Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Still (Sekuel Cewek) - Esti Kinasih Cinderellas Scandal - Phoebe Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Once - Phoebe Unforgiven Hero - Santhy Agatha
, mana bisa dia sampai begitu tega
mencurangi Lam Hay Bun ...."? demikian Liu Kong
berpikir dan menebak-nebak.
"Tidak perlu engkau tahu siapa aku.Aku bertanya
kepadamu sekali lagi. "Apakah engkau akan
melakukan perlawanan atau ikutan menyerah ....."?
tegas dan gencar Lamkiong Li Cu menyudutkan Liu
Kong.
"Hmmmmm, apakah engkau sangka kami orang Lam
Hay Bun pada takut mati ....? Dan apakah engkau kira
akan begini mudah menguasai Lam Hay Bun ....? Kami
memiliki lebih dari cukup kemampuan untuk
mengalahkan dan mengusir kalian semua dari tempat
ini ........" tegas dan mulai keras suara Liu Kong. Dan
terlihat mata membara penuh amarah dari anaknya
Liu Hok yang mendampinginya. Hanya orang tua,
ayah Liu Kong yang sudah tua yang nampak tetap
tenang namun sedih melihat kenyataan yang
terpampang dihadapannya itu.
Tetapi tidak terlihat sedikitpun dalam diri Lamkiong Li
Cu rasa takut atau juga keder dalam menghadapi
ancaman Liu Kong tadi. Tentu saja karena dia
mengenal betul sampai dimana kemampuan Liu Kong
yang kini menghalangi aksi selanjutnya. Sebaliknya
dengan suara tetap tenang namun tegas dia berkata:
"Engkau mungkin benar Liu Kong, tetapi sebelum
semua kekuatan Lam Hay Bun tiba disini, Tocu Lam
Hay Bun, anaknya serta juga tentunya Hu Tocu ini,
akan kehilangan nyawanya terlebih dahulu. Dan,
jangan juga engkau lupakan satu hal lainnya lagi,
yakni jika kami bisa datang dengan mudah,
bagaimana engkau yakin kami tidak akan bisa pergi
dengan sama mudahnya ....."?
Liu Kong terdesak, dia melihat kebenaran kata-kata
lawannya. Dia sudah mulai bisa menebak siapa
lawannya itu, tetapi dia tidak berani mengatakannya.
"Jika demikian, apa kehendak kalian sebenarnya ...."?
"Gampang saja, sama sekali tidak sulit. Kami akan
mengatur dan menata serta memimpin Lam Hay Bun
sampai 2-3 bulan kedepan. Semua kekuatan Lam Hay
Bun diharuskan taat dan mendengar perintah kami
sampai batas waktu itu. Dan sebagai jaminannya
adalah keselamatan mereka bertiga, Tocu, Hu Tocu
dan Anak Muda ini. Setelah pibu sepuluh tahunan usai
2-3 bulan kedepan, maka barulah Tocu, Hu Tocu dan
Anak muda itu akan kami lepaskan dan kamipun
akan meninggalkan Lam Hay Bun ini untuk selama-
lamanya ......"
"Kurang ajar, demikian lancangnya engkau mau
mengangkangi Lam Hay Bun dan mempergunakannya
untuk kepentinganmu sendiri. Padahal, Lam Hay Bun
sudah dengan susah payahnya berusaha mengatur
dan membangun hubungan baik dengan Rimba
Persilatan Tionggoan ....."
"Jaga kata-katamu, engkau yang bodoh dan tolol,
pengecut tidak tahu malu. Sudah puluhan tahun Lam
Hay Bun bermusuhan dengan Tionggoan, berkali-kali
mengalami kekalahan, dan sekarang, kalian malah
membangun persahabatan dengan mereka dan
melupakan luka dan dendam masa lalu Lam Hay Bun.
Sungguh bodoh, sungguh pengecut, dan kalian
menyebut kebijakan itu adalahg kebijakan yang
terbaik. Bukan terbaik, tetapi kebijakan
pengecut ........."
"Hmmmm, Lamkiong Li Cu, engkau adalah salah satu
bagian dari Lam Hay Bun, itu kutahu dan kusadari.
Dosamu kepada keluargamu sudah diampuni oleh
para sesepuh Pulau ini dan juga keluarga besarmu.
