Cerita Silat | Cheng Hoa Kiam | By Kho Ping Hoo | Cheng Hoa Kiam | Cersil Sakti | Cheng Hoa Kiam pdf
Mahesa Kelud ~ Mencari Mati Di Banten Cersil Mustika Lidah Naga 1 Pendekar Rajawali Sakti - 183. Jahanam Bermuka Dua Candika - Dewi Penyebar Maut 12 Candika - Dewi Penyebar Maut 2
segala kebahagiaan ia naik ke Kun-lun-san untuk minta ayahnya pergi meminang gadis ini sebagai isterinya tidak tahu selain disambut dengan pukulan
yang akhirnya membuat ia terluka hebat, juga ia dipukul batinnya dengan keterangan bahwa ia bukanlah anak Kam Ceng Swi, melainkan anak pungut yang tidak karuan siapa bapak ibunya dan yang hanya
diketahui di mana ibunya yang tak terkenal itu dikuburkan!
"Eh kau mentertawai aku?" tegur Eng Lan marah. "Aku tahu kau lihai dan aku takkan dapat mengalahkanmu, akan tetapi jangan kira aku takut padamu!"
"Eng Lan, nona manis aku percaya akan kegagahanmu. Kalau kau ingin benar membunuhku, bunuhlah. Apa bedanya bagiku? Tidak kau bunuh sekarang dua tahun lagi akupun akan mati konyol. Laginya biarpun
tidak kusangkal bahwa aku telah mempermainkan si tua buta Kwee Sun Tek. akan tetapi salahnya sendiri mengapa begitu mudah dipermainkan orang!"
Mendengar ucapan ini, Eng Lan diam-diam kaget. "Apa artinya dua tahun lagi kau mati?" tanyanya dengan penuh gairah yang tidak disadarinya. Melihat sikap ini. Kun Hong menjadi girang bukan main. Kalau ada
seorang gadis mengkhawatirkan keselamatan seseorang, hal itu berarti bahwa si gadis tadi menaruh perhatian dan dapat diharapkan bahwa timbangannya dalam asmara tidak berat sebelah!
"Kau sudi mendengarkan nona? Biarlah kuceritakan kepadamu. Hanya kepadamu seorang aku mau bercerita. Aku telah naik ke Kun-lun-san dengan maksud mencari ayahku. Kam Ceng Swi untuk minta dia.......
dia....... ah, tak perlu kuceritakan apa perluku mencarinya. Akan tetapi......... setelah tiba di puncak Kun-lun-san. secara curang sekali aku dikeroyok oleh orang-orang Kun-lun-pai dan ditawan secara licik, lalu aku
dipukul sampai terluka hebat dan membuat aku hanya akan hidup dua tahun lagi kecuali jika mendapatkan obat tertentu yang amat sukar dicarinya, melebihi sukarnya masuk sorga! Ini semua belum
seberapa........." Kun Hong menarik napas panjang dan nampak sedih sekali, mukanya menjadi pucat dan jelas kelihatan ia menahan air matanya, "yang hebat........ aku mendengar kenyataan pahit bahwa ayahku
itu........ Kam Ceng Swi yang semula kuanggap ayahku, ternyata bukan ayahku........ dan....... dan aku tidak diketahui anak siapa, tidak tahu siapa ayahku, ibuku sudah meninggal dan....... dan.......”
Kun Hong tak dapat melanjutkan ceritanya. Entah mengapa di depan gadis ini ia mencurahkan isi hatinya dan seluruh perasaannya sehingga ia menjadi berduka bukan main, padahal tadinya ia tidak begitu
perduli akan nasib dirinya. Di depan Eng Lan ia merasa dirinya begitu penting dan menghadapi kenyataan tentang dirinya yang tidak berayah ibu ia menjadi terharu bukan main. Ia menyembunyikan muka di
antara kedua lututnya dan diam-diam menghapus dua titik air mara yang tak tertahankan lagi keluar dari kedua matanya. Baru ini kali Kun Hong menitikkan air mata, air mata yang keluar dari lubuk hatinya
karena merasa betapa percakapan dengan Eng Lan ini demikian sungguh-sungguh menembus ke dalam sanubari.
