Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 288

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Cersil Mahesa Kelud ~ Simo Gendeng Mencari Mati Cersil Mustika Lidah Naga 4 Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 3 Cersil Candika - Dewi Penyebar Maut 13 Cersil Trilogi Blambangan - Banyuwangi

Kombinasi Seng Hwee Sinkang dengan Hwee Sin bit
  Ciat Kang Hoat (Api Sakti Pemusnah Tenaga) terbukti
  tidak banyak menolong. Dengan gerakan-gerakan
  lemas namun membawa ancaman maut dari Lo Thian
  Bian Kun, semua serangan dan tipuan Naga Pattynam
  patah di tengah jalan, bahkan dia hanya bisa
  diselamatkan oleh kekuatannya dan terutama
  kematangannya yang memang melebihi lawan
  mudanya itu. Tapi satu hal yang pasti, tiba-tiba
  kesombongan dan percaya dirinya merosot jauh, dan
  kini dia harus berjuang dengan seluruh kemahiran dan
  kebisaannya hanya sekedar untuk menghindar dan
  belum tentu menang. Berpikir seperti itu, akhirnya
  Naga Pattynam mengerahkan Tay kek ji-gi le-hun-
  ciang (ilmu pukulan dua unsur sakti pencabut Nyawa)
  disertai Ilmu Bu-ing-sin poh (Gerak Tanpa-bayangan).
  Ilmu yang dikombinasikannya ini berusah a
  membuatnya banyak bergerak untuk mempelajari
  lawan sambil memupuk kembali semangat dan
  ketenangannya. Ilmu inipun sebenarnya mujijat dan
  berbahaya, tetapi sudah diresapi oleh Bhisu
  Chundamani dan diciptakan ilmu antinya. Karena itu,
  dia tidak beroleh apa-apa.
  Dan untungnya, kali ini dia mampu mengimbangi ilmu
  mujijat lawan meski tetap tak mampu mendesak
  balik dan selalu dalam keadaan terserang lawan.
  ”Semua jurus dan gerakannya seperti dirancang untuk
  menaklukkan jurus-jurus dan ilmuku ....” demikian
  analisa Naga Pattynam yang memang mendekati
  kenyataan. Karena memang, ilmu-ilmu Siangkoan
  Giok Lian tersebut sengaja diciptakan oleh Bhiksu
  Chundamani untuk kelak menyudahi dan menghukum
  Naga Pattynam. Wajar jika semua kehebatan jurus
  serangannya kandas dan kemudian dengan amat
  mudah diantisipasi dan dilawan Giok Lian dengan
  serangan balasan yang lebih mematikan. Dan
  memang Giok Lian ditugasi jika tidak bisa
  menangkap, lebih baik dimusnahkan kemampuan
  Naga Pattynam atau bahkan membunuhnya agar
  tidak lebih memalukan perguruan.
  ”Hiyaaaaaaaaa .....”
  Sambil berteriak Naga Pattynam mencoba untuk
  memperkuat semangatnya, karena jika tidak,
  kekuatan sihirnya tidak akan berguna banyak jika
  kekokohan mental dan batinnya sedang rapuh. Tetapi
  Giok Lian seperti dapat membaca apa yang akan
  dilakukan ”suhengnya” tersebut. Dia tidaklah sama
  sekali mengendorkan serangan, sebaliknya justru
  bergerak semakin cepat dengan mengerahkan
  ginkang dan gerakan ampuh dari Bengkauw Jiauw-
  sin-pouw-poan-soan (Langkah Sakti Ajaib Berputar-
  putar). Inilah salah satu ilmu langkah ajaib yang
  dibandingkan beberapa jurus langkah di Tionggoan,
  termasuk yang terhebat dan paling mujijat. Dan
  dengan bantuan gerak langkah ini, Naga Pattynam
  menjadi semakin kebingungan dan menjadi tak
  mampu untuk mengerahkan kekuatan sihirnya yang
  mujijat. Sementara di pihak lain, Siangkoan Giok Lian
  justru semakin berkibar, semakin bersemangat dan
  semakin kokoh dalam mendesak dan menyudutkan
  Naga Pattynam. Tanpa kekuatan sihirnya, Naga
  Pattynam memang menjadi lebih mudah untuk
  dijinakkan, dan Naga Pattynam sadar akan hal itu.
  Tetapi, ketajaman, kecepatan dan kemujijatan
  langkah Giok Lian benar-benar telah menggetarkan
  dan membuatnya susah menyatukan semangat dan
  pikirannya. Dia justru banyak terserang, terdesak dan
  tersudutkan. Hanya sesekali dia mampu mengirim
  serangan balasan yang dengan mudah dipatahkan
  Giok Lian.
  Apa boleh buat, pada saat berbahaya Naga Pattynam
  akhirnya mengerahkan sebuah ilmu mujijat yang juga
  turut diciptakannya, yakni Hian Goan Sin Ciang (Ilmu
  Sakti Melumpuhkan Lawan). Sungguh sayang seribu
  sayang, kondisi yang goyah membuat Naga Pattynam
  tak mampu mengerahkan dan mengeluarkan segenap
  kemujijatan ilmu ciptaan mereka bertiga itu.
  Sebaliknya dengan Giok Lian, meski belum mampu
  dominan seperti melawan ilmu-ilmu Naga Pattynam
  sebelumnya, tetapi mengambil keuntungan dari moral
  lawan yang goyah, Giok Lian bertempur taktis dengan
  mulai menyertakan tipu dari ilmu isapan Cian-kin-in-lik
  (tenaga betot seribu kati). Dan akibatnya, Naga
  Pattynam kembali tersentak, karena dia seperti tak
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  mampu memasuki daya tarung lawan dan
  antisipasinya serba parah.
  Sepasang lengan mungil Giok Lian tiba-tiba seperti
  menari-nari dan dengan cepat menerjang Naga
  Pattynam dalam jurus Hai Lang Thau Thau (ombak
  Laut Menderu-deru). Dan dalam kecemasannya, Naga
  Pattynam memang mampu melawan dengan jurus
  yang tepat yakni Cian Im Giok siauw (Ribuan
  Bayangan guling Kumala), tapi dengan secepat kilat
  Giok Lian merubah ilmu dalam jurus Hoan Thian Coan
  Te (Membalikkan Langit Memutarkan Bumi), dan ini
  bukan dari Lo Thian Bian Kun tetapi dari Ilmu Isapan
  Cian Kin In Lik. Karakternyapun berubah dari lemas
  menjadi menyedot dan bukannya memukul atau
  mendorong secara paksa. Kondisi ini mengagetkan
  Naga Pattynam yang dengan cepat bergerak dengan
  jurus San Pang Te Liat (Gunung Runtuh Bumi Retak).
  Jurusnya memang tepat, tetapi waktu sepersekian
  detik yang dibutuhkannya, membuat Naga Pattynam
  terdesak dan terus terdesak. Kondisi yang
  membuatnya seperti ingin menangis saking
  penasarannya. Apalagi, karena Giok Lian kini dengan
  gerak langkahnya yang mujijat mencecarnya habis-
  habisan. Dan jika pibu, maka dia sudah boleh
  menyerah kalah. Tapi tarung ini bukan PIBU ….
  Meski terbantu oleh kemujijatan Hian Goan Sin Tjiang,
  tetapi karena tanpa daya dorong kekuatan sihir, maka
  beberapa bagian berahaya dari ilmu hebat itu tidak
  menunjukkan perbawanya. Karena itu dengan mudah
  Naga Pattynam selalu didesak dan disudutkan Giok
  Lian. Dan Naga Pattynam juga gagal untuk
  menentramkan hatinya dan terus membuatnya
  tersudutkan karena memang serangan-serangan Giok
  Lian seakan-akan memang ditujukan untuk
  mengalahkan dan menaklukkannya. Kini semakin
  lama semakin Naga Pattynam merasa takut dan
  khawatir. Keadaan yang menyebabkan sang Naga
  menjadi kehilangan taring dan cakarnya.
  Tetapi, seorang Naga Pattynam memang tetap
  seorang Naga. Meski terlambat, tetapi perlahan secara
  pasti dia menemukan keadaan dirinya. Dalam
  keterdesakkan, dia justru berhasil untuk nekat dan
  tidak lagi terlampau memikirkan banyak hal lain yang
  tidak perlu. Dia mulai mencoba melihat kekedalaman
  dan berusaha membentuk serta memperkokoh
  posisinya saat itu. Ini benar, memang cukup banyak
  membantu, meski sayangnya sudah teramat
  terlambat. Tetap saja dia berusaha, kali ini dengan
  kembali mengganti ilmunya untuk lebih lagi
  memperyakinkan dirinya, dan kini dia memutuskan
  menggunakan ilmu Kip Kip Seng Thian (Setingkat
  Demi Setingkat Naik Ke Langit). Sebuah ilmu silat
  bernuansa sihir yang sangat kental dan pekat karena
  memang diciptakan untuk maksud demikian. Tetapi
  untungnya bagi Siangkoan Giok Lian adalah, moralnya
  sudah berada di puncak dan kepercayaan dirinya atas
  ilmu-ilmu warisan suhunya Bhiksu Chundamani sudah
  merasuk demikian dalam. Karena itu, dia tidak goyah
  oleh terjangan ilmu sihir lawan.
  Bahkan sebaliknya dengan cepat dan pesat dia
  mampu mempersiapkan Ilmu Mujijat Sam Ciang Khay
  Thian Loan Te (Tiga Jurus Membuka Langit Mengacau
  Bumi). Ketika merasakan getaran kekuatan sihir yang
  sangat tajam dan kuat dalam ilmu terakhir Naga
  Pattynam, Giok Lian sadar bahwa sudah saatnya dia
  mengakhiri sebelum Naga Pattynam berada dalam
  kondisi puncaknya yang akan membuat dia sangat
  kesulitan untuk menaklukkannya. Getaran sihir Kip Kip
  Seng Thian yang mengitarinya segera sirna oleh
  getaran mujijat Bu Sing Sin Kang yang bergetar kuat
  dari sekujur tubuh Giok Lian dan kemudian
  menghantam gumpalan hawa sesat yang dipancarkan
  oleh Kip Kip Seng Thian. Keadaan ini mempengaruhi
  Naga Pattynam secara telak dan banyak mengurangi
  kekuatan sihirnya dan dimanfaatkan secara tepat dan
  cepat oleh Siangkoan Giok Lian.
  Ketika dia bergerak dengan jurus To-coan- im-yang
  (memutar balikan im dan yang) dan mengelilingi
  tubuh Naga Pattynam dengan langkah ajaib dari
  Bengkauw, Naga Pattynam sadar bahaya
  mengancam. Tetapi, belum sempat dia bergerak cepat
  untuk berganti jurus, sebuah ilmu rahasia yang tidak
  disangka dan diduganya sudah dilepas oleh Giok Lian
  dalam kesempatan dan peluang yang sebenarnya
  cukup tipis dan sempit: inilah Peng Khong Tiam Hiat
  (Ilmu Menotok Jalan Darah Jarak Jauh), dan tanpa
  mengeluarkan suara sedikitpun dengan telak
  mengenai sebuah jalan darah fital di bagian dada
  Naga Pattynam. Dan totokan itu membuat Naga
  Pattynam tidak sanggup mengeluarkan suara
  sedikitpun karena memang nyawanya sudah
  melayang meninggalkan raganya terlebih dahulu. Dan
  tamatlah riwayat seorang tua maha sakti yang
  banyak merecoki dan mengakibatkan kisruh di
  Tionggoan, oleh rangkaian ilmu mujijat yang
  diciptakan suhengnya sendiri khusus untuk
  menaklukkannya.
  Begitu menyelesaikan tugasnya, Siangkoan Giok Lian
  yang terlihat banyak berkeringat dan cukup lelah oleh
  pertarungan itu meski tidak terluka, langsung
  bergumam yang dapat didengar beberapa orang:
  ”Suhu yang mulia, tecu berhasil melaksanakan tugas
  yang Suhu embankan, syukur kepada Thian semua
  berjalan sesuai ajaran Suhu .......”
  Dan setelah itu, dibawah tatapan kagum banyak
  orang, bahkanpun termasuk dari pihak lawan oleh
  kemenangan gemilang yang dicapai Giok Lian, si
  pemenang sudah berkata dengan suara lantang dan
  didengarkan banyak orang:
  ”Sesuai pesan almarhum Suhu Bhiksu Chundamani,
  mayat Susiok Naga Pattynam ini haruslah
  diperabukan. Dan kelak, pada saatnya harus
  kutaburkan di Laut Selatan ini. Karena itu, untuk
  memenuhi permohonan almarhum suhu, aku
  memohon perkenan dan bantuan Tocu Lam Hay
  Bun .......” sambil berkata demikian Siangkoan Giok
  Lian menatap dan memandang Lamkiong Sian Li
  untuk memintakan persetujuan atas permohonan
  bantuan yang barusan diajukannya.
  ”Kionghi Siangkoan Giok Lian, sebuah kemenangan
  yang sangat gemilang. Sudah tentu kami Lam Hay
  Bun akan membantu ........”
  ”Terima kasih Tocu .....”
  Setelah mengucapkan terima kasih, Giok Lian
  kemudian kembali ke rombongannya dan disambut
  oleh Tek Hoat sambil berbisik:
  ”Kionghi Lian moi ........”
  ”Terima kasih koko .....”
  Tetapi tidak lama kemudian sudah terdengar kembali
  Duta Agung Kiang Ceng Liong bersuara dengan
  berkata:
  ”Persoalan antara Siangkoan Giok Lian dengan Naga
  Pattynam adalah semata urusan perguruan, dan
  mereka sudah menyelesaikannya. Disayangkan Naga
  Pattynam tidak mampu melewati rintangannya.
  Karena itu, kami persilahkan selanjutnya, masih dalam
  urusan Perguruan yang mesti diselesaikan,
  Wisanggeni, engkau harus menyelesaikan urusan
  Perguruan dengan Nenggala. Ini sekaligus adalah
  rintanganmu untuk lolos dari Lam Hay Bun, jika tidak,
  sebagaimana Naga Pattynam, maka demikian jugalah
  nasibmu berakhir di Lam Hay Bun ....”

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>