Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Siluman Pemburu Perawan - 23

$
0
0
Cerita Silat | Siluman Pemburu Perawan | Serial Pendekar Rajawali Sakti | Siluman Pemburu Perawan | Cersil Sakti | Siluman Pemburu Perawan pdf

Cersil Shugyosa ~ Samurai Pengembara 1 Mahesa Kelud ~ Menggebrak Kotaraja Pendekar Rajawali Sakti - 176. Bidadari Penakluk Joko Sableng ~ Tumbal Pusar Merah kindo - Pedang Darah Biru


  Begitu habis kata-katanya, Siluman Pemburu Perawan membuat salto ke depan, setelah pedang Ki Jembira lewat menebas angin di depan dada. Gerakannya demikian cepat, membuat Pendekar Pedang Neraka terkesiap. Dan tiba-tiba kedua kald Siluman Pemburu Perawan telah menghantam dadanya.
  Desss...!
  "Aaakh...! "
  Ki Jembira melenguh tertahan, dengan tubuh terjajar beberapa langkah. Namun dengan cepat dia meluruk sambil menyabetkan pedangnya, tatkala Siluman Pemburu Perawan berdiri tegak kembali.
  "Uts!"
  Dengan gesit Siluman Pemburu Perawan menggeser tubuhnya ke samping, sehingga sambaran pedang Pendekar Pedang Neraka menebas angin. Dan tanpa diduga sama sekali, mendadak Siluman Pemburu Perawan melepaskan tendangan sambil memutar tubuhnya. Begitu cepat gerakannya, sehingga....
  Desss!
  "Aaakh...!"
  Tepat sekali sebelah kaki Siluman Pemburu Perawan menyodok dada, membuat Ki Jembira kembali terpekik kesakitan. Tubuhnya kontan terlempar beberapa langkah ke belakang, dan jatuh berdebuk di tanah dalam keadaan telentang.
  "Heaaa...!"
  Mendapat kesempatan baik, dengan gerakan seperti menerkam Siluman Pemburu Perawan cepat melenting ke atas. Lalu tiba-tiba tubuhnya meluruk deras dengan kedua kaki siap terhujam. Dan....
  Jrottt!
  "Aaa...!"
  Diiringi jerit kematian, tubuh Ki Jembira mengejang kaku dengan mata melotot, ketika kedua kaki Siluman Pemburu Perawan mendarat di perut dan dadanya. Darah langsung menyembur dari mulut dan perutnya yang pecah.
 
  ***
 
  "Rasakan oleh kalian, kerbau- kerbau tidak tahu diri!" dengus Siluman Pemburu Perawan sambil memandangi tiga mayat lawan-lawannya.
  "Hem, permainan bagus!"
  Mendadak terdengar sebuah suara, membuat Siluman Pemburu Perawan menoleh. Namun dia sama sekali tidak memperlihatkan kekagetan, melihat kehadiran seorang wanita bertopeng di samping kirinya.
  "Pucuk dicinta ulam tiba! Siapa sangka, akhir-nya kau datang untuk menyerahkan diri!" sambut Siluman Pemburu Perawan.
  "Aku datang untuk menagih nyawa kedua orangtuaku!" desis wanita bertopeng itu, dingin.
  "Apa maksudmu!" tanya Siluman Pemburu Perawan.
  "Kau pembunuh licik! Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Bernawa!"
  Mendengar nama Bernawa disebut, Siluman Pemburu Perawan terkejut. Dipandanginya wanita bertopeng itu dengan sorot mata tajam.
  "Siapa kau sebenarnya?! Cepat katakan!" bentak Siluman Pemburu Perawan yang ternyata tak lain adalah Bernawa, saudara dari ayah Suti Raswati.
  "Aku keponakanmu sendiri. Apakah kau tidak mengenalnya?!" sahut wanita bertopeng itu.
  "Pendusta! Kau coba-coba mengecohku, he?!" dengus Bernawa.
  "Aku cucu Eyang Jayadwipa!"
  "Heh?!"
  Mendengar nama itu seketika paras Siluman Pemburu Perawan berubah. Seperti ketakutan, kepalanya menoleh ke kiri dan kanan.
  "Kenapa? Kelihatannya kau ketakutan sekali?" ejek wanita bertopeng yang tak lain Suti Raswati, alias Bidadari Penakluk.
  "Keparat! Ke mana si tua itu?! Dia pasti men-dampingimu?! Suruh dia keluar!" bentak Bemawa.
  "Hi hi hi...! Kau hanya menggertakku, Paman. Padahal sesungguhnya kau amat takut kepergok Eyang Jayadwipa, bukan? Kau telah berbuat kesalahan padanya. Dan selama ini, kau cukup rapi menyembunyikan diri. Tapi suatu saat, Eyang yakin kau akan keluar. Sebab jika hendak mempelajari Kitab 'Jagad Welung 039; yang kau curi, maka kau membutuhkan korban. Yaitu, gadis-gadis yang selama ini mati di tanganmu! " dengus Suti Raswati dengan senyum sinis.
  "Bocah nakal! Menjauhlah dariku kalau ingin selamat! Kalau benar kau masih terhitung kepo- nakanku, maka sebaiknya lupakan saja umsanmu padaku!" ujar Bernawa.
  "Tidak semudah itu, Keparat! Kau bunuh orangtuaku setelah memperdayai mereka untuk mencuri kitab itu, sehingga mereka terusir. Aku bersumpah akan membunuhmu!" dengus wanita bertopeng itu.
  "Anak bengal! Tidakkah kau lihat mayat ketiga orang ini?! Jangan membuatku marah, sehingga kau akan menemani mereka ke akherat! " ancam Siluman Pemburu Perawan.
  "Keparat rendah! Tak perlu menakut- nakuti aku! Aku tahu tenagamu belum pulih betul. Kau sengaja memasang lengan palsu, untuk menutupi kekuranganmu. Apakah kau kira aku tidak tahu?!" ejek Suti Raswati.
  "Bocah busuk! Rupanya kau telah bertemu gendakmu, he?! Bagaimana kabarnya? Mudah-mudahan kau senang setelah kukirim dia ke akherat!" ejek Bernawan.
  "Kau salah! Dia sehat-sehat saja tak kurang suatu apa pun. Mungkin sebentar lagi dia akan ke sini. Dan setelah itu, maka riwayatmu akan tamat!"
  "Omong kosong! Kau pendusta besar!"
  "Apakah kau kira aku tidak mengerti pukulan yang terdapat dalam Kitab 'Jagad Welung'? Aku tahu. Dan, tahu pula bagaimana memunahkan pukulanmu!"
  Barulah Bernawa sedikit terperangah mendengar penuturan Suti Raswati. Mau tak mau dia semakin percaya kalau wani

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>