Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Still (Sekuel Cewek) - Esti Kinasih Cinderellas Scandal - Phoebe Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Once - Phoebe Unforgiven Hero - Santhy Agatha
lum tentu ........
belum tentu ....."
Li Cu yang sedikit terkejut melihat pameran ilmu yang
masih belum diketahuinya atau dikuasainya dari Lam
Hay Bun tempat asalnya, terkejut juga. Harus
diakuinya gerakan gerakan terakhir Liu Kong
membuatnya kaget dan sangat terkejut. Dia sudah
sangat yakin jika Liu Kong sudah kehilangan akal dan
jalan keluar ketika menyerang hebat dengan
menggunakan ilmu Hian Goan Sin Tjiang yang hebat.
Dia tahu betul jalan keluar Liu Kong sudah tersumbat,
tetapi sungguh ajaib, Liu Kong sanggup meliuk-liuk
dan bergerak dengan dasar gerak sederhana yang dia
juga paham, tetapi ada akhirnya serangannya buyar
semua.
"Jangan engkau kira ilmu baru itu akan mampu
mengakaliku. Hmmmm, engkau coba tahan
seranganku kali ini ......"
Sambil berseru demikian Li CU kembali maju
menyerang. Jurus-jurus andalan dan aneh dari Hian
Goan Sin Tjiang kembali dikeluarkan, kedua
lengannya bergerak cepat sementara lontaran tenaga
iweekangnya menghembus cepat dan sangat kuat.
Dan seperti sebelumnya, bahkan lebih ketat lagi,
kekuatan itu mengurung Liu Kong di arena dan
tertutuplah semua jalan keluarnya. Sekali ini lebih
hebat karena Li Cu bergerak lebih teliti dan
perhitungan dalam. Kali ini Li Cu ingin mengakhiri
pertarungan dan karena itu, kekuatan tenaganya
sudah meningkat hingga 7 bagian, tanda bahwa dia
akhirnya menganggap dan memperlakukan Liu Kong
sebagai lawan yang penting dan hebat. Kali ini Li Cu
berharap dan bahkan sangat yakin jika Liu Kong akan
terperangkap dan akhirnya menyerah kalah.
Tetapi, sekali lagi sebagaimana semula, Liu Kong tidak
bergerak dengan langkah mujijat, tetapi dengan
langkah-langkah dasar Lam Hay Bun yang sederhana.
Tetapi, jika kakinya bergerak lincah dengan langkah
dasar Lam Hay Bun, maka tubuhnya berisi kekuatan
tertentu yang membuat kurungan tenaga dalam Li Cu
tidak mempan memukulnya. Dia berubah menjadi
sangat licin untuk dipukul. Dan seterusnya, dengan
mudah, dia kemudian kembali melangkah keluar
dengan selamat dan sama mudahnya dengan
kejadian sejenis beberapa detik sebelumnya. Hal ini
yang menyesakkan dan membuat Lamkiong Li Cu
menjadi semakin penasaran, semakin gemas. Karena
bukan hanya tidak mampu mengalahkan Liu Kong
secara cepat dan telak, tetapi karena dia merasa
mengenal namun tidak mengenal. Merasa tahu tetapi
tidak tahu, semua tata gerak Liu Kong terakhir yang
mujijat dan hebat itu. Tata gerak dan jurus sangat
sederhana dari Lam Hay Bun yang anehnya membuat
pukulan mujijatnya kehilangan daya dan kehilangan
perbawa.
Tetapi, sebagaimana Liu Kong membekal "keras
kepala" gaya Lam Hay Bun, maka begitu pula
Lamkiong Li Cu yang juga keluaran dan anak
keturunan Lam Hay Bun yang misterius di Lautan
Selatan. Tidak. Tidak boleh tidak, dia harus menang
dan bahkan harus secepatnya dilakukan. "Baiklah jika
demikian ...." begitu pikir Lamkiong Li Cu gemas, tetapi
di mulut dia berkata:
"Jangan kira aku tidak mampu memecahkannya ....."
