Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Imam Tanpa Bayangan II - 148

$
0
0
Cerita Silat | Imam Tanpa Bayangan II | oleh Xiao Say | Imam Tanpa Bayangan II | Cersil Sakti | Imam Tanpa Bayangan II pdf

Pendekar Rajawali Sakti - 104. Perawan Lembah Maut Lord of the Rings 1 - Sembilan Pembawa Cincin Lord of the Rings 2 - Dua Menara Lord of the Rings 3 - Kembalinya Sang Raja 3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik - Tangqi Gongzi

"SEDIKIT PUN tidak salah, kami anggota Komplotan Tangan Hitam sudah lama menantikan kehadiranmu!" Gan In mengerutkan dahinya, lalu sambil ia berkata : "Keparat cilik she Sun, ada apa engkau menantikan kedatangan aku Gan lo toa di sini??" "Heehhmm... heehhmm... heehhm..." Sun Gok Kun tertawa dingin, "aku hendak menunggu engkau untuk memenggal batok kepala anjingmu, agar bisa diserahkan kepada ketua kami, dalam pertarungan di kota Lok-yang berpuluh-puluh orang anggota kami terluka oleh ledakan peluru Pek-lek-tanmu, hutang berdarah ini harus dituntut balas dan engkaupun harus memberi keadilan kepada kami..." "Hmmm! Kau mesti tahu batok kepala dari aku orang she-Gan tidak tampang dipetik orang, hey orang she Sun, pergilah mencari berita dulu dari teman- temanmu, manusia manakah dari Perkumpulan Bunga Merah bisa dianiaya dengan seenaknya..." Sun Gok Kun melirik sekejap ke arah Jago Pedang Berdarah Dingin kemudian tegurnya : "Siapakah orang ini??" Ia tertawa seram, setelah berhenti sebentar lanjutnya : "Belum pernah kulihat manusia semacam ini dalam Perkumpulan Bunga Merah..." "Haaaah... haaaah... haaaah... meskipun saudara ini bukan anggota dari Perkumpulan Bunga Merah, akan tetapi dia adalah sahabat karib yang berdiri pada garis serta pandangan yang sama dengan kami, aku dengar pengetahuanmu luas sekali... apa salahnya kalau engkau tebak sendiri siapakah sahabatku ini?" "Hehhmm... heehhmm... heehhmm... setiap sahabat dari Perkumpulan Bunga Merah harus dibunuh mati!" "Kau maksudkan aku pun harus mati?" seru Pek In Hoei sambil melangkah maju setindak ke depan. Sun Gok Kun agak tertegun, kemudian jawabnya : "Mungkin begitu..." Jago Pedang Berdarah Dingin tertawa dingin, di atas raut wajahnya yang tampan terlintas napsu membunuh yang tebal, ia tarik napas panjang- panjang lalu menatap wajah Sun Gok Kun dengan sinar mata tajam, serunya : "Hmmm! Kau hendak bertempur melawan aku hanya mengandalkan kekuatan dari kalian beberapa orang saja?" Sun Gok Kun tercekat hatinya, ia merasakan suatu firasat yang kurang menguntungkan buru-buru katanya : "Siapa engkau? Aku rasa engkau pasti bukan seorang manusia yang tak bernama bukan?? Antara kami Komplotan Tangan Hitam dengan dirimu toh tak pernah terikat oleh dendam atau pun sakit hati, buat apa kau mencampurkan diri dalam persoalan ini? Ketahuilah campur tanganmu kemungkinan besar akan menghambat masa depanmu dalam dunia persilatan..." "Hmmm! Jika engkau sudah tahu siapakah sahabatku ini, maka kau tak akan berani mengucapkan kata- kata yang sombong dan gede seperti itu!" ujar Gan In dingin. Sun Gok Kun menjengek sinis. "Belum pernah Komplotan Tangan Hitam merasa jeri terhadap orang lain, manusia she Gan! Engkau tak usah menggunakan kata-kata yang gede untuk menggertakkami, setelah engkau melihat tindakan yang akan kami lakukan terhadap dirimu, maka engkau baru akan tahu sampai di manakah kelihayan dari anggota Komplotan Tangan Hitam kami..." "Hmmm! Sahabatku ini she-Pek, orang kangouw pada menyebut Jago Pedang Berdarah Dingin kepadanya, hey orang she Sun kalau ingin mengunjukkan keganasanmu sekarang boleh engkau perlihatkan..." Sekujur badan Sun Gok Kun gemetar keras setelah mendengar perkataan itu, setiap patah kata dari lawannya seakan-akan anak panah yang menembusi ulu hatinya, ia tak menyangka kalau Jago Pedang Berdarah Dingin yang tersohor karena kelihayannya serta ketelengasannya itu adalah sahabat dari Perkumpulan Bunga Merah, andaikata pihak lawan bisa memperoleh bantuan dari seorang jago lihay itu, bukankah itu berarti bahwa pihak Komplotan Tangan Hitam akan menemui seorang musuh tangguh lagi... Dengan hati bergidik gumamnya : "Jago Pedang Berdarah Dingin... Jago Pedang Berdarah Dingin..." "Hmmm! Apakah engkau merasa tidak terlalu lambat baru mengetahui kalau dia adalah Jago Pedang Berdarah Dingin?" ejek Gan In sinis. Sun Gok Kun tidak melayani sindiran orang, sambil memberi hormat kepada Pek In Hoei katanya : "Antara Komplotan Tangan Hitam dengan saudara boleh dibilang bagaikan air sumur tidak saling mengganggu air sungai, aku harap Pek heng suka berpeluk tangan dan tidak mencampurkan diri dalam persoalan ini, kalau engkau suka mengundurkan diri sekarang juga... heeehhh... heeehhh... tentu saja aku merasa amat berterima kasih..." "Boleh saja kalau engkau tidak inginkan aku mencampuri urusan ini," jawab Pek In Hoei dengan nada dingin, "apakah engkau dapat menyanggupi satu permintaanku?" "apakah permintaanmu itu?" tanya Sun Gok Kun tertegun. "Bubarkan Komplotan Tangan Hitam, dan hiduplah sebagai manusia yang baru!" Sun Gok Kun tertawa dingin, ia merasa permintaan yang diajukan Jago Pedang Berdarah Dingin terlalu bersifat kekanak-kanakan, bahkan menggelikan sekali. "Maaf... seribu kali mohon maaf," katanya, "permintaan yang kau ajukan sulit untuk kami sanggupi sebab kedudukanku di dalam Komplotan Tangan Hitam tidak lebih hanya seorang ketua regu, di atas kami masih atas yang memberi perintah, oleh sebab itu maafkanlah aku jika permintaanmu itu tak dapat kuterima..." "Hmmmm! Lalu siapakah pemimpin dari Komplotan Tangan Hitam???" bentak Pek In Hoei sambil mendengus. Sun Gok Kun kembali gelengkan kepalanya. "Pertanyaanmu itu juga tak dapat kujawab!" sahutnya. "Criiinng...!" di tengah dentingan nyaring sekilas cahaya tajam yang menyilaukan mata terpancar keluar dari tangan Gan In, sambil mencekal pedang yang terhunus ia melotot ke arah Sun Gok Kun sambil bentaknya gusar : "Bajingan she Sun, kalau engkau tak mau menjawab maka aku akan memaksa dirimu dengan kekerasan!" "Kalau ingin berkelahi sih gampang sekali," seru Sun Gok Kun sambil ulapkan tangannya, "lagi pula tugas yang kubawa kali ini adalah untuk memetik batok kepala anjingmu, karena itulah kami sengaja pasang jerat untuk memancing engkau berada di sini, tak mungkin bisa turun lagi dengan selamat. Gan In! Lebih baik kita selesaikan persoalan ini di ujung senjata..." Di kala dia ulapkan tangannya, enam orang pria dengan membentuk lingkaran busur telah bergerak maju ke depan, bayangan pedang berkilauan dan sama-sama mengurung tubuh orang she Gan itu. Melihat dirinya dikepung oleh enam orang jago lihay dari Komplotan Tangan Hitam, Gan In segera tertawa dingin, jengeknya : "Sahabat, aku orang she Gan tak akan membuat kalian jadi kecewa..." Pedangnya berputar di angkasa menciptakan sekilas bayangan pedang yang tajam, walaupun Gan In berada di tengah kepungan enam orang jago lihay akan tetapi ia sama sekali tidak kelihatan jeri, dengan suara keras orang itu membentak, pedangnya menekan ke bawah dan didorong lima cun ke depan, dalam waktu singkat ia sudah mengirim satu serangan kilat ke arah musuh-musuhnya. Jurus serangan yang dia pergunakan aneh sekali, dalam satu gerakan yang sama ternyata ke-enam orang itu sama-sama sudah terserang olehnya pada bagian tubuh yang berbeda. Namun ke-enam orang jago lihay dari Komplotan Tangan Hitam bukanlah manusia sembarangan, tubuh mereka segera bergerak menghindarkan diri dari ancaman pedang Gan In yang tajam, diikuti bentakan keras bergema di udara dan enam bilah pedang dengan menciptakan diri jadi sekilas cahaya langsung mengurung tubuh Gan In. Wakil ketua dari Perkumpulan Bunga Merah ini jadi tertegun, dia tak mengira kalau anggota Komplotan Tangan Hitam yang dijumpainya pada saat ini merupakan jago-jago yang berkepandaian tinggi, hatinya tercekat dan segera bentaknya dengan gusar : "Sun Gok Kun sungguh luar biasa para pembantu yang kau bawa pada hari ini!" Sun Gok Kun tertawa bangga, jawabnya : "Semua anggota Komplotan Tangan Hitam adalah jago-jago kangouw yang punya pengalaman luas. Gan In! Jika hari ini engkau dapat meloloskan diri dari tempat ini, maka aku Sun Gok Kun tak akan memakai she Sun lagi..." Gan In jadi teramat gusar, secara beruntun dia lancarkan enam buah bacokan ke depan, makinya dengan gusar : "Engkau si anak kura-kura cucu monyet... she apa yang hendak kau gunakan aku tak ambil peduli, aku hanya ingat bahwa engkau dan ayahmu pernah menggunakan satu bini yang sama, bukankah begitu??" "Kentut busuk nenekmu...! Sun Gok Kun berkaok-kaok marah. Hampir saja ia muntah darah saking mendongkolnya, dia ulapkan tangannya dan dua orang pria segera melangkah maju dengan tindakan lebar, sambil putar pedang mereka terjun pula ke dalam gelanggang hingga posisinya saat ini menjadi delapan lawan satu. Jago Pedang Berdarah Dingin Pek In Hoei tidak ingin rekannya dikerubuti, dengan suara dingin ia segera berseru : "Kalian andalkan jumlah banyak mengerubuti satu orang, apakah hendak menggunakan sistem roda berputar ??" Sun Gok Kun jadi tertegun, sahutnya : "Selamanya Komplotan Tangan Hitam tak pernah memperhitungkan jumlah orang dalam bertempur..." Pek In Hoei tertawa dingin. "Hmmm... selamanya aku orang she Pek pun tak pernah takut membunuh orang dalam jumlah yang banyak..." Bersamaan dengan selesainya perkataan itu sekilas bayangan pedang berkelebat dari tangannya, sambil berputar senjata ia lancarkan sebuah bacokan ke arah salah seorang di antara enam jago lihay yang sedang mengerubuti Gan In itu. "Aduuuh...!" darah segar muncrat ke tengah udara mengikuti berkelebatnya cahaya pedang, jeritan ngeri yang rendah dan serak seakan-akan dipancarkan oleh seekor makhluk aneh yang terluka parah, dengan darah berceceran orang itu terkapar ke atas tanah. Setelah kehilangan seorang musuh tangguh yang mengerubut dirinya, Gan In merasa tekanan yang mengepung dirinya makin ringan, semangat dari jago ini seketika bangkit kembali, sembari tertawa terbahak-bahak serunya : "Luar bias, Pek heng! Ayoh seorang lagi..." Pada saat perkataan dari Gan In baru saja lenyap dari pendengaran, tubuh Jago Pedang Berdarah Dingin sudah menerjang ke udara dan menubruk ke dalam