Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Dendam Pendekar-Pendekar Gila - 23

$
0
0
Cerita Silat | Dendam Pendekar-Pendekar Gila | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Dendam Pendekar-Pendekar Gila | Cersil Sakti | Dendam Pendekar-Pendekar Gila pdf

Pendekar Rajawali Sakti - 154. Pangeran Dari Kegelapan Pendekar Mabuk - Pembantai Raksasa Pendekar Mabuk - Gadis Buronan Pendekar Rajawali Sakti - 155. Misteri Mayat Darah Cersil Wiro Sableng 85 - Wasiat Sang Ratu

Api tidak melarangnya, sudah pasti pemuda raksasa itu akan menyerang Serigala Muka Hitam. Dewi Tanjung Putih, tahu siapa orang tua itu. Dan dia tidak mau Darmo Angkor celaka begitu saja. Padahal, mereka di pihak yang sama.
  “Kalau tidak salah, kau pasti Serigala Muka Hitam, Paman Kamajaya yang merupakan kawan baikku. Dan karena aku punya sedikit urusan dengan pemuda itu, harap jangan menghalanginya...,” ujar Dewi Tanjung Putih dengan wajah manis.
  Jingga Kalamanda melirik sekilas, namun sorot matanya tajam menusuk.
  “Hei! Aku tak peduli apa yang kau bicarakan! Aku akan berurusan dengannya. Bila ikut campur, maka kau yang akan berurusan denganku lebih dulu!” dengus Serigala Muka Hitam.
  Dewi Tanjung Putih tersedak mendengar kata- kata Jingga Kalamanda. Dia tak berani menyahut Bahkan sampai orang tua itu meninggalkannya untuk menghampiri pemuda tampan berambut panjang yang baru saja muncul.
  “Kenapa Kakak takut dengannya? Biar kuhajar orang tua hitam itu?!” dengus Darmo Angkor, gusar.
  “Ssst! Sudahlah, dia masih kawan kita...,” sahut Bidadari Tangan Api memberi isyarat agar pemuda raksasa itu tidak lagi banyak bicara.
  “Maafkan aku, Dewi. Paman memang berwatak keras. Tidak seorang pun bisa menghalanginya. Tapi ngomong-ngomong, punya urusan apa kau dengan Pendekar Rajawali Sakti?” tanya Kamajaya, seraya mendekati gadis itu.
  “Itu urusanku, bukan urusanmu!” sahut Bidadari Tangan Api, mendengus sinis.
  “Kau masih marah padaku...?” tanya Kamajaya, sambil tersenyum kecil.
  Tanjung Putih tidak menjawab. Malah perhatiannya dipalingkan ke depan.
  Jingga Kalamanda telah tegak berdiri pada jarak lima langkah dengan pemuda berbaju rompi putih yang membawa sebilah pedang bergagang kepala burung di punggungnya.
  “Hm.... Kaukah Pendekar Rajawali Sakti?” tanya Serigala Muka Hitam, sinis.
  “Begitukah orang menjuluki aku...!”
  “Telah lama kunantikan saat seperti ini. Dan, siapa nyana kau datang sendiri menemuiku. Ha-ha-ha...! Kudengar tentang kehebatanmu. Dan, kudengar pula tentang sepak terjangmu belakangan ini. Itu membuatku tersinggung. Dan kau mewujudkannya, saat mengganggu keponakanku. Bocah! Tak seorang pun berani berbuat begitu terhadap Serigala Muka Hitam!”
  “Serigala Muka Hitam! Sedikit pun aku tak menyinggung perasaanmu. Dan soal keponakanmu, adalah kesalahannya sendiri. Barangkali sebagai pamannya, kau bisa memberi pelajaran padanya,” sahut Rangga.
  “Tutup mulutmu! Kunyuk buduk! Siapa suruh menasihatiku?! Bedebah! Phuih!” maki Jingga Kalamanda sambil meludah tak karuan.
  Kemarahan orang tua berkulit hitam itu seketika berlanjut, saat melompat menyerang Pendekar Rajawali Sakti.
