Cerita Silat | Pendekar Seribu Diri | oleh Aone | Pendekar Seribu Diri | Sakti Cersil | Pendekar Seribu Diri pdf
Roro Centil - Dendam & Cinta Gila Seorang Pendekar Animorphs 18 Petualangan di planet Leera Pengemis Binal - 27. Bidadari Pulau Penyu Pendekar Hina Kelana - 36. Misteri Patung Kematian Pendekar Mata Keranjang - 26. Lembaran Kulit Naga Pertala
“Krakkkk” “akhhrrgg” Gandewa menjerit sebab lututnya remuk belum sempat ia berpikir yang kedua secara tiba-tiba Manusia bertopeng Rajawali menurunkan kaki kanan dan menggeser maju cepat pada kaki lainnya untuk mengiringi dengan suatu tamparan serta bacokan dengan tangan lainnya, Gandewa segera papaki serangan itu, namun betapa terkejutnya ia bahwa serangan itu begitu lunak dan licin. “Jelegaaarr.....” bukan serangan tangannya kali ini yang menggelegar, namun sebuah kilat putih menyambar tajam menyambar tubuh Gandewa, tanpa ampun lagi Gandewa mati dengan tubuh gosong tersambar kilat. benar-benar serangan yang aneh namun itulah jurus Bumi dan langit merindu digabung dengan Guntur menyalak pencakar langit. Hadasa yang tertinggal sendirian bukannya menjadi ketakutan, tapi malah ia semakin geram. dengan mengerahkan segenap kemampuannya ia menghantam kedepan. “Duaaaarrrrrr” Rupanya serangan jarak jauh itu dipapak langsung oleh Manusia bertopeng serigala dengan langsung pula, tak ada kembangan jurus, hanya sebuah lontaran kedepan dan kedua buah tenaga sakti itu beradu. Bau busuk dan panas bercampur dingin menyebar membuat dinding ruangan itu ambruk, pertarungan yang luar biasa, Tenaga sakti Tunggal menjadi kosong rupanya telah menunjukan taringnya, sehingga membuat aliran Tenaga Mayat seribu Bangkai dapat ditolak mentah-mentah. Manusia bertopeng perak mendengus dingin, tubuhnya melesak sebatas lutut kedalam tanah, sementara lawannya terbang menabrak dinding ruangan dan terus terlempar, ia terlempar hampir mencapai sejauh lima belas tombak lebih, jadi bisa dibayangkan adu tenaga dalam barusan hebatnya, setelah mendarat dibumi ia muntah darah segar dan tergeletak.... ia telah tewas dan tak bakal bangun lagi kedunia. Manusia bertopeng Serigala itu edarkan pandangannya, menggunakan sebuah ilmu khusu dari aliran ninja.... setelah mendapat kepastian tak ada siapa-siapa, ia membuka kedoknya, Seraut wajah tampan muncul dari balik kedok itu, ternyata dia adalah Angkara adanya, rupanya secara bersamaan manusia berkedok Rajawali juga membuka kedoknya sehingga wajah aslinya dapat terlihat, dia merupakan seorang gadis cantik berwajah kekanak-knakan dan bermata sipit, dia tak lain adalah yumi gerangan. Arjuna Arkanta terkejut melihat bahwab tuan-tuan penolongnya merupakan Sepasang Anak muda. “Akh..... Kalian, Pendekar Kijang Berbaju Coklat, Gadis Cantik Bidadari Surya” Ucap Cadudasa berteriak yang mengenali keduanya. Angkara dan Yumi tersenyum, “maafkan kami yang datang terlambat sehimngga diantara kalian sampai ada yang terluka....”Yumi berbasa-basi. “Kalian terlalu sungkan, bila tak ada kalian kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kami,. sepatutmnya kamilah yang berterimakasih..tapi, mengapa kalian memakai topeng?” Arjuna Arkanta mewakili. “Apakah, anda yang bernama Arjuna Arkanta?” Sela Angkara. Arjuna angkara mengangguk membenarkan. “Syukurlah, Ketua kalian Ki Bedu memang sedang berada diperjalanan kemari, dia memintaku untuk menyampaikan bahwa seluruh Murid perguruan di ungsikan ke Ruangan Khusus ketua diruang Rahasia sampai mendapatkan kesempatan yang pas untuk muncul” “Akh, ketua masih hidup?” Teriak Arjuna Arkanta histeris. Angkara Letakan telunjuknya dibibir.... menunggu kata dari Yumi yang hendak bicara, “Menurutmu bagaimana cara yang paling tepat untuk menghilangkan jejak?” “Jangan risau, Ketua sudah mempersiapkan sebuah rencana untuk kita, mohon engkau bebaskan murid yang berada dipenjara sekarang....!:” “Hai” jawab yumi sambil menggunakn ilmu yang bernama Jinsut. dan menghilang tak ketahuan rimbanya dihadapan setiap orang yang belum sempat berkedip. “banttu aku mengangkut mayat..” Angkara meninggalkan ruangan, tak ada kata dari delapan orang itu, segera mereka mengikuti Angkara yang berjalan kearah sebuah ruangan. Pada awalnya Arjuna Arkanta menolak muridnya yang sudah mati dibiarkan tergeletak bersama mayat- mayat Nawa Awatara, tapi Arjuna Arkanta mau tak mau menurut juga ketika Angkara menjelaskan apa yang menjadi rencananya, Ternyata Angkara bermaksud membuat skenario peperangan, denagn mengatur mayat sedemikian rupa maka terlihat seolah disana sudah terjadi pertarungan yang dahsyat, dengan ilmunya ia membuat Beberapa Padepokan itu hancur dan beberapa hari yang lalu,... beberapa mayat terlihat terbakar, menggambarkan bahwa kedua pihak telah gugur secara bersamaan, tak ada saksi, tak ada jejak yang tertinggal.... makannan berserakan.. dilantai seolah disana sudah tak ada penghuninya, rencana yang cukup hebat dan menarik.... Sebenarnya bagaimanakah caranya ia datang ke Pendopo pertemuan dengan membawa kepala? beginilah Rincian jalan ceritanya. Seperti yang diceritakan sebelumnya, Kedua manusia bertopeng Serigala dan Rajawali atau kita panggil dengan Angkara dan yumi melesat menuju salah satu ruangan, disana mereka menemukan beberapa Anggota Nawa Awatara sedang berpesta Pora dengan meminum tuak, wajah mereka sudah sendu karena mabuk. tak lupa beberapa Wanita yang sudah berumur dan Gadis yang sebelumnya merupakan murid dari Golok harimau. “Cihhh” Yumi atau Sitopeng Rajawali mendengus..... “Dinda, Pergilah keruangan lain ditempat ini dan bantai” “Baik Kanda...” Yumi melesat bagai bayangan menggunakan ilmu Peringan tubuhnya, Angkara atau Sitopeng Serigala memasukan tangannya kedalam balik bajunya, dengan kecepatan bagaikan kilat ia melemparkan senjata-senjata itu. senjata lemparan berbentuk Bintang. atau biasa kita panggil Shuriken. “Wuss”wuss” jrub..jrub..jrubb” “Akhhrrgggg” jeritan menyayat bersahut-sahutan kurang lebih delapan orang dari jumlah sepuluh orang itu mati dengan tubuh tertembus Shuriken. juga jeroitan wanita yang ketakutan. Dua orang lainnya yang sepertinya adalah Pemimpinnya membentak. “Siapa Kau” Angkara diam saja, ia perhatikabn wajah orang, ternyata wajahnya itu demikian buruknya, bibnirnya sumbing, idungnya grumpung dan rambutnya kusut masai. “hahaha.... tampangmu mirip sekali dengan lubang pantatku” Angkara tergelak-gelak mengejek. ketika tertawa itu ia merasakan suatu sambaran dahsyat dari belakangnya. dengan cekatan ia meruduk kebawah menghindari serangan itu. Sebagai kelanjutan nya, Angkara alihkan pandangan dialihkan kearah kiri dengan tangan kiri yang telapaknya digerakan kearah samping bawah dan tangan lainnya yaitu tangan kanan didekatkan kedepan pusar sambil menarik nafas cukup panjang. penarikan nafas tersebut adalah suatu cara pemantapan cadangan untuk suatu gerakan yang panjang serta juga menambah potensi daripada suatu serangan. dengan secepat kilat ia mengayunkan tubuhnya dengan menyanggahkan kedua tangan pada tanah sambil menyapukan kaki kanan pada sasaran. dan mengalihkan dalam suatu putaran tubuh kekanan dengan sanggahan dua tangan dan berganti kaki kiri yang melakukan sapuan... “Bukkk” “Akrrggg” Tubuh lelaki itu tumbang dengan perut jebol terkena sapuan kaki, jadi bisa dibayangkan cepat dan dahsyatnya serangan Angkara itu. Darah memancar bagai pancuran, usus saling brojol berebutan keluar, jeritan ngeri dari lelaki itu juga jeritan para Wanita dan gadis yang melihat kematian yang sadis itu. Tubuh Angkara berlumuran darah lawan namun ia tak peduli,. matanya dialihkan kepada yang satunya lagi... “Ikkkhhh” Lelaki itu merasakan mual yang tak kekira juga ketakutan yang hebat, mental dan nyalinya jebol melihat pembunuhan yang begitu sadis itu. ia hendak melarikan diri, namun begitu ia membalikan tubuh ia merasakn ubun-ubun sampai pangkal pahanya dingin, “Brukkk” ia tumbang dengan tubuh terbelah menjadi dua bagian, darah mengucur semaki hebat, Para Wanita dan gadis yang menyaksikan itu terkejut sebab mereka hanya menyaksikan Angkara atau simanusia bertopeng serigala mengeluarkan pedangnya satu inchi dari sarung dan kembali menyarungkannya, tak pernnah terbesit dalam pikiran mereka ,melihat jurus pedang sedahsyat itu, tak lain dan tak bukan itu merupakan Jurus ‘pedang tunggal melintang jagad’, dari jurus tunggal Jagad. jurus yang diberikan Aram kepadanya dan itupun hanya satu jurus itu saja. jurus itu juga hanya diajarkan kepadanya saja sebagai pemimpin yang lainnya. Bagaimana dengan yumi? setelah ia menghilang dengan kemampuan khas yang dimilikinya ia dapat masuk kedalam ruangan manapun jua. ia tak menemukan Apapun disana hingga ia tiba di salah satu bangunan terakhir, dengan ketajaman telinganya ia mendengar rintihan-rintihan, tangisan juga deru nafas yang memburu. Dengan menggunakan jurus andalannya, Yumi masuk kedalam ruangan itu, ruangan yang terkunci.. dan terbuat dari besi, namun semua itu tak berguna dihadapan yumi, Yumi mendengus ringan, tanpa ba-bi bu ia cabut pedangnya dan menusuk lelaki yang sedang asyik menindih perempuan itu. Darah muncrat..... tapi Yumi tak peduli, Lelaki itu menjerit mengerikan, sedangkan perempuan itu juga menjerit ketakutan. tak ada yang mempedulikan jeritan itu sebab mereka menyangka itu adalah sebuah jeritan wajar orang yang mencapai kepuasannya, Yumi segera pergunakan jurus andalannya untuk membantai yang lain, diruangan itu ia bunuh kira-kira hampir lima puluh orangan, Yumi merupakan Seorang Ninja, Membunuh adalah Pekerjaan sehari-hari. menyusup tak ketahuan dan pergi tanpa meninggalkan jejak. itulah ciri-ciri Ninja. Dalam perjalanan menuju ketempat dimana tadi berpisah, Yumi menemukan sebuah tempat lain, sebuah ruangan penyiksaan, mayat bertumpuk. disana juga terdapat sekitar sepuluh Anggota Nawa Awatara. Dengan Langkah Lebar, yumi menemui mereka, “tep..Tep..” suara langkah kakinya bergema... “Siapa Kau” bentak salah seorang dari mereka yang kebetulan memergokinya, ia terkejut melihat manusia berpakaian serba hitam dengan topeng Rajawali di muka. Yumi teruskan langkah tanpa ada kata sedikitpun. “Srenggg”Brett”GlutuK” Kepala Anggota Nawa Awatara itu menggelutuk jatuh, sebuah pedang panjang yang terselip di punggung Yumi telah meminta korban, Tidak salah itu adalah salah satu jurus dari Para Samurai yang dipelajari Yumi ketika kembali ke desanya. Cepatt, ganas sekali keluar nyawa melayang, itulah keistimewaan jurus itu Murid dari Perguruan Golok Harimau bersorak atas kematian lelaki itu, menyebabkan kawannya yang lain berpaling dan datang ketempat itu. Tak ada sinar ketakutan dari mata Yumi, hanya hawa Pembunuhan yang memancar kesekeliling penjuru ditempat itu. Bau Anyir darah menambah keseraman ditempat itu, keseraman yang dipancarkan oleh sesosok manusia bertopeng rajawali.... Manusia Bertopeng Rajawali alias yumi itu menarik kaki kirinya kebelakang dan memasang kuda-kuda. “Kau...kau membunuh teman kami!” Bentak salah satu dari mereka yang memiliki jenggot sedagu. al hasil bentakan itu tak ada respon sama sekali.... “Nyawa bayar nyawa, serahkan kepalamu” Teriak seorang Perempuan menor berbaju hitam berantai dan rambut digulung bengis. sambil mencabut kipas dan menyerang..... Belum sempat kipas Wanita menor itu mengenai tubuh Yumi, sebuah kilatn putih tajam menembus perut Wanita menor itu dan Brukkkk .... Tubuh Wanita itu terpotong dua dibagian pinggang. kejadian itu membuat delapan orang lainnya menjadi marah dan geram, berbarengan mereka mencabut pedangnya dan menerjang.... “Shiaatttt” “Bretttt...brettt” “Akrrhgggg”: Jeritan menyayat terus bersahut-sahutan,,, dalam seperminuman teh saja semua Anggota Nawa Awatara itu dibunuh oleh yumi... Pakaian yumi yang hitam tampak berlumuran darah hingga sebagian berubah warna menjadi merah. Tanpa menghiraukan Murid Perguruan Golok Harimau yang berteriak meminta kebebasan, Yumi langkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. setiba di tempat tadoi tampak Angkara sedang membawa bungkusan.. “Kakang.., Apakah itu?” Tanyanya. “Oleh-oleh untuk yang disana..” Angkara menunjuk salah satu ruangan yang paling besar, “Tampaknya disana terjadi Prtempuran?” Tanya Yumi. Angkara mengangguk.. dengan bergandengan tangan keduanya melesat ke tempat itu, dan kejadian selanjutnya seperti yang sudah kita bbicarakan sebelumnya. . Selang dua hari kemudian, Ki Bedu tiba di padepokan itu, Ki Bedu disambut dengan sukacita, semangat yang padam kembali berkobar, sang lilin berubah menjadi obor... “Bagaimana perjalananmu Ki?” Yumi menyapa. “Berkat Arahan ketua Aram.... aku dapat melewati semuanya dengan lancar,... tak ada gangguan...” “Syukurlah jikalau begitu! ketua, kami sudah menyelesaikan tugas kami, maka dari itu kami mohon pamit undur diri...” Yumi mengakhiri percakapan dan menghilang terbawa angin. Ki Bedu berpaling, dilihatnya Angkara juga telah menghilang dari pandangan. datang bagai angin, menghilang bagai kabut.... itulah salah satu ciri khas yang paling terkenal dari setiap Anggota Bendera Awan Langit,. liar tak terkendali...... cerdik bagai rubah, licin bagai belut.. pandai menempatkan diri eperti tikus yang dapat masuk kemanapun meski hanya lubang setitik jari. asal masuk moncongnya, badan yang begitu besarpun dapat masuk kedalam. Begitupun bagi mereka, Alam adalah sahabat mereka, Penduduk adalah Telinga mereka Angin adalah penyampai berita mereka. ***** '
Roro Centil - Dendam & Cinta Gila Seorang Pendekar Animorphs 18 Petualangan di planet Leera Pengemis Binal - 27. Bidadari Pulau Penyu Pendekar Hina Kelana - 36. Misteri Patung Kematian Pendekar Mata Keranjang - 26. Lembaran Kulit Naga Pertala
“Krakkkk” “akhhrrgg” Gandewa menjerit sebab lututnya remuk belum sempat ia berpikir yang kedua secara tiba-tiba Manusia bertopeng Rajawali menurunkan kaki kanan dan menggeser maju cepat pada kaki lainnya untuk mengiringi dengan suatu tamparan serta bacokan dengan tangan lainnya, Gandewa segera papaki serangan itu, namun betapa terkejutnya ia bahwa serangan itu begitu lunak dan licin. “Jelegaaarr.....” bukan serangan tangannya kali ini yang menggelegar, namun sebuah kilat putih menyambar tajam menyambar tubuh Gandewa, tanpa ampun lagi Gandewa mati dengan tubuh gosong tersambar kilat. benar-benar serangan yang aneh namun itulah jurus Bumi dan langit merindu digabung dengan Guntur menyalak pencakar langit. Hadasa yang tertinggal sendirian bukannya menjadi ketakutan, tapi malah ia semakin geram. dengan mengerahkan segenap kemampuannya ia menghantam kedepan. “Duaaaarrrrrr” Rupanya serangan jarak jauh itu dipapak langsung oleh Manusia bertopeng serigala dengan langsung pula, tak ada kembangan jurus, hanya sebuah lontaran kedepan dan kedua buah tenaga sakti itu beradu. Bau busuk dan panas bercampur dingin menyebar membuat dinding ruangan itu ambruk, pertarungan yang luar biasa, Tenaga sakti Tunggal menjadi kosong rupanya telah menunjukan taringnya, sehingga membuat aliran Tenaga Mayat seribu Bangkai dapat ditolak mentah-mentah. Manusia bertopeng perak mendengus dingin, tubuhnya melesak sebatas lutut kedalam tanah, sementara lawannya terbang menabrak dinding ruangan dan terus terlempar, ia terlempar hampir mencapai sejauh lima belas tombak lebih, jadi bisa dibayangkan adu tenaga dalam barusan hebatnya, setelah mendarat dibumi ia muntah darah segar dan tergeletak.... ia telah tewas dan tak bakal bangun lagi kedunia. Manusia bertopeng Serigala itu edarkan pandangannya, menggunakan sebuah ilmu khusu dari aliran ninja.... setelah mendapat kepastian tak ada siapa-siapa, ia membuka kedoknya, Seraut wajah tampan muncul dari balik kedok itu, ternyata dia adalah Angkara adanya, rupanya secara bersamaan manusia berkedok Rajawali juga membuka kedoknya sehingga wajah aslinya dapat terlihat, dia merupakan seorang gadis cantik berwajah kekanak-knakan dan bermata sipit, dia tak lain adalah yumi gerangan. Arjuna Arkanta terkejut melihat bahwab tuan-tuan penolongnya merupakan Sepasang Anak muda. “Akh..... Kalian, Pendekar Kijang Berbaju Coklat, Gadis Cantik Bidadari Surya” Ucap Cadudasa berteriak yang mengenali keduanya. Angkara dan Yumi tersenyum, “maafkan kami yang datang terlambat sehimngga diantara kalian sampai ada yang terluka....”Yumi berbasa-basi. “Kalian terlalu sungkan, bila tak ada kalian kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kami,. sepatutmnya kamilah yang berterimakasih..tapi, mengapa kalian memakai topeng?” Arjuna Arkanta mewakili. “Apakah, anda yang bernama Arjuna Arkanta?” Sela Angkara. Arjuna angkara mengangguk membenarkan. “Syukurlah, Ketua kalian Ki Bedu memang sedang berada diperjalanan kemari, dia memintaku untuk menyampaikan bahwa seluruh Murid perguruan di ungsikan ke Ruangan Khusus ketua diruang Rahasia sampai mendapatkan kesempatan yang pas untuk muncul” “Akh, ketua masih hidup?” Teriak Arjuna Arkanta histeris. Angkara Letakan telunjuknya dibibir.... menunggu kata dari Yumi yang hendak bicara, “Menurutmu bagaimana cara yang paling tepat untuk menghilangkan jejak?” “Jangan risau, Ketua sudah mempersiapkan sebuah rencana untuk kita, mohon engkau bebaskan murid yang berada dipenjara sekarang....!:” “Hai” jawab yumi sambil menggunakn ilmu yang bernama Jinsut. dan menghilang tak ketahuan rimbanya dihadapan setiap orang yang belum sempat berkedip. “banttu aku mengangkut mayat..” Angkara meninggalkan ruangan, tak ada kata dari delapan orang itu, segera mereka mengikuti Angkara yang berjalan kearah sebuah ruangan. Pada awalnya Arjuna Arkanta menolak muridnya yang sudah mati dibiarkan tergeletak bersama mayat- mayat Nawa Awatara, tapi Arjuna Arkanta mau tak mau menurut juga ketika Angkara menjelaskan apa yang menjadi rencananya, Ternyata Angkara bermaksud membuat skenario peperangan, denagn mengatur mayat sedemikian rupa maka terlihat seolah disana sudah terjadi pertarungan yang dahsyat, dengan ilmunya ia membuat Beberapa Padepokan itu hancur dan beberapa hari yang lalu,... beberapa mayat terlihat terbakar, menggambarkan bahwa kedua pihak telah gugur secara bersamaan, tak ada saksi, tak ada jejak yang tertinggal.... makannan berserakan.. dilantai seolah disana sudah tak ada penghuninya, rencana yang cukup hebat dan menarik.... Sebenarnya bagaimanakah caranya ia datang ke Pendopo pertemuan dengan membawa kepala? beginilah Rincian jalan ceritanya. Seperti yang diceritakan sebelumnya, Kedua manusia bertopeng Serigala dan Rajawali atau kita panggil dengan Angkara dan yumi melesat menuju salah satu ruangan, disana mereka menemukan beberapa Anggota Nawa Awatara sedang berpesta Pora dengan meminum tuak, wajah mereka sudah sendu karena mabuk. tak lupa beberapa Wanita yang sudah berumur dan Gadis yang sebelumnya merupakan murid dari Golok harimau. “Cihhh” Yumi atau Sitopeng Rajawali mendengus..... “Dinda, Pergilah keruangan lain ditempat ini dan bantai” “Baik Kanda...” Yumi melesat bagai bayangan menggunakan ilmu Peringan tubuhnya, Angkara atau Sitopeng Serigala memasukan tangannya kedalam balik bajunya, dengan kecepatan bagaikan kilat ia melemparkan senjata-senjata itu. senjata lemparan berbentuk Bintang. atau biasa kita panggil Shuriken. “Wuss”wuss” jrub..jrub..jrubb” “Akhhrrgggg” jeritan menyayat bersahut-sahutan kurang lebih delapan orang dari jumlah sepuluh orang itu mati dengan tubuh tertembus Shuriken. juga jeroitan wanita yang ketakutan. Dua orang lainnya yang sepertinya adalah Pemimpinnya membentak. “Siapa Kau” Angkara diam saja, ia perhatikabn wajah orang, ternyata wajahnya itu demikian buruknya, bibnirnya sumbing, idungnya grumpung dan rambutnya kusut masai. “hahaha.... tampangmu mirip sekali dengan lubang pantatku” Angkara tergelak-gelak mengejek. ketika tertawa itu ia merasakan suatu sambaran dahsyat dari belakangnya. dengan cekatan ia meruduk kebawah menghindari serangan itu. Sebagai kelanjutan nya, Angkara alihkan pandangan dialihkan kearah kiri dengan tangan kiri yang telapaknya digerakan kearah samping bawah dan tangan lainnya yaitu tangan kanan didekatkan kedepan pusar sambil menarik nafas cukup panjang. penarikan nafas tersebut adalah suatu cara pemantapan cadangan untuk suatu gerakan yang panjang serta juga menambah potensi daripada suatu serangan. dengan secepat kilat ia mengayunkan tubuhnya dengan menyanggahkan kedua tangan pada tanah sambil menyapukan kaki kanan pada sasaran. dan mengalihkan dalam suatu putaran tubuh kekanan dengan sanggahan dua tangan dan berganti kaki kiri yang melakukan sapuan... “Bukkk” “Akrrggg” Tubuh lelaki itu tumbang dengan perut jebol terkena sapuan kaki, jadi bisa dibayangkan cepat dan dahsyatnya serangan Angkara itu. Darah memancar bagai pancuran, usus saling brojol berebutan keluar, jeritan ngeri dari lelaki itu juga jeritan para Wanita dan gadis yang melihat kematian yang sadis itu. Tubuh Angkara berlumuran darah lawan namun ia tak peduli,. matanya dialihkan kepada yang satunya lagi... “Ikkkhhh” Lelaki itu merasakan mual yang tak kekira juga ketakutan yang hebat, mental dan nyalinya jebol melihat pembunuhan yang begitu sadis itu. ia hendak melarikan diri, namun begitu ia membalikan tubuh ia merasakn ubun-ubun sampai pangkal pahanya dingin, “Brukkk” ia tumbang dengan tubuh terbelah menjadi dua bagian, darah mengucur semaki hebat, Para Wanita dan gadis yang menyaksikan itu terkejut sebab mereka hanya menyaksikan Angkara atau simanusia bertopeng serigala mengeluarkan pedangnya satu inchi dari sarung dan kembali menyarungkannya, tak pernnah terbesit dalam pikiran mereka ,melihat jurus pedang sedahsyat itu, tak lain dan tak bukan itu merupakan Jurus ‘pedang tunggal melintang jagad’, dari jurus tunggal Jagad. jurus yang diberikan Aram kepadanya dan itupun hanya satu jurus itu saja. jurus itu juga hanya diajarkan kepadanya saja sebagai pemimpin yang lainnya. Bagaimana dengan yumi? setelah ia menghilang dengan kemampuan khas yang dimilikinya ia dapat masuk kedalam ruangan manapun jua. ia tak menemukan Apapun disana hingga ia tiba di salah satu bangunan terakhir, dengan ketajaman telinganya ia mendengar rintihan-rintihan, tangisan juga deru nafas yang memburu. Dengan menggunakan jurus andalannya, Yumi masuk kedalam ruangan itu, ruangan yang terkunci.. dan terbuat dari besi, namun semua itu tak berguna dihadapan yumi, Yumi mendengus ringan, tanpa ba-bi bu ia cabut pedangnya dan menusuk lelaki yang sedang asyik menindih perempuan itu. Darah muncrat..... tapi Yumi tak peduli, Lelaki itu menjerit mengerikan, sedangkan perempuan itu juga menjerit ketakutan. tak ada yang mempedulikan jeritan itu sebab mereka menyangka itu adalah sebuah jeritan wajar orang yang mencapai kepuasannya, Yumi segera pergunakan jurus andalannya untuk membantai yang lain, diruangan itu ia bunuh kira-kira hampir lima puluh orangan, Yumi merupakan Seorang Ninja, Membunuh adalah Pekerjaan sehari-hari. menyusup tak ketahuan dan pergi tanpa meninggalkan jejak. itulah ciri-ciri Ninja. Dalam perjalanan menuju ketempat dimana tadi berpisah, Yumi menemukan sebuah tempat lain, sebuah ruangan penyiksaan, mayat bertumpuk. disana juga terdapat sekitar sepuluh Anggota Nawa Awatara. Dengan Langkah Lebar, yumi menemui mereka, “tep..Tep..” suara langkah kakinya bergema... “Siapa Kau” bentak salah seorang dari mereka yang kebetulan memergokinya, ia terkejut melihat manusia berpakaian serba hitam dengan topeng Rajawali di muka. Yumi teruskan langkah tanpa ada kata sedikitpun. “Srenggg”Brett”GlutuK” Kepala Anggota Nawa Awatara itu menggelutuk jatuh, sebuah pedang panjang yang terselip di punggung Yumi telah meminta korban, Tidak salah itu adalah salah satu jurus dari Para Samurai yang dipelajari Yumi ketika kembali ke desanya. Cepatt, ganas sekali keluar nyawa melayang, itulah keistimewaan jurus itu Murid dari Perguruan Golok Harimau bersorak atas kematian lelaki itu, menyebabkan kawannya yang lain berpaling dan datang ketempat itu. Tak ada sinar ketakutan dari mata Yumi, hanya hawa Pembunuhan yang memancar kesekeliling penjuru ditempat itu. Bau Anyir darah menambah keseraman ditempat itu, keseraman yang dipancarkan oleh sesosok manusia bertopeng rajawali.... Manusia Bertopeng Rajawali alias yumi itu menarik kaki kirinya kebelakang dan memasang kuda-kuda. “Kau...kau membunuh teman kami!” Bentak salah satu dari mereka yang memiliki jenggot sedagu. al hasil bentakan itu tak ada respon sama sekali.... “Nyawa bayar nyawa, serahkan kepalamu” Teriak seorang Perempuan menor berbaju hitam berantai dan rambut digulung bengis. sambil mencabut kipas dan menyerang..... Belum sempat kipas Wanita menor itu mengenai tubuh Yumi, sebuah kilatn putih tajam menembus perut Wanita menor itu dan Brukkkk .... Tubuh Wanita itu terpotong dua dibagian pinggang. kejadian itu membuat delapan orang lainnya menjadi marah dan geram, berbarengan mereka mencabut pedangnya dan menerjang.... “Shiaatttt” “Bretttt...brettt” “Akrrhgggg”: Jeritan menyayat terus bersahut-sahutan,,, dalam seperminuman teh saja semua Anggota Nawa Awatara itu dibunuh oleh yumi... Pakaian yumi yang hitam tampak berlumuran darah hingga sebagian berubah warna menjadi merah. Tanpa menghiraukan Murid Perguruan Golok Harimau yang berteriak meminta kebebasan, Yumi langkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. setiba di tempat tadoi tampak Angkara sedang membawa bungkusan.. “Kakang.., Apakah itu?” Tanyanya. “Oleh-oleh untuk yang disana..” Angkara menunjuk salah satu ruangan yang paling besar, “Tampaknya disana terjadi Prtempuran?” Tanya Yumi. Angkara mengangguk.. dengan bergandengan tangan keduanya melesat ke tempat itu, dan kejadian selanjutnya seperti yang sudah kita bbicarakan sebelumnya. . Selang dua hari kemudian, Ki Bedu tiba di padepokan itu, Ki Bedu disambut dengan sukacita, semangat yang padam kembali berkobar, sang lilin berubah menjadi obor... “Bagaimana perjalananmu Ki?” Yumi menyapa. “Berkat Arahan ketua Aram.... aku dapat melewati semuanya dengan lancar,... tak ada gangguan...” “Syukurlah jikalau begitu! ketua, kami sudah menyelesaikan tugas kami, maka dari itu kami mohon pamit undur diri...” Yumi mengakhiri percakapan dan menghilang terbawa angin. Ki Bedu berpaling, dilihatnya Angkara juga telah menghilang dari pandangan. datang bagai angin, menghilang bagai kabut.... itulah salah satu ciri khas yang paling terkenal dari setiap Anggota Bendera Awan Langit,. liar tak terkendali...... cerdik bagai rubah, licin bagai belut.. pandai menempatkan diri eperti tikus yang dapat masuk kemanapun meski hanya lubang setitik jari. asal masuk moncongnya, badan yang begitu besarpun dapat masuk kedalam. Begitupun bagi mereka, Alam adalah sahabat mereka, Penduduk adalah Telinga mereka Angin adalah penyampai berita mereka. ***** '