Dan Li Cu segera menyiapkan ilmu pukulannya yang
baru. Sekali ini, membuat banyak orang heran, dia
membuka jurus persiapan menggunakan Cit Sat Sin
Tjiang. Dan ini membuat banyak orang kaget,
termasuk Wisanggeni dan Naga Pattynam yang
menjadi serius memandang arena tersebut. Tetapi,
sesaat sebelum Li Cu menyerang, tiba-tiba sesosok
tubuh berpakaian putih sederhana berkelabat ringan,
sangat ringan ke tengah arena sambil berkata:
"Cukup ......... kalian berdua mundur"
Suara tersebut sangat, sangat berwibawa dan
membuat bukan cuma Liu Kong dan Li Cu, tetapi
orang-orang di sekitar arena tergetar. Termasuk juga
Wisanggeni dan Naga Pattynam, tergetar oleh suara si
pendatang. Tanda bahwa si pendatang bukan orang
sembarangan, bukan tokoh yang mudah dihadapi.
"Kong-kong ........."
Terdengar Liu Kong bersuara dengan takjub dan
kemudian memberi hormat kepada tokoh yang
datang. Tokoh yang ternyata adalah Kakek Liu Kong,
dialah tokoh hebat masa lalu Lam Hay Bun yang
meninggalkan jabat
http://cerita-silat.mywapblog.com
an Tocu Lam Hay Bun buat
cucunya yang masih muda Lamkiong Bu Sek. Dia
adalah LAMKIONG BOUW, bekas Tocu yang sudah
lama mengasingkan diri. Bukit pengasingan dirinya
adalah tempat yang dihindari Li Cu ketika memimpin
gerombolannya menyusup masuk ke Lam Hay Bun.
Dan kini, kakek yang sama tinggi besar dengan
Lamkiong Bu Sek, berdiri di arena dengan gagah dan
penuh wibawa.
"Hmmmmm, Liu Kong, engkau mengerjakan
pekerjaanmu dengan sangat baik. Tetapi, masih ada
pekerjaan lain yang mau tidak mau harus engkau
lakukan. Lakukan itu kelak dengan penuh rasa
tanggungjawab ......."
Sebetulnya apa yang diungkapkan Kakek Tinggi Besar
itu masih kurang dia pahami seutuhnya dan masih
kurang dia mengerti arah dan tujuannya. Tetapi Liu
Kong dengan cepat sudah berkata:
"Pasti, pasti akan kulakukan dengan baik Kong-
kong ...."
"Bagus jika demikian ......... tetapi untuk sekarang ini,
lebih baik engkau mundurlah terlebih dahulu, karena
untuk sementara tugasmu sudah selesai. Biarlah
selanjutnya menjadi urusan keluarga"
Setelah Liu Kong mengundurkan diri, Lamkiong Bouw
berbalik menghadapi Lamkiong Li Cu. Ayah dan Anak
perempuannya kini saling berhadapan. Tetapi, wajah
dan tatapan Lamkiong Bouw tidak berubah, tetap
penuh wibawa dan memandang Lamkiong Li Cu
seperti memandang anak perempuannya yang nakal:
"Hmmmmm, Li Cu, kesalahanmu bagi Lam Hay Bun
terdahulu bukanlah sesuatu yang fatal, tetapi akan
berbeda dengan apa yang engkau lakukan kali
ini ........." meski begitu, suara Lamkiong Bouw
mengandung penyesalan. Menyesalkan apa yang
dilakukan oleh Lamkiong Li Cu anak perempuannya.
Terlihat Li Cu sedikit goyah. Bagaimanapun,
betapapun, orang yang dihadapinya adalah ayah
kandungnya. Orang yang membesarkannya dan
dihormatinya. Tetapi, itu dulu. Sebelum dia merasa
diperlakukan tidak adil oleh keluarganya dan
membuatnya luntang-lantung berkelana di dunia
persilatan.
"Lam Hay Bun memang tidak pernah menghargaiku,
juga keluargaku tidak pernah menghitungku sebagai
bagian dari mereka semua ........" jawab Li Cu dengan
suara serak. Betapun dia masih terlihat menghormati
ayahnya yang tua itu.
"Boleh dikata semua yang engkau katakan kupahami.
Tetapi, menghadirkan bencana seperti apa yang akan
terjadi saat ini akan menempatkanmu sebagai orang
yang dikutuk dan diburu semua warga Lam Hay Bun.
Apa benar engkau siap menerima kenyataan tersebut
Li Cu ....."?
