Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Bunga Cinta - 40

$
0
0

Cerita Silat | Pendekar Bunga Cinta | by BBT | Pendekar Bunga Cinta | Cersil Sakti | Pendekar Bunga Cinta pdf

Dylan, I Love You! - Stephanie Zen Dear Dylan - Stephanie Zen Jerat - Esti Kinasih Aku menggugat Akhwat & Ikhwan - Fajar Agustanto Bidadari Untuk Ikhwan - Fajar Agustanto

DISEBELAH barat dari kota Lam-yang terdapat sebuah perusahaan pengangkutan yang memakai merek Cin wan piauwkiok, yang dipimpin oleh seorang gagah bernama Ma Heng Kong yang menjadi sahabatnya bekas piauwsu tua Yap Seng Lim. Usia piauwtauw Ma Heng Kong waktu itu sudah 40 tahun lebih, perusahaannya berkembang baik dengan mendapat kemajuan pesat, sehingga dia memiliki banyak pembantu pembantu yang muda usia dan gajah perkasa, antara lain terdapat seorang pemuda yang bernama Cin Yam Hui yang sangat lincah dan gesit gerak tubuhnya. Waktu Cay hong suthay sudah memasuki kota itu dan sedang melewati sebuah daerah perdagangan yang ramai, tiba—tiba perhatian Cay hong suthay tertarik dengan adanya pertempuran yang dilakukan oleh seorang dara remaja melawan beberapa orang laki-laki yang sedang mengepung. Mula pertama perkelahian mereka saling tidak mengeluarkan senjata; akan tetapi waktu dara remaja itu kelihatan repot menghadapi para pengepungnya yang terdiri dari 7 orang laki—laki, maka dara remaja itu memakai pecut kuda yang dia jadikan senjata, sedangkan dipihak para pengepungnya telah menggunakan berbagai macam senjata tajam. Banyak orang yang sedang berbelanja atau berdagang menjadi ketakutan dan lari simpang siur; menambah keadaan menjadi kacau balau. Cay hong suthay mendekati tempat pertempuran dan menanyakan keterangan, sampai akhirnya dia mengetahui bahwa pangkal terjadinya pertempuran adalah karena beberapa orang laki laki itu yang mulai menggoda dara remaja itu. Disuatu saat Cay hong suthay melihat adanya seorang laki-laki yang juga hendak membokong dara remaja itu, sehingga tangan Cay hong suthay bergerak mengambil beberapa butir kacang tanah dalam keranjang tempat orang jualan, lalu dia menimpuk membikin laki-laki itu terkejut, dan dara remaja itu kemudian memecut memakai senjatanya yang istimewa, membikin laki-laki itu berteriak terkuing-kuing dan lari terbirit-birit dan yang lain juga ikut melarikan diri bahkan ada yang kecepirit, sebab mereka melihat datangnya serombongan orang—orang dari Cin wan piauw kiok, yang datang naik kuda serta membekal senjata, mirip seperti polisi yang hendak menangkap gerombolan kawanan pencopet. Ternyata orang—orang dari Cin wan piauw kiok itu sudah kenal dengan dara remaja yang bertempur tadi. Setelah saling berdekatan, kelihatan orang—orang dari Cin wan piauwkiok memberi hormat dan mengucap maaf; karena mereka terlambat datang sehingga tidak sempat memberikan bantuan bagi dara remaja itu. Sebaliknya dara remaja itu kelihatan bersikap acuh dan sombong, dengan perlihatkan senyum mengejek, Setelah itu dia mengikut orang—orang Cin—wan piauwkiok meninggalkan bekas pertempuran tadi. Diluar tahu Cay-hong suthay, perbuatannya yang membantu dara remaja tadi, tak lepas dari perhatian seseorang dan seseorang itu adalah seorang perempuan yang berpakaian sangat sederhana, seperti layaknya seorang pembantu rumah tangga alias si ‘inem', berumur kira-kira sudah 40 tahun, dan saat itu yang sedang berbelanja membawa keranjang sayur. Si 'Inem' yang setengah baya itu mengawasi kepergian Cay hong suthay memakai sudut matanya, sambil dia menyertai seulas senyum dibibir, Setelah itu dia pun melangkahkan kakinya dan memasuki Cin—wan piauwkiok lewat pintu belakang, oleh karena dia adalah pembantu dibagian dapur dari perusahaan itu. Piauwtauw Ma Heng Kong memerlukan keluar menyambut waktu dia mendapat warta tentang datangnya seorang biarawati yang mencari dia; dan piauwtauw yang kenamaan itu tertawa girang meskipun dia tidak pernah menduga bakal kedatangan Cay hong suthay yang katanya sudah mengasingkan diri. Setelah dipersilahkan duduk diruangan tamu maka Cay hong suthay memberitahukan