Sebuah tangan yang halus menyentuh pundaknya, demikian mesra sentuhan itu sampai Kun Hong merasa betapa tubuhnya menggigil. Sudah banyak ia mendekati wanita sudah banyak wanita mencintanya,
akan tetapi belum pernah sentuhan jari tangan wanita dapat membuat ia menggigil seluruh tubuhnya. Ketika perlahan ia mengangkat mukanya dan menengadah, ia melihat Eng Lan menunduk dan memandang
kepadanya dengan air mata bercucuran!
"Kun Hong........" suaranya lirih halus, menggetar penuh perasaan terharu, "jangan berduka, bukan hanya kau anak yatim piatu akupun tiada ayah bunda."
Memang Eng Lan tak dapat lagi menahan perasaannya. Semenjak ia bertemu dergan pemuda itu di lubuk hatinya sudah dipenuhi rasa kagum. Hanya karena pemuda itu dianggap fihak musuh maka ia
mengeraskan hati dan rasa kagumnya menjadi kebencian maka membuat ia menyerang pemuda itu di Kelenteng Siauw-lim dahulu. Akan tetapi biarpun pada umumnya Kun Hong memperlihatkan sikap jahat
dan nakal, terhadap dia pemuda ini memperlihatkan kebaikan budi. Malah tanpa tedeng aling-aling lagi pemuda itu menyatakan cinta kasihnya. Diam-diam, di luar kesadarannya sendiri bahkan di luar
kehendaknya yang diperkuat oleh wataknya sebagai seorang pendekar yang patriotik, gadis ini ternyata telah jatuh cinta kepada Kun Hong.
Tadinya ia masih dapat mengeraskan hati, masih dapat membantah hasrat hatinya sendiri, akan tetapi ketika melihat pemuda itu berduka, mendengar kata-kata yang mengharukan dan mendengar kenyataan
bahwa pemuda inipun seorang yatim piatu seperti jmja dia, patahlah semua pertahanan di hati Eng Lan dan tanpa daya lagi gadis itu memperlihatkan kelunakan dan kelemahannya.
"Eng Lan........." Dengan hati tak karuan rasa, bahagia duka terharu bercampur aduk menjadi satu. Kun Hong lalu memeluk kedua kaki gadis itu Eng Lan berdongak ke atas dengan kedua mata dimeramkan. air
matanya menetes turun di sepanjang pipinya dan tangan kirinya menekan dada sedangkan tangan kanannya membelai rambut pemuda itu.
Kemudian gadis itu limbung dan ia tentu roboh terguling kalau tidak cepat-cepat Kun Hong memeluknya. Eng Lan merasa dirinya aman sentausa dalam pelukan Kun Hong, menemukan kembali kasih sayang ayah
bunda dan kasih sayang sanak saudara yang kini tidak pernah dirasainya. semua itu bercampur dengan kasih sayang seorang pemuda yang dicintanya di luar kehendaknya! Dalam keadaan hampir pingsan
karena bergeloranya perasaan. Eng Lan menyembunyikan mukanya di dada Kun Hong.
Di lain fihak. Kun Hong mendapatkan sesuatu yang amat mengherankan hatinya sendiri. Ia merasa bangga dan bahagia sekali pada saat itu, akan tetapi anehnya, tidak seperti biasanya dengan wanita lain.
terhadap Eng Lan hatinya bersih dari pada segala kekotoran nafsu. Kasih sayangnya terhadap Eng Lan mendalam dan sedikitpun tidak pernah timbul dalam pikirannya untuk menguasai gadis ini berdasarkan
nafsu. Ia mencinta Eng Lan dan mengharapkan cinta imbalan. Maka ia berlaku hati-hati sekali, hanya tangannya mengelus-elus rambut yang hitam halus dan harum itu.
Akhirnya Kun Hong dapat juga menekan perasaan yang berge
Mahesa Kelud ~ Mencari Mati Di Banten Cersil Mustika Lidah Naga 1 Pendekar Rajawali Sakti - 183. Jahanam Bermuka Dua Candika - Dewi Penyebar Maut 12 Candika - Dewi Penyebar Maut 2
segala kebahagiaan ia naik ke Kun-lun-san untuk minta ayahnya pergi meminang gadis ini sebagai isterinya tidak tahu selain disambut dengan pukulan
yang akhirnya membuat ia terluka hebat, juga ia dipukul batinnya dengan keterangan bahwa ia bukanlah anak Kam Ceng Swi, melainkan anak pungut yang tidak karuan siapa bapak ibunya dan yang hanya
diketahui di mana ibunya yang tak terkenal itu dikuburkan!
"Eh kau mentertawai aku?" tegur Eng Lan marah. "Aku tahu kau lihai dan aku takkan dapat mengalahkanmu, akan tetapi jangan kira aku takut padamu!"
"Eng Lan, nona manis aku percaya akan kegagahanmu. Kalau kau ingin benar membunuhku, bunuhlah. Apa bedanya bagiku? Tidak kau bunuh sekarang dua tahun lagi akupun akan mati konyol. Laginya biarpun
tidak kusangkal bahwa aku telah mempermainkan si tua buta Kwee Sun Tek. akan tetapi salahnya sendiri mengapa begitu mudah dipermainkan orang!"
Mendengar ucapan ini, Eng Lan diam-diam kaget. "Apa artinya dua tahun lagi kau mati?" tanyanya dengan penuh gairah yang tidak disadarinya. Melihat sikap ini. Kun Hong menjadi girang bukan main. Kalau ada
seorang gadis mengkhawatirkan keselamatan seseorang, hal itu berarti bahwa si gadis tadi menaruh perhatian dan dapat diharapkan bahwa timbangannya dalam asmara tidak berat sebelah!
"Kau sudi mendengarkan nona? Biarlah kuceritakan kepadamu. Hanya kepadamu seorang aku mau bercerita. Aku telah naik ke Kun-lun-san dengan maksud mencari ayahku. Kam Ceng Swi untuk minta dia.......
dia....... ah, tak perlu kuceritakan apa perluku mencarinya. Akan tetapi......... setelah tiba di puncak Kun-lun-san. secara curang sekali aku dikeroyok oleh orang-orang Kun-lun-pai dan ditawan secara licik, lalu aku
dipukul sampai terluka hebat dan membuat aku hanya akan hidup dua tahun lagi kecuali jika mendapatkan obat tertentu yang amat sukar dicarinya, melebihi sukarnya masuk sorga! Ini semua belum
seberapa........." Kun Hong menarik napas panjang dan nampak sedih sekali, mukanya menjadi pucat dan jelas kelihatan ia menahan air matanya, "yang hebat........ aku mendengar kenyataan pahit bahwa ayahku
itu........ Kam Ceng Swi yang semula kuanggap ayahku, ternyata bukan ayahku........ dan....... dan aku tidak diketahui anak siapa, tidak tahu siapa ayahku, ibuku sudah meninggal dan....... dan.......”
Kun Hong tak dapat melanjutkan ceritanya. Entah mengapa di depan gadis ini ia mencurahkan isi hatinya dan seluruh perasaannya sehingga ia menjadi berduka bukan main, padahal tadinya ia tidak begitu
perduli akan nasib dirinya. Di depan Eng Lan ia merasa dirinya begitu penting dan menghadapi kenyataan tentang dirinya yang tidak berayah ibu ia menjadi terharu bukan main. Ia menyembunyikan muka di
antara kedua lututnya dan diam-diam menghapus dua titik air mara yang tak tertahankan lagi keluar dari kedua matanya. Baru ini kali Kun Hong menitikkan air mata, air mata yang keluar dari lubuk hatinya
karena merasa betapa percakapan dengan Eng Lan ini demikian sungguh-sungguh menembus ke dalam sanubari.
Sebuah tangan yang halus menyentuh pundaknya, demikian mesra sentuhan itu sampai Kun Hong merasa betapa tubuhnya menggigil. Sudah banyak ia mendekati wanita sudah banyak wanita mencintanya,
akan tetapi belum pernah sentuhan jari tangan wanita dapat membuat ia menggigil seluruh tubuhnya. Ketika perlahan ia mengangkat mukanya dan menengadah, ia melihat Eng Lan menunduk dan memandang
kepadanya dengan air mata bercucuran!
"Kun Hong........" suaranya lirih halus, menggetar penuh perasaan terharu, "jangan berduka, bukan hanya kau anak yatim piatu akupun tiada ayah bunda."
Memang Eng Lan tak dapat lagi menahan perasaannya. Semenjak ia bertemu dergan pemuda itu di lubuk hatinya sudah dipenuhi rasa kagum. Hanya karena pemuda itu dianggap fihak musuh maka ia
mengeraskan hati dan rasa kagumnya menjadi kebencian maka membuat ia menyerang pemuda itu di Kelenteng Siauw-lim dahulu. Akan tetapi biarpun pada umumnya Kun Hong memperlihatkan sikap jahat
dan nakal, terhadap dia pemuda ini memperlihatkan kebaikan budi. Malah tanpa tedeng aling-aling lagi pemuda itu menyatakan cinta kasihnya. Diam-diam, di luar kesadarannya sendiri bahkan di luar
kehendaknya yang diperkuat oleh wataknya sebagai seorang pendekar yang patriotik, gadis ini ternyata telah jatuh cinta kepada Kun Hong.
Tadinya ia masih dapat mengeraskan hati, masih dapat membantah hasrat hatinya sendiri, akan tetapi ketika melihat pemuda itu berduka, mendengar kata-kata yang mengharukan dan mendengar kenyataan
bahwa pemuda inipun seorang yatim piatu seperti jmja dia, patahlah semua pertahanan di hati Eng Lan dan tanpa daya lagi gadis itu memperlihatkan kelunakan dan kelemahannya.
"Eng Lan........." Dengan hati tak karuan rasa, bahagia duka terharu bercampur aduk menjadi satu. Kun Hong lalu memeluk kedua kaki gadis itu Eng Lan berdongak ke atas dengan kedua mata dimeramkan. air
matanya menetes turun di sepanjang pipinya dan tangan kirinya menekan dada sedangkan tangan kanannya membelai rambut pemuda itu.
Kemudian gadis itu limbung dan ia tentu roboh terguling kalau tidak cepat-cepat Kun Hong memeluknya. Eng Lan merasa dirinya aman sentausa dalam pelukan Kun Hong, menemukan kembali kasih sayang ayah
bunda dan kasih sayang sanak saudara yang kini tidak pernah dirasainya. semua itu bercampur dengan kasih sayang seorang pemuda yang dicintanya di luar kehendaknya! Dalam keadaan hampir pingsan
karena bergeloranya perasaan. Eng Lan menyembunyikan mukanya di dada Kun Hong.
Di lain fihak. Kun Hong mendapatkan sesuatu yang amat mengherankan hatinya sendiri. Ia merasa bangga dan bahagia sekali pada saat itu, akan tetapi anehnya, tidak seperti biasanya dengan wanita lain.
terhadap Eng Lan hatinya bersih dari pada segala kekotoran nafsu. Kasih sayangnya terhadap Eng Lan mendalam dan sedikitpun tidak pernah timbul dalam pikirannya untuk menguasai gadis ini berdasarkan
nafsu. Ia mencinta Eng Lan dan mengharapkan cinta imbalan. Maka ia berlaku hati-hati sekali, hanya tangannya mengelus-elus rambut yang hitam halus dan harum itu.
Akhirnya Kun Hong dapat juga menekan perasaan yang berge