Tidak dinyana engkau mampu dan sanggup untuk
mendatangkan kesengsaraan dan aib yang lebih
besar lagi bagi Lam Hay Bun dengan bersekongkol
dengan orang-orang tidak genah dari Tionggoan dan
Thian Tok. Aku sungguh malu dengan
kelakuanmu ......"
"Kurang ajar, sungguh lancang bicaramu, engkau tidak
berhak mengatakan kalimat semacam itu
terhadapku ......" Li Cu murka, belum lagi Liu Kong
menjawab makiannya dia sudah langsung bergerak
memukul. Tetapi, Liu Kong yang sejak tadi sudah
paham bahwa dihadapannya adalah Bibinya sendiri
yang dulu murtad, yakni Lamkiong Li Cu yang masih
adik dari ibunya sendiri, sudah bersiap. Bagaimanapun
dia menjaga nama besar dan kewibawaan Lam Hay
Bun, dia harus berani berkorban jika dibutuhkan. Dan
saat ini, dia memutuskan untuk melawan.
"Duk ........."
Hebat, Li Cu sampai kaget d
http://cerita-silat.mywapblog.com
an otomatis berkata:
"Hebat ...... pantas engkau begini jumawa
melawanku ....."
Betapa tidak, Lui Kong mampu menahan pukulan Li
Cu. Dan Li Cu segera mengerti jika kepandaian Liu
Kong tidak dibawah kepandaian Lamkiong Bu Sek
yang menjadi Tocu Lam Hay Bun dewasa ini. Dan ini
membuatnya kaget dan sekaligus penasaran. Untung
dia sudah menguasai Cit Sat Sin Tjiang hingga
sempurna, jika tidak, maka dia akan mengalami
kesulitan mengalahkan Liu Kong yang hebat ini.
Dalam waktu singkat Li Cu kembali menerjang Liu
Kong yang bergerak mantap dan mulai menemukan
kepercayaan dirinya. Dia pernah mendengar bahwa Li
Cu sudah memiliki kepandaian beragam dan bahkan
belakangan terdengar melatih Cit Sat Sin Tjiang. Hal
itu berarti, Li Cu sudah meningkat jauh dan semakin
sakti. Tetapi, Liu Kong sendiri juga mene mpa dirinya
habis-habisan dan kemampuannya saat ini rasanya
tidak kalah melawan Tocu Lam Hay Bun sendiri.
Karena itu, pertempuran mereka berjalan seru. Semua
ilmu yang dikeluarkan Li Cu dengan mantap ditandingi
dan dimentahkan Liu Kong. Justru, terlihat Liu Kong
lebih matang dan kokoh dalam ilmu-ilmu Lam Hay
Bun dan karena itu, tiada keuntungan sedikitpun bagi
Li Cu sejauh ini. Dan fakta ini membuat kemarahan Li
Cu memuncak. Segera dia meningkatkan kekuatan
dan kecepatannya dan tak lama kemudian diapun
menerjang lebih cepat, lebih kuat dan lebih ganas.
Tetapi, hebatnya Liu Kong tetap kokoh dan tanggung
menghadapinya.
Ilmu Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan
Membalik Langit) dimainkan dengan kokoh dan gagah
oleh Liu Kong. Meski Li Cu meningkatkan kekuatan
dan kecepatannya, tetap saja dia kesulita n
menembus permainan Liu Kong yang sangat mantap
dan kokoh dalam ilmu pusaka Lam Hay Bun tersebut.
Bahkan langkah kakinya lebih gesit dan cerdik dalam
ilmu tersebut dibandingkan Li Cu. Sehingga jika
ukurannya adalah khusus bertanding dengan Ilmu
Siang Ciang Hoan Thian, maka Li Cu boleh dikata
berada dalam desakan Liu Kong dan kalah. Dia masih
bisa mengimbangi kekuatan dan kecepatan Liu Kong,
tetapi variasi, kekokohan, keteguhan dan juga
kematangan jelas dia kalah. Dan posisinya itu
membuat teman-temannya, khususnya Wisanggeni
dan Naga Pattynam menjadi penasaran. "Buang
waktu saja ...." begitu pikir kedua kakek sakti itu
dalam hati.
