Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Unforgiven Hero - 2

$
0
0
Cerita Dewasa | Unforgiven Hero | by Santhy Agatha | Unforgiven Hero | Cersil Sakti | Unforgiven Hero pdf

Jangan Percaya Pada Orang Mati - Never Trust a Dead Man - Vivian Vande Velde City of Crystal - Nugroho Widi Mata Elang - Hey Sephia Gadis Oriental - Itong Rahmat Hariadi Linggang Si Bunian - Wendi Andriko

konstruksi yang patut diperhitungkan.
  Sebuah surat panggilan?' itu benar-benar membuat Elena bingung, dia tidak pernah merasa mengirimkan lamaran ke perusahaan ini, perusahaan ini terlalu bonafit untuk fresh graduation seperti dirinya. Tapi bagaimana mungkin ada surat panggilan kalau dia tidak pernah mengajukan surat lamaran?
  Ibu asrama tersenyum melihat keragu-raguan Elena, "Sudah buka saja, mungkin isinya benar-benar panggilan kerja untukmu."
  "Tapi saya tidak pernah merasa mengirimkan lamaran ke perusahaan ini ibu." Elena terbiasa memanggil ibu asrama ini dengan sebutan ibu.
  Ibu asrama ini sudah seperti ibu kedua baginya, ketika dia sebatang kara dan kedua orang tuanya meninggal dulu, Elena memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pekerjaan. Kebetulan waktu itu seorang tetangganya mengenalkannya dengan ibu Rahma, seorang pegawai yang bertanggung jawab terhadap sebuah asrama putri yang saat itu sedang membutuhkan pembantu dan teman untuk menunggui asrama milik sebuah yayasan swasta tersebut.
  Ibu Rahma adalah seorang janda tanpa anak yang hidup sendirian, dan kehadiran Elena sangat membantunya. Bahkan kemudian ibu Rahma mengusahakan beasiswa untuk Elena agar dia bisa melanjutkan sekolahnya, dan kemudian semua terasa mudah bagi Elena, beasiswanya terus berlanjut hingga Elena bisa lulus kuliah, tentu saja sebagian biaya hidupnya harus Elena tanggung sendiri, dia sekolah sekaligus bekerja sebagai pegawai asrama putri tersebut, mengurus adminsitrasinya, bahkan kadang menjadi pegawai kebersihan kalau sedang tidak ada tenaga kebersihan.
  "Mungkin itu rekomendasi dari Universitasmu, kau kan lulusan terbaik." Ibu Rahma tersenyum lembut, "Ayo, bukalah."
  Dengan enggan dan sedikit takut-takut, Elena merobek amplop itu, sebelumnya dia memastikan kalau amplop itu benar-benar ditujukan padanya, setelah yakin dia mengeluarkan kertas surat yang tak kalah elegan dengan amplopnya itu dan mulai membaca isinya,
 
  Dengan Hormat,
  ..........maka kami memanggil anda untuk menjalani rangkaian interview.............
  Elena mengerutkan keningnya, membacanya berulang-ulang "Bagaimana?" Ibu Rahma tampak, begitu optimis dan penasaran, Elena tersenyum, "Memang surat panggilan pekerjaan..." "Kau harus datang." "Tapi ibu... saya masih bingung..."
  Ibu Rahma menggelengkan kepalanya, menelan semua bantahan Elena, "Tidak semua orang berkesempatan sepertimu Elena, kau harus datang memenuhi panggilan kerja itu."
  Elena terdiam, mengerutkan kening, tapi pikirannya melayang, hidupnya terasa begitu mudah, seolah-olah Tuhan mengulurkan tanganNya langsung dan membantunya, dia mendapatkan semuanya dengan begitu mudah, rumah asrama yang menampungnya gratis, beasiswa demi beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya, ibu asrama sebagai pengganti orangtuanya, pekerjaan yang sangat fleksibel yang memungkinkannya bekerja sambil sekolah sekaligus menyediakan uang untuk kebutuhan pribadinya. Dan sekarang, begitu luluspun, tawaran pekerjaan langsung datang kepadanya, dan tidak tanggung-tanggung, langsung di sebuah perusahaan bonafit berkelas tingggi.
  Elena tersenyum dan otomatis memandang ke atas, ke titik khayalan yang dibayangkannya,
  "Hei malaikat pelindungku", bisiknya pelan kepada langit, "Kau pasti sudah bekerja sangat keras, bernegosiasi dengan Tuhan untuk membuat hidupku begitu mudah, terimakasih ya"
 
