobot tubuh yang
berat.
"Tolonglah ...!" jerit Mayangsari Terdengar
betapa lemah tertelan hamparan ombak yang
bergemuruh.
"Pegang tanganku!" aku berteriak lebih keras.
Terasa rontaan liar, lalu segala sesuatunya tiba-tiba berubah jadi kehampaan' yang menggila.
Bahan yang berat itu berubah seringan kapas.
Aku melolong dalam kemarahan serta kekecewaan
yang menyakitkan, terhenyak putus asa d! bibir
jurang. Ingin rasanya aku terjun menyusulnya
untuk menyampaikan penyesalan dan ..., Tanpa
terasa, carikan kain ditanganku terlepas ,pula
Pelan pelan kabut mulai menipis.
Berkas cahaya lemah mendekatiku dari suatu
arah. Seseorang memanggil-manggil. Langkah kaki,
kemudian desah nafas berat lalu keheningan
yang aneh berlalu entah berapa lama. Seseorang
menyentuh bahuku dengan lembut.
"Saya begitu cemas. Takut terlambat
53
http://cerita-silat.mywapblog.com
itu adalah suara pelayan misterius di penginapan.
Kemarahanku terbangkit lagi. Sudah benar-benar
terlambat, ingin kumaki dia. Dan Mayangsari
adalah keponakannya, tetapi ia begitu tenang.
tak acuh!
"Sudahlah" ujarnya, lembut. "Tak ada yang
perlu disesali. Toh Mayangsari telah mati. Tujuh
tahun yang lalu !"
I
JADI, itulah semuanya.
"Kau beruntung masih hidup! orangtua itu
berkata lega selagi kami berjalan kembali ke
penginapan. "Mereka yang lain, tidak. Semoga
Tuhan mengampuni dosa-dosa mereka."
"Aku tak mengerti."
"Mulanya kami juga tidak," ia berkata
murung." Tamu yang seorang kami dapati mati
telanjang di lantai kamarmu. Dokter bilang,
serangan jantung. Tamu lain terbenam di bak
mandi. Mati kaku. Tetapi tidak sekaku tubuh orang
'ketiga yang kami temui meringkuk di dekat
beranda. Mayat yang keempat kami lihat terkapar
di dasar jurang ..., seperti tujuh tahun sebelumnya
kami temukan jenasah Mayanguri jatuh ke tempat
yang sama."
Aku bergidik seram. Kemudian mengeluh
http://cerita-silat.mywapblog.com
terpana. Roh Mayangsari telah kutemani ngobrol
sepanjang malam. Kudengar pujiannya yang tulus :
"Kau begitu baik," dan ia tidak menceritakan ke
kematian seperti ia lakukan terhadap lelaki lain.
la bahkan menghadiahlku sekecup ciuman.
Ciuman ! Bagaimana mungkin? Kehangatan sentuhan itu masih terasa bergetar dl bibirku. Ciuman roh
seorang gadis yang tak perna" rela melepaskan
cinta kasihnya walaupun ia tahu kekasihnya telah
lama mati.
Tiba di kamar, entah mengapa aku masih
merasakan kehadiran Mayangsari. Kemudian aku
berpaling. la masih di situ. Hampir melekat jadi
satu dengan tembok kamar. la tersenyum dan
Aku terpana.
Lukisan di tembok itu menganga dl satu
bidang. Tidak robek. Maksudku, kain kanvas itu
yang tidak robek. Apa yang membuat salah satu
bidang lukisan itu menganga, adalah ke baya
si gadis. secarik kain pada lukisan, tepat di bagian
dada yang tidak terkancing, telah hilang.
Aku telah merenggutnya.
Ketika Mayangsari terjatuh.
Dan membuat lukisan itu tampak merana.
Tak berdaya!
00000
http://cerita-silat.mywapblog.com
TAGIHAN MAUT
ANTON menerima satu sloki Martini yang
disodorkan Nuning, isterinya yang malam
ini mengadi pusat perhatian semua tamu
yang hadir. Warna violet gaun malam Nuning
bagitu kontras dengan kulitnya yang kuning
langsat, licin mempesona. Rias wajahnya
sederhana, dipoles seadanya. Namun tampak
cemerlang, berseri ; barangkali berkat bayi dalam
kandungannya, yang kini menginjak usia empat
bulan. Bayi itu ikut bersukacita rupanya. Malam
ini ulang tahun pertama perkawinan ke dua
orangtuanya.
" kau gelisah ,dari tadi," Nunlng berbisik,
sembari tersenyum manis pada salah seorang tamu
56
http://cerita-silat.mywapblog.com
yang kebetulan melirik ke arah mereka.
