Cerita Silat | Tarian Liar Naga Sakti | by Marshall | Tarian Liar Naga Sakti | Cersil Sakti | Tarian Liar Naga Sakti pdf
Cersil Wiro Sableng 85 - Wasiat Sang Ratu Pendekar Rajawali Sakti - 157. Dendam Pendekar-Pendekar Gila Cersil Wiro Sableng 89 - Geger di Pangandaran Pendekar Rajawali Sakti - 158. Pasukan Alis Kuning Pendekar Rajawali Sakti - Penyair Maut
Di depan tenda Bengkauw Persia dan menghadap
Panggung Pibu, sudah dibuatkan tempat duduk yang
cukup bagus. Ada kurang lebih 10 orang yang berada
disana, selain Asha Vahista dank e-empat muridnya
yang akan bertarung, maka disana juga ada Jendral
Aryzab, Dewi Vasmine dan juga Hydarnes serta dua
orang Panglima Bengkauw lainnya. Ke tempat duduk
khusus inilah kemudian para tokoh Bengkauw Persia
duduk, dan di belakang mereka, baru kemudian
terdapat para pengawal dan tentara khusus
Bengkauw Persia yang berjumlah hamper 100 orang.
Ke seratus ornag itu berdiri dengan tertib di samping
kiri dan kanan tenda-tenda khas Persia yang mereka
bangun dan dirikan untuk kepentingan Pibu pada hari
ini. Dan karena itu, justru pihak Bengkauw Persia ini
yang terlihat megah dan Nampak gagah jika
dipandangi dari kejauhan. Mereka nampa k sangat
siap.
Sementara di pihak para Pendekar Tionggoan,
nampak di kursi bagian depan diduduki oleh Duta
Agung Kiang Ceng Liong dan dia ditemani oleh
Ciangbundjin Siauw Lim Sie, Ciangbundjin Bu Tong
Pay, Kauwcu Kaypang dan juga Kwan Siok Bu dari
Pulau Awan Putih dan Lamkiuong Tiong Hong dari
Lam Hay Bun. Di belakang mereka terdapat Nenggala,
Li Hwa, Mei Lan, Sian Nio dan Lauw Gwan Thong, Tek
Hoat dan Siangkoan Giok Lian, Souw Kwi Song, juga
Kwan Hong Li dan Kwan Siok Bi. Barulah di belakang
mereka terdapat banyak pendekar lainnya termasuk
Tik Hong Peng, Tham Beng Kui, Giok Lie dan masih
banyak tokoh-tokoh besar lainnya dari bermacam
Perguruan serta Pendekar kelana yang sangat
terkenal. Postur kehadiran perguruan dan pendekar
Tionggoan nampak jelas tergambar dari banyaknya
utusan yang sangat tertarik serta berminat mengikuti
Pibu sebagai penonton. Dari semua perguruan,
kelihatannya hanya Bengkauw Tionggoan yang tidak
hadir bersama di posisi para Pendekar Tionggoan,
maklumlah, karena mereka adalah TUAN RUMAH.
Lebih dari itu, posisi dan kedudukan mereka di
Tionggoan, malahan menjadi salah satu BAHAN
PERTARUHAN dalam pibu yang akan berlangsung
sebentar lagi.
”Amitabha …… nampaknya mereka sangat siap dan
penuh percaya diri ……” terdengar Siauw Lim Sie
Ciangbundjin
”Benar …… lagak mereka sudah seperti orang yang
menang perang …..” Pangcu Kay Pang terdengar
melanjutkan kalimat tokoh Siauw Lim Sie.
”Omitohud …….. tenang, tenanglah ….. kita percaya
atau bahkan sangat percaya bahwa Duta Agung dan
kawan-kawannya akan membungkam kesombongan
mereka semua. Kita tunggu saja …..”
”Benar, Duta Agung pasti akan membungkam mereka
…” terdengar kembali suara Pangcu Kaypang Ciu Sian
Sinkay …
Sebenarnya, percakapan yang sama juga terjadi di
kalangan para penonton. Sebagian besar tentu saja
memihak para Pendekar Tionggoan, bukan cuma itu,
bahkan banyak yang bertaruh dengan taruhan
lumayan besar untuk siapa yang akan keluar sebagai
pemenang pibu dahsyat yang akan segera
dilangsungkan.