tentang pertemuannya dengan si golok maut Go Bun Heng, yang menyatakan bekas piauwsu tua Yap Seng Lim sedang berada dirumah piauwtauw Ma Heng Kong, sehingga dia sengaja datang menyambangi piauwtauw Ma—Heng Kong, sekaligus ingin bertemu dengan bekas piauwsu tua Yap Seng Lim, yang sudah belasan tahun tak pernah bertemu. Sementara itu piauwtauw Ma Heng Kong menambah tawanya, lalu mengatakan bahwa memang pernah lo piauwtauw Yap Seng Lim datang menyambangi dan menginap ditempatnya, namun pada saat itu ternyata sudah pergi lagi pulang ketempatnya di kota San hay koan. Cay hong suthay perlihatkan senyumnya, meskipun didalam hati sebenarnya dia merasa sedikit kecewa, karena tidak berhasil dia bertemu dengan lo piauwtauw Yap Sang Lim selanjutnya membicarakan urusan yang bertalian dengan kejadian tempo dulu, sampai pembicaraan mereka beralih dengan membicarakan urusan perkembangan perusahaan miliknya piauwtauw Ma Heng Kong, namun yang kurang menarik perhatian Cay hong—suthay, sebab dia memang sudah mengasingkan diri, sehingga lebih banyak Cay hong suthay hanya perlihatkan senyumannya namun dia menerima waktu Ma Heng Kong menawarkan tempat buat dia menginap dirumah piauwtauw yang ramah tamah itu. Cay hong suthay kemudian menanyakan tentang dara remaja yang tadi dilihatnya bertempur dan kemudian jalan bersama-sama dengan orang—orang Cin wan piauwkiok, sedangkan piauwtauw Ma Hang Kong memanggil dara remaja itu, yang ternyata bernama Ma Kim Hwa, seorang keponakan Ma Heng Kong yang baru datang dari kota lain. Dara Ma Kim Hwa merupakan seorang dara remaja yang haus dengan pelajaran ilmu silat. Adanya dia sering datang mengunjungi piauwtauw Ma Heng, adalah untuk dia belajar ilmu silat. Dia tidak tahu sampai dimana batas kemampuan pamannya, akan tetapi dia pun tidak sering mengeluh, menganggap sang paman sangat kikir dalam memberikan pelajaran, oleh karena dia yakin bahwa ilmu silatnya belum memadahi untuk dia menjagoi dikalangan rimba persilatan. Malam harinya, oleh karena mengetahui bahwa Cay-hong suthay menginap dirumah pamannya, maka dengan penuh per hatian dan harapan, Ma Kim Hwa menanyakan keterangan yang mendalam perihal Cay-hong suthay, sampai kemudian dia mendesak sang paman supaya dibicarakan agar dia diterima menjadi muridnya biarawati yang katanya sakti itu. Dipihak Cay-hong suthay, didalam kamarnya malam itu Cay-hong suthay tak dapat mudah tertidur. Pada kesempatan waktu makan malam tadi, perhatian biarawati ini tertuju kepada seorang pelayan perempuan yang menyiapkan hidangan. Dia seperti teringat kepada seseorang yang entah dimana dan siapa gerangan namanya. Tapi waktu dia menanya kepada Ma Heng Kong, maka dikatakan oleh piauwtauw itu, bahwa nama si pelayan perempuan itu adalah Lim Cay Nio, yang baru mulai bekerja sejak dua bulan yang lalu. Namun demikian, pikiran Cay hong suthay ingat terpengaruh, sehingga didalam kamar dia masih berpikir, sampai kemudian dia teringat bahwa perempuan yang bekerja menjadi si ‘Inem' itu, adalah isteri seorang Pangeran di kota—raja yang sebelumnya namanya pernah menyemarak dikalangan rimba persilatan sebagai Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing ! Benar-benar Cay hong suthay merasa heran tidak mengerti, mengapa Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang sudah menjadi istri seorang pangeran, sekarang bekerja di Cin-wan piauwkiok, bahkan menjadi seorang ‘inem' ? (“ ... , dan, akh ! Dia bahkan kelihatannya sedang hamil muda ....”) Cay-hong suthay berkata didalam hati; karena sempat dia tadi memperhatikan si 'lnem' yang istimewa itu. Terpikir oleh Cay-hong suthay, bahwa besok pagi terlebih dulu dia hendak mengajak piauwtauw Ma Heng Kong bicara. Ingin dia menanyakan, dengan pangeran yang mana gerangan Liu Giok Ing menikah; dan sesudah membicarakan hal itu baru dia hendak memberitahukan tentang adanya Cheng hwa liehiap dirumahnya piauwtauw Ma Heng—Kong. Begitu pandainya Liu Giok Ing menyamarkan diri, sehingga sepintas dia kelihatan bertambah tua; sehingga berhasil dia mengelabui piauwtauw Ma Heng Kong, seorang jago yang kenamaan yang namanya cukup menyemarak dikalangan rimba persilatan. Mungkinkah Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing sedang umpatkan diri ? Mengapa ? dan kenapa dia meninggalkan istana tempat suaminya ? Cay hong suthay merasa sangat penasaran, sehingga tidak sabar lagi buat dia menunggu sampai esok paginya; segera dia turun dari tempat tidurnya, niatnya hendak mendatangi kamar Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing buat dia menanyakan keterangan tanpa lain orang ikut mengetahui. Tetapi pada saat itu mendadak telinganya yang tajam mendengar adanya suara yang tidak wajar dekat jendela kamarnya ! "Siapa yang berada diluar jendela...?” sengaja Cay hong suthay menyapa dengan suara yang cukup keras, supaya didengar oleh seseorang yang berada diluar jendela kamarnya, akan tetapi tiada suara jawaban yang didengar oleh Cay hong suthay, Sebaliknya sempat dilihatnya sesuatu bayangan hitam yang lompat naik keatas genteng. Dengan geraknya yang sangat gesit dan ringan, Cay hong suthay membuka daun jendela dan lompat naik keatas genteng, sehingga sempat pula dilihatnya suatu bentuk tubuh yang kecil langsing yang sedang lari menjauh, dan Cay hong suthay yakin bahwa orang itu adalah dara Ma Kim Hwa ! Cay hong suthay membiarkan dara Ma Kim Hwa menghilang, Sebaliknya dengan langkah kaki yang tenang dia menuju kearah belakang hendak mencari kamarnya Cheng hwa liehiap Liu Giok Ing yang sedang menyamar menjadi seorang ‘inem', lalu tiba—tiba dia dikejutkan dengan terdengarnya bunyi suara berbagai senjata yang saling bentur, menandakan telah terjadi suatu pertempuran. Dalam kagetnya Cay hong suthay lompat melesat kearah bunyi pertempuran itu, dan di lain saat dilihatnya ada beberapa orang pegawai piauwkiok yang sedang bertempur melawan beberapa orang yang semuanya memakai tutup muka dengan secarik kain warna hitam. Disuatu sudut Cay hong suthay melihat adanya piauwtiauw Ma Heng Kong bersama pemuda Cin Yam Hui, yang sedang berdiri dengan sikap siaga. Cay hong suthay kemudian mendekati tempat kedua orang itu berdiri. Dia menanyakan kalau-kalau Ma Heng Kong mengetahui siapa gerangan pihak yang datang menyerang itu. Akan tetapi piauwtauw Ma Heng Kong menggelengkan kepalanya. Dia bahkan menyatakan keheranannya disamping dia merasa sangat penasaran karena perusahaannya ada yang berani datang menyerang, sedangkan biasanya dia sangat dimalui dan tidak banyak mendapat rintangan selama dia mengurus perusahaan tersebut. Disaat piauw Ma Heng Kong sedang berpikir, tiba—tiba dia dikejutkan dengan adanya teriak suara seseorang yang memaki dia "Ma Heng Kong ! Lekas keluarkan simpananmu si kuntianak penyebar cinta Liu Giok Ing. Kami adalah murid-murid dari Kwan gwa sam eng yang hendak menuntut balas dendam , ... !" Setelah selesai teriak suara itu, maka kelihatan berlompatan tiga orang yang juga memakai tutup muka dengan secarik kain warna hitam, dan mereka sudah langsung menyerang terhadap Ma Heng Kong. Piauwtauw Ma Heng Kong berkelit mundur, dan pemuda Cin Yam Hui mewakilkan dia untuk bertempur melawan dua orang yang baru datang itu, dan waktu seorang lagi telah mengulang lagi serangannya terhadap Ma Heng Kong, maka piauwtiauw itu menekan senjata orang itu memakai goloknya sambil dengan nada suara bengis dia berkata "Kau ulangi lagi perkataan kalian tadi...! demikian kata Ma Heng Kong yang ingin.mendapat ketegasan; oleh karena sesungguhnya dia menjadi sangat terkejut dan heran, ketika dia dituduh.menyimpan Liu Giok Ing yang namanya sudah tidak asing lagi baginya dan dia bahkan ikut mengetahui bahwa Liu Giok Ing telah menjadi isterinya pangeran Gin Lun di kota raja. "Kami menghendaki Liu Giok Ing untuk membalas dendam guru kami, dan kau telah menyembunyikan dia !" sahut orang itu sambil dia mengerahkan tenaga untuk:melepas tekanan pada senjatanya. "Kurang ajar ! Kau telah menuduh secara sembarangan !" bentak piauwtauw Ma HengeK0ng'dengan marah, namun didalam hati dia tambah terkejut.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>