"Jika tidak siap, aku tidak akan berdiri disini ....." jawab
Li Cu dan nada suaranya sudah terdengar lebih tegas
dan mulai mengeras.
"Bagus, bagus. Paling tidak engkau masih tetap
memiliki kekeras-kepalaan khas Lam Hay Bun. Tetapi,
sayangnya, engkau berjalan disisi yang kini
berseberangan. Dan harus engkau pahami, Tocu Lam
Hay Bun pantang dilihat penghuni Lam Hay Bun dalam
tawanan musuh. Karena itu, aku akan membawa Bu
Sek, Sian Li dan Tiong Hong pergi bersamaku ........"
"Ayah, aku khawatir engkau tidak akan mampu
melakukannya ........" jawab Lamkiong Li Cu berani,
tegas dan singkat.
"Li Cu, kurasa engkau mengerti satu hal, yakni
sebagai seorang sesepuh Lam Hay Bun, ketika Tocu
sedang menghadapi persoalan, akan memiliki
pengaruh dan kemampuan mengerahkan seluruh
kekuatan Lam Hay Bun menghadapi musuh. Tidak
perlu semua Barisan Warna Warni turun tangan,
cukup 2-3 barisan saja, dan belum lagi para angkatan
muda Lam Hay Bun yang tidak engkau kenali seperti
Liu Hok ini. Jangan kira dengan menguasai Cit Sat Sin
Tjiang maka engkau tak terlawan anakku. Kakekmu
dan ayahmu ini menarik diri dari keramaian dan
kesibukan mengatur Lam Hay Bun karena melatih
sejenis ilmu untuk memunahkan Cit Sat Sin Tjiang.
Ilmu yang akan memakan dan merusak tubuhmu
perlahan-lahan, karena ilmu dasar iweekangnya
sudah lama lenyap. Dan pewaris ilmu pemunah Cit
Sat Sin Tjiang sudah dimiliki Lam Hay Bun. Jangan kira
dengan membawa beberapa kawan dari Thian Tok
dan dari negeri seberang kalian akan mampu
mengalahkan Lam Hay Bun ......... t
http://cerita-silat.mywapblog.com
Still (Sekuel Cewek) - Esti Kinasih Cinderellas Scandal - Phoebe Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Once - Phoebe Unforgiven Hero - Santhy Agatha
lum tentu ........
belum tentu ....."
Li Cu yang sedikit terkejut melihat pameran ilmu yang
masih belum diketahuinya atau dikuasainya dari Lam
Hay Bun tempat asalnya, terkejut juga. Harus
diakuinya gerakan gerakan terakhir Liu Kong
membuatnya kaget dan sangat terkejut. Dia sudah
sangat yakin jika Liu Kong sudah kehilangan akal dan
jalan keluar ketika menyerang hebat dengan
menggunakan ilmu Hian Goan Sin Tjiang yang hebat.
Dia tahu betul jalan keluar Liu Kong sudah tersumbat,
tetapi sungguh ajaib, Liu Kong sanggup meliuk-liuk
dan bergerak dengan dasar gerak sederhana yang dia
juga paham, tetapi ada akhirnya serangannya buyar
semua.
"Jangan engkau kira ilmu baru itu akan mampu
mengakaliku. Hmmmm, engkau coba tahan
seranganku kali ini ......"
Sambil berseru demikian Li CU kembali maju
menyerang. Jurus-jurus andalan dan aneh dari Hian
Goan Sin Tjiang kembali dikeluarkan, kedua
lengannya bergerak cepat sementara lontaran tenaga
iweekangnya menghembus cepat dan sangat kuat.
Dan seperti sebelumnya, bahkan lebih ketat lagi,
kekuatan itu mengurung Liu Kong di arena dan
tertutuplah semua jalan keluarnya. Sekali ini lebih
hebat karena Li Cu bergerak lebih teliti dan
perhitungan dalam. Kali ini Li Cu ingin mengakhiri
pertarungan dan karena itu, kekuatan tenaganya
sudah meningkat hingga 7 bagian, tanda bahwa dia
akhirnya menganggap dan memperlakukan Liu Kong
sebagai lawan yang penting dan hebat. Kali ini Li Cu
berharap dan bahkan sangat yakin jika Liu Kong akan
terperangkap dan akhirnya menyerah kalah.