Percakapan antara para tokoh di kursi para Pendekar
terputus ketika akhirnya yang menjadi TUAN RUMAH,
yakni Bengkauw Tionggoan perlahan-lahan tampil
berdiri dan kemudian melayang kearah Panggung
setinggi semester yang dapat disaksikan dari seluruh
penjuru tanah lapang yang luas itu. Terdengarlah
kata-katanya:
”Cuwi sekalian ……. Perkenankan, atas nama
BENGKAUW TIONGGOAN, selaku KAUWCU
BENGKAUW TIONGGOAN mengucapkan SELAMAT
DATANG kepada cuwi sekalian. Khususnya kepada
SAHABAT-SAHABAT dari Bengkauw Persia, Selamat
Datang di Pegunungan Bengsan, khususnya Ang In
Kok ini. Sahabat-sahabat dari semua Perguruan Silat
serta cuwi sekalian yang mulia, terima kasih atas
kehadirannya di Ang In Kok kami ini, serta tentunya
Para Pendekar yang sekarang berkumpul untuk
menyaksikan Pibu dahsyat sebentar lagi ……. Beberapa
bulan lalu, Duta Agung datang mengunjungiku untuk
menerangkan bahwa Dunia Persilatan Tionggoan
dimana kami, Bengkauw Tionggoan bergabung
DITANTANG PIBU oleh seorang Tokoh Bengkauw
Persia. Tantangan tersebut, memiliki kaitan dengan
kami Bengkauw Tionggoan, karena itu dengan senang
hati kami Bengkauw Tionggoan meluluskan keinginan
SURAT TANTANGAN dan permintaan Duta Agung
untuk menyelenggarakan PIBU pada hari ini di Ang In
Kok ini ……….. Perlu cuwi sekalian ketahui, Bengkauw
Tionggoan memang sudah didatangi Bengkauw Persia
untuk kembali bersama sebagai keluarga Bengkauw
dan menjadikan Bengkauw Tionggoan bagian dari
Bengkauw Pusat Persia. Tetapi, karena Bengkauw
Persia tidak pernah menjawab permohonan bantuan
kami selama bertahun-tahun, maka Bengkauw
Tionggoan memutuskan tidak perlu menjadi Cabang
Bengkauw Persia, cukup berhubungan sebagai
SAHABAT. Keputusan kami berujung kedatangan
tokoh Bengkauw Persia untuk memaksa kami
bergabung, tetapi dapat kami gagalkan, juga dengan
bantuan Duta Agung Kiang Ceng Liong. Tidak puas
dengan itu, Bengkauw Persia kembali berusaha, sekali
ini MENANTANG DUTA AGUNG untuk PIBU
menentukan STATUS BENGKAUW TIONGGOAN.
Sebetulnya, kami dari pihak Bengkauw Tionggoan
keberatan, tetapi atas upaya dan bujukan Duta Agung
kami setuju dengan PIBU ini. Jika Bengkauw Persia
menang, maka mereka boleh berusaha membujuk
dan bahkan menekan Bengkauw Persia untuk
bergabung dengan mereka, tetapi jika kalah, maka
mereka dilarang untuk MEMAKSA kami bergabung.
Sederhana, dan itulah alasan PIBU hari ini
dilaksanakan …………Karena waktu sudah tiba, maka
pada kesempatan kali ini, kami mengundang 2 orang
wakil dari masing-masing pihak yang akan
melakukan PIBU, yakni PENDEKAR TIONGGOAN dan
BENGKAUW PERSIA ……. Kami persilahkan ……”
Setelah ucapan selamat datang Bengkauw Tionggoan,
maka Siangkoan Tek, Kauwcu Bengkauw Tionggoan
langsung mengundang perwakilan dari masing-masing
pihak yang akan melangsungkan PIBU. Dari
Tionggoan, Kiang Ceng Liong memandang para
Ciangbundjin, Pangcu dan Tocu yang hadir dan
nampaknya mereka bersama memberi muka kepada
Siauw Lim Sie untuk mewakili. Karena itu, dengan
cepat Kong Sian Hwesio berkata:
”Amitabha …… terima kasih atas kepercayaan cuwi
…….siancay ….. siancay”
Dan tokoh tua Siauw Lim Sie itupun segera berdiri dan
bersama dengan Kiang Ceng Liong kemudian
melompat kearah panggung dan berdiri disana
bersama dengan tokoh Bengkauw Tionggioan,
Siangkoan Tek. Sementara itu, dari pihak Bengkauw
Persia, adalah Asha Vahista yang ditemani Jendral
Aryzab yang mewakili, dan keduanya sudah
berkelabat kearah panggung dan berdiri
Cersil Wiro Sableng 85 - Wasiat Sang Ratu Pendekar Rajawali Sakti - 157. Dendam Pendekar-Pendekar Gila Cersil Wiro Sableng 89 - Geger di Pangandaran Pendekar Rajawali Sakti - 158. Pasukan Alis Kuning Pendekar Rajawali Sakti - Penyair Maut
Di depan tenda Bengkauw Persia dan menghadap
Panggung Pibu, sudah dibuatkan tempat duduk yang
cukup bagus. Ada kurang lebih 10 orang yang berada
disana, selain Asha Vahista dank e-empat muridnya
yang akan bertarung, maka disana juga ada Jendral
Aryzab, Dewi Vasmine dan juga Hydarnes serta dua
orang Panglima Bengkauw lainnya. Ke tempat duduk
khusus inilah kemudian para tokoh Bengkauw Persia
duduk, dan di belakang mereka, baru kemudian
terdapat para pengawal dan tentara khusus
Bengkauw Persia yang berjumlah hamper 100 orang.