Melihat kenyataan itu, Li Cu merubah permainannya,
salah satu ilmu yang sebenarnya temuan "bekas
suaminya" yakni Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan
bumi sakti rahasia alam) yang mujijat dilepaskannya.
Dan akibatnya, Liu Kong yang belum mengenalnya
kaget. Ilmu tersebut memang agak berat dan
berisikan kekuatan iweekang yang hebat dan dapat
dipakai untuk jarak pendek baik menyerang bahkan
bertahan. Tetapi kekuatan utamanya ada dalam
penyerangan. Semakin kuat iweekang yang
digunakan, maka semakin hebat wibawa dan daya
pukulnya. Karena Li Cu pada dasarnya memang masih
menang iweekang, terutama setelah melatih Cit Sat
Sin Tjiang, maka perbawa ilmu itu semakin
meningkat.
Liu Kong terlihat terodorong ke belakang dan
kemudian dikejar dan dicecar pukulan yang bervariasi
dan sangat kuat dari Li Cu. Liu Hok dan kakeknya Liu
Ek Soan yang juga ikut menyaksikan pertandingan itu
tercekat dan kaget. Tidak mereka sangka Li Cu akan
mampu mendesak Liu Kong. Tetapi faktanya memang
demikian. Saking repotnya, Liu Hok terlihat mulai
bersiap untuk ikut masuk ke gelangggang. Tetapi,
entah bagaimana tiba-tiba dia terlihat aneh,
memandang arena dengan kening berkerut, dan tak
lama kemudian dia kembali tenang. Entah apa yang
dialami Liu Hok, yang pasti dia tidak terlihat tegang
dan penasaran untuk maju lagi.
Dan memang benar, di arena tiba-tiba terjadi
perubahan. Liu Kong masih terlihat bersilat dengan
Ilmu Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan
Membalik Langit). Tetapi, sepertinya membuat Li Cu
kebingungan. Tangkisan dan variasi serangan Liu Kong
membuat Li Cu kebingungan karena sepertinya tidak
sesuai dengan apa yang dia pahami dan ketahui.
Bahkan sekali
http://cerita-silat.mywapblog.com
Still (Sekuel Cewek) - Esti Kinasih Cinderellas Scandal - Phoebe Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Once - Phoebe Unforgiven Hero - Santhy Agatha
, mana bisa dia sampai begitu tega
mencurangi Lam Hay Bun ...."? demikian Liu Kong
berpikir dan menebak-nebak.
"Tidak perlu engkau tahu siapa aku.Aku bertanya
kepadamu sekali lagi. "Apakah engkau akan
melakukan perlawanan atau ikutan menyerah ....."?
tegas dan gencar Lamkiong Li Cu menyudutkan Liu
Kong.
"Hmmmmm, apakah engkau sangka kami orang Lam
Hay Bun pada takut mati ....? Dan apakah engkau kira
akan begini mudah menguasai Lam Hay Bun ....? Kami
memiliki lebih dari cukup kemampuan untuk
mengalahkan dan mengusir kalian semua dari tempat
ini ........" tegas dan mulai keras suara Liu Kong. Dan
terlihat mata membara penuh amarah dari anaknya
Liu Hok yang mendampinginya. Hanya orang tua,
ayah Liu Kong yang sudah tua yang nampak tetap
tenang namun sedih melihat kenyataan yang
terpampang dihadapannya itu.
Tetapi tidak terlihat sedikitpun dalam diri Lamkiong Li
Cu rasa takut atau juga keder dalam menghadapi
ancaman Liu Kong tadi. Tentu saja karena dia
mengenal betul sampai dimana kemampuan Liu Kong
yang kini menghalangi aksi selanjutnya. Sebaliknya
dengan suara tetap tenang namun tegas dia berkata:
"Engkau mungkin benar Liu Kong, tetapi sebelum
semua kekuatan Lam Hay Bun tiba disini, Tocu Lam
Hay Bun, anaknya serta juga tentunya Hu Tocu ini,
akan kehilangan nyawanya terlebih dahulu. Dan,
jangan juga engkau lupakan satu hal lainnya lagi,
yakni jika kami bisa datang dengan mudah,
bagaimana engkau yakin kami tidak akan bisa pergi
dengan sama mudahnya ....."?
