Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 227

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

The Brethren - John Grisham Mockingjay - Serial The Hunger Games - Suzanne Collins Balthasar's Odyssey - Nama Tuhan Yang Keseratus - Amin Maalouf Berita Eksklusif - Exclusive - Sandra Brown

Pulau-pulau di depan juga berfungsi sebagai basis
  pertahanan Lam Hay Bun. Bahkan di masing-masing
  pulau terdapat Barisan Warna-Warni Lam Hay Bun
  yang cukup disegani oleh Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay,
  Kaypang dan Lembah Pualam Hijau. Barisan di semua
  pulau, justru terlatih dengan kemampuan yang sama
  hebatnya, kecuali barisan utama yang berada di
  Markas Utama. Garis pertahanan Lam Hay Bun bukan
  hanya Barisan Warna Warni, tetapi justru pasukan air
  yang sangat terlatih baik bertarung di atas air/perahu
  atau daratan, maupun dalam air. Pasukan Bajak Laut
  Lam Hay Bun dahulu sangat disegani dan pasukan ini
  masih tetap dipertahankan meski pekerjaan bajak
  laut tidak lagi yang utama. Maka, Lam Hay Bun
  adalah kekuatan luar biasa di gugus pulau yang hidup
  cukup sejahtera itu.
  Karena itu, untuk memasuki Lam Hay Bun atau
  menembus Markas Utamanya, adalah pekerjaan yang
  luar biasa sulitnya. Hal yang wajar, karena mereka
  hidup dari pekerjaan "Nelayan" dan juga pekerjaan
  yang menjadi tradisi mereka yakni merampok di
  Lautan. Pekerjaan terakhir ini, perlahan mulai
  ditinggalkan di masa Lamkiong Bu Sek, terutama
  karena mereka bisa menjual ikan dengan harga yang
  layak di dunia ramai. Memasuki markas utama,
  kekuatan yang terpusat akan datang dari tokoh-tokoh
  utama yang memiliki kepandaian luar biasa. Bagi
  bajak kebanyakan, kepandaian tokoh Lam Hay Bun
  sangatlah ajaib dan mujijat, karena itu nyaris tidak
  ada kekuatan di lautan yang berani mendekati Lam
  Hay Bun. Itulah sebabnya populasi Lam Hay Bun
  justru bertambah dan semakin lama semakin
  sejahtera dengan kombinasi hidup sebagai nelayan di
  lautan, bercocok tanam di daratan dan sesekali
  merampok.
  Tocu terkini, Lamkiong Bu Sek sudah berusia sekitar
  60 tahunan, mungkin lebih. Dia diasuh lebih banyak
  oleh kakeknya dan juga kakek buyutnya, karena
  ayahnya meninggal sebelum mencapai usia 40
  tahunan. Meski mundur sebagai Tocu, Lamkiong Bouw
  justru menemukan kesenangan tersendiri dalam
  melatih diri dan terlebih lagi melatih cucu-cucu dan
  keponakannya. Kesenangan ini melebihi kesenangan
  ayahnya yang sama-sama tidak lagi mencampuri
  urusan Lam Hay Bun dalam keseharian mereka. Baru
  pada masa menjelang kematiannya Lamkiong Bun
  Ouw memutuskan mewariskan kemampuan
  utamanya kepada buyutnya, putra dari Lamkiong Bu
  Sek, Lamkiong Tiong Hong dan Lamkiong Sian Li.
  Benar, Kakek sakti ini juga sempat melatih Putra Liu
  Soan Li dan Liu Kong, tetapi warisan tenaga intinya
  diperuntukkan bagi Sian Li dan terutama Tiong Hong.
  Wajar, karena keduanya adalah pewaris marga
  LAMKIONG yang adalah garis keturunan Lam Hay Bun.
  Ditinjau dari banyak segi, kehidupan Lam Hay Bun
  bagaikan RAJA DIRAJA di daerah mereka. Tak
  tersentuh lawan atau bahkan nyaris tidak ada lawan
  yang berani masuk dan mendekati daerah mereka.
  Belum lagi mencapai markas, lawan-lawan sudah
  berhadapan dengan kekuatan luar yang hebat, baik
  kekuatan dalam air maupun kekuatan perang Bajak
  Laut Lam Hay Bun yang sudah lama merajai dan
  menghantui Lautan Selatan. Lautan Selatan adalah
  Lam Hay Bun, begitu semboyan semua penghuni Lam
  Hay Bun. Semboyan yang selalu ditanamkan kepada
  penghuninya, bahkan ketika mereka masih kecil
  sekalipun. Kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup
  lama, sudah puluhan tahun lamanya. Atau bahkan
  sudah ratusan tahun. Kondisi yang membuat Lam Hay
  Bun melebarkan area kelananya ke daratan karena
  tidak ada lawan sepadan di lautan.
  Sebagaimana hari-hari biasanya, pantai belakang
  yang menghadap Lautan Lepas sedang berkecamuk
  angin dengan kecepatan tinggi dan menciptakan
  ombak-ombak besar lebih dari 3 meteran. Dilihat dari
  jauh, gelombang itu bagai berkejar-kejaran untuk
  pecah di pantai. Tetapi, di bagian lain ombak-ombak
  besar itu bergantian menghantam secara deras
  tebing-tebing pantai pulau utama dan juga pulau-
  pulau pelindung lainnya yang lebih kecil. Ombak-