  “Mulutmu harus dirobek agar kau bisa belajar sopan sedikit!” desis Serigala Muka Hitam geram.
  Rangga memberanikan diri, berusaha memapak pukulan Serigala Muka Hitam untuk menjajaki kemampuannya.
  Plak!
  “Uhhh...!”
  Namun wajah Rangga jadi berkerut. Pemuda itu mengeluh pelan, ketika telapak tangannya terasa perih saat menangkis kepalan Jingga Kalamanda yang berjuluk Serigala Muka Hitam.
  “Yeaaat..J”
  Serigala Muka Hitam melanjutkan serangan.
  Dia yakin mampu mengatasi pemuda itu dalam waktu singkat. Dalam gebrakan pertama saja, dia agaknya berada di atas angin. Apalagi ketika pemuda itu belum juga memberi serangan balasan, selain terus menghindar dari serangannya. Dalam perkiraannya, pasti pemuda itu agak keteter. Dan sebentar lagi, tentu dengan mudah dijatuhkannya.
  Apa yang diperkirakan Serigala Muka Hitam setengahnya mungkin saja benar. Rangga yang saat itu mengerahkan jurus ‘Sembilan Langkah Ajaib’ memang merasakan serangan-serangan dahsyat yang berisi tenaga dalam kuat. Dan sejauh ini, dia memang terus mengelak sambil menjajaki kemampuan lawannya. Namun melewati tiga jurus pertama, Pendekar Rajawali Sakti mulai balas menyerang.
  “Heaaat!”
  Rangga melompat ke belakang. Namun, Jingga Kalamanda tidak mau memberi kesempatan. Kedua cakar tangan serta kakinya bergerak cepat, menyambar Pendekar Rajawali Sakti.
  Saat itu juga Rangga melenting ke atas. Setelah berputaran tubuhnya menukik laksana kilat membuka jurus ‘Rajawali Menukik Menyambar Mangsa’. Begitu cepat gerakannya, sehingga Serigala Muka Hitam hanya mampu terkesiap. Dan....
  Duk!
  “Uhhh...! Kurang ajar!”
  Jingga Kalamanda memaki ketika kecolongan. Kedua tangan pemuda itu telak sekali menghantam ke batok kepala. Tubuhnya sempat terhuyung-huyung, namun cepat menjaga keseimbangan.
  Jingga Kalamanda menggeram. Seketika dikeluarkannya raungan laksana serigala mengamuk. Sinar matanya tajam menusuk. Wajahnya berkerut menggiriskan. Dan seketika itu pula Serigala Muka Hitam melompat menerkam dengan amarah meluap-luap dalam dada.
  Rangga yang baru saja menjejak tanah memandangnya dengan kening berkerut. Namun dia tak bisa terpaku lebih lama lagi, karena serangan Serigala Muka Hitam telah meluncur cepat. Maka dengan nekat ditangkisnya tangan laki-laki berkulit hitam itu.
  Plak!
  Bahkan Serigala Muka Hitam melanjutkan serangan berupa tendangan ke perut.
  “Hup!”
  Rangga cepat melompat ke belakang untuk menghindarinya. Dan pada saat yang sama pula. Serigala Muka Hitam mengikuti gerakannya dengan mencelat ke atas sambil jungkir balik. Lalu disambarnya punggung Pendekar Rajawali Sakti.
  Bret!
  “Aaakh...!”
  Rangga mengeluh tertahan, ketika punggungnya tersambar tangan Serigala Muka Hitam. Tampak darah mengalir dari punggungnya yang terluka.
  “Yeaaa!”
  Serigala Muka Hitam tidak berhenti sampai di situ. Belum sempat Pendekar Rajawali Sakti menyiapkan serangan, Jingga Kalamanda

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Latest Images

Trending Articles

<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>