Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - 77

$
0
0
Cerita Silat | Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat | by Hong San Khek | Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat | Cersil Sakti | Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

yang kemudian telah
  turun ke bawah gunung dengan beramai-ramai dan
  segera mengepung calon paderi itu. Tetapi biarpun
  jumlah lawan di kedua pihak tidak sama banyaknya,
  ternyata pertempuran itu telah berlangsung dengan
  sama imbangan dalam kekuatannya.
  Dalam pertempuran itu, sebenarnya Wie Hui tidak
  mengetahui bahwa pedangnya Poan Thian ada begitu
  tajam. Jikalau ia ketahui ini lebih siang, ia tentu lebih
  suka berkelahi dengan tangan kosong saja.
  Tahu-tahu ketika goloknya terbacok putus oleh
  pedangnya Lie Poan Thian, barulah ia jadi terperanjat
  dan lekas-lekas berlompat ke samping sambil
  melemparkan senjatanya yang telah tinggal separuh
  itu.
  Sementara Poan Thian sendiri yang menyaksikan
  lawannya telah tidak bersenjata lagi, buru-buru ia
  masukkan pedang itu ke dalam serangkanya.
  Demikianlah, pertempuran selanjutnya telah dilakukan
  olehnya dengan sama-sama bertangan kosong, yang
  mana sebenarnya lebih digemari oleh Poan Thian
  daripada bertempur dengan memakai senjata.
  Kedua lawan ini yang masih asing dengan kepandaian
  musuh masing-masing, kelihatannya agak ragu-ragu
  tatkala pertempuran baru saja berjalan beberapa
  jurus lamanya. Tetapi setelah kedua pihak telah
  menyaksikan dan mengetahui gerakan-gerakan
  masing-masing, barulah pertempuran itu menjadi
  semakin sengit, semakin hebat, sehingga orang cuma
  menampak saja bayangan orang-orang yang sedang
  bertempur, tetapi tidak dapat melihat tegas yang
  mana Lie Poan Thian atau yang mana Wie Hui!
  Selagi pertempuran itu berlangsung dalam saat-saat
  yang amat tegang dan seolah-olah tak dapat disudahi
  apabila belum ada salah seorang yang mati atau mau
  menyerah kalah, tiba-tiba Poan Thian telah dibikin
  kaget oleh seorang yang muncul dengan sekonyong-
  konyong dan membentak: „Hei, budak she Lie! Setelah
  beberapa kali kita bertemu untuk menjajal ilmu
  kepandaian masing-masing, sekarang inilah ada hari
  yang terakhir bagimu akan melihat dunia ini! Jangan
  lari! Aku Liu Tay Hong belum merasa puas apabila
  belum dapat meminum darah atau memakan
  dagingmu!”
  Dalam pada itu, Poan Thian yang memang selalu
  berlaku waspada memperhatikan serangan-serangan
  Wie Hui yang semakin lama menjadi semakin gencar
  itu, dengan lantas mengerti, bahwa dia hendak
  dijebak oleh pihak musuhnya, terutama Liu Tay Hong
  ini yang memang menjadi musuh besarnya dan
  permusuhan itu tidak akan bisa berakhir, jikalau salah
  seorang belum ada yang mati.
  Maka pada sebelum Wie Hui keburu memberi tanda
  supaya sang kawan itu jangan turut campur dalam
  pertempuran yang sedang berlangsung itu, mendadak
  Tay Hong telah berlompat maju sambil menghunus
  sebilah golok dan menerjang pada Lie Poan Thian
  dengan secara mati-matian.
  Oleh sebab itu, pemuda kita yang sedang bertempur
  dengan Wie Hui dan belum ketahuan bagaimana
  kesudahannya, sudah tentu saja jadi agak sibuk
  untuk menjaga diri dari serangan-serangan Tay Hong
  yang bersenjata dan nekat itu. Maka sambil meladeni
  Wie Hui di satu pihak, pemuda kitapun telah tidak
  mensia-siakan kesempatan untuk melindungi diri
  dengan ilmu pukulan Khong-siu-jip-pek-jim, yang
  memang khusus diciptakan oleh para ahli silat
  angkatan tua dalam perlawanan tangan kosong
  terhadap pihak musuh yang bersenjatakan golok atau
  barang tajam yang lainnya.
  Dalam pertempuran satu melawan dua yang agak
  ganjil itu, banyak macam ilmu pukulan telah diajukan
  buat merobohkan salah satu pihak, tetapi berkat
  ketangkasan dan kepandaian masing-masing,
  belumlah tampak pihak mana yang lebih unggul atau
  asor, walaupun pertempuran itu telah berlangsung
  beberapa puluh jurus lamanya.
  Pada satu saat ketika Poan Thian maju menerjang
  pada Wie Hui dengan menggunakan ilmu tendangan
  Soan-hong-tui yang sudah cukup terkenal tentang
  kelihayannya, Liu Tay Hong di lain pihak telah
  mengayunkan goloknya dari bagian atas ke arah
  bawah, hendak membelah kepalanya pemuda kita
  dengan menggunakan tipu Tok-pek-hoa-san. Tetapi
  Poan Thian yang bermata celi dan tidak mudah
  dise
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek

  lomoti oleh pihak musuhnya, buru-buru miringkan
  kepalanya sedikit untuk meluputkan diri dari bacokan
  itu. Dengan cara-cara ini Poan Thian memang telah
  berhasil dapat meluputkan dirinya daripada bacokan
  tersebut, tetapi berbareng dengan itu, ia telah luput
  pula akan merobohkan pada Wie Hui dengan
  tendangannya.
  Hal itu, sudah barang tentu, telah membikin pemuda
  kita jadi amat jengkel dan sengit. Karena dengan
  bertambahnya Tay Hong dalam pertempuran segi tiga
  itu, bukan saja telah memperlambat pekerjaannya
  untuk mengakhiri pertempurannya dengan Wie Hui,
  tetapi juga tak dapat ia „mengukur” dengan betul,
  sampai dimana kepandaiannya Wie Hui yang benar
  dalam pertempuran satu lawan satu.
  Maka untuk dapat melaksanakan dan menjajakkan
  ini semua, ia pikir paling betul robohkan dahulu Tay
  Hong yang menjadi cumi-cumi dalam pertempuran itu,
  kemudian baru melangsungkan jalannya pertempuran
  untuk menguji sampai dimana kepandaian Wie Hui
  yang namanya sangat disohorkan orang sebagai salah
  seorang ahli Pek-houw-kang yang termuda di masa
  itu.
  Tetapi, sebagaimana telah kita katakan di muka ini,
  ilmu kepandaian Tay Hong sekarang telah beroleh
  banyak kemajuan dan berbeda jauh semenjak ia
  pertama kali bertempur dengan Lie Poan Thian di
  rumahnya Tan Tong Goan, hingga untuk dapat lekas
  mengakhiri separuh dari pertempuran segi tiga ini,
  Poan Thian tak dapat berbuat lain daripada
  menggunakan pedangnya dalam menghadapi Tay
  Hong yang bersenjata dan gerakan-gerakannya amat
  gesit itu.
  Maka setelah ia berpikir beberapa saat lamanya, buru-
  buru ia berlompat untuk mengasih lewat kakinya Wie
  Hui yang ditendangkan ke arah ulu hatinya, sedang
  tangan kanannya lekas menghunus pedang yang lalu
  dipergunakan untuk menahan serangan-serangan Liu
  Tay Hong, yang ketika itu telah menerjang maju
  sambil menusuk ke arah iganya dengan kecepatan
  bagaikan kilat yang menyamber ke muka bumi.
  Lie Poan Thian yang sekarang tidak boleh pandang
  terlalu ringan pula lawannya itu, dengan cepat telah
  putarkan pedangnya dan membacok ujung golok Tay
  Hong yang dijujukan ke arah tubuhnya itu. Dan
  berbareng dengan terdengarnya suara barang tajam
  yang beradu dan muncratnya beberapa banyak lelatu
  api, separuh dari golok yang tergenggam oleh Tay
  Hong itu telah terkupas dan terpental entah kemana
  perginya!
  Bacokan yang berhasil itu karena dibarengi juga
  dengan satu tendangan, telah membikin Tay Hong
  yang terperanjat karena goloknya terkupas, jadi
  semakin terkesiap hatinya, tatkala melihat
  menyambernya tendangan Poan Thian yang secepat
  kilat itu. Dan sebelum ia keburu mengegos untuk
  menghindarkan diri daripada tendangan itu, kakinya
  Poan Thian telah sampai dan bikin ia mengeluarkan
  satu suara jeritan ngeri sambil membuang diri ke
  samping jalan gunung yang penuh ditumbuhi dengan
  rumput-rumput. Dan ketika Tay Hong jatuh ke atas
  rumput-rumput itu, mendadak Poan Thian mendengar
  ia itu berseru: „Matilah aku sekali ini!” Hal mana, sudah
  barang tentu, telah membikin Poan Thian jadi heran
  dan tidak mengerti. Karena, pikirnya, cara bagaimana
  Tay Hong boleh berteriak begitu, sedangkan ia sama
  sekali tidak kena tertendang dan telah keburu
  membuang dirinya?
  „O Mi To Hud!” Begitulah Poan Thian telah
  mengucapkan, tatkala menyaksikan di antara tepi
  jalan yang ditumbuhi rumput-rumput itu mendadak
  tampak merekah sebuah lubang jebakan yang besar
  dan dalam, kemana Tay Hong telah jatuh terjerumus
  dan tak pernah kembali ke dunia fana!
  Itulah sebabnya mengapa Tay Hong telah
  memperdengarkan teriakannya yang mengandung
  rasa ketakutan tadi, hingga Poan Thian jadi bergidik
  apabila mengetahui jelas duduknya perkara yang
  sangat menyeramkan ini!
  Maka dengan hilangnya seorang lawan ini, Poan Thian
  jadi dapat melanjutkan pertempurannya dengan Wie
  Hui dengan secara lebih leluasa dan mencurahkan
  sepenuhnya perhatiannya ke suatu jurusan saja.
  Begitulah tatkala pertempuran itu telah berlangsung
  pula setelah Poan Thian menyimpan kembali
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>