  ombak itu datang silih berganti seakan bernafsu untuk
  menggedor tebalnya tebing pelindung pulau yang
  terdiri atas bebatuan dan karang ya
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  ng terlihat tajam
  memutih.
  Dan begitulah keseharian di gugus pulau Lam Hay Bun
  itu. Angin kencang datang setiap tahun, setiap saat
  dan tidak pernah berhenti. Selalu dan selalu demikian
  setiap saat. Maka, mencari ombak dan deburan
  ombak yang begitu besar tiada hentinya, datanglah
  ke bagian belakang pulau utama, karena akan
  banyak ditemukan disana. Tergantung kerasnya angin.
  Karena semakin keras angin maka semakin besar
  pula ombak yang datang memukul tepian dan tebing-
  tebing karang pulau. Dan karena demikian setiap hari,
  maka debur ombak dan benturannya dengan tebing
  menjadi irama keseharian yang seakan tidak pernah
  berubah. Jika demikian, siapa pula yang punya
  keinginan memasuki pulau dari area itu?
  Dengan keadaan Gugus Pulau Lam Hay Bun seperti
  itu, siapa pula lawan yang masih berniat menyusup
  masuk? Apalagi jika hanya sekelas bajak laut biasa.
  Baru menghadapi gelombang laut selatan saja sudah
  merupakan persoalan tersendiri. Maka tidak heran
  Lam Hay Bun terbiasa dengan keadaan "terlindung"
  baik oleh keadaan alam, maupun karena kehebatan
  penjagaan mereka. Sejak dahulu kala, yang mampu
  masuk hanyalah tokoh-tokoh hebat dari Pulau Naga
  Api dan Pulau Awan Putih. Itupun karena adanya
  perjanjian antara mereka untuk pibu atau
  pertandingan. Dan juga hanya terbatas 1-2 orang
  belaka, tidak pernah sanggup banyak orang sampai
  masuk. Terus ada juga seorang atau dua orang dari
  Tionggoan yang sanggup masuk hingga ke pulau
  utama tanpa ketahuan.
  Boleh dibilang, Lam Hay Bun memang sangat aman
  dan terus merasa aman hingga saat ini. Tapi, apakah
  memang demikian seterusnya? Entahlah.
  Yang pasti lewat tengah malam terlihat sesuatu yang
  sedang mendekat dari arah yang tak akan pernah
  diduga siapapun, termasuk diduga oleh tokoh Lam
  Hay Bun sekalipun. Sangat jarang, hanya tokoh
  bermarga LAMKIONG belaka yang paham bahwa
  bagian belakang yang menghadap LAUT LEPAS bukan
  hanya mengandalkan penjagaan biasa. Pertama
  adalah barisan gelombang tinggi yang sangat besar
  dan susah ditembus orang biasa. Penjagaan
  selanjutnya dan terutama, justru dilakukan oleh
  SESEPUH mereka, Lamkiong Bun Ouw yang bertapa
  disana sejak puluhan tahun silam. Selama puluhan
  tahun terakhir, bagian belakang sisi kanan diisi oleh
  Lamkiong Bun Ouw sementara sebelah sisi kiri diisi
  oleh Lamkiong Bouw. Dan sesuatu yang mendekat itu,
  justru menuju ke sisi kanan yang diisi Lamkiong Bun
  Ouw. Hanya saja, tokoh ini baru beberapa waktu lalu
  meninggal.
  Mengapa secara sengaja para pendatang itu
  menempuh sisi kanan? Dan datang di waktu malam
  pekat pula? Dan kelihatannya tahu pula jika sisi itu
  sudah ditinggal seseorang yang untuk waktu yang
  sangat panjang memberi rasa aman bagi LAM HAY
  BUN? Entahlah, kita ikuti saja.
  Yang pasti, kapal sederhana yang terombang-ambing
  dan tidak terlihat ada orangnya dari luar, terus dan
  terus saja menuju ke bagian bawah tebing. Dalam
  keadaan yang wajar, tidak akan ada orang yang mau
  menuju bagian bawah tebing pulau terluar gugusan
  Lam Hay Bun di bagian barat tersebut. Pertama,
  keadaan di bawah tebing pasti penuh gejolak; Kedua,
  belum tentu ada pijakan yang nyaman jika memang
  harus mendarat atau turun dari perahu disana; Tetapi,
  justru kesana arah kapal sederhana itu pergi atau
  mengarah.
  Dan kapal yang susah terlacak karena gelap dan juga
  tidak terlihat ada cahaya dan otomatis tak terlihat
  adanya bayangan manusia; terus saja mengarah ke
  bawah tebing yang sangat terjal itu. Terus dan terus.
  Dan ketika kemungkinan tertangkap mata dari tebing
  bagian atas nyaris tidak ada lagi, kapal sederhana
  yang tadinya oleng kekiri dan kekanan dihajar
  gelombang lautan, terlihat menjadi lebih k okoh. Tidak
  lagi oleng kekiri dan kekanan tak berdaya, tetapi kini
  seperti sedang dikendalikan kekuatan luar biasa untuk
  mengakali dan mengungguli gejolak air laut.
  Dan hebatnya, kapal sederhana itu seperti tahu
  bahwa justru di bawah tebing itu ada terdapat
  tempat yang cukup memadai untuk manusia
  menginjakkan
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>