Cerita Silat | Siluman Pemburu Perawan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Siluman Pemburu Perawan | Cersil Sakti | Siluman Pemburu Perawan pdf
Gento Guyon ~ Makhluk Kutukan Neraka Pendekar Rajawali Sakti - 173. Teror Topeng Merah Roro Centil ~ Rahasia Kitab Ular Siluman Ular Putih ~ Lukisan Darah Pendekar Rajawali Sakti - 175. Manusia Lumpur
kali. Dan bagi mereka yang tidak memiliki penglihatan tajam, akan sulit menemukannya.
"Kisanak! Tak ada gunanya bersembunyi. Ke-luarlah! Dan, tunjukkan dirimu di depanku!" teriak pemuda itu lantang.
"Ha ha ha...! Sungguh tajam pendengaran dan penglihatanmu, Bocah!"
Terdengar sahutan yang disusul berkelebatnya satu sosok dari gerumbulan semak pohon yang sejak tadi diperhatikan Pendekar Rajawali Sakti. Sosok itu langsung melayang ringan, melewati atas kepala Rangga lalu mendarat pada jarak lima langkah dengan sikap membelakangi.
"Hm.... Kau penyerang tadi rupanya. Apa maksudmu berkeliaran di sini?" tanya Rangga, dingin.
"He he he...! Kudengar kau mencari- cariku. Apakah nyalimu sudah demikian hebat, sehingga berani mencari urusan denganku?" tanya sosok bertubuh tinggi tegap.
"Siluman Pemburu Perawan! Kau tidak perlu mempersoalkan nyaliku segala. Perbuatan yang kau lakukan selama ini amat terkutuk. Dan sudah sepantasnya orang sepertimu mati!" kata Rangga, mantap.
"Hua ha ha...! Bocah! Sungguh hebat bica-ramu. Tapi aku khawatir, karena orang yang selalu bicara besar biasanya yang bakal cepat mampus!"
"Akan kita lihat hari ini!" sahut Rangga tenang.
Dengan kata-kata itu, berarti Pendekar Rajawali Sakti memang berusaha memancing kemarahan. Karena selesai bicara begitu, sosok ini berbalik. Tampak wajahnya yang ditumbuhi kumis lebat dengan sorot mata tajam.
"Hm.... Akan kulihat, sampai di mana kesom-bonganmu!" dengus sosok yang ternyata berjuluk Siluman Pemburu Perawan.
"Heaaa...!"
Seketika tubuh Siluman Pemburu Perawan berkelebat sambil memutar-mutar tangannya yang kokoh.
Bet! Bet!
Rangga tak kalah sigap. Cepat tubuhnya meluruk, berusaha memapak serangan.
Plak! Plak!
Terjadi benturan berkali-kali, Rangga tampak terjajar beberapa langkah. Sementara Siluman Pemburu Perawan telah kembali berkelebat sambil menyambarkan tangan kanannya. Dengan gerakan dahsyat, Rangga menangkis menggunakan telapak tangan kiri.
Plak!
Sehabis menangkis, Rangga memutar tubuhnya dengan tangan kanan menghantam ke leher.
Wuttt...!
Namun Siluman Pembum Perawan telah me-runduk, seraya menyarangkan kepalan tangan ke dada.
"Hup!"
Untung Pendekar Rajawali Sakti segera mencelat ke atas, lalu membuat putaran beberapa kali di udara.
"Heaaa...!"
Baru saja Rangga mendarat, Siluman Pemburu Perawan mengejar. Di luar dugaan, Pendekar Rajawali Sakti mengegos ke kiri seraya melepaskan tendangan berputar yang cepat dan dahsyat.
Wuuut!
Desss...!
"Aaakh...!"
Siluman Pemburu Perawan mengeluh tertahan. Tubuhnya terjajar beberapa langkah. Namun dengan cepat dia bisa menguasai diri dan kembali meluruk menyerang.
Rangga pun segera melayani. Ketika Siluman Pemburu Perawan melepaskan gedoran dengan kedua tangan, cepat disambutnya dengan kedua tangannya yang berisi tenaga dalam tinggi. Dan....
Derrr...!
"Aaakh...!"
"Aaakh...!"
***
6
Pendekar Rajawali Sakti dan Siluman Pemburu Perawan sama- sama terhuyung ke belakang. Rangga cepat belajar dari pengalaman tadi. Dan betul saja. Pada saat dia belum bersiap, laki-laki bertampang seram itu telah kembali menyerang, seolah memiliki tenaga ganda.
"Uts!"
Pendekar Rajawali Sakti cepat membuang tubuhnya dan langsung bergulingan menghindari terkaman Siluman Pemburu Perawan yang bertubi-tubi. Serangannya silih berganti antara tendangan dan pukulan.
Pada satu kesempatan Pendekar Rajawali Sakti mencelat ke atas, hendak melewati kepalan Siluman Pemburu Perawan dengan tubuh berputaran.
Namun tanpa disangka, Siluman Pemburu Perawan melesatkan tubuhnya, tepat ketika Rangga berada di atas kepala. Saat itu juga, dilepaskannya satu hantaman keras.
