Novel Barat | The Brethren | by John Grisham | The Brethren | Cersil Sakti | The Brethren pdf
Manusia Serigala - Abdullah Harahap Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek II The Feels A Fat - Windyasari S The Last Demigods - MrSeven07 Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)
akui agak
 470
 mengagumi mereka. Mereka cukup pintar dan mujur untuk menjaring korban
 yang tepat; sekarang mereka bebas dan akan menerima imbalan besar untuk
 kecerdasan mereka.
 "Oke, dengar, masalah pertama adalah uangnya," sembur Argrow. "Masing-masing dua juta. Kalian ingin uang itu dikirim ke mana?"
 Tidak sering mereka mendapat pertanyaan seperti itu. "Pilihannya apa?" tanya
 Spicer.
 "Kalian harus mentransfernya ke suatu tempat," bentak Argrow.
 "Bagaimana kalau London?" tanya Yarber.
 "London?"
 "Kami ingin uang itu, seluruhnya, enam juta, ditransfer sekaligus, ke satu
 rekening, ke satu bank di London," Yarber menjelaskan.
 "Kami bisa mentransfernya ke mana pun. Bank
 apa?"
 "Bisakah kau membantu kami mengenai perinciannya?" tanya Yarber.
 "Aku diberitahu kami boleh melakukan apa saja yang kalian inginkan. Aku harus
 menelepon beberapa orang dulu. Bagaimana kalau kalian pergi ke kamar,
 mandi, ganti pakaian. Beri aku waktu lima belas menit."
 "Kami tak punya pakaian," kata Beech.
 "Ada beberapa barang di kamar kalian."
 Chap mengantar mereka menyusuri koridor dan menyerahkan kunci kamar.
 Spicer telentang di tempat tidur king size-nya dan menatap langit-langit. Beech
 berdiri di depan jendela kamarnya dan memandang ke utara, sepanjang bermil-471
 mil di pantai, air biru bergulung lembut ke pasir putih. Anak-anak bermain di
 dekat ibu mereka. Pasangan-pasangan berjalan sambil bergandengan tangan.
 Perahu nelayan melaju pelan di horizon. Akhirnya bebas, katanya dalam hari.
 Akhirnya bebas.
 Yarber berlama-lama mandi air panas-privasi sepenuhnya, tanpa batas waktu,
 banyak sabun, handuk tebal. Seseorang meletakkan perlengkapan pribadi
 komplet di meja rias-deodoran, krim cukur, alat cukur, pasta gigi, sikat gigi,
 floss. Dia sengaja tidak bergegas, lalu mengenakan celana pendek Bermuda,
 sandal, dan kaus putih. Dia akan jadi orang pertama yang pergi, dan dia harus
 mencari toko pakaian.
 Dua puluh menit kemudian mereka berkumpul lagi di suite Argrow, dan
 membawa arsip-arsip mereka yang terbungkus rapi dalam sarung bantal.
 Argrow segugup tadi. "Ada bank besar di London bernama Metropolitan Trust.
 Kami bisa mengirim uang itu ke sana, lalu selanjutnya terserah kalian."
 "Bagus," kata Yarber. "Rekeningnya atas namaku saja."
 Argrow memandang Beech dan Spicer, mereka mengangguk mengiyakan. "Baik.
 Kuduga kalian sudah punya rencana."
 "Betul," kata Spicer. "Mr. Yarber akan berangkat ke London siang ini, dan
 sesampainya di sana dia akan pergi ke bank itu dan mengurus uangnya. Jika
 semua lancar, kami akan berangkat segera setelah itu."
 "Kujamin semua akan beres." ^T)an kami mempercayaimu. Kami cuma berhati-472
 Argrow menyerahkan dua lembar kertas pada Finn. "Aku butuh tanda tanganmu
 untuk memulai transfer dan membuka rekening." Yarber mencoretkan
 namanya.
 "Kalian sudah makan siang?" tanyanya.
 Mereka menggeleng. Mereka memang ingin makan, tapi tidak tahu pasti
 bagaimana mengatakannya.
 "Kalian manusia bebas sekarang. Beberapa blok dari sini ada restoran-restoran
 bagus. Pergilah bersenang-senang. Beri aku waktu sejam untuk memulai
 transfer. Kita ketemu lagi di sini pukul setengah tiga."
 Spicer memegang sarung bantal. Dia melambai-lambaikannya pada Argrow dan
 berkata, "Ini arsip-arsipnya."
