Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf
Joko Sableng - 43. Karma Manusia Sesat Rajawali Emas - 27. Misteri Batu Bulan Ario Bledeg - Petir Di Mahameru Roro Centil - Ninja Edan Lengan Tunggal Pendekar Banci - SD.Liong
Dikubur Hidup...™
ketika membuka kulit kerbau itu. Cong tik mendapatkan empat limapuluh batang Coh-hot-ting atau paku yang bentuknyq seperti buah angcoh. Ujungnya tajam dan batangnya berduri warna bersemu biru seperti dilumuri racun..™
Pada tiap batang senjata rahasia paku itu di ukir huruf Tan. Kecuali itu tiada lain2 tanda lagi. Ia tak tahu dan tak pernah mendengar didunia pensilatan terdapat semacam senjata rahasia be gitu..™
Namun disimpannya juga benda itu. Karena tiada penemuan apa2 lagi di gunung Cek-bi-san di tambah pula ancaman dari kedua orang kate dan nenek Cenderawasih-tutul yang sedang bertempur itu sewaktu2 akan nnengejarnya, maka Cong Tik segera memutuskan untuk lari..™
Dengan ilmu gin-kangnya yang hebat dalam empat kali loncatan saja ia sudah berada tujuhdelapan tombak jauhnya. Tetapi sesaat ia hendak ayunkan tubuh lagi, tiba2 ia melihat dua sosok bayangan lari mendatangi secepat terbang..™
Cong Tik terkejut. Jika ia tak melihat mereka tentulah ia akan melanjutkan loncatannya dan tentu akan bertubrukan dengan mereka. Cepat dia loncat bersembunyi di atas pohon..™
. Pada lain-kejab' kedua bayangan itu pun sudah tiba. Mereka pun hentikan langkah. Cong Tik melongok memandang ke bawah. Kejutnya bukan kepalang. Ternyata kedua pendatang itu adalah 'thiat-koan-im Li Wan dan Lu Kong Cu si Kipas kupu2..™
"Kemungkinan berada di sekitar tempat ini”, seru si nenek Li Wan. "Hm, mengapa engkau membawanya kemari" Lu Kong Cu menggeram..™
”Engkau suruh membuangnya ke tempat jauh sahut -nenek itu. “apakah tempat ini masih 'kurang jauh ?' `.™
Walaupun sebagai ketua. tetapi kepandaian Lu Kong Cu terpaut jauh sekali dengan nenek itu..™
Membuat nenek itu kurang senang, diapun tak berani menegur lebih lanjut..™
"Thian selalu menuruti kehendak manusia." akhirnya ia menghela napas, "suruh aku mendapatkan rahasia besar dan ditengah jalan bertemu dengan engkau .lalu bersama-sama kemari. jika bangsat itu sampai lima enam hari berada disini. tentu dia akan mendapatkan. pusaka itu lebih dulu. Dan bukankah kita akan menggigit jari?"™
Nenek Li Wan tak mau bicara lagi. Keduanya segera menyelidiki disekitar tempat itu.™
Diam2 Cong Tik curiga. Dia telah menyembunyikan pelana mutiara itu dalam sebuah rumah penginapan kecil di' Siang-kang. mestinya tiada diketahui orang. Tetapi mengapa kedua orang itu tiba juga digunung Cek-bii san?™
Apakah kesemuanya itu hong ing yang memberitahu mereka? Apakah pengetahuan mereka lebih banyak dari dirinya tentang pusaka itu?™
.Jika tak masuk sarang harimau tentu tak mungkin mendapatkan anak harimau. Pikir Cong 'Tik.™
Lebih baik ia mengikuti langkah mereka secara diam2. Bagaimana nanti akhirnya baru ia menentukan langkah lagi.™
Setelah kedua orang itu sudah jauh, Cong Tik turun dari pohon dan dengan hati2 mengikuti mereka. Walaupun sebagai seorang ketua partai Naga tetapi Lu Kong Cu itu tak berarti apa2.™
Yang ditakuti hanyalah nenek 'thiat-koan-im Li Wan yang memiliki mata dan telinga' tajam. Tetapi karena nenek itu sedang kurang senang hati karena dimarahi Lu Kong Cu selama beberapa hari ini, perhatiannyapun berkurang.™
Dengan demikian dapatlah Cong Tik mengikuti mereka sampai melintasi dua puncak gunung..™
Saat itu hari sudah mulai gelap. Tak berada lama suasana dipegunungan itupun makin sunyi dan gelap, Terdengar Lu 'Kong_Cu dan nenek Li Wan berseru: "Ah mengapa begini gelap, bukankah lebih baik kita menyulut api?”™
Mendengar itu Cong Tik terkejut. la kuatir dengan membawa penerangan itu mereka akan melihat jejaknya. Maka buru2 menyelinap ke samping.™
