Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Perempuan Jahanam - 1

$
0
0
Cerita Silat | Perempuan Jahanam | Serial Pendekar Mabuk | Perempuan Jahanam | Cersil Sakti | Perempuan Jahanam pdf

Pasir Maut - Karl May Si Pemaki Tuhan - Karl May Surat Kecil Untuk Tuhan Perserikatan Naga Api - Stevanus S.P Going to Heaven - Mohammad Ikhsan Kurnia

SEBUAH kedai yang mempunyai dua lantai menjadi kebanggaan masyarakat Desa Cacaban. Kedai itu kedai terbesar dibanding kedal-kedai di empat desa dalam wiiayah Kadipaten Suryatama.
  pemiliknya bekas saudagar yang bangkrut akibat perjudian sabung ayam. Saudagar itu bernama
  Kopayah. dulu sering dipanggii Tuan Ko. la berdarah campuran: ibunya bakul pecel dari Tanah Jawa
  dan ayahnya pengelana dari Tiongkok. Keduanya
  sudah meninggal. dan Kopayah tidak ikut meninggal. ia punya pendirian sendiri. sehingga sampai
  usia enam puluh lima tahun masih tetap awet muda.
  Kedai itu cukup ramai. Setiap hari banyak pengunjung yang berdatangan silih berganti. Selain
  memang harga makanan dan minuman dl sini- memang lebih murah dibanding harga pasar', bangunan
  tinggi itu ternyata juga bukan untuk usaha kedai
  saja. melainkan mempunyai kamar-kamar sewaan.
  Lantai atas adalah lantai kamar sewaan, sedangkan
  lantai bawah khusus untuk kedai. Jadi bangunan itu
  selain kedai juga merangkap penginapan. Lengkap
  dengan surat Izinnya yang dipasang di pintu masuk
  kedai.
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Pendekar Mabuk - 71. Perempuan Jahanam

  Desa Cacaban murupakan pintu gerbang menuju kadipaten Suryatama. Bukan hal aneh jika usaha
  penginapan di desa itu cukup laris Sebab Kadipaten 'Suryatama adalah pusat perdagangan di masa
  itu. Para pendatang dari arah laut selalu melewati
  desa tersebut. Atau orang yang mau tinggalkan Kadipaten Suryatama untuk menyeberangan pulau selalu
  melewati desa itu-
  Selain para pendatang yang makan dan bermalam di kedainya Kopayah, para tokoh dunia persilatan pun banyak yang singgah baik hanya sekedar untuk makan dan minum atau untuk bermalam
  sekalian.
  Salah satu tamu yang duduk di kedai pada hari
  itu adalah Pemuda tampan berambut lurus
  tapi lemas sepanjang pundak. Rambut itu dilepas
  tanpa ikat kepala, sehingga jika nnenunduk sedikit
  beberap helai rambut meriap menutupi wajah tanpan tersebut.
  Dengan-mengenakan baju tanpa lengan warna
  coklat dan. bercelana putih berlilit Ikat pinggang merah,
  bentuk tubuh pemuda tersebut kelihatan kekar dan
  tegap. Sebatang bambu tempat tunak berada di sampingnya. Bumbang tuak itulah yarg menjadi ciri
  khas penampilan si pemuda. sehingga dlkagumi oleh
  banyak orang. walaupun sl pemuda Itu sendiri belum tentu mengenal mereka.
  Pemuda itu tak lain adalah Pendekar mabuk
  alias Suta sinting, muridnya Gila Tuak dan bidadari
  Jalang. Sebagian orang menjulukinya” si Tabib Darah Tuak, karena setiap tuak yang masuk dan tersim-
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Pendekar Mabuk - 71. Perempuan Jahanam

  pan dl dalam bumbungnya itu akan berubah menjadi
  obat mujarab, sehingga dapat untuk sembuhkan
  orang sakit; baik sakit karena senjata tajam, pukulan
  tenaga dalam, maupun sakit karena racun. Tapi untuk orang menderita sakit hati, jatuh miskin ataupun kanker (kantong kering maksudnya) tak bisa disembuhkan dengan tuak sakti tersebut.
  Bumbung tuak sudah terisi penuh, namun Suto
  sinting masih memesan sepoci tuak untuk diminum
  disitu. Selain minum tuak disitu. Suto juga menyantap ketan bakar, pisang goreng, tahu isi, nasi 'jagung, ubi rebus, singkong goreng. tempe bacem.
  kerupuk udang, pepes teri. dan... pokoknya apa saja
  yang ada di meja disikatnya, termasuk onde-onde,
  bakpau serta kue pancong.
  "Rakus -amat ! gerutu seorang pembeli kepada
  temannya sambil melirik ke arau Pendekar mabuk.
  "mungkin perutnya terbuat dari karet. jadi mampu menampung makanan sebanyak itu," ujar temannya dengan pelan juga.
  Persoalannya bukan karena Pendekar Mabuk
  adalah pemuda yang rakus. tapi makanan sebanyak
  Itu sangat dibutuhkan oleh tubuhnya yang sudah
  lima hari tidak menelan makanan apa-apa. Maklum.
  Suto habis terserang sakit panas-dingin yang tak
  bisa disembuhkan memakai tuak saktinya, sebab
  panas-dinginnya itu akibat rasa rindu yang tak tersampaikan.
  Rasa rindu kepada kekasihnya; Dyah Sariningrum. yang menjadt ratu di negeri Puri Gerbang Surgawi dengan gelar Gusti mahkota Sejati itu. menim-
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Pendekar Mabuk - 71. Perempuan Jahanam

  bulkan kegelisahan besar yang ;melemahkan kesehatannya. Rasa rindu itu juga mengaklbatkan Suto
  ingin pergi ke Puri Gerbang Surgawi. tetapi di perjalanan ia bertemu dengan seorang gadis yang wajahnya sangat mirip dengan Dyah Sariningrum. Bahkan
  dulu Suto hampir saja jatuh cinta kepada gadis itu
  karena kemiripannya dengan Dyah Sarlnlngrum' itu.
  Gadis tersebut tak iain adaiah Salju Kelana. la
  adalah gadis cantik berpikiran dewasa. Usianya sekitar dua puluh empat tahun. tapi penampilannya
  mirip janda genit dan menggairahkan. Salju Kelana
  menyukai pakaian jubah putih sutera dengan pinJung penutup dada yang montok itu berwarna ungu.
  .Jika tersenyum ada lesung pipit di sudut bibirnya,
  persis Dyah Sariningrum, (Baca serial pendekar Mabuk dalam episode: 'Rencong Pemburu Tabib)
  Sebelum Suto sinting tiba dl kedainya Kopayah,
  ia sempat terilhat perkara dengan Salju Kelana. Perkaranya ringan ringan saja. tapi bikin hati Suto jengkel setengah mati.
  Saiju Kelana bertarung dengan dua lelaki bertampang angker. Mreka adaiah Gadaloya dan Paludoya. Kakak-beradik itu mempunyai badan besar
  dan perangai yang kasar. Mereka adalah murid-murid Perguruan Sayap Kiri. yang baru saja diwisuda sebagai Ksatria Tanpa Tanding.
  Hanya gelarnya saja yang ksatria. tapi sikap dan
  perilakunya sama sekali non ksatrla alias brengsek.
  ilmunya memang cukup lumayan. Keduanya sama-sama sukar dibunuh. Jika yang satu mati, maka yang
  satunya lagi meludahl, dan yang mati itu bisa hidup
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Pendekar Mabuk - 71. Perempuan Jahanam

  kembali. Tak heran jika gadaloya dan Paludoya sama-sama sering menyebut diri mereka sebagai
  Malaikat Ludah Bacin, dan ternyata sebutan itu lebih
  dikenal ketimbang gelar Ksatria Tanpa Tanding-nya.
  Melihat Salju Kelana bentrok dengan Malaikat
  Ludah Bacin, Suto sinting merasa seperti melihat
  kekasihnya; Dyah Sariningrum, diganggu orang.
  maka timbullah hawa marah Suto kepada Malaikat
  Ludah Bacin.
  Dari ketinggian tebing, Suto sinting nekat terjun
  ke bawah menggunakan jurus 'Gerak Siluman-nya
  yang kecepatannya melebihi anak panah lepas dari
  busur itu. Zlaaap...
  Padahal tebing itu sangat tinggi. tapi Suto nekat
  melompat turun tanpa memikirkan bahaya apa pun.
  memang begitulah Suto, sering nekat tanpa pikir
  panjang. Sebab kalau tidak berani begitu dan terlalu
  banyak perhitungan, bukan 'Suto sinting' namanya,
  tapi 'Suto Perhitungan'.
  Malaikat Ludah Bacin hampir saja celakakan
  nyawa Salju Kelana. Paludoya berhasil menghantam
  punggung Salju Kelana dengan toya besi berujung
  bundar seperti tiang bendera itu. Toya besi yang
  dialiri tenaga dalam menyodok punggung Salju Kelana. ketika gadis itu kerepotan menghadapi tendangan beruntun si Gadaloya.
  Duuk....
  Begitu ujung bundarnya tersebut menyodok
  punggung Salju Kelana, kontan tubuh gadis itu mengepulkan asap putih. tepat di bagian yang terkena
 
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Pendekar Mabuk - 71. Perempuan Jahanam

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>