Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Tarian Liar Naga Sakti - 314

$
0
0
Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf

Cersil Zuber Usman - Damar Wulan Bag III Hijaunya Lembah Hijaunya Lereng Pegunungan Pendekar Rajawali Sakti 105.- Istana Gerbang Neraka Pendekar Rajawali Sakti 106.- Dewa Racun Hitam Pendekar Rajawali Sakti 110.- Sekutu Iblis

eberapa
  pukulan lawan ditangkis dengan kekuatan memadai.
  Dan keduanya lega, terutama Thian Ki Hwesio, karena
  memang kandungan tenaga yang mereka kerahkan,
  benar tidak sekuat sebelumnya. Artinya, mereka lebih
  memanfaatkan jurus serangan dan kecepatan serta
  variasi tipu jurus yang dikerahkan.
  Thian Ki Hwesio balik menerjang dengan gerak cek-
  siang-ceng-hun (langsung melonjak ke awan), dimana
  sebuah lompatan dia lakukan sambil kedua lengannya
  terentang namun darinya memancar dua kekuatan
  sekaligus. Yakni serangan berbentuk lentikan jari
  saktinya dan serangan pukulan bersinar yang
  menyambar tubuh Chandra Gupta. Tetapi, sang lawan
  juga dengan cepat mengerahkan jurus serangan pian-
  say-thian-hoa (Sepuyuh angin dahsyat menyambar-
  nyambar), menyambut bukan cuma bertahan tetapi
  langsung balas menyerang. Tetapi, di ujung
  serangannya dia sempat berbisik mengingatkan Thian
  Ki Hwesio:
  “Suhu, jurus terakhirku mengalirkan kekuatan luar
  biasa yang masih belum mampu kukendalikan
  sebagai pengerahan tenaga mujijat yang diajarkan
  Suhuku … sebaiknya suhu menghindar agar kita
  mampu menyelesaikan pibu hingga 200 jurus tanpa
  harus menyakiti siapapun …”
  “Amitabha …. Baiklah sobat ….”
  Dan memang, bukannya membalas, tetapi Thian Ki
  Hwesio menghindari serangan terakhir dengan
  mengerahkan sepenuhnya khikang pelindung badan.
  Hebat luar biasa, tenaga liar yang memenuhi arena
  memang sangat berbahaya dan jika tidak diingatkan,
  dengan pengerahan setengah bagian tenaganya saja
  akan mengakibatkan luka yang berbahaya. Itu
  sebabnya, ketika lontaran tenaga besar dikerahkan
  lawan, Thian Ki Hwesio mengundurkan diri ke
  belakang, namun kedua lengannya bekerja keras dan
  dengan penuh kekuatan mengibas dan melontarkan
  serangan hawa pukulan yang mengitari dirinya dan
  menutup jalan keluarnya. Ada sampai sepuluh kali dia
  menangkis sampai akhirnya diapun dengan keringat
  di dahi menyelesaikan gerakan menghindar tanpa
  terluka sedikitpun. Tetapi, kejadian pada jurus terakhir
  berbicara lain …..”
  Tepat sesudah Thian Ki Hwesio selesai mengurai
  semua serangan yang membelitnya dengan susah
  payah dan bahkan dengan sebagian besar tenaganya,
  Kwan Cu sudah berdiri di arena dan kemudian
  berkata:
  “Tidak salah, sampai jurus ke 199 kedudukan
  keduanya sangat berimbang. Tetapi, pada jurus
  ke-200, Chandra Gupta berhasil memojokkan Thian Ki
  Hwesio, sehingga meski ingin memutuskan seri, tetapi
  kredit sedikit harus kami berikan kepada Chandra
  Gupta. Jika bukan seri, maka setengah jurus menjadi
  milik Chandra Gupta ……”
  “Amitabha …………. siancay ….. siancay ….” Thian Ki
  Hwesio tidak mengatakan apa apa, entah setuju
  entah tidak. Tetapi, wajahnya menunjukkan tiadanya
  sama sekali rasa penasaran atau rasa sedih
  dinyatakan kalah. Justru adalah Chandra Gupta yang
  terdengar bersuara dengan lantang:
  “Kwan Tocu, pertarungan tadi lebih tepat diputuskan
  seimbang. Karena sebetulnya, pada jurus ke-190, kami
  berdua sepakat untuk mengurangi tenaga agar kami
  tidak saling melukai. Tetapi, jurus terakhir yang
  kukerahkan belum cukup matang kukuasai,
  karenanya kandungan tenagaku melonjak hingga dua
  kali lipat dari semula. Karena itu, meski sudah
  mengingatkan Thia Ki Suhu, tetapi tetap saja dia tidak
  punya waktu cukup dan mengalami keterlambatan
  menata tenaga yang tepat. Karena itu, seri adalah
  keputusan yang paling tepat ……..”
  “Amitabha ……. saudara Chandra Gupta, sudahlah.
  Menang atau kalah tidak penting, kalahpun tetap
  memuaskan buatku. Yang lebih penting adalah
  mengenal dan bersahabat dengan tokoh sehebat dan
  segagah engkau adalah kebahagiaanku tersendiri …..
  siancay, siancay ……”
  “Bukan Thian Ki Suhu dan juga Kwan Tocu,
  sesungguhnya aku merasa tidak layak untuk
  dinyatakan menang ………… meskipun aku tidaklah
  kalah ……”
  “Hikhikhikhik …… luar biasa, baiklah, pertarungan
  terakhir kunyatakan saudara Chandra Gupta menang
  setengah jurus, dan Thian Ki Suhu menang setengah
  jurus. Keduanya sepakat imbang. Tetapi beta
  http://cerita-silat.mywapblog.com
Tarian Liar Naga Sakti - Marshall

  papun
  keputusan sudah kujatuhkan, bukan sesuatu yang
  luar biasa jika pertarungan kali ini berakhir imbang
  2-2, bagi kedua belah pihak. Cukup adil dan kita akan
  menuju pertemuan berikutnya dengan perasaan
  sebagai sahabat dan bahkan sebagai saudara …….”
  “Amitabha ……. sungguh bijaksana Kwan Tocu ……
  siancay … siancay ……”
  Dan berakhirlah pibu 10 tahunan dalam empat babak.
  Tetapi, bukanlah berarti bahwa bahwa pibu sepuluh
  tahunan itu berhenti sampai disitu. Karena setelah
  para tokoh muda menyelesaikan pibu 10 tahunan dan
  mereka semua akan menjadi generasi penerus bagi
  persaudaraan yang baru, tetapi para tokoh tua masih
  belum cukup puas. Pertemuan seperti di Lam Hay Bun
  adalah pertemuan langka dan melibatkan demikian
  banyak tokoh tua yang punya nama besar. Terutama
  bagi generasi Lamkiong Bu Sek, Siangkoa n Tek, Thian
  Hoat Todjin, Kong Hian Hwesio, Ciu Sian Sin Kay, dan
  juga terakhir Kwan Cu dan Lamkiong Bouw yang
  menjadi tertua diantara mereka. Karena pertemuan
  yang langka tersebut, merekapun memutuskan untuk
  terus melanjutkan pibu 10 tahunan tetapi dalam
  bentuk berbeda.
  Bentuknya adalah berdiskusi dan bertanding Ilmu Silat
  dalam kategori teori yang saling mengenalkan dan
  saling belajar. Tujuan utamanya bukan untuk mencari
  siapa pemenang, tetapi untuk mengenali kehebatan
  dan ciri khas ilmu masing-masing perguruan tanpa
  harus mencuri ide perguruan yang lain. Karena itu,
  tokoh-tokoh tua itu tidak bersikap ingin menang,
  tetapi justru lebih banyak mengalah untuk kemudian
  berdiskusi tentang gerakan, pengerahan tenaga serta
  ciri khas masing-masing perguruan yang berbeda-
  beda. Pibu tersebut bahkan berakhir pada tengah
  malam dan masing-masing tokoh membawa bekal
  yang sangat besar dan banyak untuk
  menyempurnakan ilmu perguruan masing-masing.
  Sementara itu, tokoh-tokoh muda, justru semakin
  mempererat persahabatan serta persaudaraan antara
  mereka. Terutama dengan menyambut Chandra
  Gupta yang ternyata juga berwatak PENDEKAR
  sebagaimana dijaminkan Ceng Liong, dan diteguhkan
  oleh Thian Ki Hwesio. Malam itu, mereka, kecuali Ceng
  Liong dan Giok Lie, terus bercakap-cakap dan
  berdiskusi banyak hal. Sebagaimana tokoh-tokoh tua,
  demikian juga tokoh-tokoh muda ini: Thian Ki Hwesio,
  Souw Kwi Song, Liang Tek Hoat, Liang Mei Lan,
  Siangkoan Giok Lian, Kwan Hong Li, Lamkiong Tiong
  Hong, Lamkiong Sian Li, Tham Beng Kui juga
  bergabung Liu Hok dan juga Lauw Gwan Thong.
  Tokoh tokoh ini yang kelak akan bertemu kembali di
  Pibu 10 Tahunan dan menjadi tokoh-tokoh besar dunia
  persilatan yang menjaga dan menjunjung tinggi
  perdamaian dan persahabatan. Tokoh-tokoh inilah
  yang menjadi figur dan pendekar yang dimalui dan
  diindahkan di dunia persilatan dalam beberapa tahun
  kedepan ……
  ================
  Sementara sahabat-sahabatnya berkutat antara
  mereka, Kiang Ceng Liong dengan ditemani Cui Giok
  Lie yang juga wajahnya sudah bersimbah peluh dan
  terakhir juga bergabung Kiang Li Hwa dan Nenggala
  suaminya, masih tetap dalam keadaan serius. Bahkan
  begitu Nenggala dan Kiang LI Hwa datang, Ceng Liong
  sudah memanggil mereka sambil berkata dengan
  nada serius:
  “Bibi Li Hwa, kekuatan dalam tubuhnya terlampau
  besar. Sementara Paman Hauw Lam sama sekali
  tidak membantuku untuk membiarkanku
  membersihkan bagian dalam tubuhnya dan
  menyembuhkannya. Totokan Ceng Thian Sin Sin Ci
  sudah kulepaskan, tetapi tidak berani melepas
  kuncian totokan lainnya, karena akibatnya akan
  langsung merengut nyawanya. Repotnya, tidak ada
  tanda-tanda Paman Hauw Lam untuk membiarkan
  aku membuka totokan tersebut. Melakukannya
  sendiri, hampir tidak mungkin karena membutuhkan
  hawa serta bantuan kekuatan paman Hau w Lam
  sendiri untuk turut membuka dari dalam. Karena itu,
  selama beberapa hari, terpaksa harus kuupayakan
  menyedot hawa yang disusupkan memasukinya.
  Tolong Bibi Li Hwa membantuku terlebih dahulu, Nona
  Giok Lie sudah terlampau banyak menerima aliran
  hawa tersebut, dan lebih jauh lagi akan merusak
  bagian dalam

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>