Liu Kong terdesak, dia melihat kebenaran kata-kata
lawannya. Dia sudah mulai bisa menebak siapa
lawannya itu, tetapi dia tidak berani mengatakannya.
"Jika demikian, apa kehendak kalian sebenarnya ...."?
"Gampang saja, sama sekali tidak sulit. Kami akan
mengatur dan menata serta memimpin Lam Hay Bun
sampai 2-3 bulan kedepan. Semua kekuatan Lam Hay
Bun diharuskan taat dan mendengar perintah kami
sampai batas waktu itu. Dan sebagai jaminannya
adalah keselamatan mereka bertiga, Tocu, Hu Tocu
dan Anak Muda ini. Setelah pibu sepuluh tahunan usai
2-3 bulan kedepan, maka barulah Tocu, Hu Tocu dan
Anak muda itu akan kami lepaskan dan kamipun
akan meninggalkan Lam Hay Bun ini untuk selama-
lamanya ......"
"Kurang ajar, demikian lancangnya engkau mau
mengangkangi Lam Hay Bun dan mempergunakannya
untuk kepentinganmu sendiri. Padahal, Lam Hay Bun
sudah dengan susah payahnya berusaha mengatur
dan membangun hubungan baik dengan Rimba
Persilatan Tionggoan ....."
"Jaga kata-katamu, engkau yang bodoh dan tolol,
pengecut tidak tahu malu. Sudah puluhan tahun Lam
Hay Bun bermusuhan dengan Tionggoan, berkali-kali
mengalami kekalahan, dan sekarang, kalian malah
membangun persahabatan dengan mereka dan
melupakan luka dan dendam masa lalu Lam Hay Bun.
Sungguh bodoh, sungguh pengecut, dan kalian
menyebut kebijakan itu adalahg kebijakan yang
terbaik. Bukan terbaik, tetapi kebijakan
pengecut ........."
"Hmmmm, Lamkiong Li Cu, engkau adalah salah satu
bagian dari Lam Hay Bun, itu kutahu dan kusadari.
Dosamu kepada keluargamu sudah diampuni oleh
para sesepuh Pulau ini dan juga keluarga besarmu.
Tidak dinyana engkau mampu dan sanggup untuk
mendatangkan kesengsaraan dan aib yang lebih
besar lagi bagi Lam Hay Bun dengan bersekongkol
dengan orang-orang tidak genah dari Tionggoan dan
Thian Tok. Aku sungguh malu dengan
kelakuanmu ......"
"Kurang ajar, sungguh lancang bicaramu, engkau tidak
berhak mengatakan kalimat semacam itu
terhadapku ......" Li Cu murka, belum lagi Liu Kong
menjawab makiannya dia sudah langsung bergerak
memukul. Tetapi, Liu Kong yang sejak tadi sudah
paham bahwa dihadapannya adalah Bibinya sendiri
yang dulu murtad, yakni Lamkiong Li Cu yang masih
adik dari ibunya sendiri, sudah bersiap. Bagaimanapun
dia menjaga nama besar dan kewibawaan Lam Hay
Bun, dia harus berani berkorban jika dibutuhkan. Dan
saat ini, dia memutuskan untuk melawan.
"Duk ........."
Hebat, Li Cu sampai kaget d
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall
an otomatis berkata:
"Hebat ...... pantas engkau begini jumawa
melawanku ....."
Betapa tidak, Lui Kong mampu menahan pukulan Li
Cu. Dan Li Cu segera mengerti jika kepandaian Liu
Kong tidak dibawah kepandaian Lamkiong Bu Sek
yang menjadi Tocu Lam Hay Bun dewasa ini. Dan ini
membuatnya kaget dan sekaligus penasaran. Untung
dia sudah menguasai Cit Sat Sin Tjiang hingga
sempurna, jika tidak, maka dia akan mengalami
kesulitan mengalahkan Liu Kong yang hebat ini.