Tetapi, sekali lagi sebagaimana semula, Liu Kong tidak
bergerak dengan langkah mujijat, tetapi dengan
langkah-langkah dasar Lam Hay Bun yang sederhana.
Tetapi, jika kakinya bergerak lincah dengan langkah
dasar Lam Hay Bun, maka tubuhnya berisi kekuatan
tertentu yang membuat kurungan tenaga dalam Li Cu
tidak mempan memukulnya. Dia berubah menjadi
sangat licin untuk dipukul. Dan seterusnya, dengan
mudah, dia kemudian kembali melangkah keluar
dengan selamat dan sama mudahnya dengan
kejadian sejenis beberapa detik sebelumnya. Hal ini
yang menyesakkan dan membuat Lamkiong Li Cu
menjadi semakin penasaran, semakin gemas. Karena
bukan hanya tidak mampu mengalahkan Liu Kong
secara cepat dan telak, tetapi karena dia merasa
mengenal namun tidak mengenal. Merasa tahu tetapi
tidak tahu, semua tata gerak Liu Kong terakhir yang
mujijat dan hebat itu. Tata gerak dan jurus sangat
sederhana dari Lam Hay Bun yang anehnya membuat
pukulan mujijatnya kehilangan daya dan kehilangan
perbawa.
Tetapi, sebagaimana Liu Kong membekal "keras
kepala" gaya Lam Hay Bun, maka begitu pula
Lamkiong Li Cu yang juga keluaran dan anak
keturunan Lam Hay Bun yang misterius di Lautan
Selatan. Tidak. Tidak boleh tidak, dia harus menang
dan bahkan harus secepatnya dilakukan. "Baiklah jika
demikian ...." begitu pikir Lamkiong Li Cu gemas, tetapi
di mulut dia berkata:
"Jangan kira aku tidak mampu memecahkannya ....."
Dan Li Cu segera menyiapkan ilmu pukulannya yang
baru. Sekali ini, membuat banyak orang heran, dia
membuka jurus persiapan menggunakan Cit Sat Sin
Tjiang. Dan ini membuat banyak orang kaget,
termasuk Wisanggeni dan Naga Pattynam yang
menjadi serius memandang arena tersebut. Tetapi,
sesaat sebelum Li Cu menyerang, tiba-tiba sesosok
tubuh berpakaian putih sederhana berkelabat ringan,
sangat ringan ke tengah arena sambil berkata:
"Cukup ......... kalian berdua mundur"
Suara tersebut sangat, sangat berwibawa dan
membuat bukan cuma Liu Kong dan Li Cu, tetapi
orang-orang di sekitar arena tergetar. Termasuk juga
Wisanggeni dan Naga Pattynam, tergetar oleh suara si
pendatang. Tanda bahwa si pendatang bukan orang
sembarangan, bukan tokoh yang mudah dihadapi.
"Kong-kong ........."
Terdengar Liu Kong bersuara dengan takjub dan
kemudian memberi hormat kepada tokoh yang
datang. Tokoh yang ternyata adalah Kakek Liu Kong,
dialah tokoh hebat masa lalu Lam Hay Bun yang
meninggalkan jabat
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall
an Tocu Lam Hay Bun buat
cucunya yang masih muda Lamkiong Bu Sek. Dia
adalah LAMKIONG BOUW, bekas Tocu yang sudah
lama mengasingkan diri. Bukit pengasingan dirinya
adalah tempat yang dihindari Li Cu ketika memimpin
gerombolannya menyusup masuk ke Lam Hay Bun.
Dan kini, kakek yang sama tinggi besar dengan
Lamkiong Bu Sek, berdiri di arena dengan gagah dan
penuh wibawa.
"Hmmmmm, Liu Kong, engkau mengerjakan
pekerjaanmu dengan sangat baik. Tetapi, masih ada
pekerjaan lain yang mau tidak mau harus engkau
lakukan. Lakukan itu kelak dengan penuh rasa
tanggungjawab ......."
Sebetulnya apa yang diungkapkan Kakek Tinggi Besar
itu masih kurang dia pahami seutuhnya dan masih
kurang dia mengerti arah dan tujuannya. Tetapi Liu
Kong dengan cepat sudah berkata:
"Pasti, pasti akan kulakukan dengan baik Kong-
kong ...."