 "Baik. Lemparkan saja ke sofa di sana itu."
 Tiga Puluh Delapan
 MEREKA berjalan kaki meninggalkan hotel, tanpa pengawal, tanpa pembatasan,
 namun dengan surat grasi di saku, untuk berjaga-jaga. Dan meskipun matahari
 di dekat pantai lebih hangat, udaranya jelas lebih segar. Langitnya lebih
 bersih. Dunia kembali indah. Harapan terasa di mana-mana. Mereka tersenyum
 dan tertawa karena hampir semua hal. Mereka berjalan-jalan di sepanjang
 Atlantic Boulevard, dan dengan mudah membaur dengan para turis.
 Makan siang berapa steak dan bir di kafe pinggir jalan, di bawah payung, jadi
 mereka dapat menonton orang-orang berlalu-lalang. Mereka tidak banyak
 bicara ketika makan dan minum. Tapi mereka melihat semuanya, terutama
 wanita-wanita muda bercelana pendek dan berblus minim. Penjara telah
 mengubah mereka menjadi pria-pria tua. Sekarang mereka merasakan
 dorongan kuat untuk berpesta.
 Teruta
 http://cerita-silat.mywapblog.com
 ma Hatlee Beech. Dia punya kekayaan, status, dan ambisi, sebagai hakim
 federal dia dulu memiliki apa yang tak mungkin hilang-jabatan
 seumur hidup. Dia jatuh terempas, kehilangan segalanya, dan selama dua
 tahun pertamanya di Trumble mengalami depresi. Dia sudah menerima fakta
 bahwa dia akan mati di sana, dan serius memikirkan untuk bunuh diri.
 Sekarang, di usia 56 tahun, dia keluar dari kegelapan dalam kondisi yang luar
 biasa. Tubuhnya lebih kurus 7,5 kilogram, kuhtnya kecokelatan karena terbakar
 matahari, kesehatannya bagus, dia sudah bercerai dari wanita yang memiliki
 uang namun lainnya tidak, dan akan memperoleh harta karun. Lumayan untuk
 ukuran laki-laki setengah baya, katanya dalam hati. Dia merindukan anak-anaknya, namun mereka mata duitan dan melupakannya.
 Hatlee Beech siap bersenang-senang.
 Spicer juga ingin berpesta, lebih bagus kalau di kasino. Istrinya tidak punya
 paspor, jadi baru beberapa minggu lagi wanita itu bisa bergabung dengannya di
 London, atau di mana pun dia akan mendarat. Apakah di Eropa ada kasino?
 Beech bilang ada. Yarber tidak tahu, dan tidak peduli.
 Finn yang paling tenang di antara mereka bertiga. Dia minum soda, bukan bir,
 dan tidak begitu tertarik pada tubuh-tubuh mulus yang berseliweran. Finn
 seolah sudah di Eropa. Dia takkan meninggalkan Eropa, takkan kembali ke
 tanah airnya. Dia berusia enam puluh, sangat fit, sekarang punya banyak uang,
 dan sebentar lagi akan keluyuran di Italia dan Yunani selama sepuluh tahun
 yang akan datang.
 Di seberang jalan, mereka menemukan toko buku kecil dan. membeli beberapa
 buku pariwisata. Di toko yang khusus menjual perlengkapan pantai,
 mereka membeli kacamata hitam yang sesuai selera. Lalu tiba saat mereka
 bertemu Jack Argrow lagi, dan menyelesai kan transaksi.
 KJockner dan regunya mengawasi mereka berjalan santai kembali ke Sea
 Turtle. KJockner dan regunya sudah muak dengan Neptune Beach, Pete s, Sea
 Turtle, dan rumah sewaan yang penuh sesak. Enam agen, termasuk Chap dan
 Wes, masih di sana, semua sangat tidak sabar menunggu tugas berikutnya. Unit
 itu telah menemukan Majelis, mengeluarkan mereka dari Trumble, membawa
 mereka ke pantai, dan sekarang mereka hanya menginginkan ketiga pria itu
 meninggalkan negeri ini.
 Jack Argrow belum menyentuh arsip-arsip mereka, atau setidaknya begitulah
 kelihatannya. Semuanya masih terbungkus sarung bantal, di sofa, persis di
 tempat Spicer meninggalkannya.
 Transfernya sedang dalam proses," kata Argrow begitu mereka duduk di suite-nya.
 Teddy masih mengawasi dari Langley. Ketiganya sekarang mengenakan
 berbagai perlengkapan pantai. Yarber memakai topi memancing dengan tudung
 selebar 15 sentimeter. Spicer memakai topi jerami dan kaus kuning. Beech, si
 pendukung Republik, mengenakan celana pendek khaki, kaus rajut lengan .
 panjang, dan topi golf.
 Di meja makan terdapat tiga amplop besar. Argrow membagikannya pada
 Majelis, "Di dalamnya, kalian akan mendapatkan identitas baru kalian. Akta
 kelahiran, kartu kredit, kartu Jaminan Sosial."
 "Paspornya bagaimana?" tanya Yarber.
 "Di kamar sebelah sudah disiapkan kamera. Paspor dan SIM butuh foto.
 Prosesnya butuh waktu setengah jam. Juga ada $5.000 di amplop kecil di
 dalam."
 "Aku Harvey Moss?" tanya Spicer, sambil membaca akta kelahirannya.
 "Ya. Kau tak suka nama Harvey?"
 "Rasanya sekarang suka."
 "Tampangmu memang tampang Harvey," komentar Beech.
 "Dan kau siapa?"
 "Yah, aku James Nunley."
 "Senang bertemu kau, James."
 Argrow tidak pernah tersenyum sedikit pun, tidak pernah rileks biar hanya
 sedetik pun. "Aku perlu mengetahui rencana perjalanan kalian. Orang-orang di
 Washington betul-betul ingin kalian meninggalkan negara ini."
 "Aku harus menanyakan penerbangan ke London," kata Yarber.
 "Kami sudah melakukannya. Penerbangan ke Atlanta -berangkat dari
 Jacksonville dua jam lagi. Pukul tujuh lebih sepuluh malam ini, ada
 penerbangan dari Atlanta ke London Heathrow yang tiba besok pagi-pagi."
 "Bisa kaupesankan aku tiket?" "Sudah beres. Kelas satu." Finn memejamkan
 mata dan tersenyum. "Dan kalian bagaimana?" tanya Argrow, memandang dua
 pria lainnya.
 "Aku suka di sini," jawab Spicer.
 "Maaf. Kita sudah
 http://cerita-silat.mywapblog.com
Â
Manusia Serigala - Abdullah Harahap Si Kaki Sakti Menggemparkan Dunia Silat - Hong San Khek II The Feels A Fat - Windyasari S The Last Demigods - MrSeven07 Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak - Rajakelana (Kong Ciak Bi-Siucai)
akui agak
 470
 mengagumi mereka. Mereka cukup pintar dan mujur untuk menjaring korban
 yang tepat; sekarang mereka bebas dan akan menerima imbalan besar untuk
 kecerdasan mereka.
 "Oke, dengar, masalah pertama adalah uangnya," sembur Argrow. "Masing-masing dua juta. Kalian ingin uang itu dikirim ke mana?"
 Tidak sering mereka mendapat pertanyaan seperti itu. "Pilihannya apa?" tanya
 Spicer.
 "Kalian harus mentransfernya ke suatu tempat," bentak Argrow.
 "Bagaimana kalau London?" tanya Yarber.
 "London?"
 "Kami ingin uang itu, seluruhnya, enam juta, ditransfer sekaligus, ke satu
 rekening, ke satu bank di London," Yarber menjelaskan.
 "Kami bisa mentransfernya ke mana pun. Bank
 apa?"
 "Bisakah kau membantu kami mengenai perinciannya?" tanya Yarber.
 "Aku diberitahu kami boleh melakukan apa saja yang kalian inginkan. Aku harus
 menelepon beberapa orang dulu. Bagaimana kalau kalian pergi ke kamar,
 mandi, ganti pakaian. Beri aku waktu lima belas menit."
 "Kami tak punya pakaian," kata Beech.
 "Ada beberapa barang di kamar kalian."
 Chap mengantar mereka menyusuri koridor dan menyerahkan kunci kamar.
 Spicer telentang di tempat tidur king size-nya dan menatap langit-langit. Beech
 berdiri di depan jendela kamarnya dan memandang ke utara, sepanjang bermil-471
 mil di pantai, air biru bergulung lembut ke pasir putih. Anak-anak bermain di
 dekat ibu mereka. Pasangan-pasangan berjalan sambil bergandengan tangan.
 Perahu nelayan melaju pelan di horizon. Akhirnya bebas, katanya dalam hari.
 Akhirnya bebas.
 Yarber berlama-lama mandi air panas-privasi sepenuhnya, tanpa batas waktu,
 banyak sabun, handuk tebal. Seseorang meletakkan perlengkapan pribadi
 komplet di meja rias-deodoran, krim cukur, alat cukur, pasta gigi, sikat gigi,
 floss. Dia sengaja tidak bergegas, lalu mengenakan celana pendek Bermuda,
 sandal, dan kaus putih. Dia akan jadi orang pertama yang pergi, dan dia harus
 mencari toko pakaian.
 Dua puluh menit kemudian mereka berkumpul lagi di suite Argrow, dan
 membawa arsip-arsip mereka yang terbungkus rapi dalam sarung bantal.
 Argrow segugup tadi. "Ada bank besar di London bernama Metropolitan Trust.
 Kami bisa mengirim uang itu ke sana, lalu selanjutnya terserah kalian."
 "Bagus," kata Yarber. "Rekeningnya atas namaku saja."
 Argrow memandang Beech dan Spicer, mereka mengangguk mengiyakan. "Baik.
 Kuduga kalian sudah punya rencana."
 "Betul," kata Spicer. "Mr. Yarber akan berangkat ke London siang ini, dan
 sesampainya di sana dia akan pergi ke bank itu dan mengurus uangnya. Jika
 semua lancar, kami akan berangkat segera setelah itu."
 "Kujamin semua akan beres." ^T)an kami mempercayaimu. Kami cuma berhati-472
 Argrow menyerahkan dua lembar kertas pada Finn. "Aku butuh tanda tanganmu
 untuk memulai transfer dan membuka rekening." Yarber mencoretkan
 namanya.
 "Kalian sudah makan siang?" tanyanya.
 Mereka menggeleng. Mereka memang ingin makan, tapi tidak tahu pasti
 bagaimana mengatakannya.
 "Kalian manusia bebas sekarang. Beberapa blok dari sini ada restoran-restoran
 bagus. Pergilah bersenang-senang. Beri aku waktu sejam untuk memulai
 transfer. Kita ketemu lagi di sini pukul setengah tiga."
 Spicer memegang sarung bantal. Dia melambai-lambaikannya pada Argrow dan
 berkata, "Ini arsip-arsipnya."
 "Baik. Lemparkan saja ke sofa di sana itu."
 Tiga Puluh Delapan
 MEREKA berjalan kaki meninggalkan hotel, tanpa pengawal, tanpa pembatasan,
 namun dengan surat grasi di saku, untuk berjaga-jaga. Dan meskipun matahari
 di dekat pantai lebih hangat, udaranya jelas lebih segar. Langitnya lebih
 bersih. Dunia kembali indah. Harapan terasa di mana-mana. Mereka tersenyum
 dan tertawa karena hampir semua hal. Mereka berjalan-jalan di sepanjang
 Atlantic Boulevard, dan dengan mudah membaur dengan para turis.
 Makan siang berapa steak dan bir di kafe pinggir jalan, di bawah payung, jadi
 mereka dapat menonton orang-orang berlalu-lalang. Mereka tidak banyak
 bicara ketika makan dan minum. Tapi mereka melihat semuanya, terutama
 wanita-wanita muda bercelana pendek dan berblus minim. Penjara telah
 mengubah mereka menjadi pria-pria tua. Sekarang mereka merasakan
 dorongan kuat untuk berpesta.
 Teruta
 http://cerita-silat.mywapblog.com
The Brethren - John Grisham
 ma Hatlee Beech. Dia punya kekayaan, status, dan ambisi, sebagai hakim
 federal dia dulu memiliki apa yang tak mungkin hilang-jabatan
 seumur hidup. Dia jatuh terempas, kehilangan segalanya, dan selama dua
 tahun pertamanya di Trumble mengalami depresi. Dia sudah menerima fakta
 bahwa dia akan mati di sana, dan serius memikirkan untuk bunuh diri.
 Sekarang, di usia 56 tahun, dia keluar dari kegelapan dalam kondisi yang luar
 biasa. Tubuhnya lebih kurus 7,5 kilogram, kuhtnya kecokelatan karena terbakar
 matahari, kesehatannya bagus, dia sudah bercerai dari wanita yang memiliki
 uang namun lainnya tidak, dan akan memperoleh harta karun. Lumayan untuk
 ukuran laki-laki setengah baya, katanya dalam hati. Dia merindukan anak-anaknya, namun mereka mata duitan dan melupakannya.
