Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Manusia Lumpur - 21

$
0
0
Cerita Silat | Manusia Lumpur | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Manusia Lumpur | Cersil Sakti | Manusia Lumpur pdf

Tarian Liar Naga Sakti VI - Marshall Gento Guyon ~ Makhluk Kutukan Neraka Pendekar Rajawali Sakti - 173. Teror Topeng Merah Roro Centil ~ Rahasia Kitab Ular Siluman Ular Putih ~ Lukisan Darah

antungmu dengan kerisku ini!” desis si Iblis Maut geram, seraya mencabut kerisnya.
  Srang!
  Begitu kerisnya tercabut, Iblis Maut langsung memutar-mutarkannya, sehingga menimbulkan desir angin berkesiutan. Memang, senjata di tangan laki- laki tua ini bukanlah keris sembarangan. Apalagi dikerahkan dengan tenaga dalam tinggi. Maka saat makhluk itu mendekat, Iblis Maut langsung menikamkannya ke jantung.
  “Hih!”
  Tapi seperti hendak menguji kekebalan tubuhnya, makhluk itu sama sekali tidak berusaha menghindar. Bahkan digunakannya kesempatan itu menghantam batok kepala Iblis Maut.
  Tak!
  “Heh?!”
  Dan keris itu memang sama sekali tidak mampu melukai kulit tubuh Manusia Lumpur, sehingga membuat Iblis Maut tersentak kaget. Namun pada saat yang sama Iblis Maut harus menangkis pukulan Manusia Lumpur.
  Plak!
  “Uhh...!”
  Wajah laki-laki tua itu berkerut menahan rasa sakit saat terjadi benturan. Tapi pada saat yang sama satu sosok berkelebat menghantam makhluk itu dari belakang.
  Dess!
  “Graagkh...!”
  Tubuh Manusia Lumpur terhuyung-huyung ke belakang. Namun begitu, tidak sampai membuatnya terjatuh. Secepat kilat tubuhnya berbalik, menatap tajam kepada Malaikat Tangan Seribu yang telah menghantamnya.
  Sambil menggeram penuh amarah, makhluk itu melompat hendak menerkam si Malaikat Tangan Seribu.
  “Groaaagkh...!”
  Belum lagi serangan itu tiba, pedang si Dewa Pedang telah berkelebat ke arah Manusia Lumpur.
  Wut! Bet!
  “Groaaagkh...!”
  Makhluk itu menggeram buas. Dan dia bermaksud menangkap pedang yang berseliweran hendak mengancam keselamatannya. Tapi sebelum maksudnya kesampaian, hantaman Pendekar Rajawali Sakti telah menghalanginya.
  Bet!
  “Kisanak! Coba serang mata, lubang telinga, dan pusarnya!” teriak Pendekar Rajawali Sakti, sambil terus mengganggu gerakan Manusia Lumpur.
  “Jangan mengajari kami, Bocah!” dengus si Iblis Maut.
  “He he he...! Si Iblis Maut agaknya tidak mau digurui, meski sebenarnya tidak tahu!” ejek si Dewa Pedang.
  “Terkutuk kau, Dewa Pedang! Jangan membuatku marah!” semprot si Iblis Maut.
  Si Dewa Pedang hanya terkekeh mendengar makian si Iblis Maut.
  ***
 
  8
 
  Selama lebih dari dua jurus Manusia Lumpur dijadikan bulan-bulanan. Entah kenapa, keempat orang itu menjadi kompak. Padahal sebelumnya, mereka belum tentu bisa akur. Meski tidak saling mengenal dekat satu sama lain, namun dalam pertarungan ini kelihatan mereka saling melindungi. Sehingga, keadaan ini benar-benar menyulitkan makhluk itu. Terlebih lagi mereka bukanlah lawan enteng.
  Sementara itu, melihat ketangguhan Manusia Lumpur, Pendekar Rajawali Sakti merasa perlu untuk mencabut Pedang Pusaka Rajawali Sakti! Tak heran kalau pedang yang memancarkan sinar berkilauan itu, makin menjatuhkan nyali makhluk ini. Setiap sambarannya, membuat siapa yang melihat jadi mengkelap hatinya.
  “Groaaagkh...!”
  “Tidak ada gunanya menggeram begitu, Keparat! Kau harus mampus untuk menebus mereka yang mati di tanganmu!” dengus Ki Bisma sambil mengibaskan tongkat.
  Ujung senjata Malaikat Tangan Seribu sejak tadi lebih banyak mengincar pada bagian pusar makhluk itu. Dan agaknya, hal ini memang kelemahannya. Buktinya, dia berusaha melindungi mati-matian. Padahal pada saat yang bersamaan, bagian mata dan lubang telinganya pun harus dilindungi.
  Si Iblis Maut kini menyerang Manusia Lumpur dengan sambaran kerisnya.
  Wutt!
  Namun makhluk itu cepat melompat menghindar. Pada saat yang sama Pendekar Rajawali Sakti segera saja mengayunkan kepalan tangan ke kepala sambil menusukkan pedangnya ke arah leher untuk mengecohnya. Tapi, siapa duga. Ternyata Manusia Lumpur malah menunduk. Akibatnya....
  Crabb!
  “Groaaagkh...!”
  Sebelah mata Manusia Lumpur pecah tertusuk pedang Pendekar Rajawali Sakti. Sehingga dia begitu mendendam. Bahkan bermaksud menghajar Rangga.
  Melihat kesempatan itu, secepat kilat si Iblis Maut memanfaatkannya. Kerisnya bergerak menyambar ke mata Manusia Lumpur yang sebelah lagi. Sayang, makhluk itu masih sempat menangkis.
  Tak!
  Namun belum lagi makhluk itu sempat menghajar, saat itu juga ujung tombak si Malaikat Tangan Seribu menusuk perut.
  Jresss!
  “Aargkh...!”
  “Groaaagkh...!”
  Manusia Lumpur menggeram hebat. Dari bagian pusarnya meleleh darah kental berwarna coklat kemerah-merahan. Sebelah matanya berkilat tajam dan kedua tangannya terentang dan terkepal. Lalu mendadak kedua kakinya menghentak ke tanah bergantian.
  Jdueer!
  Kraaak!
  Jdueer!
  Seketika terasa guncangan hebat. Beberapa bagian permukaan tanah di tempat mereka bertarung mulai terbelah. Rumah-rumah serta pepohonan hancur berantakan. Namun, si Dewa Pedang agaknya tidak mau terkesiap melihat pamer kekuatan yang ditunjukkan Manusia Lumpur. Secepat kilat dia melompat menyerang.
  “Heaaat...!”
  Wut! Wut!
  Ujung pedang si Dewa Pedang bergerak cepat menyambar lubang telinga. Tapi begitu sedikit lagi akan mencapai sasaran secepat kilat dibelokkannya. Pada saat yang sama Manusia Lumpur juga sempat melepaskan tendangan. Dan....
  Jress!
  “Aaargkh...!”
  “Aaah...!”
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>