Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - 76

$
0
0
Cerita Silat | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | by Rajakelana | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak | Kong Ciak Bi-Siucai | Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak pdf

Seindah Mata Kristalnya - Mayoko Aiko Pelangi di Sengigi - Mayoko Aiko Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek The Heroes of Olympus 3: The Mark of Athena (Tanda Athena) The Heroes of Olympus 2: The Son of Neptune (Putra Neptunus) bag I

baginya, sebuah gerakan melukis yang aneh berkiblat
  cepat ke arahnya dan ia tercekat
  “tuk..tuk...”dua totolan ampuh telah bersarang di
  kening dan dadanya yang kurus, tanpa bersambat ia
  tumbang dengan nafas senin kamis, wajahnya
  berkedut menahan sakit yang luar biasa.
  Ban-pi-sin-lo kini tinggal sendiri, dan sekali gebrak
  dengan serangan cepat sebuah gerak su-hoat yang
  membingungkan membuat ban-pi-sin-lo t erdesak
  hebat, dan pada jurus ke dua puluh, Ban-pi-sin-lo tidak
  dapat bertahan
  “tuk...tuk....tuk...” tiga totolan sakti menghantam
  lambung, punggung dan belakang kepala ban-pi-sin-lo,
  laksana nangka jatuh ban-pi-sin-lo ambruk
  bergedebuk tewas seketika.
  Han-bun-liong dengan cepat menyerang dengan ilmu
  pedangnya yang luar biasa Han-sian-hui melompat
  dan dari atas ia merubah gerakannya dengan “bun-
  sian-minling-ci” (jari titah dewa sastra)” serangan bun-
  liong selalu patah dan terbentur, Han-bun-liong
  membarengi serangannya dengan pukulan sakti jarak
  jauh, lalu kemudian ia mengejar dengan kilatan bun-
  liong-sian-kiam, pertempuran berjalan seru dan
  menegangkan, gempuran pukulan sakti yang luput
  menjebol dinding ruangan sehingga hancur lluluh, sin-
  kang dan gin-kang yang hampir imbang itu berkutat
  saling menekan, pagi sudah berubah siang,
  pertempuran diruangan yang luas itu terpaksa pindah
  keluar, karena ruangan itu sudah bergetar dan
  kemungkinan akan roboh,karena banyak tiang
  penyanggah yang hancur dan jebol.
  Dan ternyata benar, karena baru tiga puluh jurus
  berlalu, bangunan mewah itu runtuh menimbulkan
  suara gemuruh dan tempat itu bergetar kuat, naas
  bagi Coa-kim dan ban-eng-li-mo yang masih
  bertarung nyawa, tergencet material runtuhan, Han-
  bun-liong makin mendongkol sehingga ia
  mempergencar serangannya, Han-bun-liong dengan
  apik melayani serangan saudaranya ini, karena
  tenaga mereka seimbang pertarungan itu sangat seru
  dan menegangkan, berkali-kali benturan sin-kang
  berdentum memekakkan telinga dan arena
  pertarungan itu sudah porak poranda laksana dilanda
  topan.
  Han-sian-hui berpikir harus menyudahi pertempuran
  yang hampir seharian ini, sebentar lagi malam akan
  tiba, dengan sebuah salto yang indah ia menjauh dan
  mendarat dengan ringan, lalu dengan cepat ia
  merubah jurusnya, kali ini Han-sian-hui mengeluarkan
  jurus barunya yakni “beng-sin-ciang” (telapak sakti
  arwah) jurus yang dimotori thian-te-siulian ini
  bergerak kokoh dan memapaki serangan hebat dari
  Han-bun-liong
  “bum...eit...” Han-bun-liong terkejut, tenaganya seperti
  amblas dan membrotot keluar tanpa dapat dicegah, ia
  hendak menarik tangannya yang menempel namun ia
  makin panik karena tangannya menempel kuat
  terhisap, dia meringis pucat dan tenaganya terus
  merembes dan membuat tubuhnya makin lemah, lalu
  Han-sian-hui dengan sebuah gerakan siulian
  menghentikan tenaga hisap tersebut, dan Han-bun-
  liong yang masih sadar segera bergerak mengayun
  pedangnya ke arah leher Han-sian-hui, Han-sian-hui
  mengelak dengan sikap kayang dan kakinya yang
  penuh sin-kang melesat menghantam bawah dagu
  Han-bun-liong t
  “prak...” takpelak dagu itu hancur dan tulang lehernya
  patah dan ia ambruk tewas dengan kepala terkulai.
  Han-sian-hui terkesima melihat kepala saudaranya
  yang terkulai lemah dan tidak terasa matanya
  berkaca-kaca, Han-sian-hui melihat sekelilingnya,
  ternyata para penduduk sedang berdiri menonton dari
  kejauhan, ia mengangkat tubuh saudaranya dan
  meninggalkan tempat itu, para penduduk segera
  menyerbu reruntuhan bangunan mereka berusaha
  mengambil harta benda yang tertimpa rentuhan, hati
  mereka bersorak kegirangan akan akhir dari tirani
  yang menghantui mereka, sementara diluar kota
  Nanjing Han-sian-hui menguburkan jasad Han-bun-
  liong, semalaman ia duduk di pinggir makam Han-
  bun-liong, dan Keesokan harinya Han-sian-hui
  meninggalkan makam Han-bun-liong, dan di
  punggung Han-sian-hui tersampir pedang naga sastra.
  Demikian akhir cerita kong-ciak-bi-siucai, semoga
  bermamfaat sebagai bacaan yang menghibur
  Batam 27 Desember 2014
  Rajakelana
  Tunggu lanjutan dari kongciak-bi-siucai dengan judul
  Asmara Cinta Kongciak-Bi-Siucai
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>