Tetapi diluar dugaan karena gelap sekali ia telah membentur batu besar yang tajam. Dahinya berdarah, sakitnya bukan kepalang dan diatas matanya terluka.™
Andaikata kebawa sedikit lagi, biji matanya tentu pecah'. Karena rasa kejut dan sakit yang tak terhingga ia sampai mengerang.™< br/> ' Dalam suasana yang sesepi saat itu, daun yang gugurpun terdengar. apalagi suara orang mengerang kesakitan.™
"Siapa ?" bentak Lu Kong Cu.™
Cong Tik terkejut. Dengan merabah batu ia segera mengitar ke belakang dan hentikan pernapasan.™
Karena tiada penyahutan, Lu Kong Cu terus berputar tubuh hendak menghampiri. 'Tetapi tiba2 dari arah depan terdengar-suara orang berteriak:™
"Setan pendek, bagus, jangan lari !' '™
Serempak terdengar pula dua buah suara menggema keras: "Nenek pengemis tua, engkau sendiri yang hendak lari!” '™
Tring. tring. terdengar dua buah senjata berdering dan percikan bunga api. Ditempat yang begitu gelap. sudah tentu pecikan bunga api tampak jelas sekali: Sepintas segera tampak Lo 'thian dan Lo te sedang tegak berhadapan rapat dengan nenek Cenderawasih tutul.™
Lenyapnya percikan bunga api, lenyap pula bayangan mereka ditelah kegelapan malam. - '™
. Melihat ketiga orang itu juga berada disitu buru2 Lu Kong Cu berkata kepada nenek 'thiat koan-im: "Mari kita cepat turun tangan meringkus ketiga orang itu !"™
Rupanya perhatian Lu Kong Cu sudah tertumpah pada ketiga orang _itu dan melupakan adanya orang mengerang dibelakang tadi.™
Sambil menggentakkan Kakinya. nenek 'Thiat. koan-impun sudah memburu maju. Sebenarnya bagi nenek Cendrawasih-tutul, sepasang kate Lo Thian - Lo Te dan nenek Thiat-koan-im yang tinggi Ilmu lwekangnya. Tidaklah susah untuk menembus kegelapan malam Itu.™
Tetapi karena langit berawan gelap dan berkabut tebal, maka betapun tajam pandangan mata mereka, tetapi sukar untuk melihat kemuka.™
Maka setelah loncat kemuka sampai satu tombak. 'nenek 'thiat-koan-im bingung. Ia tak melihat sesosok bayangan manusia dan tak mendengar suara orang, ™
Beberapa jenak kemudian baru ia terkejut karena setiup angin dari gerakan tangan yang hendak menerkam melanda dari samping.™
Cepat ta mendahului menggerakkan tangannya untuk menangkap dan berhasil. "Siapa !" bentaknya.™
Dengan berkuik- kuik seperti babi endak di sembelih, orang itu menjerit.: 'Aku, lekas lepaskan !” '™
Ternyata yang ditangkap itu adalah Lu Kong Cu sendiri,™
Tetapi pada saat nenek 'Thiat - kwan-im lepaskan cekelannya, setiup gelombang angin pukulan yang dahsyat telah menimpah dan' atas. la terkejut karena merasakan bahwa tenaga orang itu setingkat dengan dirinya.™
Cepat ia kerahkan tenaga- murni kearah tali dan dengan sekuat tenaga ia monghantam-dengan tongkat besinya..™
Ternyata angin pukulan dahsyat yang hendak menimpali kepala nenek Thiat-koan-im itu berasal dari sebuah tongkat juga dan yang menggerakkan bukan lain adalah nenek Cenderawasih-tutul.™
Hampir sehari ia bertempur melawan sepasang orang kate tetap belum ada yang kalah dan menang Setelah hari gelap.™
kedua belah pihak merasa sulit untuk melancarkan serangan. Asal mendengar hembusan napas saja. tentu segera bergerak untuk menghantam.™
Karena kedua pihak berlaku sangat hati2 maka sampai lama mereka seperti berhenti. Dengan' begitu merekapun mulai mengupulkan napas dan tenaga lagi.™
munculnya Lu Kong Cu dan nenek Thiat-'koan-im, keadaan makin ruwet lagi. Masing2 menjaga diri dengan hati2 sekali. Asal mendengar suara yang betapa kecilnya. tentu terus diserang.™
Dan karena salah paham sehingga Lu Kong Cu kena 'cengkeram oleh nenek Thiat-koum-im. karena kesakitam Lu Kong Cunun menjerit.™
Hal itu cepat memandang perhatian nenek -Cenderawasih-tutul dan kedua orang kate.™
Serentak nenek Cenderawasih-'tutulpun menghantam dengan tongkatnya. Justeru yang dihantam itu nenek 'thiat-koan-im. Kalau yang dihantam itu Lu Kong Cu. tentulah Lu Kong Cu tak kuat menangkisnya.™
↧
Pendekar Banci - 50
↧