Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Cersil Mahesa Kelud ~ Simo Gendeng Mencari Mati Cersil Mustika Lidah Naga 4 Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 3 Cersil Candika - Dewi Penyebar Maut 13 Cersil Trilogi Blambangan - Banyuwangi
Kombinasi Seng Hwee Sinkang dengan Hwee Sin bit
Ciat Kang Hoat (Api Sakti Pemusnah Tenaga) terbukti
tidak banyak menolong. Dengan gerakan-gerakan
lemas namun membawa ancaman maut dari Lo Thian
Bian Kun, semua serangan dan tipuan Naga Pattynam
patah di tengah jalan, bahkan dia hanya bisa
diselamatkan oleh kekuatannya dan terutama
kematangannya yang memang melebihi lawan
mudanya itu. Tapi satu hal yang pasti, tiba-tiba
kesombongan dan percaya dirinya merosot jauh, dan
kini dia harus berjuang dengan seluruh kemahiran dan
kebisaannya hanya sekedar untuk menghindar dan
belum tentu menang. Berpikir seperti itu, akhirnya
Naga Pattynam mengerahkan Tay kek ji-gi le-hun-
ciang (ilmu pukulan dua unsur sakti pencabut Nyawa)
disertai Ilmu Bu-ing-sin poh (Gerak Tanpa-bayangan).
Ilmu yang dikombinasikannya ini berusah a
membuatnya banyak bergerak untuk mempelajari
lawan sambil memupuk kembali semangat dan
ketenangannya. Ilmu inipun sebenarnya mujijat dan
berbahaya, tetapi sudah diresapi oleh Bhisu
Chundamani dan diciptakan ilmu antinya. Karena itu,
dia tidak beroleh apa-apa.
Dan untungnya, kali ini dia mampu mengimbangi ilmu
mujijat lawan meski tetap tak mampu mendesak
balik dan selalu dalam keadaan terserang lawan.
”Semua jurus dan gerakannya seperti dirancang untuk
menaklukkan jurus-jurus dan ilmuku ....” demikian
analisa Naga Pattynam yang memang mendekati
kenyataan. Karena memang, ilmu-ilmu Siangkoan
Giok Lian tersebut sengaja diciptakan oleh Bhiksu
Chundamani untuk kelak menyudahi dan menghukum
Naga Pattynam. Wajar jika semua kehebatan jurus
serangannya kandas dan kemudian dengan amat
mudah diantisipasi dan dilawan Giok Lian dengan
serangan balasan yang lebih mematikan. Dan
memang Giok Lian ditugasi jika tidak bisa
menangkap, lebih baik dimusnahkan kemampuan
Naga Pattynam atau bahkan membunuhnya agar
tidak lebih memalukan perguruan.
”Hiyaaaaaaaaa .....”
Sambil berteriak Naga Pattynam mencoba untuk
memperkuat semangatnya, karena jika tidak,
kekuatan sihirnya tidak akan berguna banyak jika
kekokohan mental dan batinnya sedang rapuh. Tetapi
Giok Lian seperti dapat membaca apa yang akan
dilakukan ”suhengnya” tersebut. Dia tidaklah sama
sekali mengendorkan serangan, sebaliknya justru
bergerak semakin cepat dengan mengerahkan
ginkang dan gerakan ampuh dari Bengkauw Jiauw-
sin-pouw-poan-soan (Langkah Sakti Ajaib Berputar-
putar). Inilah salah satu ilmu langkah ajaib yang
dibandingkan beberapa jurus langkah di Tionggoan,
termasuk yang terhebat dan paling mujijat. Dan
dengan bantuan gerak langkah ini, Naga Pattynam
menjadi semakin kebingungan dan menjadi tak
mampu untuk mengerahkan kekuatan sihirnya yang
mujijat. Sementara di pihak lain, Siangkoan Giok Lian
justru semakin berkibar, semakin bersemangat dan
semakin kokoh dalam mendesak dan menyudutkan
Naga Pattynam. Tanpa kekuatan sihirnya, Naga
Pattynam memang menjadi lebih mudah untuk
dijinakkan, dan Naga Pattynam sadar akan hal itu.