Dalam waktu singkat Li Cu kembali menerjang Liu
Kong yang bergerak mantap dan mulai menemukan
kepercayaan dirinya. Dia pernah mendengar bahwa Li
Cu sudah memiliki kepandaian beragam dan bahkan
belakangan terdengar melatih Cit Sat Sin Tjiang. Hal
itu berarti, Li Cu sudah meningkat jauh dan semakin
sakti. Tetapi, Liu Kong sendiri juga mene mpa dirinya
habis-habisan dan kemampuannya saat ini rasanya
tidak kalah melawan Tocu Lam Hay Bun sendiri.
Karena itu, pertempuran mereka berjalan seru. Semua
ilmu yang dikeluarkan Li Cu dengan mantap ditandingi
dan dimentahkan Liu Kong. Justru, terlihat Liu Kong
lebih matang dan kokoh dalam ilmu-ilmu Lam Hay
Bun dan karena itu, tiada keuntungan sedikitpun bagi
Li Cu sejauh ini. Dan fakta ini membuat kemarahan Li
Cu memuncak. Segera dia meningkatkan kekuatan
dan kecepatannya dan tak lama kemudian diapun
menerjang lebih cepat, lebih kuat dan lebih ganas.
Tetapi, hebatnya Liu Kong tetap kokoh dan tanggung
menghadapinya.
Ilmu Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan
Membalik Langit) dimainkan dengan kokoh dan gagah
oleh Liu Kong. Meski Li Cu meningkatkan kekuatan
dan kecepatannya, tetap saja dia kesulita n
menembus permainan Liu Kong yang sangat mantap
dan kokoh dalam ilmu pusaka Lam Hay Bun tersebut.
Bahkan langkah kakinya lebih gesit dan cerdik dalam
ilmu tersebut dibandingkan Li Cu. Sehingga jika
ukurannya adalah khusus bertanding dengan Ilmu
Siang Ciang Hoan Thian, maka Li Cu boleh dikata
berada dalam desakan Liu Kong dan kalah. Dia masih
bisa mengimbangi kekuatan dan kecepatan Liu Kong,
tetapi variasi, kekokohan, keteguhan dan juga
kematangan jelas dia kalah. Dan posisinya itu
membuat teman-temannya, khususnya Wisanggeni
dan Naga Pattynam menjadi penasaran. "Buang
waktu saja ...." begitu pikir kedua kakek sakti itu
dalam hati.
Melihat kenyataan itu, Li Cu merubah permainannya,
salah satu ilmu yang sebenarnya temuan "bekas
suaminya" yakni Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan
bumi sakti rahasia alam) yang mujijat dilepaskannya.
Dan akibatnya, Liu Kong yang belum mengenalnya
kaget. Ilmu tersebut memang agak berat dan
berisikan kekuatan iweekang yang hebat dan dapat
dipakai untuk jarak pendek baik menyerang bahkan
bertahan. Tetapi kekuatan utamanya ada dalam
penyerangan. Semakin kuat iweekang yang
digunakan, maka semakin hebat wibawa dan daya
pukulnya. Karena Li Cu pada dasarnya memang masih
menang iweekang, terutama setelah melatih Cit Sat
Sin Tjiang, maka perbawa ilmu itu semakin
meningkat.
Liu Kong terlihat terodorong ke belakang dan
kemudian dikejar dan dicecar pukulan yang bervariasi
dan sangat kuat dari Li Cu. Liu Hok dan kakeknya Liu
Ek Soan yang juga ikut menyaksikan pertandingan itu
tercekat dan kaget. Tidak mereka sangka Li Cu akan
mampu mendesak Liu Kong. Tetapi faktanya memang
demikian. Saking repotnya, Liu Hok terlihat mulai
bersiap untuk ikut masuk ke gelangggang. Tetapi,
entah bagaimana tiba-tiba dia terlihat aneh,
memandang arena dengan kening berkerut, dan tak
lama kemudian dia kembali tenang. Entah apa yang
dialami Liu Hok, yang pasti dia tidak terlihat tegang
dan penasaran untuk maju lagi.
Dan memang benar, di arena tiba-tiba terjadi
perubahan. Liu Kong masih terlihat bersilat dengan
Ilmu Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan
Membalik Langit). Tetapi, sepertinya membuat Li Cu
kebingungan. Tangkisan dan variasi serangan Liu Kong
membuat Li Cu kebingungan karena sepertinya tidak
sesuai dengan apa yang dia pahami dan ketahui.
Bahkan sekali
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall