Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sang Broker - 73

$
0
0
Cerita The Broker | Sang Broker | by John Grisham | Sang Broker | Cersil Sakti | Sang Broker pdf

Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap

an tajam pada mereka yang jelas-jelas
  mengatakan, Pergilah ke neraka, lalu dengan langkah ribut naik ke lantai atas.
  Mereka masuk ke ruang kerja. Cari berkata, "Kau mau minum?"
  "Ya, yang keras."
  Cari menghampiri bar kecil di sudut dan menuangkan mab-dobel.
  Diberikannya segelas pada Joel dan tanpa mengupayakan senyum ia berkata,
  "Cheers."
  "Cheers. Senang bertemu denganmu, Cari." "Jelas senang. Seharusnya kau
  tidak bertemu siapa-siapa lagi sampai empat belas tahun menda-"Menghitung hari, ya?"
  "Kami masih membersihkan kotoran yang kautinggalkan, Joel. Banyak orang
  baik ikut dirugikan. Maaf kalau aku dan Donna tidak terlalu gembira melihatmu.
  Kurasa tidak banyak orang di kota ini yang menyambutmu dengan pelukan."
  "Kebanyakan malah ingin menembakku." Cari melirik pistolnya dengan
  waspada. "Aku tidak bisa terlalu memikirkan hal itu," lanjut Backman. "Tentu
  saja aku ingin kembali dan mengubah beberapa hal, tapi aku tidak memiliki
  kemewahan itu. Aku sedang kabur menyelamatkan nyawaku, Cari, dan aku
  butuh bantuan." "Barangkali aku tidak ingin terlibat." "Aku tidak bisa
  menyalahkanmu. Tapi aku perlu bantuan, bantuan besar. Tolong aku sekarang,
  dan aku berjanji tidak akan pernah muncul di depan pintumu lagi." "Aku akan
  menembakmu lain kali." "Di mana Senator Clayburn? Katakan dia masih hidup."
  "Ya, masih segar bugar. Dan kau beruntung." "Apa?"
  "Ia ada di sini, di D.C." "Kenapa?"
  "Hollis Maples pensiun, setelah seratus tahun mendekam di Senat. Mereka
  mengadakan pesta
  besar-besaran untuknya malam ini. Semua teman j lama ada di sini."
  "Maples? Bukankah ia sudah ngiler di atas supnya sepuluh tahun lalu?"
  "Well, sekarang ia sudah tidak bisa melihat supnya lagi. Ia dan Clayburn
  akrab sekali." "Kau sudah bicara pada Clayburn?" "Ya." "Dan?"
  "Mungkin sulit, Joel. Ia tidak senang mendengar J namamu. Menyinggung-nyinggung soal ditembak karena mengkhianati negara."
  'Terserah. Katakan padanya ia bisa jadi perantara kesepakatan yang akan
  membuatnya merasa seperti patriot."
  "Kesepakatan apa?"
  "Aku punya perangkat lunaknya, Cari. Seluruhnya. Baru kuambil tadi pagi
  dari lemari besi di bank di Zurich, tempatnya mendekam selama lebih dari
  enam tahun. Kau dan Clayburn datang ke kamar hotelku besok pagi, dan akan
  kutunjukkan barangnya pada kalian."
  "Aku tidak terlalu kepingin melihatnya."
  "Ya, kau mau."
  Pratt menenggak dua ons scotch. Ia berjalan ke bar dan mengisi lagi
  gelasnya, menenggak dosis yang mematikan, lalu berujar, "Kapan dan *
  mana?"
  mana?
  "Marriott di Twenty-second Street. Kamar lima dua puluh. Jam sembilan
  pagi."
  "Kenapa, Joel? Kenapa aku harus terlibat?" "Bantuan untuk kawan lama."
  "Aku tidak berutang budi padamu. Dan kawan lama itu sudah pergi sejak dulu."
  "Kumohon, Cari. Bawalah Clayburn, dan kau tidak perlu ikut-ikut lagi mulai
  tengah hari besok. Aku berjanji kau tidak akan pernah melihatku lagi."
  "Penawaran yang sangat menggoda."
  Ia meminta sopir tidak tergesa-gesa. Mereka melaju di wilayah Georgetown,
  menyusuri K Street, dengan restoran-restoran yang buka larut malam dan bar-bar serta tempat-tempat nongkrong mahasiswa yang penuh dengan manusia
  yang sedang bersenang-senang. Saat itu tanggal 22 Maret dan musim semi
  menjelang. Temperatur sekitar 65 dan para mahasiswa ingin terus berada di
  luar, bahkan pada tengah malam.
  Taksi itu melambat di persimpangan I Street dan 14th, dan Joel bisa melihat
  gedung kantornya yang lama di kejauhan, di New York Avenue. Di suatu tempat
  di sana, di lantai paling atas, ia pernah memimpin kerajaan kecilnya, dengan
  budak-budak berlarian di belakangnya, melompat
  siaga begitu diberi perintah. Bukan saat-saat yang penuh nostalgia.
  Sebaliknya, ia dipenuhi penyesalan atas hidup tak berharga yang disia-siakan
  dengan memburu uang, membeli persahabatan, wanita, serta mainan apa pun
  yang diinginkan jagoan hebat. Taksi mereka terus melaju, melewati deretan
  gedung yang tak terhitung jumlahnya, kantor pemerintah di satu sisi, para
  pelobi di sisi lain.
  Ia meminta sopir pergi dari sana, mencari pemandangan yang lebih
  menyenangkan. Mereb berbelok ke Constitution Avenue dan menyusuri Mali,
  melewati "Washington Monument. P
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sang Broker - John Grisham

  utrinya yang bungsu, Anna Lee, bertahun-tahun lalu pernah memohon padanya agar diajak jalan-jalan di Mali pada
  musim semi, seperti teman-teman sekelasnya. Ia ingin melihat Mr. Lincoln dan
  menghabiskan sepanjang hari di Smithsonian. Joel berjanji dan berjanji terus
  hingga Anna Lee pergi. Sekarang ia ada di Denver, pikir Joel, memiliki anak
  yang tidak pernah dilihatnya.
  Sementara kubah Capitol semakin debt, mendadak Joel merasa muak
  Perjalanan menyusuri jalan kenangan ini amat menekan. Kenangan-kenangan
  dalam hidupnya terlalu tidak menyenangkan.
  "Antarkan aku ke horel," katanya.
  33
  Neal membuat kopi teko pertama, lalu keluar k serambi batu bata yang
  sejuk dan mengagumi keindahan fajar musim semi.
  Kalau benar ayahnya sudah tiba kembali di D.C, ia pasti tidak sedang tidur
  pada pukul setengah tujuh pagi. Semalam, Neal sudah menyimpan nomor
  telepon hotel-hotel Washington di pon-seJ barunya, dan ketika matahari terbit,
  ia mulai dengan Sheraron. Tidak ada nama Giovanni Ferro. Kemudian Marriott.
  "Tolong tunggu sebentar," ujar operator, lalu telepon kamar mulai
  berdering. "Halo," terdengar suara yang dikenalnya. "Dengan Marco?" tanya
  Neal. "Ini Marco. Ini Grinch?" "Benar."
  "Di mana kau sekarang?" "Berdiri di serambi, menunggu matahari terbit."
  "Dan telepon apa yang kaugunakan?" "Motorola baru yang kukantongi terus sejak
  kubeli kemarin." "Kau yakin teleponmu aman?" "Ya."
  Hening sejenak sementara Joel menghela napas dalam-dalam. "Senang
  mendengar suaramu, Nak"
  "Aku juga senang mendengarmu. Bagaimana perjalananmu?"
  "Seru sekali. Bisakah kau pergi ke Washington?"
  "Kapan?"
  "Hari ini, pagi ini."
  "Bisa, semua orang mengira aku kena flu. Urusan dengan kantor beres.
  Kapan dan di mana?"
  "Datanglah ke Marriott di Twenty-second Street. Masuklah ke lobi pada
  pukul delapan empat lima, naik lift ke lantai enam, lalu turun lewat tangga ke
  lantai lima. Kamar lima dua puluh."
  "Semua itu perlu?"
  "Percayalah. Kau bisa menggunakan mobil -lain?"
  "Entahlah. Aku tidak yakin siapa-" "Ibu Lisa. Pinjam mobilnya, pastikan kau
  tidak dibuntuti. Begitu sampai di kota, parkirlah di garasi di Sixteenth, lalu
  berjalanlah ke Marriott. Awasi belakangmu setiap saat. Kalau kau melihat
  sesuatu yang mencurigakan, telepon aku, dan kita akan batalkan
  semuanya."
  Neal melayangkan pandangan ke seluruh penjuru kebun belakangnya,
  setengah berharap melihat agen-agen berpakaian hitam menghambur ke
  arahnya. Dari mana ayahnya tahu trik-trik rahasia ini? Selama enam tahun di
  penjara, barangkali? Ribuan novel spionase? iffSe*?
  "Kau mengerti?" bentak Joel.
  "Yeah, tentu saja. Aku akan segera berangkat."
  Ira Clayburn tampak seperti orang yang telah melewatkan sepanjang
  hidupnya memancing di atas perahu, bukannya mengabdi selama 34 tahun di
  Senat Amerika Serikat. leluhurnya memancing di Outer Banks, North Carolina,
  di sekitar rumah mereka di Ocracoke, selama seratus tahun. Nasib Ira juga akan
  sama, tapi guru matematikanya di kelas enam kemudian mengetahui ia
  memiliki IQ yang luar biasa. Beasiswa ke Chapel Hill mengentaskannya dari
  rumah. Satu beasiswa lagi ke Yale memberinya gelar master. Yang ketiga, ke
  Stanford, menyematkan titel "Doktor" di depan namanya. Ia sudah menjadi
  dosen ekonomi di Davidson ketika bersedia berkompromi memenuhi janji temu
  di Senat, untuk mengisi posisi kosong yang masa jabatannya belum habis.
  Dengan enggan
  I ia kemudian mengajukan diri untuk masa jabatan ! penuh, dan selama tiga
  puluh tahun sesudahnya j ia berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan
  Washington. Pada usia 71 tahun, akhirnya ia pun j pergi. Ketika mengundurkan
  diri dari Senat, ia j membawa pengetahuan tentang intelijen AS yang tak bisa
  ditandingi politisi mana pun. Ia setuju pergi ke Marriott bersama Carl Pratt, 1
  kawan lamanya dari klub tenis, hanya untuk memuaskan rasa penasatannya.
  Misteri Neptunus itu tidak pernah terpecahkan, sejauh pengetahuannya. Namun
  ia memang sudah betada di luar lingkaran selama lima tahun terakhir,
  menghabiskan seluruh i waktunya dengan memancing setiap hari, dengan
  I gembira membawa kapalnya berburu ikan di perairan Hatteras hingga Cape
  Lookout.
  Selama masa senja kar
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sang Broker - John Grisham

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>