Tetapi, ketajaman, kecepatan dan kemujijatan
langkah Giok Lian benar-benar telah menggetarkan
dan membuatnya susah menyatukan semangat dan
pikirannya. Dia justru banyak terserang, terdesak dan
tersudutkan. Hanya sesekali dia mampu mengirim
serangan balasan yang dengan mudah dipatahkan
Giok Lian.
Apa boleh buat, pada saat berbahaya Naga Pattynam
akhirnya mengerahkan sebuah ilmu mujijat yang juga
turut diciptakannya, yakni Hian Goan Sin Ciang (Ilmu
Sakti Melumpuhkan Lawan). Sungguh sayang seribu
sayang, kondisi yang goyah membuat Naga Pattynam
tak mampu mengerahkan dan mengeluarkan segenap
kemujijatan ilmu ciptaan mereka bertiga itu.
Sebaliknya dengan Giok Lian, meski belum mampu
dominan seperti melawan ilmu-ilmu Naga Pattynam
sebelumnya, tetapi mengambil keuntungan dari moral
lawan yang goyah, Giok Lian bertempur taktis dengan
mulai menyertakan tipu dari ilmu isapan Cian-kin-in-lik
(tenaga betot seribu kati). Dan akibatnya, Naga
Pattynam kembali tersentak, karena dia seperti tak
http://cerita-silat.mywapblog.com
mampu memasuki daya tarung lawan dan
antisipasinya serba parah.
Sepasang lengan mungil Giok Lian tiba-tiba seperti
menari-nari dan dengan cepat menerjang Naga
Pattynam dalam jurus Hai Lang Thau Thau (ombak
Laut Menderu-deru). Dan dalam kecemasannya, Naga
Pattynam memang mampu melawan dengan jurus
yang tepat yakni Cian Im Giok siauw (Ribuan
Bayangan guling Kumala), tapi dengan secepat kilat
Giok Lian merubah ilmu dalam jurus Hoan Thian Coan
Te (Membalikkan Langit Memutarkan Bumi), dan ini
bukan dari Lo Thian Bian Kun tetapi dari Ilmu Isapan
Cian Kin In Lik. Karakternyapun berubah dari lemas
menjadi menyedot dan bukannya memukul atau
mendorong secara paksa. Kondisi ini mengagetkan
Naga Pattynam yang dengan cepat bergerak dengan
jurus San Pang Te Liat (Gunung Runtuh Bumi Retak).
Jurusnya memang tepat, tetapi waktu sepersekian
detik yang dibutuhkannya, membuat Naga Pattynam
terdesak dan terus terdesak. Kondisi yang
membuatnya seperti ingin menangis saking
penasarannya. Apalagi, karena Giok Lian kini dengan
gerak langkahnya yang mujijat mencecarnya habis-
habisan. Dan jika pibu, maka dia sudah boleh
menyerah kalah. Tapi tarung ini bukan PIBU ….
Meski terbantu oleh kemujijatan Hian Goan Sin Tjiang,
tetapi karena tanpa daya dorong kekuatan sihir, maka
beberapa bagian berahaya dari ilmu hebat itu tidak
menunjukkan perbawanya. Karena itu dengan mudah
Naga Pattynam selalu didesak dan disudutkan Giok
Lian. Dan Naga Pattynam juga gagal untuk
menentramkan hatinya dan terus membuatnya
tersudutkan karena memang serangan-serangan Giok
Lian seakan-akan memang ditujukan untuk
mengalahkan dan menaklukkannya. Kini semakin
lama semakin Naga Pattynam merasa takut dan
khawatir. Keadaan yang menyebabkan sang Naga
menjadi kehilangan taring dan cakarnya.