Desss...!
"Aaakh...!"
Pendekar Rajawali Sakti menjerit kesakitan dengan tubuh terlempar agak jauh. Begitu jatuh di tanah, dari mulutnya terlihat darah menetes pelan. Perlahan- lahan Rangga merangkak bangkit sambil meringis menahan sakit.
"Yeaaa...!"
Baru saja menjejak tanah, Siluman Pemburu Perawan yang menyadari kalau Pendekar Rajawali Sakti terluka karena pukulannya, kembali melompat. Agaknya dia bermaksud menghabisi Rangga saat itu juga.
"Celaka...!" desis Rangga dalam hati.
Dalam keadaan demikian, bagi Pendekar Rajawali Sakti agaknya sulit untuk berbuat banyak. Maka dengan cepat tangannya bergerak ke punggung. Lalu....
Sriiing!
Secepat kilat Pendekar Rajawali Sakti melolos-kan Pedang Pusaka Rajawali Sakti yang langsung memancarkan sinar biru berkilau.
Wuttt...!
Siluman Pemburu Perawan terkesiap ketika Pendekar Rajawali Sakti mengebutkan pedangnya. Saat itu juga serangannya diurungkan. Tubuhnya langsung bergulingan di tanah, lalu kembali melenting bangkit. Dan sebelum Pendekar Rajawali Sakti melakukan serangan, laki-laki bertampang seram ini sudah kembali meluruk dengan sambaran-sambaran tangannya yang kokoh.
“Uts!"
Rangga cepat mengegoskan tubuhnya ke kanan. Namun di luar dugaan, pada saat itu kaki kanan Siluman Pemburu Perawan menerjang ke dada. Dengan sebisanya, Pendekar Rajawali Sakti mengayunkan pedangnya ke kaki.
Wuttt...!
Namun Siluman Pemburu Perawan tanpa sengaja malah berusaha menangkis dengan tangan kiri. Dan....
Desss...!
Crasss...!
"Aaakh...!"
"Aaakh...! "
Terdengar dua pekikan saling susul. Pedang Pendekar Rajawali Sakti tepat menebas pergelangan tangan kiri Siluman Pemburu Perawan sampai putus. Sementara kaki laki-laki bertampang seram itu bersarang telak di dada Rangga.
Pendekar Rajawali Sakti merasa isi dadanya bagai mau pecah menerima hantaman yang keras bukan main. Sebaliknya Siluman Pemburu Perawan hanya merasakan sakit akibat tangan yang putus. Tapi, luka itu panas menyengat, bergerak cepat menjalar ke jantung.
Gento Guyon ~ Makhluk Kutukan Neraka Pendekar Rajawali Sakti - 173. Teror Topeng Merah Roro Centil ~ Rahasia Kitab Ular Siluman Ular Putih ~ Lukisan Darah Pendekar Rajawali Sakti - 175. Manusia Lumpur
kali. Dan bagi mereka yang tidak memiliki penglihatan tajam, akan sulit menemukannya.
"Kisanak! Tak ada gunanya bersembunyi. Ke-luarlah! Dan, tunjukkan dirimu di depanku!" teriak pemuda itu lantang.
"Ha ha ha...! Sungguh tajam pendengaran dan penglihatanmu, Bocah!"
Terdengar sahutan yang disusul berkelebatnya satu sosok dari gerumbulan semak pohon yang sejak tadi diperhatikan Pendekar Rajawali Sakti. Sosok itu langsung melayang ringan, melewati atas kepala Rangga lalu mendarat pada jarak lima langkah dengan sikap membelakangi.
"Hm.... Kau penyerang tadi rupanya. Apa maksudmu berkeliaran di sini?" tanya Rangga, dingin.
"He he he...! Kudengar kau mencari- cariku. Apakah nyalimu sudah demikian hebat, sehingga berani mencari urusan denganku?" tanya sosok bertubuh tinggi tegap.
"Siluman Pemburu Perawan! Kau tidak perlu mempersoalkan nyaliku segala. Perbuatan yang kau lakukan selama ini amat terkutuk. Dan sudah sepantasnya orang sepertimu mati!" kata Rangga, mantap.
"Hua ha ha...! Bocah! Sungguh hebat bica-ramu. Tapi aku khawatir, karena orang yang selalu bicara besar biasanya yang bakal cepat mampus!"
"Akan kita lihat hari ini!" sahut Rangga tenang.
Dengan kata-kata itu, berarti Pendekar Rajawali Sakti memang berusaha memancing kemarahan. Karena selesai bicara begitu, sosok ini berbalik. Tampak wajahnya yang ditumbuhi kumis lebat dengan sorot mata tajam.
"Hm.... Akan kulihat, sampai di mana kesom-bonganmu!" dengus sosok yang ternyata berjuluk Siluman Pemburu Perawan.
"Heaaa...!"
Seketika tubuh Siluman Pemburu Perawan berkelebat sambil memutar-mutar tangannya yang kokoh.
Bet! Bet!
Rangga tak kalah sigap. Cepat tubuhnya meluruk, berusaha memapak serangan.
Plak! Plak!
Terjadi benturan berkali-kali, Rangga tampak terjajar beberapa langkah. Sementara Siluman Pemburu Perawan telah kembali berkelebat sambil menyambarkan tangan kanannya. Dengan gerakan dahsyat, Rangga menangkis menggunakan telapak tangan kiri.
Plak!
Sehabis menangkis, Rangga memutar tubuhnya dengan tangan kanan menghantam ke leher.
Wuttt...!
Namun Siluman Pembum Perawan telah me-runduk, seraya menyarangkan kepalan tangan ke dada.
"Hup!"
Untung Pendekar Rajawali Sakti segera mencelat ke atas, lalu membuat putaran beberapa kali di udara.
"Heaaa...!"
Baru saja Rangga mendarat, Siluman Pemburu Perawan mengejar. Di luar dugaan, Pendekar Rajawali Sakti mengegos ke kiri seraya melepaskan tendangan berputar yang cepat dan dahsyat.
Wuuut!
Desss...!
"Aaakh...!"
Siluman Pemburu Perawan mengeluh tertahan. Tubuhnya terjajar beberapa langkah. Namun dengan cepat dia bisa menguasai diri dan kembali meluruk menyerang.
Rangga pun segera melayani. Ketika Siluman Pemburu Perawan melepaskan gedoran dengan kedua tangan, cepat disambutnya dengan kedua tangannya yang berisi tenaga dalam tinggi. Dan....
Derrr...!
"Aaakh...!"
"Aaakh...!"
***
6
Pendekar Rajawali Sakti dan Siluman Pemburu Perawan sama- sama terhuyung ke belakang. Rangga cepat belajar dari pengalaman tadi. Dan betul saja. Pada saat dia belum bersiap, laki-laki bertampang seram itu telah kembali menyerang, seolah memiliki tenaga ganda.
"Uts!"
Pendekar Rajawali Sakti cepat membuang tubuhnya dan langsung bergulingan menghindari terkaman Siluman Pemburu Perawan yang bertubi-tubi. Serangannya silih berganti antara tendangan dan pukulan.
Pada satu kesempatan Pendekar Rajawali Sakti mencelat ke atas, hendak melewati kepalan Siluman Pemburu Perawan dengan tubuh berputaran.
Namun tanpa disangka, Siluman Pemburu Perawan melesatkan tubuhnya, tepat ketika Rangga berada di atas kepala. Saat itu juga, dilepaskannya satu hantaman keras.
Desss...!
"Aaakh...!"
Pendekar Rajawali Sakti menjerit kesakitan dengan tubuh terlempar agak jauh. Begitu jatuh di tanah, dari mulutnya terlihat darah menetes pelan. Perlahan- lahan Rangga merangkak bangkit sambil meringis menahan sakit.
"Yeaaa...!"
Baru saja menjejak tanah, Siluman Pemburu Perawan yang menyadari kalau Pendekar Rajawali Sakti terluka karena pukulannya, kembali melompat. Agaknya dia bermaksud menghabisi Rangga saat itu juga.
"Celaka...!" desis Rangga dalam hati.
Dalam keadaan demikian, bagi Pendekar Rajawali Sakti agaknya sulit untuk berbuat banyak. Maka dengan cepat tangannya bergerak ke punggung. Lalu....
Sriiing!
Secepat kilat Pendekar Rajawali Sakti melolos-kan Pedang Pusaka Rajawali Sakti yang langsung memancarkan sinar biru berkilau.
Wuttt...!
Siluman Pemburu Perawan terkesiap ketika Pendekar Rajawali Sakti mengebutkan pedangnya. Saat itu juga serangannya diurungkan. Tubuhnya langsung bergulingan di tanah, lalu kembali melenting bangkit. Dan sebelum Pendekar Rajawali Sakti melakukan serangan, laki-laki bertampang seram ini sudah kembali meluruk dengan sambaran-sambaran tangannya yang kokoh.
“Uts!"
Rangga cepat mengegoskan tubuhnya ke kanan. Namun di luar dugaan, pada saat itu kaki kanan Siluman Pemburu Perawan menerjang ke dada. Dengan sebisanya, Pendekar Rajawali Sakti mengayunkan pedangnya ke kaki.
Wuttt...!
Namun Siluman Pemburu Perawan tanpa sengaja malah berusaha menangkis dengan tangan kiri. Dan....
Desss...!
Crasss...!
"Aaakh...!"
"Aaakh...! "
Terdengar dua pekikan saling susul. Pedang Pendekar Rajawali Sakti tepat menebas pergelangan tangan kiri Siluman Pemburu Perawan sampai putus. Sementara kaki laki-laki bertampang seram itu bersarang telak di dada Rangga.
Pendekar Rajawali Sakti merasa isi dadanya bagai mau pecah menerima hantaman yang keras bukan main. Sebaliknya Siluman Pemburu Perawan hanya merasakan sakit akibat tangan yang putus. Tapi, luka itu panas menyengat, bergerak cepat menjalar ke jantung.