  ***
 
  Elena merapikan rok setelan kerjanya yang sedikit kusut dengan gugup, angkutan yang dinaikinya sangat penuh dan sesak sehingga penampilan Elena jadi tidak serapi ketika dia berangkat tadi, dan sekarang disinilah dia berdiri di lobby mewah perusahaan ini dengan keragu-raguan dan kecemasan yang tampak jelas,
  Aku telah berbuat kesalahan dengan kesini, ini bukanlah tempatku.....
  Elena mengusap keringat di dahinya ketika petugas resepsionis yang ramah tersenyum kepadanya, mengundangnya mendekat,
  "Ada yang bisa saya bantu?" Resepsionist itu mungkin kasihan melihat Elena yang gugup dan kebingungan seperti salah tempat,
  "Eh... ini...." Elena mengeluarkan surat panggilan interview yang diterimanya kemarin, dia mengeluarkannya dengan hati-hati seolah itu h
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Unforgiven Hero - Santhy Agatha

  arta karun berharga dan menunjukkannya kepada sang resepsionist, "Saya mendapatkan panggilan interview di sini hari ini."
  Resepsionist itu menerimanya dan mengerutkan kening, dia adalah pegawai berpengalaman dan tahu, bahwa surat panggilan ini tidak main-main, dikirimkan langsung oleh sekertaris sang owner dan bahkan ditandatangi langsung oleh sang owner.... ini bukan surat main-main, ini surat penting....
  "Sebentar, saya akan menelepon." sikap sang sekertaris yang ramah dan mengasihani itu langsung berubah serius dan dia meninggalkan Elena untuk mengangkat telephone,
  Jantung Elena langsung berdegup kencang, pikiran-pikiran buruk langsung menerpanya, apakahdia salah? apakahsurat itu surat palsu, mungkin sekedar lelucon untuk mengerjai Elena? astaga !! kenapa tak pernah terpikirkan di benaknya tentang kemungkinan itu ?
  Elena memandang sekeliling dengan gelisah, apakahdia akan diusir? Apakah dia akan dipermalukan?
  Rasanya lama sekali ketika Resepsionis itu kembali dari belakang, dia sudah berhasil menguasai diri rupanya, senyum ramahnya sudah kembali,
  "Interview akan dilakukan di lantai lima, saya akan meminta petugas kami untuk menemani anda ke atas." Seorang petugas entah muncul dari mana dengan ramah menemani Elena melangkah masuk lift menuju lantai lima, "Mari nona, silahkan duduk dulu di situ, saya akan memberitahukan kedatangan anda
  Elena duduk di sofa sambil tetap mengerutkan kening, memberitahukan kedatangannya? kenapa seolah-olah dia adalah tamu yang sudah ditunggu dan bukannya salah seorang calon pegawai yang akan menghadapi test interview? dan dimana yang lain ? Elena memandang sekeliling yang sepi, dia menyangka akan di interview bersama calon-calon pegawai lainnya, tetapi ternyata dia cuma sendirian,
  "Silahkan Nona, Beliau berkenan menemui anda"
  Masih dengan bertanya-tanya Elena melangkah memasuki ruangan itu, sebuah ruangan rapat kecil yang mungkin difungsikan untuk mewawan carai calon pegawai,
  Seorang perempuan yang sangat elegan dan cantik menunggunya di sana, cantik sekali seperti model, wajahnya sangat eksotis seperti perempuan latin, dengan setelan kantornya yang terlihat mahal dan menarik,
  "Selamat siang, silahkan duduk", gumamnya datar mempersilahkan
  Dengan canggung Elena duduk di hadapan perempuan itu,
  "Saya Victoria, HR manager disini, mungkin anda bertanya-tanya kenapa anda bisa mendapat panggilan di perusahaan ini, kami memperoleh rekomendasi dari universitas anda, bahwa anda adalah lulusan terbaik di sana."
  Rupanya kata-kata ibu Rahma ada benarnya, dia dipanggil karena rekomendasi dari kampusnya...
  "Baik, pekerjaan yang akan ditawarkan kepada anda adalah Staff inti dari direksi, maksud saya, anda akan bekerja sebagai bawahan langsung dari Owner kami...."
  Otak Elena serasa dicubit, Staff direksi ? kenapa untuk jabatan sepenting staff direksi, perusahaan ini mengambil seorang lulusan baru sepertinya? bukankah untuk jabatan seperti itu biasanya sebuah perusahaan akan mengambil dan mempromosikan pegawainya yang sudah lama mengabdi untuk naik jabatan? tapi pertanyaan-pertanyaan di otak Elena langsung terabaikan ketika dia berusaha berkonsentrasi penuh atas wawancara resmi yang mulai dilakukan oleh HR Manager yang cantik itu,
  Wawancara itu berlangsung lama, dan begitu resmi, Elena menjawab semua sesuai kemampuannya, dan setelah pertanyaan terahkir dijawab, Ibu Victoria ( Elena menyebutnya "ibu" meningat jabatan perempuan itu sebagai HR Manager, kalau dari usianya, Ibu Victoria ini masih sangat muda, muda dan cantik ) terdiam agak lama dan menatap catatan di mejanya,
  Perempuan itu lalu menatap Elena lama seolah-olah ingin membaca isi hati Elena, "Kalau anda diterima, seberapa cepat anda bisa mulai bekerja di perusahaan kami?"
  Elena tergeragap, tidak menduga akan ditanya selugas itu, biasanya mereka akan menyalamimu, kemudian mengatakan akan melakukan evaluasi dan akan akan menghubungi beberapa waktu nanti bukan?
  "Saya bisa kapan saja", jawab Elena cepat
  Ibu Victoria menganggukkan kepalanya,
  "Anda diterima, saya ingin anda siap dan mulai bekerja senin depan, cukupkah waktu untuk mempe
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Unforgiven Hero - Santhy Agatha

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>