Tetapi, seorang Naga Pattynam memang tetap
seorang Naga. Meski terlambat, tetapi perlahan secara
pasti dia menemukan keadaan dirinya. Dalam
keterdesakkan, dia justru berhasil untuk nekat dan
tidak lagi terlampau memikirkan banyak hal lain yang
tidak perlu. Dia mulai mencoba melihat kekedalaman
dan berusaha membentuk serta memperkokoh
posisinya saat itu. Ini benar, memang cukup banyak
membantu, meski sayangnya sudah teramat
terlambat. Tetap saja dia berusaha, kali ini dengan
kembali mengganti ilmunya untuk lebih lagi
memperyakinkan dirinya, dan kini dia memutuskan
menggunakan ilmu Kip Kip Seng Thian (Setingkat
Demi Setingkat Naik Ke Langit). Sebuah ilmu silat
bernuansa sihir yang sangat kental dan pekat karena
memang diciptakan untuk maksud demikian. Tetapi
untungnya bagi Siangkoan Giok Lian adalah, moralnya
sudah berada di puncak dan kepercayaan dirinya atas
ilmu-ilmu warisan suhunya Bhiksu Chundamani sudah
merasuk demikian dalam. Karena itu, dia tidak goyah
oleh terjangan ilmu sihir lawan.
Bahkan sebaliknya dengan cepat dan pesat dia
mampu mempersiapkan Ilmu Mujijat Sam Ciang Khay
Thian Loan Te (Tiga Jurus Membuka Langit Mengacau
Bumi). Ketika merasakan getaran kekuatan sihir yang
sangat tajam dan kuat dalam ilmu terakhir Naga
Pattynam, Giok Lian sadar bahwa sudah saatnya dia
mengakhiri sebelum Naga Pattynam berada dalam
kondisi puncaknya yang akan membuat dia sangat
kesulitan untuk menaklukkannya. Getaran sihir Kip Kip
Seng Thian yang mengitarinya segera sirna oleh
getaran mujijat Bu Sing Sin Kang yang bergetar kuat
dari sekujur tubuh Giok Lian dan kemudian
menghantam gumpalan hawa sesat yang dipancarkan
oleh Kip Kip Seng Thian. Keadaan ini mempengaruhi
Naga Pattynam secara telak dan banyak mengurangi
kekuatan sihirnya dan dimanfaatkan secara tepat dan
cepat oleh Siangkoan Giok Lian.
Ketika dia bergerak dengan jurus To-coan- im-yang
(memutar balikan im dan yang) dan mengelilingi
tubuh Naga Pattynam dengan langkah ajaib dari
Bengkauw, Naga Pattynam sadar bahaya
mengancam. Tetapi, belum sempat dia bergerak cepat
untuk berganti jurus, sebuah ilmu rahasia yang tidak
disangka dan diduganya sudah dilepas oleh Giok Lian
dalam kesempatan dan peluang yang sebenarnya
cukup tipis dan sempit: inilah Peng Khong Tiam Hiat
(Ilmu Menotok Jalan Darah Jarak Jauh), dan tanpa
mengeluarkan suara sedikitpun dengan telak
mengenai sebuah jalan darah fital di bagian dada
Naga Pattynam. Dan totokan itu membuat Naga
Pattynam tidak sanggup mengeluarkan suara
sedikitpun karena memang nyawanya sudah
melayang meninggalkan raganya terlebih dahulu. Dan
tamatlah riwayat seorang tua maha sakti yang
banyak merecoki dan mengakibatkan kisruh di
Tionggoan, oleh rangkaian ilmu mujijat yang
diciptakan suhengnya sendiri khusus untuk
menaklukkannya.
Begitu menyelesaikan tugasnya, Siangkoan Giok Lian
yang terlihat banyak berkeringat dan cukup lelah oleh
pertarungan itu meski tidak terluka, langsung
bergumam yang dapat didengar beberapa orang:
”Suhu yang mulia, tecu berhasil melaksanakan tugas
yang Suhu embankan, syukur kepada Thian semua
berjalan sesuai ajaran Suhu .......”