Anton cuma bergumam: "Ah," lalu _mengerling ke wajah Nuning. "Kau berkeringat.
pucat lagi Sakit, sayangku?"
"Mungkin maag-ku kambuh lagi," jawab
Nuning, lemah.
"Perlh benar?"
"Rasanya melilit, Mas," Nuning menggigit
bibir tanpa menyolok karena ada beberapa tamu
di dekat mereka. "Mulai terasa setengah jam yang
lalu,"
"Mengapa tidak bilang-bilang dari tadi?"
tanya Anton setengah menegur. la meletakkan
gelasnya di sebuah meja terdekat dan memperhatikan wajah Nuning lebih seksama. Benar, Nuning
nampak sangat pucat, dan itu bukan warna kulit
yang sehat. "Ayo, kuantar kau ke kamarmu."
"Tetapi Mas. Tamu-tamu kita
"Sudahlah Nanti kujelaskan pada mereka.
Siapapun akan mengerti, wanita yang hamil muda
sering mengalami gangguan. Setelah nanti kau
minum 'obat, berbaring barang sebentar maka kau
akan cukup kuat untuk menemani kami kembali.
Ayolah ."
Sambil bertukar sapa dengan ramah tamah
,ada satu dua tamu yang kami lewati, Anton
membawa isterinya masuk ke kamar tidur dan
membantunya rebah. Nuning menelan tablet
57
http://cerita-silat.mywapblog.com
Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap
Tetapi bias-bias cahaya pagi mulai menebarkan
kabut ke berbagai arah. Deru ombak laut menggemuruh semakin ganas, bersorak riuh rendah.
Sebaris irama bernada marah campur kemenangan.
Kami berjalan di bebatuan karang.
Makin jauh, terasa makin licin. Desah ombak
yang garang semakin merapat ke telinga dan
tiba-tiba aku sadar kalau kami telah menempuh
jalan yang salah Ini langsung menuju tepi jurang,
bukan ke...
Mayangsari terus melangkah.
"hei." aku menegurnya, perlahan. Takut dia
dengar orang. "Bukan ke situ."
"Di depan sana ada jalan menyimpang," ia
membujuk, lewat senyum dan tatap matanya yang
menghiba.
"Tetapi
"Kau takut?"
Persetan. Tentu saja tidak. Dan aku berjalan
lagi di sampingnya. Berjalan dan berjalan, sesekali
terantuk terseok-seok, bangkit dan terus berjalan;
Lalu kami tiba dikehampaan itu. Gelap pekat
di bawah. Tak ada apa-apa yang terjangkau mata...
Namun samar-samar tampak buih ombak, memutlh '
seperti kabut yang mengepung dari segenap
penjuru. Aku terperanjat. Untuk sesaat aku kehilangan Mayangsari. Dan ketika aku melihatnya
lagi, tahu-tahu saja ia sudah nmlangkah ke bibir
52.
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
Jurang. Tanpa ragu-ragu sedikitpun.
"Hei Jangan lakukan itu!" aku berseru dan
melompat' untuk menangkap tubuhnya. Hanya
sedetik aku terlambat. la tergelincir. Jeritannya
ymg mengerikan terasa mencopot jantungku.
'tidaaak !' aku berteriak dan pada saat terakhir
berusaha menggapai ka bawah. Terpegang olehku
sesuatu. Carikan kain. Lalu bobot tubuh yang
berat.
"Tolonglah ...!" jerit Mayangsari Terdengar
betapa lemah tertelan hamparan ombak yang
bergemuruh.
"Pegang tanganku!" aku berteriak lebih keras.
Terasa rontaan liar, lalu segala sesuatunya tiba-tiba berubah jadi kehampaan' yang menggila.
Bahan yang berat itu berubah seringan kapas.
Aku melolong dalam kemarahan serta kekecewaan
yang menyakitkan, terhenyak putus asa d! bibir
jurang. Ingin rasanya aku terjun menyusulnya
untuk menyampaikan penyesalan dan ..., Tanpa
terasa, carikan kain ditanganku terlepas ,pula
Pelan pelan kabut mulai menipis.
Berkas cahaya lemah mendekatiku dari suatu
arah. Seseorang memanggil-manggil. Langkah kaki,
kemudian desah nafas berat lalu keheningan
yang aneh berlalu entah berapa lama. Seseorang
menyentuh bahuku dengan lembut.
"Saya begitu cemas. Takut terlambat
53
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
itu adalah suara pelayan misterius di penginapan.
Kemarahanku terbangkit lagi. Sudah benar-benar
terlambat, ingin kumaki dia. Dan Mayangsari
adalah keponakannya, tetapi ia begitu tenang.
tak acuh!
"Sudahlah" ujarnya, lembut. "Tak ada yang
perlu disesali. Toh Mayangsari telah mati. Tujuh
tahun yang lalu !"
I
JADI, itulah semuanya.
"Kau beruntung masih hidup! orangtua itu
berkata lega selagi kami berjalan kembali ke
penginapan. "Mereka yang lain, tidak. Semoga
Tuhan mengampuni dosa-dosa mereka."
"Aku tak mengerti."
"Mulanya kami juga tidak," ia berkata
murung." Tamu yang seorang kami dapati mati
telanjang di lantai kamarmu. Dokter bilang,
serangan jantung. Tamu lain terbenam di bak
mandi. Mati kaku. Tetapi tidak sekaku tubuh orang
'ketiga yang kami temui meringkuk di dekat
beranda. Mayat yang keempat kami lihat terkapar
di dasar jurang ..., seperti tujuh tahun sebelumnya
kami temukan jenasah Mayanguri jatuh ke tempat
yang sama."
Aku bergidik seram. Kemudian mengeluh
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
terpana. Roh Mayangsari telah kutemani ngobrol
sepanjang malam. Kudengar pujiannya yang tulus :
"Kau begitu baik," dan ia tidak menceritakan ke
kematian seperti ia lakukan terhadap lelaki lain.
la bahkan menghadiahlku sekecup ciuman.
Ciuman ! Bagaimana mungkin? Kehangatan sentuhan itu masih terasa bergetar dl bibirku. Ciuman roh
seorang gadis yang tak perna" rela melepaskan
cinta kasihnya walaupun ia tahu kekasihnya telah
lama mati.
Tiba di kamar, entah mengapa aku masih
merasakan kehadiran Mayangsari. Kemudian aku
berpaling. la masih di situ. Hampir melekat jadi
satu dengan tembok kamar. la tersenyum dan
Aku terpana.
Lukisan di tembok itu menganga dl satu
bidang. Tidak robek. Maksudku, kain kanvas itu
yang tidak robek. Apa yang membuat salah satu
bidang lukisan itu menganga, adalah ke baya
si gadis. secarik kain pada lukisan, tepat di bagian
dada yang tidak terkancing, telah hilang.
Aku telah merenggutnya.
Ketika Mayangsari terjatuh.
Dan membuat lukisan itu tampak merana.
Tak berdaya!
00000
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
TAGIHAN MAUT
ANTON menerima satu sloki Martini yang
disodorkan Nuning, isterinya yang malam
ini mengadi pusat perhatian semua tamu
yang hadir. Warna violet gaun malam Nuning
bagitu kontras dengan kulitnya yang kuning
langsat, licin mempesona. Rias wajahnya
sederhana, dipoles seadanya. Namun tampak
cemerlang, berseri ; barangkali berkat bayi dalam
kandungannya, yang kini menginjak usia empat
bulan. Bayi itu ikut bersukacita rupanya. Malam
ini ulang tahun pertama perkawinan ke dua
orangtuanya.
" kau gelisah ,dari tadi," Nunlng berbisik,
sembari tersenyum manis pada salah seorang tamu
56
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
yang kebetulan melirik ke arah mereka.
Anton cuma bergumam: "Ah," lalu _mengerling ke wajah Nuning. "Kau berkeringat.
pucat lagi Sakit, sayangku?"
"Mungkin maag-ku kambuh lagi," jawab
Nuning, lemah.
"Perlh benar?"
"Rasanya melilit, Mas," Nuning menggigit
bibir tanpa menyolok karena ada beberapa tamu
di dekat mereka. "Mulai terasa setengah jam yang
lalu,"
"Mengapa tidak bilang-bilang dari tadi?"
tanya Anton setengah menegur. la meletakkan
gelasnya di sebuah meja terdekat dan memperhatikan wajah Nuning lebih seksama. Benar, Nuning
nampak sangat pucat, dan itu bukan warna kulit
yang sehat. "Ayo, kuantar kau ke kamarmu."
"Tetapi Mas. Tamu-tamu kita
"Sudahlah Nanti kujelaskan pada mereka.
Siapapun akan mengerti, wanita yang hamil muda
sering mengalami gangguan. Setelah nanti kau
minum 'obat, berbaring barang sebentar maka kau
akan cukup kuat untuk menemani kami kembali.
Ayolah ."
Sambil bertukar sapa dengan ramah tamah
,ada satu dua tamu yang kami lewati, Anton
membawa isterinya masuk ke kamar tidur dan
membantunya rebah. Nuning menelan tablet
57
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap