Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Cheng Hoa Kiam - 161

$
0
0
Cerita Silat | Cheng Hoa Kiam | By Kho Ping Hoo | Cheng Hoa Kiam | Cersil Sakti | Cheng Hoa Kiam pdf

Joko Sableng ~ Rahasia Kampung Setan Joko Sableng ~ Misteri Tengkorak Berdarah Pendekar Rajawali Sakti - 184. Kembang Lembah Darah Siluman Ular Putih ~ Manusia Rambut Merah Walet Emas ~ Manusia Beracun

ong menatap wajah onang buta itu dan hatinya berdebar. Jadi Kwee Sun Tek ini dahulunya murid Beng Kun Cinjin?
  "Tiga orang murid itu tidak rela melihat guru mereka menjadi anjing Kaisar Mongol, lalu menyerbu ke kota raja untuk memberi peringatan kepada guru mereka. Akan tetapi, Beng Kun Cinjin Gan Tui yang sudah
  berubah menjadi anjing hina itu, tidak mendengarkan nasihat murid-muridnya, malah dengan keji menyuruh para pengawal mengeroyok sehingga Thio Houw dan isterinya tewas di tangan para pengawal!"
  "Keji benar!!" Kun Hong berseru merah.
  "Aku sempat melarikan diri, membawa anak enciku yang masih kecil dan pedang Cheng-hoa-kiam milik enciku pemberian guru kami. Akan tetapi manusia iblis itu mengejarku dan biarpun ia tidak membunuhku,
  dia telah mengorek keluar kedua mataku, membikin aku buta........."
  "Setan jahanam benar!" kembali Kun Hong memaki. "Kalau begitu, Thio Wi Liong keponakanmu itu....... dia tentulah anak Thio Houw dan isterinya yang terbunuh oleh Beng Kun Cinjin."
  "Betul begitu. Nah, itulah yang kuketahui tentang Beng Kun Cinjin........."
  "Akan tetapi, selanjutnya bagaimana. Kwee-lo-enghiong? Apa yang terjadi dengan Beng Kun Cinjin kemudian?"
  Kwee Sun Tek menarik napas panjang. "Aku hanya mendengar kabar angin saja. Katanya ia telah kena bencana. Manusia jahat selalu dikutuk Thian. Aku mendengar isterinya, perempuan rendah Kiu Hui Niang
  itu, melahirkan seorang anak laki-laki. Akan tetapi Beng Kun Cinjin mendapatkan isterinya main gila dengan orang lain. Orang itu dibunuhnya dan dia bersama anak isterinya telah menghilang, tidak diketahui lagi
  bagaimana keadaannya dan sampai saat ini belum pernah aku berhasil mencari tempat sembunyinya."
  Sekarang semua jelas bagi Kun Hong. Tak salah lagi. Tentu Beng Kun Cinjin yang marah itu telah membunuh isterinya di dalam hutan dan....... dan dia ditolong oleh Kam Ceng Swi. diaku anak. Tentu jenazah
  ibunya ditemukan oleh Kam Ceng Swi dan gelang itu......... gelang itu......... tentu saja Beng Kun Cinjin mengenal gelang anaknya!
  "Aku tidak tahu entah apa yang terjadi dengan isteri dan anaknya........."
  "Isterinya telah dia bunuh dengan kejam di dalam hutan........!" kata Kun Hong di luar kesadarannya, suaranya keras menggigil.
  "Dan anaknya.........?" tanya Kwee Sun Tek.
  "Anaknya.........?" Kun Hong melompat dan lari pergi dari situ, turun gunung. Masih terdengar ia memekik, "Akan kubunuh dia! Kubunuh dia.........!!"
  Kwee Sun Tek tersentak kaget dan berdiri dari batu itu.
  "Kau......... kau anaknya.........!" Teringat ia bahwa sepanjang pengetahuannya. Kam Ceng Swi tidak pernah punya isteri atau punya anak. Tentu Kam Ceng Swi yang menolong bocah itu dan memeliharanya,
  mengakunya sebagai anak sendiri. Dan sekarang Kam Ceng Swi terbunuh pula oleh Beng Kun Cinjin. Sekarang Kun Hong, bocah itu mencarinya untuk membalas dendam atas kematian ibunya, atas kematian
  ayah pungutnya!
  Kwee Sun Tek tertawa bergelak, menengadah ke langit. "Ha-ha-ha, enci Goat dan cihu, kalian lihatlah. Bukankah Thian telah menghukum manusia macam dia? Ha-ha-ha, tidak saja anak kalian yang mencari-
  carinya untuk membalas dendam, malah anaknya sendiri juga mencarinya untuk membunuh! Ha-ha ha. mendengar ini saja, sudah terobat hatiku.........!" Kwee Sun Tek tertawa-tawa, kemudian menjatuhkan diri
  duduk di atas batu lagi dan menjadi tenang.
  Sambil berlari-lari turun Gunung Wuyi-san, Kun Hong berkali-kali mengeluarkan suara menyeramikan, "Akan kubunuh dia....... akan kubunuh dia.........!"
  Di samping kemarahannya dan kebenciannya terhadap ayahnya sendiri, Beng Kun Cinjin Gan Tui yang telah membunuh ibunya, yang telah melakukan perbuatan terkutuk, juga timbul semacam perasaan gundah
  dan nestapa di dalam dada pemuda ini. Ayahnya seorang yang rendah wataknya dan ibunya..... .... ibunya telah melakukan perbuatan serong, ibunya ju ga seorang wanita yang tidak tahu malu, seorang berb udi
  rendah. Kenyataan-kenyataan pahit ini seperti membuka matanya untuk dihadapkan pada duri-duri tajam yang menusuk-nusuk hatinya. Ia keturunan orang rendah budi, keturunan orang-orang jahat! Terbayang
  wajah Wi Liong, pemuda yang ternyata adalah keturunan orang-orang gagah, murid-murid yang berjiwa patriotik, yang terbunuh oleh gurunya yang sesat, terbunuh oleh......... ayahnya!
  Bermunculan wajah-wajah orang gagah yang selama ini memusuhinya, dan yang terakhir dan paling mengesankan adalah bayangan wajah...... Eng Lan! Dia keturunan hina dan rendah ini, anak orang-orang
  jahat, mana boleh dibandingkan dengan Eng Lan, pendekar wanita yang hidup di lingkungan orang-orang gagah?
  Kun Hong berlari terus ke bawah gunung, hatinya tidak karuan, wajahnya pucat. Teringat ia akan nasibnya yang buruk teringat akan usianya yang tinggal setahun lebih atau dua tahun kurang lagi. Ia telah
  menderita luka akibat pukulan Im-yang-lian-hoan dari Kun-lun-pai. biarpun pengaruh beracun dari Hawa Im-kang dan Thai-yang di tubuhnya sudah disembuhkan oleh Liong Tosu dan oleh Beng Kun Cinjin, namun
  jantungnya sudah terluka dan ia hanya akan hidup dua tahun lagi kalau tidak mendapat obat dari Ban-mo-to. Bagaimana kalau aku selama dua tahun tak dapat mengejar Beng Kun Cinjin? Demikian pikir Kun
  Hong cemas. Lebih baik aku berobat dulu, setelah sehat betul baru mencari jahanam itu sampai dapat.
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>