Dan setelah itu, dibawah tatapan kagum banyak
orang, bahkanpun termasuk dari pihak lawan oleh
kemenangan gemilang yang dicapai Giok Lian, si
pemenang sudah berkata dengan suara lantang dan
didengarkan banyak orang:
”Sesuai pesan almarhum Suhu Bhiksu Chundamani,
mayat Susiok Naga Pattynam ini haruslah
diperabukan. Dan kelak, pada saatnya harus
kutaburkan di Laut Selatan ini. Karena itu, untuk
memenuhi permohonan almarhum suhu, aku
memohon perkenan dan bantuan Tocu Lam Hay
Bun .......” sambil berkata demikian Siangkoan Giok
Lian menatap dan memandang Lamkiong Sian Li
untuk memintakan persetujuan atas permohonan
bantuan yang barusan diajukannya.
”Kionghi Siangkoan Giok Lian, sebuah kemenangan
yang sangat gemilang. Sudah tentu kami Lam Hay
Bun akan membantu ........”
”Terima kasih Tocu .....”
Setelah mengucapkan terima kasih, Giok Lian
kemudian kembali ke rombongannya dan disambut
oleh Tek Hoat sambil berbisik:
”Kionghi Lian moi ........”
”Terima kasih koko .....”
Tetapi tidak lama kemudian sudah terdengar kembali
Duta Agung Kiang Ceng Liong bersuara dengan
berkata:
”Persoalan antara Siangkoan Giok Lian dengan Naga
Pattynam adalah semata urusan perguruan, dan
mereka sudah menyelesaikannya. Disayangkan Naga
Pattynam tidak mampu melewati rintangannya.
Karena itu, kami persilahkan selanjutnya, masih dalam
urusan Perguruan yang mesti diselesaikan,
Wisanggeni, engkau harus menyelesaikan urusan
Perguruan dengan Nenggala. Ini sekaligus adalah
rintanganmu untuk lolos dari Lam Hay Bun, jika tidak,
sebagaimana Naga Pattynam, maka demikian jugalah
nasibmu berakhir di Lam Hay Bun ....”
Cersil Mahesa Kelud ~ Simo Gendeng Mencari Mati Cersil Mustika Lidah Naga 4 Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 3 Cersil Candika - Dewi Penyebar Maut 13 Cersil Trilogi Blambangan - Banyuwangi
Kombinasi Seng Hwee Sinkang dengan Hwee Sin bit
Ciat Kang Hoat (Api Sakti Pemusnah Tenaga) terbukti
tidak banyak menolong. Dengan gerakan-gerakan
lemas namun membawa ancaman maut dari Lo Thian
Bian Kun, semua serangan dan tipuan Naga Pattynam
patah di tengah jalan, bahkan dia hanya bisa
diselamatkan oleh kekuatannya dan terutama
kematangannya yang memang melebihi lawan
mudanya itu. Tapi satu hal yang pasti, tiba-tiba
kesombongan dan percaya dirinya merosot jauh, dan
kini dia harus berjuang dengan seluruh kemahiran dan
kebisaannya hanya sekedar untuk menghindar dan
belum tentu menang. Berpikir seperti itu, akhirnya
Naga Pattynam mengerahkan Tay kek ji-gi le-hun-
ciang (ilmu pukulan dua unsur sakti pencabut Nyawa)
disertai Ilmu Bu-ing-sin poh (Gerak Tanpa-bayangan).
Ilmu yang dikombinasikannya ini berusah a
membuatnya banyak bergerak untuk mempelajari
lawan sambil memupuk kembali semangat dan
ketenangannya. Ilmu inipun sebenarnya mujijat dan
berbahaya, tetapi sudah diresapi oleh Bhisu
Chundamani dan diciptakan ilmu antinya. Karena itu,
dia tidak beroleh apa-apa.
Dan untungnya, kali ini dia mampu mengimbangi ilmu
mujijat lawan meski tetap tak mampu mendesak
balik dan selalu dalam keadaan terserang lawan.