Ke seratus ornag itu berdiri dengan tertib di samping
kiri dan kanan tenda-tenda khas Persia yang mereka
bangun dan dirikan untuk kepentingan Pibu pada hari
ini. Dan karena itu, justru pihak Bengkauw Persia ini
yang terlihat megah dan Nampak gagah jika
dipandangi dari kejauhan. Mereka nampa k sangat
siap.
Sementara di pihak para Pendekar Tionggoan,
nampak di kursi bagian depan diduduki oleh Duta
Agung Kiang Ceng Liong dan dia ditemani oleh
Ciangbundjin Siauw Lim Sie, Ciangbundjin Bu Tong
Pay, Kauwcu Kaypang dan juga Kwan Siok Bu dari
Pulau Awan Putih dan Lamkiuong Tiong Hong dari
Lam Hay Bun. Di belakang mereka terdapat Nenggala,
Li Hwa, Mei Lan, Sian Nio dan Lauw Gwan Thong, Tek
Hoat dan Siangkoan Giok Lian, Souw Kwi Song, juga
Kwan Hong Li dan Kwan Siok Bi. Barulah di belakang
mereka terdapat banyak pendekar lainnya termasuk
Tik Hong Peng, Tham Beng Kui, Giok Lie dan masih
banyak tokoh-tokoh besar lainnya dari bermacam
Perguruan serta Pendekar kelana yang sangat
terkenal. Postur kehadiran perguruan dan pendekar
Tionggoan nampak jelas tergambar dari banyaknya
utusan yang sangat tertarik serta berminat mengikuti
Pibu sebagai penonton. Dari semua perguruan,
kelihatannya hanya Bengkauw Tionggoan yang tidak
hadir bersama di posisi para Pendekar Tionggoan,
maklumlah, karena mereka adalah TUAN RUMAH.
Lebih dari itu, posisi dan kedudukan mereka di
Tionggoan, malahan menjadi salah satu BAHAN
PERTARUHAN dalam pibu yang akan berlangsung
sebentar lagi.
”Amitabha …… nampaknya mereka sangat siap dan
penuh percaya diri ……” terdengar Siauw Lim Sie
Ciangbundjin
”Benar …… lagak mereka sudah seperti orang yang
menang perang …..” Pangcu Kay Pang terdengar
melanjutkan kalimat tokoh Siauw Lim Sie.
”Omitohud …….. tenang, tenanglah ….. kita percaya
atau bahkan sangat percaya bahwa Duta Agung dan
kawan-kawannya akan membungkam kesombongan
mereka semua. Kita tunggu saja …..”
”Benar, Duta Agung pasti akan membungkam mereka
…” terdengar kembali suara Pangcu Kaypang Ciu Sian
Sinkay …
Sebenarnya, percakapan yang sama juga terjadi di
kalangan para penonton. Sebagian besar tentu saja
memihak para Pendekar Tionggoan, bukan cuma itu,
bahkan banyak yang bertaruh dengan taruhan
lumayan besar untuk siapa yang akan keluar sebagai
pemenang pibu dahsyat yang akan segera
dilangsungkan.
