Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

The Blood of Olympus (Darah Olympus) - 73

$
0
0
Cerita Fantasi | The Blood of Olympus (Darah Olympus) | Serial The Heroes of Olympus 5 | The Blood of Olympus (Darah Olympus) | Cersil Sakti | The Blood of Olympus (Darah Olympus) pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

h memprogram senjata-senjata itu dengan presisi nan saksama. Ap Yunani berkobar mengelilingi Parthenon. Api tidak menyentuh interiornya, tapi dalam sekejap, sebagian besar monster yang lebih kecil di sekelilingnya telah terbakar. Suara Leo menggelegar lewat pengeras suara: MENYERAHLAH! KAHAN SUDAH DIKEPUNG OLEH MESIN PERANG KEREff NAN MEMBARA!
  Enceladus meraung murka. "Valdez!" PA KABAR, ENCHILADAS? Suara Leo balas meraung. BELATI DI DAHIMU BAGUS TUH. "BAH!" Sang raksasa mencabut Katoptris dari kepalanya. "Monster-monster: hancurkan kapal itu!" Bala tentara yang tersisa berusaha sebaik-baiknya. Sekawanan gryphon terbang untuk menyerang. Festus si kepala naga menyemburkan lidah api dan menggosongkan mereka hingga jatuh dari langit. Segelintir Anak Bumi melontarkan batu-batu, tapi dari sisi lambung kapal, menyebarlah selusin bola Archimedes, mengadang dan meledakkan batu-batu itu hingga menjadi debu. "PAKAI BAJUMU!" perintah Buford. Hazel memerintahkan Anion turun dari atap pilar-pilar dan melompatlah kuda itu ke medan pertempuran. Jarak setinggi dua belas meter niscaya akan mematahkan kaki kuda lain, tapi Anion menapak tanah sambil berlari. Hazel melesat dari raksasa ke raksasa, menyengat mereka dengan bilah spatha-nya. Memilih waktu yang keliru, Kekrops dan kaumnya, manusia ular, justru menceburkan diri dalam pertempuran tepat saat itu. Pada empat atau lima tempat di sepenjuru reruntuhan, tanah berubah menjadi lendir hijau dan gemini bersenjata pun meruyak ke permukaan, dipimpin oleh Kekrops sendiri. "Bunuh para demigod!" desisnya. "Bunuh penipu-penipu itu!" Sebelum kebanyakan pendekar Kekrops sempat mengikuti, Hazel mengacungkan bilah pedangnya ke terowongan terdekat. Tanah menggemuruh. Semua gelembung membran berlendir meletus, mengepulkan debu. Kekrops menoleh ke pasukannya, yang kini hanya tersisa enam orang. "MELATA KE BELAKANG!" perintahnya. Panah Frank menjatuhkan para manusia ular selagi mereka mencoba untuk mundur.
  Periboia sang raksasa perempuan telah meleleh dengan laju mencengangkan. Dia hendak mencengkeram Annabeth, tapi meskipun kakinya terluka, Annabeth sanggup mempertahankan diri. Dia menikam sang raksasa dengan pisau berburunya sendiri dan memancing Periboia main kejar-kejaran maut di seputar singgasana. Percy sudah kembali berdiri, Riptide berada dalam genggam-annya sekali lagi. Dia masih tampak linglung. Hidungnya berdarah Tapi, dia tampaknya mampu menghalau Thoon, si Raksasa Tua yang entah bagaimana telah menyambungkan kembali tangannya dan menemukan pisau jagalnya. Piper berdiri berdempetan punggung dengan Jason, melawan tiap raksasa yang berani-berani mendekat. Selama sesaat, Piper merasa girang. Mereka sungguh-sungguh unggul! Tapi, elemen kejutan segera saja pupus. Para raksasa mengatasi kebingungan mereka. Frank kehabisan panah. Dia mewujud menjadi badak dan melompat ke tengah-tengah pertempuran, tapi begitu dia menjatuhkan para raksasa, mereka serta-merta bangkit lagi. Luka. luka mereka sepertinya sembuh lebih cepat. Jarak Annabeth dan Periboia semakin dekat . Hazel terpelanting dari pelananya dengan kecepatan mendekati seratus kilometer per jam. Jason mendatang kan petir lagi, tapi kali ini Porphyrion semata-mata men angkis dengan ujung tombaknya. Para raksasa lebih be sar, lebih kuat, dan lebih banyak. Mereka tidak bisa dib unuh tanpa bantuan dewa-dewi. Selain itu, mereka ta mpaknya tidak bisa capek. Keenam demigod dipaksa membentuk lingkaran defensif. Batu-batu yang dilontar kan Anak Bumi menghantam Argo II. Kali ini Leo kuran g cepat balas menembak. Deretan dayung patah. Kapal berguncang dan oleng di langit.
  Kemudian Enceladus melemparkan tombak apinya. Tombak itu menusuk lambung kapal dan meledak di dalam, memuncratkan api lewat celah dayung. Asap hitam seram mengepul dari dek. Argo II mulai terperosok. "Leo!" teriak Jason. Porphyrion _tertawa. "Kalian demigod tidak belajar dari kesalahan. Tiada dewa yang dapat membantu kalian. Kami hanya membutuhkan satu hal lagi dari kalian untuk menyempurnakan kemenangan kami." Sang raja raksasa tersenyum penuh harap. Dia tampaknya sedang memandang Percy Jack
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 5: The Blood Of Olympus (Darah Olympus)