”Semua jurus dan gerakannya seperti dirancang untuk
menaklukkan jurus-jurus dan ilmuku ....” demikian
analisa Naga Pattynam yang memang mendekati
kenyataan. Karena memang, ilmu-ilmu Siangkoan
Giok Lian tersebut sengaja diciptakan oleh Bhiksu
Chundamani untuk kelak menyudahi dan menghukum
Naga Pattynam. Wajar jika semua kehebatan jurus
serangannya kandas dan kemudian dengan amat
mudah diantisipasi dan dilawan Giok Lian dengan
serangan balasan yang lebih mematikan. Dan
memang Giok Lian ditugasi jika tidak bisa
menangkap, lebih baik dimusnahkan kemampuan
Naga Pattynam atau bahkan membunuhnya agar
tidak lebih memalukan perguruan.
”Hiyaaaaaaaaa .....”
Sambil berteriak Naga Pattynam mencoba untuk
memperkuat semangatnya, karena jika tidak,
kekuatan sihirnya tidak akan berguna banyak jika
kekokohan mental dan batinnya sedang rapuh. Tetapi
Giok Lian seperti dapat membaca apa yang akan
dilakukan ”suhengnya” tersebut. Dia tidaklah sama
sekali mengendorkan serangan, sebaliknya justru
bergerak semakin cepat dengan mengerahkan
ginkang dan gerakan ampuh dari Bengkauw Jiauw-
sin-pouw-poan-soan (Langkah Sakti Ajaib Berputar-
putar). Inilah salah satu ilmu langkah ajaib yang
dibandingkan beberapa jurus langkah di Tionggoan,
termasuk yang terhebat dan paling mujijat. Dan
dengan bantuan gerak langkah ini, Naga Pattynam
menjadi semakin kebingungan dan menjadi tak
mampu untuk mengerahkan kekuatan sihirnya yang
mujijat. Sementara di pihak lain, Siangkoan Giok Lian
justru semakin berkibar, semakin bersemangat dan
semakin kokoh dalam mendesak dan menyudutkan
Naga Pattynam. Tanpa kekuatan sihirnya, Naga
Pattynam memang menjadi lebih mudah untuk
dijinakkan, dan Naga Pattynam sadar akan hal itu.
Tetapi, ketajaman, kecepatan dan kemujijatan
langkah Giok Lian benar-benar telah menggetarkan
dan membuatnya susah menyatukan semangat dan
pikirannya. Dia justru banyak terserang, terdesak dan
tersudutkan. Hanya sesekali dia mampu mengirim
serangan balasan yang dengan mudah dipatahkan
Giok Lian.
Apa boleh buat, pada saat berbahaya Naga Pattynam
akhirnya mengerahkan sebuah ilmu mujijat yang juga
turut diciptakannya, yakni Hian Goan Sin Ciang (Ilmu
Sakti Melumpuhkan Lawan). Sungguh sayang seribu
sayang, kondisi yang goyah membuat Naga Pattynam
tak mampu mengerahkan dan mengeluarkan segenap
kemujijatan ilmu ciptaan mereka bertiga itu.
Sebaliknya dengan Giok Lian, meski belum mampu
dominan seperti melawan ilmu-ilmu Naga Pattynam
sebelumnya, tetapi mengambil keuntungan dari moral
lawan yang goyah, Giok Lian bertempur taktis dengan
mulai menyertakan tipu dari ilmu isapan Cian-kin-in-lik
(tenaga betot seribu kati). Dan akibatnya, Naga
Pattynam kembali tersentak, karena dia seperti tak
http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall
mampu memasuki daya tarung lawan dan
antisipasinya serba parah.