gelanggang sambil lancarkan tiga buah tusukan berantai. Darah segar menyembur ke angkasa dan berhamburan di atas tanah, kembali ada tiga orang anggota Komplotan Tangan Hitam roboh terkapar di atas tanah. Dalam kejutnya tahu-tahu Gan In sudah kehilangan empat orang musuh tangguh, hal ini membuat semangatnya segera bangkit, dengan tubuh berlepotan darah ia meneter dua orang musuh lainnya. Bagaikan sukma gentayangan Pek In Hoei melayang kembali ke atas tanah, ujarnya : "Sun Gok Kun, terus terang kuberitahukan kepadamu... orang banyak dalam pandanganku sama sekali tak ada gunanya, kalau engkau cerdik maka buanglah senjatamu dan menyerah kepada Perkumpulan Bunga Merah..." Sun Gok Kun berdiri menjublak di tempat semula dengan tubuh kaku, sambil memandang anak buahnya yang terkapar di atas tanah dalam genangan darah, rasa ngeri terlintas di atas wajahnya, jelas ia sedang merasa ketakutan karena menjumpai musuh yang tangguh... Dengan tubuh gemetar dan bulu kuduk pada bangun berdiri, pikirnya : "Sungguh cepat gerakan pedang orang ini, seingatku orang inilah merupakan jago yang paling cepat dalam menggunakan pedangnya... dalam satu gerakan empat orang telah dibunuh secara konyol... nama besar manusia berdarah dingin ini benar-benar bukan nama kosong belaka..." Dengan wajah diliputi hawa napsu membunuh teriaknya : "Pek In Hoei, kau berani membunuh anak buah Komplotan Tangan Hitam kami itu berarti bahwa engkau adalah musuh besar kami... mulai detik ini semua jago pedang dari Komplotan Tangan Hitam akan memburu dirimu siang mau pun malam... agar engkau merasa tidak tenteram... makan tak enak hidup pun tak tenang... agar setiap hari hidupmu kau lewatkan dalam kesengsaraan..." "Cuuuh....! Kalau cuma andalkan beberapa orang barang rongsokan macam kalian lebih baik tak usahlah mencari kematian bagi diri sendiri..." seru Pek In Hoei sambil tertawa dingin. Sun Gok Kun jadi semakin gusar, hardiknya : "Seandainya engkau tahu sampai di manakah kehebatan Komplotan Tangan Hitam, maka engkau tak akan berani mengucapkan kata-kata segede itu." "Aduuuh!" baru saja perkataannya selesai diucapkan, dari tengah gelanggang kembali berkumandang satu jeritan ngeri yang menyayatkan hati, seorang pria kekar dengan sempoyongan dan tubuh bermandi darah mundur sempoyongan dari kalangan pertempuran, kemudian roboh terjengkang ke atas tanah dan menemui ajalnya seketika itu juga, usus mengalir keluar dari perutnya dan kematian orang itu benar-benar mengenaskan sekali. Setelah berhasil melenyapkan seorang musuh, Gan In putar pedangnya menerjang ke arah pria terakhir yang masih hidup. Lelaki itu jadi ketakutan setengah mati, sambil terkencing-kencing dia buang senjatanya ke atas tanah lalu kabur ke arah hutan yang sedang terbakar itu. Gan In tertawa terbahak-bahak, ia segera meloncat maju ke depan dan siap melakukan pengejaran. "Saudara Gan, sudah lebih dari cukup modal yang kau peroleh... biarkanlah di kabur," cegah Pek In Hoei sambil tertawa ringan. "Membunuh beberapa orang lagi berarti keuntungan bagi kita, Pek heng! Engkau benar-benar hebat sekali... dalam sekali gebrakan empat orang sudah kau lenyapkan, jika dibandingkan dengan dirimu... aku masih terpaut jauh sekali, andaikata bukan engkau yang menemani aku... Hmm... Hmm... ini hari selembar nyawa aku orang she Gan telah musnah di tempat ini..."

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>