  son. Piper melirik ke samping. Hidung Percy masih berdarah. Dia kelihatannya tidak mafhum bahwa tetesan darah di wajahnya telah mengucur ke ujung dagu. "Percy, awas ...." Piper hendak berkata, tapi sekali ini suaranya ridak mau keluar. Setetes darah jatuh dari dagu Percy. Darah itu mendarat di tanah di antara kedua kaki Percy dan mendesis seperti air di wajan. Darah Olympus mengairi bebatuan kuno. Akropolis mengerang dan bergejolak sementara Ibu Pertiwi terbangun.[]
  BAB EMPAT PULUH LIMA
  NICO
  SEKITAR DELAPAN KILOMETER DI TIMUR perkemahan, sebuah SUV hitam terparkir di pantai. Mereka mengikat perahu ke dermaga pribadi. Nico membantu Dakota dan Leila menggotong Michael Kahale ke pesisir. Pemuda besar itu masih setengah sadar, menggumamkan sesuatu yang Nico asumsikan adalah kode-kode futbol: "Merah dua belas. Kanan tiga-satu. Maju." Kemudian dia terkekeh-kekeh tak terkendali. "Kita tinggalkan saja dia di sini," kata Leila. "Jangan ikat dia.
  Cowok malang ...II
  "Mobil bagaimana?" tanya Dakota. "Kuncinya di laci mobil, tapi anu, bisakah kau menyetir?" Leila mengerutkan kening. "Kukira kau bisa menyetir. Bukankah umurmu sudah tujuh belas?" "Aku belum pernah belajar menyetir!" kata Dakota. "Aku sibuk." "Biar kubereskan," janji Nico. Mereka berdua memandanginya. "Kau baru empat belas, lan?!" ujar Leila.
  Nico menikmati betapa orang-orang Romawi bersikap gugup di dekatnya, padahal mereka lebih tua dan lebih besar serta lebih berpengalaman seb agai petarung. "Aku tidak bilang akulah yang akan dud uk di balik kemudi." Dia berlutut dan menempelkan tan gan ke tanah. Dia merasai kuburan terdekat, tulang-tula ng manusia terlupakan yang terkubur dan berserakan. Dia mencari semakin dalam, meluaskan perabaan indra nya ke Dunia Bawah. "Jules-Albert. Ayo jalan." Tanah te rbelah. Seorang zombie berpakaian khusus menyetir da ri abad kesembilan belas mencakar-cakar ke permukaa n. Leila melangkah mundur. Dakota menjerit seperti an ak TK. "Apaan-apaan itu, Bung?" protes Dakota. "Ini sopirku," kata Nico. "Jules-Albert finis pertama dalam balapan mobil Paris-Rouen pada 1895, tapi dia tidak diberi hadiah karena mobil tenaga uapnya menggunakan batu bara." Leila menatap Nico sambil bengong. "Apa sih yang kau bicarakan?" "Jiwanya tidak tenang, selalu mencari-cari kesempatan untuk kembali menyetir," kata Nico. "Beberapa tahun terakhir ini, dia menjadi sopirku kapan pun aku membutuhkan." "Kau punya sopir zombie," kata Leila. "Biar aku duduk di samping sopir." Nico masuk ke sebelah kanan. Dengan enggan, kedua orang Romawi naik ke belakang. Satu keunggulan utama Jules-Albert: dia tidak pernah emosional. Dia bisa duduk di tengah kemacetan seharian tanpa kehilangan kesabaran. Dia kebal terhadap perasaan mudah marah di jalan raya. Dia bahkan bisa menyetir kendaraan langsung ke perkemahan centaurus liar dan melewati mereka tanpa merasa gugup. Nico tidak pernah melihat centaurus seperti itu. Mereka berpunggung cokelat muda keemasan, berlengan dan dada
  berbulu yang penuh tato, dan memiliki tanduk mirip banteng yang mencuat di kening. Nico ragu mereka bisa berbaur dengan manusia semudah Chiron. Setidaknya dua ratus centaurus tersebut tengah berlatih tarung dengan gelisah, menggunakan pedang dan tombak, atau memanggang bangkai hewan di api terbuka (centaurus karnivora membayangkannya, Nico jadi bergidik). Perkemahan tersebut melintasi jalan perkebunan yang meliuk-liuk mengitari perimeter tenggara Perkemahan Blasteran. SUV berbelok-belok untuk melewati mereka, membunyikan klakson ketika perlu. Terkadang seekor centaurus melotot ke spion pengemudi, melihat si sopir zombie, dan mundur sambil terperanj at. "Demi pauldron Pluto," gumam Dakota. "Semakin banyak centaurus saja yang datang semalaman tadi." "Jangan tatap mata mereka," Leila mewanti-wanti. "Mereka menganggap itu sebagai sebentuk tantangan untuk mengajak mereka duel sampai mati." Nico menatap lurus sementara SUV melaju terus. Jantungnya berdegup kencang, tapi dia tidak takut. Dia marah. Octavian telah mengerahkan monster untuk mengepung Perkemahan Blasteran. Betul, perasaan Nico terhadap Perkemahan Blasteran mema
  http://cerita-silat.mywapblog.com
The Heroes Of Olympus 5: The Blood Of Olympus (Darah Olympus)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>