Sepasang lengan mungil Giok Lian tiba-tiba seperti
menari-nari dan dengan cepat menerjang Naga
Pattynam dalam jurus Hai Lang Thau Thau (ombak
Laut Menderu-deru). Dan dalam kecemasannya, Naga
Pattynam memang mampu melawan dengan jurus
yang tepat yakni Cian Im Giok siauw (Ribuan
Bayangan guling Kumala), tapi dengan secepat kilat
Giok Lian merubah ilmu dalam jurus Hoan Thian Coan
Te (Membalikkan Langit Memutarkan Bumi), dan ini
bukan dari Lo Thian Bian Kun tetapi dari Ilmu Isapan
Cian Kin In Lik. Karakternyapun berubah dari lemas
menjadi menyedot dan bukannya memukul atau
mendorong secara paksa. Kondisi ini mengagetkan
Naga Pattynam yang dengan cepat bergerak dengan
jurus San Pang Te Liat (Gunung Runtuh Bumi Retak).
Jurusnya memang tepat, tetapi waktu sepersekian
detik yang dibutuhkannya, membuat Naga Pattynam
terdesak dan terus terdesak. Kondisi yang
membuatnya seperti ingin menangis saking
penasarannya. Apalagi, karena Giok Lian kini dengan
gerak langkahnya yang mujijat mencecarnya habis-
habisan. Dan jika pibu, maka dia sudah boleh
menyerah kalah. Tapi tarung ini bukan PIBU ….
Meski terbantu oleh kemujijatan Hian Goan Sin Tjiang,
tetapi karena tanpa daya dorong kekuatan sihir, maka
beberapa bagian berahaya dari ilmu hebat itu tidak
menunjukkan perbawanya. Karena itu dengan mudah
Naga Pattynam selalu didesak dan disudutkan Giok
Lian. Dan Naga Pattynam juga gagal untuk
menentramkan hatinya dan terus membuatnya
tersudutkan karena memang serangan-serangan Giok
Lian seakan-akan memang ditujukan untuk
mengalahkan dan menaklukkannya. Kini semakin
lama semakin Naga Pattynam merasa takut dan
khawatir. Keadaan yang menyebabkan sang Naga
menjadi kehilangan taring dan cakarnya.
Tetapi, seorang Naga Pattynam memang tetap
seorang Naga. Meski terlambat, tetapi perlahan secara
pasti dia menemukan keadaan dirinya. Dalam
keterdesakkan, dia justru berhasil untuk nekat dan
tidak lagi terlampau memikirkan banyak hal lain yang
tidak perlu. Dia mulai mencoba melihat kekedalaman
dan berusaha membentuk serta memperkokoh
posisinya saat itu. Ini benar, memang cukup banyak
membantu, meski sayangnya sudah teramat
terlambat. Tetap saja dia berusaha, kali ini dengan
kembali mengganti ilmunya untuk lebih lagi
memperyakinkan dirinya, dan kini dia memutuskan
menggunakan ilmu Kip Kip Seng Thian (Setingkat
Demi Setingkat Naik Ke Langit). Sebuah ilmu silat
bernuansa sihir yang sangat kental dan pekat karena
memang diciptakan untuk maksud demikian. Tetapi
untungnya bagi Siangkoan Giok Lian adalah, moralnya
sudah berada di puncak dan kepercayaan dirinya atas
ilmu-ilmu warisan suhunya Bhiksu Chundamani sudah
merasuk demikian dalam. Karena itu, dia tidak goyah
oleh terjangan ilmu sihir lawan.
Bahkan sebaliknya dengan cepat dan pesat dia
mampu mempersiapkan Ilmu Mujijat Sam Ciang Khay
Thian Loan Te (Tiga Jurus Membuka Langit Mengacau
Bumi). Ketika merasakan getaran kekuatan sihir yang
sangat tajam dan kuat dalam ilmu terakhir Naga
Pattynam, Giok Lian sadar bahwa sudah saatnya dia
mengakhiri sebelum Naga Pattynam berada dalam
kondisi puncaknya yang akan membuat dia sangat
kesulitan untuk menaklukkannya. Getaran sihir Kip Kip
Seng Thian yang mengitarinya segera sirna oleh
getaran mujijat Bu Sing Sin Kang yang bergetar kuat
dari sekujur tubuh Giok Lian dan kemudian
menghantam gumpalan hawa sesat yang dipancarkan
oleh Kip Kip Seng Thian. Keadaan ini mempengaruhi
Naga Pattynam secara telak dan banyak mengurangi
kekuatan sihirnya dan dimanfaatkan secara tepat dan
cepat oleh Siangkoan Giok Lian.
Ketika dia bergerak dengan jurus To-coan- im-yang
(memutar balikan im dan yang) dan mengelilingi
tubuh Naga Pattynam dengan langkah ajaib dari
Bengkauw, Naga Pattynam sadar bahaya
mengancam. Tetapi, belum sempat dia bergerak cepat
untuk berganti jurus, sebuah ilmu rahasia yang tidak
disangka dan diduganya sudah dilepas oleh Giok Lian
dalam kesempatan dan peluang yang sebenarnya
cukup tipis dan sempit: inilah Peng Khong Tiam Hiat
(Ilmu Menotok Jalan Darah Jarak Jauh), dan tanpa
mengeluarkan suara sedikitpun dengan telak
mengenai sebuah jalan darah fital di bagian dada
Naga Pattynam. Dan totokan itu membuat Naga
Pattynam tidak sanggup mengeluarkan suara
sedikitpun karena memang nyawanya sudah
melayang meninggalkan raganya terlebih dahulu. Dan
tamatlah riwayat seorang tua maha sakti yang
banyak merecoki dan mengakibatkan kisruh di
Tionggoan, oleh rangkaian ilmu mujijat yang
diciptakan suhengnya sendiri khusus untuk
menaklukkannya.
Begitu menyelesaikan tugasnya, Siangkoan Giok Lian
yang terlihat banyak berkeringat dan cukup lelah oleh
pertarungan itu meski tidak terluka, langsung
bergumam yang dapat didengar beberapa orang:
”Suhu yang mulia, tecu berhasil melaksanakan tugas
yang Suhu embankan, syukur kepada Thian semua
berjalan sesuai ajaran Suhu .......”
Dan setelah itu, dibawah tatapan kagum banyak
orang, bahkanpun termasuk dari pihak lawan oleh
kemenangan gemilang yang dicapai Giok Lian, si
pemenang sudah berkata dengan suara lantang dan
didengarkan banyak orang:
”Sesuai pesan almarhum Suhu Bhiksu Chundamani,
mayat Susiok Naga Pattynam ini haruslah
diperabukan. Dan kelak, pada saatnya harus
kutaburkan di Laut Selatan ini. Karena itu, untuk
memenuhi permohonan almarhum suhu, aku
memohon perkenan dan bantuan Tocu Lam Hay
Bun .......” sambil berkata demikian Siangkoan Giok
Lian menatap dan memandang Lamkiong Sian Li
untuk memintakan persetujuan atas permohonan
bantuan yang barusan diajukannya.
”Kionghi Siangkoan Giok Lian, sebuah kemenangan
yang sangat gemilang. Sudah tentu kami Lam Hay
Bun akan membantu ........”
”Terima kasih Tocu .....”
Setelah mengucapkan terima kasih, Giok Lian
kemudian kembali ke rombongannya dan disambut
oleh Tek Hoat sambil berbisik:
”Kionghi Lian moi ........”
”Terima kasih koko .....”
Tetapi tidak lama kemudian sudah terdengar kembali
Duta Agung Kiang Ceng Liong bersuara dengan
berkata:
”Persoalan antara Siangkoan Giok Lian dengan Naga
Pattynam adalah semata urusan perguruan, dan
mereka sudah menyelesaikannya. Disayangkan Naga
Pattynam tidak mampu melewati rintangannya.
Karena itu, kami persilahkan selanjutnya, masih dalam
urusan Perguruan yang mesti diselesaikan,
Wisanggeni, engkau harus menyelesaikan urusan
Perguruan dengan Nenggala. Ini sekaligus adalah
rintanganmu untuk lolos dari Lam Hay Bun, jika tidak,
sebagaimana Naga Pattynam, maka demikian jugalah
nasibmu berakhir di Lam Hay Bun ....”