Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Blood of Olympus (Darah Olympus) - 71

$
0
0
Cerita Fantasi | The Blood of Olympus (Darah Olympus) | Serial The Heroes of Olympus 5 | The Blood of Olympus (Darah Olympus) | Cersil Sakti | The Blood of Olympus (Darah Olympus) pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

ng lebih baik. Ketika Percy menarik diri, Annabeth kelihatan seperti ikan yang megap-megap mencari udara. "Rivalitas berakhir di sini," kata Percy. "Aku cinta padamu, Cewek Bijaksana."
  Annabeth mendesah kecil, seolah-olah ada yang meleleh di cangkang iganya. Percy melirik Piper. "Sori, aku harus melakukan yang barusan." Piper menyeringai. "Mana mungkin putri Aphrodite tidak setuju? Kau pacar yang hebat." Annabeth lagi-lagi mengeluarkan suara setengah menggeram-setengah mendesah. "Eh ... anu, omong-omong, kita di bawah Erekhtheion. Ini kuil untuk Athena dan Poseidon. Parthenon semestinya terletak di tenggara secara diagonal dari sini. Kita harus mengendap-endap di perimeter dan melumpuhkan sebanyak mungkin senjata pengepungan, membukakan jalan untuk Argo II." "Ini sudah siang hari bolong," kata Piper. "Bagaimana caranya supaya kita tidak ketahuan?" Annabeth menelaah langit. "Itulah sebabnya aku menyusun rencana bersama Frank dan Hazel. Mudah-mudahan ah. Lihat." Seekor lebah mendesing di atas. Lusinan lagi mengikuti. Lebah-lebah itu berkerumun di keliling sebuah pilar, lalu melayang di atas bukaan lubang. "Ucapkan hai pada Frank, Semuanya," kata Annabeth. Piper melambai. Kawanan lebah melesat pergi. "Kok bisa?" tukas Percy. "Maksudku apa seekor lebah sama dengan satu jari? Dua lebah matanya?" "Aku tidak tabu," Annabeth mengakui. "Tapi, dia perantara kita. Begitu Frank memberi Hazel isyarat, Hazel akan " "Ahhhh!" pekik Percy. Annabeth menutupi mulutnya dengan tangan. Alhasil kelihatan aneh, sebab mendada k masing-masing dari mereka telah berubah menjadi A nak Bumi tinggi besar bertangan enam. "Kabut Hazel." S uara Hazel terdengar dalam dan menggemuruh seperti batu gerinda. Dia menengok ke bawah dan menyadari
  bahwa kini dia pun memiliki tubuh manusia purba nan indah pusar berambut, cawat, tungkai montok, dan kaki kebesaran. Jika berkonsentrasi, Hazel bisa melihat lengannya yang normal, tapi ketika dia bergerak, tangannya berombak seperti fatamorgana, terpisahkan menjadi tiga pasang lengan kekar Anak Bumi. Percy meringis, alhasil membuat wajah barunya yang jelek bertambah buruk rupa. "Wow, Annabeth aku lega sekali sudah menciummu sebelum kau 13erubah." "Makasih banyak," kata Annabeth. "Kita sebaiknya pergi. Aku akan menyusuri perimeter searah jarum jam. Piper, bergeraklah berlawanan arah jarum jam. Percy, kau mengintai tengah " "Tunggu," kata Percy. "Kita berjalan tepat ke tengah-tengah jebakan kurban darah yang kuperingatkan dan kau ingin kita berpencar lagi?" "Lebih cepat begitu," kata Annabeth. "Kita harus bergegas. Rapalan itu ..." Piper tidak memperhatikan sampai saat itu, tapi sekarang dia mendengarnya: dengung mencekam di kejauhan, menyerupai bunyi ratusan mesin forklift. Piper memandangi tanah dan menyadari bahwa kerikil-kerikil bergetar, bergeser ke tenggara, seakan-akan tertarik ke Parthenon. "Baiklah," ujar Piper. "Sampai ketemu lagi di singgasana
  raksasa."
  Awalnya tugas Piper mudah. Monster berada di mana-mana ratusan raksasa Laistrygonian, Anak Bumi, dan Cyclops yang mengeluyur di puing-puing tapi kebanyakan berkumpul di Parthenon, menyaksikan berlangsungnya upacara. Piper melenggang di tebing Akropolis tanpa diadang.
  Di dekat onager pertama, tiga Anak Bumi sedang berleha-leha di batu sambil mandi matahari. Piper berjalan menghampiri mereka dan tersenyum. "Halo." Sebelum mereka sempat bersuara, Piper menebas mereka dengan pedangnya. Ketiga Anak Bumi meleleh menjadi gundukan tanah dan batu. Dia memotong tali pelenting onager untuk merusak senjata itu, kemudian terus bergerak. Piper sekarang bertekad. Dia harus membuat kerusakan sebanyak mungkin sebelum sabotase tersebut ketahuan. Dia mengitari para Cyclops yang berpatroli. Onager kedua dikelilingi kemah raksasa Laistrygonian yang bertato, tapi Piper berhasil menghampiri mesin itu tanpa membangkitkan kecurigaan. Dijatuhkannya vial api Yunani ke kantong proyektil. Jika beruntung, begitu mereka mencoba mengisikan katapel, proyektil akan meledak di wajah mereka. Piper terus bergerak, Para gyrphon bersarang di atap barisan pilar sebuah kuil tua. Sekelompok empousa t
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 5: The Blood Of Olympus (Darah Olympus)

