Bidadari Pendekar | Raja Tengkorak | Serial Dewa Arak | Raja Tengkorak | Sakti Cersil | Raja Tengkorak
Hari masih pagi sekali. Tampak matahari menyembul dari ufuk Timur. Bentuknya laksana, sebuah bola besar berwarna merah menyala. Di pagi yang cerah itu, suara kecipak air laut terdengar ketika seorang pemuda berambut putih keperakan mengayuhkan dayungnya. Sesekali dia menarik napas dalam-dalam untuk menghirup uda- ra laut yang sejuk. "Sebenarnya kita hendak menuju kemana, Kang Arya?" tanya gadis cantik yang duduk di sebelah pemuda berambut putih keperakan. Pemuda itu tidak lain adalah Arya Buana atau yang dikenal dengan julukan Dewa Arak. Dia, bertubuh kekar dan berotot. Sepasang matanya menatap lembut ke wajah gadis berkulit, putih di sampingnya. Kemudian dia, melingkarkan tangannya perlahan ke bahu gadis berpakaian putih. Ada perasaan aman yang menyelinap di hati gadis berambut panjang dan berwarna hitam itu. "Coba tebak, Melati. Akan ke mana tujuan kita sebenarnya," ujar pemuda berambut putih keperakan tanpa menjawab pertanyaan gadis yang ter- nyata bernamaMelati. Putri angkat Raja Bojong Gading. Arya mengetatkan lingkaran tangannya yang mengitari pangkal lengan gadis berkulit putih itu. Sehingga membuat tubuh mereka makin rapat. Melati merasakan kehangatan dalam dekapan Arya. "Sayang sekali, Kang. Aku lagi malas menebak," elak Melati sambil menyandarkan kepalanya di bahu Arya. Arya mengelus-elus rambut Melati beberapa saat lamanya. Dijumputnya beberapa helai, dan dibawa 1 Dewa Arak – 026. Raja Tengkorak EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com ke arah hidungnya. Sementara tangan yang satunya sibuk mengayuh dayung. Pelan tapi pasti perahu itu melaju membelah permukaan laut yang tenang. "Ayolah, Kang. Beri tahu aku, ke mana tujuan kita sebenamya?" desak Melati tanpa mengangkat kepalanya. "Kita menuju Pulau Ular, Melati," jawab Arya pelan. "Apa ... ? Pulau Ular?" Melati terjingkat bagai disengat kalajengking. Bola matanya terbelalak lebar, dan menatap wajah Arya lekat-lekat. Arya mengangguk seraya mengulas senyum. "Memangnya kenapa, Melati?" kalem pemuda berpakaian ungu itu mengajukan pertanyaan. "Untuk apa kita ke tempat yang mengerikan itu, Kang?" Arya menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. "Kau ingat ceritaku tentang Kemamang Danau Neraka?" Dewa Arak malah balas bertanya. Melati menganggukkan kepala. Dia sedikit paham tempat itu. Karena Arya pemah menceritakan kepadanya ketika pemuda itu berada di Pulau Ular untuk mencari obat bagi kesembuhan dirinya (Untuk jelasnya, baca serial Dewa Arak dalam episode "Perjalanan Menantang Maut").
khusus untuk PC dan HP non jadul bisa langsung baca dg sekali klik , silahkan klik Raja Tengkorak teks
atau kalau HP gak muat silahkan lihat daftar judul di menu navigasi blog
Buat yang ingin download pdf nya , silahkan klik Raja Tengkorak pdf
Top artikel :
kisah dua saudara perguruan Pedang Bayangan dan Panji Sakti pendekar bayangan setan
Hari masih pagi sekali. Tampak matahari menyembul dari ufuk Timur. Bentuknya laksana, sebuah bola besar berwarna merah menyala. Di pagi yang cerah itu, suara kecipak air laut terdengar ketika seorang pemuda berambut putih keperakan mengayuhkan dayungnya. Sesekali dia menarik napas dalam-dalam untuk menghirup uda- ra laut yang sejuk. "Sebenarnya kita hendak menuju kemana, Kang Arya?" tanya gadis cantik yang duduk di sebelah pemuda berambut putih keperakan. Pemuda itu tidak lain adalah Arya Buana atau yang dikenal dengan julukan Dewa Arak. Dia, bertubuh kekar dan berotot. Sepasang matanya menatap lembut ke wajah gadis berkulit, putih di sampingnya. Kemudian dia, melingkarkan tangannya perlahan ke bahu gadis berpakaian putih. Ada perasaan aman yang menyelinap di hati gadis berambut panjang dan berwarna hitam itu. "Coba tebak, Melati. Akan ke mana tujuan kita sebenarnya," ujar pemuda berambut putih keperakan tanpa menjawab pertanyaan gadis yang ter- nyata bernamaMelati. Putri angkat Raja Bojong Gading. Arya mengetatkan lingkaran tangannya yang mengitari pangkal lengan gadis berkulit putih itu. Sehingga membuat tubuh mereka makin rapat. Melati merasakan kehangatan dalam dekapan Arya. "Sayang sekali, Kang. Aku lagi malas menebak," elak Melati sambil menyandarkan kepalanya di bahu Arya. Arya mengelus-elus rambut Melati beberapa saat lamanya. Dijumputnya beberapa helai, dan dibawa 1 Dewa Arak – 026. Raja Tengkorak EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com ke arah hidungnya. Sementara tangan yang satunya sibuk mengayuh dayung. Pelan tapi pasti perahu itu melaju membelah permukaan laut yang tenang. "Ayolah, Kang. Beri tahu aku, ke mana tujuan kita sebenamya?" desak Melati tanpa mengangkat kepalanya. "Kita menuju Pulau Ular, Melati," jawab Arya pelan. "Apa ... ? Pulau Ular?" Melati terjingkat bagai disengat kalajengking. Bola matanya terbelalak lebar, dan menatap wajah Arya lekat-lekat. Arya mengangguk seraya mengulas senyum. "Memangnya kenapa, Melati?" kalem pemuda berpakaian ungu itu mengajukan pertanyaan. "Untuk apa kita ke tempat yang mengerikan itu, Kang?" Arya menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. "Kau ingat ceritaku tentang Kemamang Danau Neraka?" Dewa Arak malah balas bertanya. Melati menganggukkan kepala. Dia sedikit paham tempat itu. Karena Arya pemah menceritakan kepadanya ketika pemuda itu berada di Pulau Ular untuk mencari obat bagi kesembuhan dirinya (Untuk jelasnya, baca serial Dewa Arak dalam episode "Perjalanan Menantang Maut").
khusus untuk PC dan HP non jadul bisa langsung baca dg sekali klik , silahkan klik Raja Tengkorak teks
atau kalau HP gak muat silahkan lihat daftar judul di menu navigasi blog
Buat yang ingin download pdf nya , silahkan klik Raja Tengkorak pdf
Top artikel :
kisah dua saudara perguruan Pedang Bayangan dan Panji Sakti pendekar bayangan setan