Percakapan antara para tokoh di kursi para Pendekar
terputus ketika akhirnya yang menjadi TUAN RUMAH,
yakni Bengkauw Tionggoan perlahan-lahan tampil
berdiri dan kemudian melayang kearah Panggung
setinggi semester yang dapat disaksikan dari seluruh
penjuru tanah lapang yang luas itu. Terdengarlah
kata-katanya:
”Cuwi sekalian ……. Perkenankan, atas nama
BENGKAUW TIONGGOAN, selaku KAUWCU
BENGKAUW TIONGGOAN mengucapkan SELAMAT
DATANG kepada cuwi sekalian. Khususnya kepada
SAHABAT-SAHABAT dari Bengkauw Persia, Selamat
Datang di Pegunungan Bengsan, khususnya Ang In
Kok ini. Sahabat-sahabat dari semua Perguruan Silat
serta cuwi sekalian yang mulia, terima kasih atas
kehadirannya di Ang In Kok kami ini, serta tentunya
Para Pendekar yang sekarang berkumpul untuk
menyaksikan Pibu dahsyat sebentar lagi ……. Beberapa
bulan lalu, Duta Agung datang mengunjungiku untuk
menerangkan bahwa Dunia Persilatan Tionggoan
dimana kami, Bengkauw Tionggoan bergabung
DITANTANG PIBU oleh seorang Tokoh Bengkauw
Persia. Tantangan tersebut, memiliki kaitan dengan
kami Bengkauw Tionggoan, karena itu dengan senang
hati kami Bengkauw Tionggoan meluluskan keinginan
SURAT TANTANGAN dan permintaan Duta Agung
untuk menyelenggarakan PIBU pada hari ini di Ang In
Kok ini ……….. Perlu cuwi sekalian ketahui, Bengkauw
Tionggoan memang sudah didatangi Bengkauw Persia
untuk kembali bersama sebagai keluarga Bengkauw
dan menjadikan Bengkauw Tionggoan bagian dari
Bengkauw Pusat Persia. Tetapi, karena Bengkauw
Persia tidak pernah menjawab permohonan bantuan
kami selama bertahun-tahun, maka Bengkauw
Tionggoan memutuskan tidak perlu menjadi Cabang
Bengkauw Persia, cukup berhubungan sebagai
SAHABAT. Keputusan kami berujung kedatangan
tokoh Bengkauw Persia untuk memaksa kami
bergabung, tetapi dapat kami gagalkan, juga dengan
bantuan Duta Agung Kiang Ceng Liong. Tidak puas
dengan itu, Bengkauw Persia kembali berusaha, sekali
ini MENANTANG DUTA AGUNG untuk PIBU
menentukan STATUS BENGKAUW TIONGGOAN.
Sebetulnya, kami dari pihak Bengkauw Tionggoan
keberatan, tetapi atas upaya dan bujukan Duta Agung
kami setuju dengan PIBU ini. Jika Bengkauw Persia
menang, maka mereka boleh berusaha membujuk
dan bahkan menekan Bengkauw Persia untuk
bergabung dengan mereka, tetapi jika kalah, maka
mereka dilarang untuk MEMAKSA kami bergabung.
Sederhana, dan itulah alasan PIBU hari ini
dilaksanakan …………Karena waktu sudah tiba, maka
pada kesempatan kali ini, kami mengundang 2 orang
wakil dari masing-masing pihak yang akan
melakukan PIBU, yakni PENDEKAR TIONGGOAN dan
BENGKAUW PERSIA ……. Kami persilahkan ……”
Setelah ucapan selamat datang Bengkauw Tionggoan,
maka Siangkoan Tek, Kauwcu Bengkauw Tionggoan
langsung mengundang perwakilan dari masing-masing
pihak yang akan melangsungkan PIBU. Dari
Tionggoan, Kiang Ceng Liong memandang para
Ciangbundjin, Pangcu dan Tocu yang hadir dan
nampaknya mereka bersama memberi muka kepada
Siauw Lim Sie untuk mewakili. Karena itu, dengan
cepat Kong Sian Hwesio berkata:
”Amitabha …… terima kasih atas kepercayaan cuwi
…….siancay ….. siancay”
Dan tokoh tua Siauw Lim Sie itupun segera berdiri dan
bersama dengan Kiang Ceng Liong kemudian
melompat kearah panggung dan berdiri disana
bersama dengan tokoh Bengkauw Tionggioan,
Siangkoan Tek. Sementara itu, dari pihak Bengkauw
Persia, adalah Asha Vahista yang ditemani Jendral
Aryzab yang mewakili, dan keduanya sudah
berkelabat kearah panggung dan berdiri