Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 232

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Still (Sekuel Cewek) - Esti Kinasih Cinderellas Scandal - Phoebe Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Once - Phoebe Unforgiven Hero - Santhy Agatha

, mana bisa dia sampai begitu tega
  mencurangi Lam Hay Bun ...."? demikian Liu Kong
  berpikir dan menebak-nebak.
  "Tidak perlu engkau tahu siapa aku.Aku bertanya
  kepadamu sekali lagi. "Apakah engkau akan
  melakukan perlawanan atau ikutan menyerah ....."?
  tegas dan gencar Lamkiong Li Cu menyudutkan Liu
  Kong.
  "Hmmmmm, apakah engkau sangka kami orang Lam
  Hay Bun pada takut mati ....? Dan apakah engkau kira
  akan begini mudah menguasai Lam Hay Bun ....? Kami
  memiliki lebih dari cukup kemampuan untuk
  mengalahkan dan mengusir kalian semua dari tempat
  ini ........" tegas dan mulai keras suara Liu Kong. Dan
  terlihat mata membara penuh amarah dari anaknya
  Liu Hok yang mendampinginya. Hanya orang tua,
  ayah Liu Kong yang sudah tua yang nampak tetap
  tenang namun sedih melihat kenyataan yang
  terpampang dihadapannya itu.
  Tetapi tidak terlihat sedikitpun dalam diri Lamkiong Li
  Cu rasa takut atau juga keder dalam menghadapi
  ancaman Liu Kong tadi. Tentu saja karena dia
  mengenal betul sampai dimana kemampuan Liu Kong
  yang kini menghalangi aksi selanjutnya. Sebaliknya
  dengan suara tetap tenang namun tegas dia berkata:
  "Engkau mungkin benar Liu Kong, tetapi sebelum
  semua kekuatan Lam Hay Bun tiba disini, Tocu Lam
  Hay Bun, anaknya serta juga tentunya Hu Tocu ini,
  akan kehilangan nyawanya terlebih dahulu. Dan,
  jangan juga engkau lupakan satu hal lainnya lagi,
  yakni jika kami bisa datang dengan mudah,
  bagaimana engkau yakin kami tidak akan bisa pergi
  dengan sama mudahnya ....."?
  Liu Kong terdesak, dia melihat kebenaran kata-kata
  lawannya. Dia sudah mulai bisa menebak siapa
  lawannya itu, tetapi dia tidak berani mengatakannya.
  "Jika demikian, apa kehendak kalian sebenarnya ...."?
  "Gampang saja, sama sekali tidak sulit. Kami akan
  mengatur dan menata serta memimpin Lam Hay Bun
  sampai 2-3 bulan kedepan. Semua kekuatan Lam Hay
  Bun diharuskan taat dan mendengar perintah kami
  sampai batas waktu itu. Dan sebagai jaminannya
  adalah keselamatan mereka bertiga, Tocu, Hu Tocu
  dan Anak Muda ini. Setelah pibu sepuluh tahunan usai
  2-3 bulan kedepan, maka barulah Tocu, Hu Tocu dan
  Anak muda itu akan kami lepaskan dan kamipun
  akan meninggalkan Lam Hay Bun ini untuk selama-
  lamanya ......"
  "Kurang ajar, demikian lancangnya engkau mau
  mengangkangi Lam Hay Bun dan mempergunakannya
  untuk kepentinganmu sendiri. Padahal, Lam Hay Bun
  sudah dengan susah payahnya berusaha mengatur
  dan membangun hubungan baik dengan Rimba
  Persilatan Tionggoan ....."
  "Jaga kata-katamu, engkau yang bodoh dan tolol,
  pengecut tidak tahu malu. Sudah puluhan tahun Lam
  Hay Bun bermusuhan dengan Tionggoan, berkali-kali
  mengalami kekalahan, dan sekarang, kalian malah
  membangun persahabatan dengan mereka dan
  melupakan luka dan dendam masa lalu Lam Hay Bun.
  Sungguh bodoh, sungguh pengecut, dan kalian
  menyebut kebijakan itu adalahg kebijakan yang
  terbaik. Bukan terbaik, tetapi kebijakan
  pengecut ........."
  "Hmmmm, Lamkiong Li Cu, engkau adalah salah satu
  bagian dari Lam Hay Bun, itu kutahu dan kusadari.
  Dosamu kepada keluargamu sudah diampuni oleh
  para sesepuh Pulau ini dan juga keluarga besarmu.
  Tidak dinyana engkau mampu dan sanggup untuk
  mendatangkan kesengsaraan dan aib yang lebih
  besar lagi bagi Lam Hay Bun dengan bersekongkol
  dengan orang-orang tidak genah dari Tionggoan dan
  Thian Tok. Aku sungguh malu dengan
  kelakuanmu ......"
  "Kurang ajar, sungguh lancang bicaramu, engkau tidak
  berhak mengatakan kalimat semacam itu
  terhadapku ......" Li Cu murka, belum lagi Liu Kong
  menjawab makiannya dia sudah langsung bergerak
  memukul. Tetapi, Liu Kong yang sejak tadi sudah
  paham bahwa dihadapannya adalah Bibinya sendiri
  yang dulu murtad, yakni Lamkiong Li Cu yang masih
  adik dari ibunya sendiri, sudah bersiap. Bagaimanapun
  dia menjaga nama besar dan kewibawaan Lam Hay
  Bun, dia harus berani berkorban jika dibutuhkan. Dan
  saat ini, dia memutuskan untuk melawan.
  "Duk ........."
  Hebat, Li Cu sampai kaget d
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  an otomatis berkata:
  "Hebat ...... pantas engkau begini jumawa
  melawanku ....."
  Betapa tidak, Lui Kong mampu menahan pukulan Li
  Cu. Dan Li Cu segera mengerti jika kepandaian Liu
  Kong tidak dibawah kepandaian Lamkiong Bu Sek
  yang menjadi Tocu Lam Hay Bun dewasa ini. Dan ini
  membuatnya kaget dan sekaligus penasaran. Untung
  dia sudah menguasai Cit Sat Sin Tjiang hingga
  sempurna, jika tidak, maka dia akan mengalami
  kesulitan mengalahkan Liu Kong yang hebat ini.
  Dalam waktu singkat Li Cu kembali menerjang Liu
  Kong yang bergerak mantap dan mulai menemukan
  kepercayaan dirinya. Dia pernah mendengar bahwa Li
  Cu sudah memiliki kepandaian beragam dan bahkan
  belakangan terdengar melatih Cit Sat Sin Tjiang. Hal
  itu berarti, Li Cu sudah meningkat jauh dan semakin
  sakti. Tetapi, Liu Kong sendiri juga mene mpa dirinya
  habis-habisan dan kemampuannya saat ini rasanya
  tidak kalah melawan Tocu Lam Hay Bun sendiri.
  Karena itu, pertempuran mereka berjalan seru. Semua
  ilmu yang dikeluarkan Li Cu dengan mantap ditandingi
  dan dimentahkan Liu Kong. Justru, terlihat Liu Kong
  lebih matang dan kokoh dalam ilmu-ilmu Lam Hay
  Bun dan karena itu, tiada keuntungan sedikitpun bagi
  Li Cu sejauh ini. Dan fakta ini membuat kemarahan Li
  Cu memuncak. Segera dia meningkatkan kekuatan
  dan kecepatannya dan tak lama kemudian diapun
  menerjang lebih cepat, lebih kuat dan lebih ganas.
  Tetapi, hebatnya Liu Kong tetap kokoh dan tanggung
  menghadapinya.
  Ilmu Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan
  Membalik Langit) dimainkan dengan kokoh dan gagah
  oleh Liu Kong. Meski Li Cu meningkatkan kekuatan
  dan kecepatannya, tetap saja dia kesulita n
  menembus permainan Liu Kong yang sangat mantap
  dan kokoh dalam ilmu pusaka Lam Hay Bun tersebut.
  Bahkan langkah kakinya lebih gesit dan cerdik dalam
  ilmu tersebut dibandingkan Li Cu. Sehingga jika
  ukurannya adalah khusus bertanding dengan Ilmu
  Siang Ciang Hoan Thian, maka Li Cu boleh dikata
  berada dalam desakan Liu Kong dan kalah. Dia masih
  bisa mengimbangi kekuatan dan kecepatan Liu Kong,
  tetapi variasi, kekokohan, keteguhan dan juga
  kematangan jelas dia kalah. Dan posisinya itu
  membuat teman-temannya, khususnya Wisanggeni
  dan Naga Pattynam menjadi penasaran. "Buang
  waktu saja ...." begitu pikir kedua kakek sakti itu
  dalam hati.
  Melihat kenyataan itu, Li Cu merubah permainannya,
  salah satu ilmu yang sebenarnya temuan "bekas
  suaminya" yakni Thian-ki-te-ling Sin Ciang (Pukulan
  bumi sakti rahasia alam) yang mujijat dilepaskannya.
  Dan akibatnya, Liu Kong yang belum mengenalnya
  kaget. Ilmu tersebut memang agak berat dan
  berisikan kekuatan iweekang yang hebat dan dapat
  dipakai untuk jarak pendek baik menyerang bahkan
  bertahan. Tetapi kekuatan utamanya ada dalam
  penyerangan. Semakin kuat iweekang yang
  digunakan, maka semakin hebat wibawa dan daya
  pukulnya. Karena Li Cu pada dasarnya memang masih
  menang iweekang, terutama setelah melatih Cit Sat
  Sin Tjiang, maka perbawa ilmu itu semakin
  meningkat.
  Liu Kong terlihat terodorong ke belakang dan
  kemudian dikejar dan dicecar pukulan yang bervariasi
  dan sangat kuat dari Li Cu. Liu Hok dan kakeknya Liu
  Ek Soan yang juga ikut menyaksikan pertandingan itu
  tercekat dan kaget. Tidak mereka sangka Li Cu akan
  mampu mendesak Liu Kong. Tetapi faktanya memang
  demikian. Saking repotnya, Liu Hok terlihat mulai
  bersiap untuk ikut masuk ke gelangggang. Tetapi,
  entah bagaimana tiba-tiba dia terlihat aneh,
  memandang arena dengan kening berkerut, dan tak
  lama kemudian dia kembali tenang. Entah apa yang
  dialami Liu Hok, yang pasti dia tidak terlihat tegang
  dan penasaran untuk maju lagi.
  Dan memang benar, di arena tiba-tiba terjadi
  perubahan. Liu Kong masih terlihat bersilat dengan
  Ilmu Siang Ciang Hoan Thian (Sepasang Tangan
  Membalik Langit). Tetapi, sepertinya membuat Li Cu
  kebingungan. Tangkisan dan variasi serangan Liu Kong
  membuat Li Cu kebingungan karena sepertinya tidak
  sesuai dengan apa yang dia pahami dan ketahui.
  Bahkan sekali
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>