  elah mundur ke bawah pelengkung remang-remang dan tampaknya sedang tidur, rambut mereka yang menyala-nyala berkelip-kelip kabur, kaki perunggu mereka berkilauan. Semoga sinar mentari bakal membuat mereka loyo jika harus bertarung. Kapan pun dia bisa, Piper menghabisi monster yang terisolasi. Bilamana melewati kelompok yang lebih besar, dia melintas saja. Sementara itu, kerumunan di Parthenon bertambah besar. Suara merapal semakin keras. Piper tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam reruntuhan cuma kepala dua puluh atau tiga puluh raksasa yang berdiri melingkar, bergumam dan berayun ke kiri-kanan dengan khusyuk. Dia melumpuhkan senjata pengepungan ketiga dengan cara menggergaji tali torsinya, yang semestinya memungkinkan Argo II untuk mendekat dari utara tanpa hambatan.
  Piper berharap Frank memperhatikan kemajuannya. Dia bertanya-tanya berapa lama lagi hingga kapal tiba. Mendadak, suara merapal berhenti. Bunyi BUM menggelegar di bukit. Di Parthenon, para raksasa meraung penuh kemenangan. Di sekeliling Piper, monster-monster merangsek maju ke arah suara keriaan. Itu pasti bukan pertanda bagus. Piper melebur ke kerumunan Anak Bumi berbau apak. Dia menaiki tangga utama kuil, kemudian mendaki kuda-kuda logam supaya bisa melihat melampaui kepala para raksasa Laistrygonian dan Cyclops. Adegan di reruntuhan itu nyaris membuat Piper memekik keras-keras. Di hadapan singgasana Porphyrion, lusinan raksasa berdiri membentuk lingkaran renggang, bersorak-sorai dan menggoyang-goyangkan senjata saat dua di antara mereka berparade mengelilingi lingkaran, memamerkan pampasan mereka. Putri Periboia memegangi leher Annabeth seperti kucing buas. Enceladus sang raksasa menjepit Percy dalam kepalannya yang mahabesar. Annabeth dan Percy sama-sama meronta tanpa daya. Penangkap mereka memamerkan keduanya kepada kawanan monster yang gegap gempita, kemudian menoleh untuk menghadap Raja Porphyrion, yang duduk di singgasana ala kadarnya, mata putih raksasa itu berkilat-kilat keji. "Tepat pada waktunya!" Raja raksasa menggerung. "Darah Olympus untuk membangkitkan Ibu Pertiwi!"[]
  BAB EMPAT PULUH TIGA
  PIPER
  PIPER MENYAKSIKAN DENGAN NGERI SAAT sang raja raksasa berdiri tegak hampir setinggi pilar kuil. Wajahnya persis seperti yang Piper ingat sehijau empedu, menyeringai kejam, kepang rambutnya yang sewarna rumput laut dihiasi pedang serta kapak yang diambil dari demigod mati. Dia menjulang tinggi di hadapan kedua tawanan, menyaksikan mereka menggeliat-geliut. "Mereka tiba persis seperti yang kau terawang, Enceladus! Kerja bagus!" Musuh lama Piper membungkukkan kepala, tulang-tulang yang dianyam ke rambut gimbalnya berkelotakan. "Pekerjaan saya sederhana saja, Raja." Desain lidah api mengilap di baju tempurnya. Tombaknya membara keunguan. Dia hanya butuh satu tangan untuk memegang tawanannya. Walaupun Percy Jackson sakti, walaupun dia telah selamat dari segala macam cobaan, pada akhirnya dia tak berdaya melawan kekuatan raksasa dan keniscayaan ramalan. "Saya tahu dua orang ini akan memimpin penyerangan," lanjut Enceladus. "Saya mem ahami cara mereka berpikir. Athena
  dan Poseidon ... mereka persis seperti anak-anak ini! Keduanya datang ke sini, berpikir bakal mengklaim kota ini. Arogansi mereka nyatanya mendatangkan petaka bagi mereka!" Di tengah-tengah riuh rendah khalayak, Piper nyaris tidak bisa berkonsentrasi, tapi dia mengulang-ulang perkataan Enceladus dalam benaknya: dua orang ini akan memimpin penyerangan. Jantung Piper berpacu. Para raksasa mengharapkan kedatangan Percy dan Annabeth. Mereka tidak memperkirakan kehadiran Piper. Sekali ini, menjadi Piper McLean, putri Aphrodite, orang yang tidak dianggap serius oleh siapa pun, ternyata mungkin saja menguntungkannya. Annabeth mencoba mengucapkan sesuatu, tapi Periboia sang raksasa perempuan mengguncangkan lehernya. "Diam! Jangan goyangkan lidah manismu yang penuh tipu daya!" Sang putri mencabut pisau berburu sepanjang pedang Piper. "Beni aku kehormatan, Ayahanda!" "Tunggu, Putriku." Sang raja melangkah mundur. "Pengurbanan mesti dilakukan secara pantas. Thoon, penghancur Moirae Perajut Takdi
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 5: The Blood Of Olympus (Darah Olympus)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423