 Hatlee Beech siap bersenang-senang.
 Spicer juga ingin berpesta, lebih bagus kalau di kasino. Istrinya tidak punya
 paspor, jadi baru beberapa minggu lagi wanita itu bisa bergabung dengannya di
 London, atau di mana pun dia akan mendarat. Apakah di Eropa ada kasino?
 Beech bilang ada. Yarber tidak tahu, dan tidak peduli.
 Finn yang paling tenang di antara mereka bertiga. Dia minum soda, bukan bir,
 dan tidak begitu tertarik pada tubuh-tubuh mulus yang berseliweran. Finn
 seolah sudah di Eropa. Dia takkan meninggalkan Eropa, takkan kembali ke
 tanah airnya. Dia berusia enam puluh, sangat fit, sekarang punya banyak uang,
 dan sebentar lagi akan keluyuran di Italia dan Yunani selama sepuluh tahun
 yang akan datang.
 Di seberang jalan, mereka menemukan toko buku kecil dan. membeli beberapa
 buku pariwisata. Di toko yang khusus menjual perlengkapan pantai,
 mereka membeli kacamata hitam yang sesuai selera. Lalu tiba saat mereka
 bertemu Jack Argrow lagi, dan menyelesai kan transaksi.
 KJockner dan regunya mengawasi mereka berjalan santai kembali ke Sea
 Turtle. KJockner dan regunya sudah muak dengan Neptune Beach, Pete s, Sea
 Turtle, dan rumah sewaan yang penuh sesak. Enam agen, termasuk Chap dan
 Wes, masih di sana, semua sangat tidak sabar menunggu tugas berikutnya. Unit
 itu telah menemukan Majelis, mengeluarkan mereka dari Trumble, membawa
 mereka ke pantai, dan sekarang mereka hanya menginginkan ketiga pria itu
 meninggalkan negeri ini.
 Jack Argrow belum menyentuh arsip-arsip mereka, atau setidaknya begitulah
 kelihatannya. Semuanya masih terbungkus sarung bantal, di sofa, persis di
 tempat Spicer meninggalkannya.
 Transfernya sedang dalam proses," kata Argrow begitu mereka duduk di suite-nya.
 Teddy masih mengawasi dari Langley. Ketiganya sekarang mengenakan
 berbagai perlengkapan pantai. Yarber memakai topi memancing dengan tudung
 selebar 15 sentimeter. Spicer memakai topi jerami dan kaus kuning. Beech, si
 pendukung Republik, mengenakan celana pendek khaki, kaus rajut lengan .
 panjang, dan topi golf.
 Di meja makan terdapat tiga amplop besar. Argrow membagikannya pada
 Majelis, "Di dalamnya, kalian akan mendapatkan identitas baru kalian. Akta
 kelahiran, kartu kredit, kartu Jaminan Sosial."
 "Paspornya bagaimana?" tanya Yarber.
 "Di kamar sebelah sudah disiapkan kamera. Paspor dan SIM butuh foto.
 Prosesnya butuh waktu setengah jam. Juga ada $5.000 di amplop kecil di
 dalam."
 "Aku Harvey Moss?" tanya Spicer, sambil membaca akta kelahirannya.
 "Ya. Kau tak suka nama Harvey?"
 "Rasanya sekarang suka."
 "Tampangmu memang tampang Harvey," komentar Beech.
 "Dan kau siapa?"
 "Yah, aku James Nunley."
 "Senang bertemu kau, James."
 Argrow tidak pernah tersenyum sedikit pun, tidak pernah rileks biar hanya
 sedetik pun. "Aku perlu mengetahui rencana perjalanan kalian. Orang-orang di
 Washington betul-betul ingin kalian meninggalkan negara ini."
 "Aku harus menanyakan penerbangan ke London," kata Yarber.
 "Kami sudah melakukannya. Penerbangan ke Atlanta -berangkat dari
 Jacksonville dua jam lagi. Pukul tujuh lebih sepuluh malam ini, ada
 penerbangan dari Atlanta ke London Heathrow yang tiba besok pagi-pagi."
 "Bisa kaupesankan aku tiket?" "Sudah beres. Kelas satu." Finn memejamkan
 mata dan tersenyum. "Dan kalian bagaimana?" tanya Argrow, memandang dua
 pria lainnya.
 "Aku suka di sini," jawab Spicer.
 "Maaf. Kita sudah
 http://cerita-silat.mywapblog.com
The Brethren - John Grisham
Â