"Bagus jika demikian ......... tetapi untuk sekarang ini,
lebih baik engkau mundurlah terlebih dahulu, karena
untuk sementara tugasmu sudah selesai. Biarlah
selanjutnya menjadi urusan keluarga"
Setelah Liu Kong mengundurkan diri, Lamkiong Bouw
berbalik menghadapi Lamkiong Li Cu. Ayah dan Anak
perempuannya kini saling berhadapan. Tetapi, wajah
dan tatapan Lamkiong Bouw tidak berubah, tetap
penuh wibawa dan memandang Lamkiong Li Cu
seperti memandang anak perempuannya yang nakal:
"Hmmmmm, Li Cu, kesalahanmu bagi Lam Hay Bun
terdahulu bukanlah sesuatu yang fatal, tetapi akan
berbeda dengan apa yang engkau lakukan kali
ini ........." meski begitu, suara Lamkiong Bouw
mengandung penyesalan. Menyesalkan apa yang
dilakukan oleh Lamkiong Li Cu anak perempuannya.
Terlihat Li Cu sedikit goyah. Bagaimanapun,
betapapun, orang yang dihadapinya adalah ayah
kandungnya. Orang yang membesarkannya dan
dihormatinya. Tetapi, itu dulu. Sebelum dia merasa
diperlakukan tidak adil oleh keluarganya dan
membuatnya luntang-lantung berkelana di dunia
persilatan.
"Lam Hay Bun memang tidak pernah menghargaiku,
juga keluargaku tidak pernah menghitungku sebagai
bagian dari mereka semua ........" jawab Li Cu dengan
suara serak. Betapun dia masih terlihat menghormati
ayahnya yang tua itu.
"Boleh dikata semua yang engkau katakan kupahami.
Tetapi, menghadirkan bencana seperti apa yang akan
terjadi saat ini akan menempatkanmu sebagai orang
yang dikutuk dan diburu semua warga Lam Hay Bun.
Apa benar engkau siap menerima kenyataan tersebut
Li Cu ....."?
"Jika tidak siap, aku tidak akan berdiri disini ....." jawab
Li Cu dan nada suaranya sudah terdengar lebih tegas
dan mulai mengeras.
"Bagus, bagus. Paling tidak engkau masih tetap
memiliki kekeras-kepalaan khas Lam Hay Bun. Tetapi,
sayangnya, engkau berjalan disisi yang kini
berseberangan. Dan harus engkau pahami, Tocu Lam
Hay Bun pantang dilihat penghuni Lam Hay Bun dalam
tawanan musuh. Karena itu, aku akan membawa Bu
Sek, Sian Li dan Tiong Hong pergi bersamaku ........"
"Ayah, aku khawatir engkau tidak akan mampu
melakukannya ........" jawab Lamkiong Li Cu berani,
tegas dan singkat.
"Li Cu, kurasa engkau mengerti satu hal, yakni
sebagai seorang sesepuh Lam Hay Bun, ketika Tocu
sedang menghadapi persoalan, akan memiliki
pengaruh dan kemampuan mengerahkan seluruh
kekuatan Lam Hay Bun menghadapi musuh. Tidak
perlu semua Barisan Warna Warni turun tangan,
cukup 2-3 barisan saja, dan belum lagi para angkatan
muda Lam Hay Bun yang tidak engkau kenali seperti
Liu Hok ini. Jangan kira dengan menguasai Cit Sat Sin
Tjiang maka engkau tak terlawan anakku. Kakekmu
dan ayahmu ini menarik diri dari keramaian dan
kesibukan mengatur Lam Hay Bun karena melatih
sejenis ilmu untuk memunahkan Cit Sat Sin Tjiang.
Ilmu yang akan memakan dan merusak tubuhmu
perlahan-lahan, karena ilmu dasar iweekangnya
sudah lama lenyap. Dan pewaris ilmu pemunah Cit
Sat Sin Tjiang sudah dimiliki Lam Hay Bun. Jangan kira
dengan membawa beberapa kawan dari Thian Tok
dan dari negeri seberang kalian akan mampu
mengalahkan Lam Hay Bun ......... t
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall