Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Banci - 51

$
0
0

Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf

Naga Bhumi Mataram - El Pramono Arief Sujana - Sang Fajar Bersinar Di Bumi Singasari Arief Sudjana - Kabut di Bumi Singosari Arief Sudjana - Tapak Tapak Jejak Gajah Mada Arief Sudjana - Kisah Dua Naga Di Pasundan

Prakkkk.™
   Terdengar letupan keras ketika tongkat kedua nenek sakti itu saling berbentur. Keduanya terkejut karena merasa tangannya kesemutan.™
   Segera keduanya menyadari bahwa lawan memiliki kepandaian yang tak dibawahnya. Cepat mereka menarik tongkat dan loncat mundur.™
   Tetapi ketika loncat mundur segera nenek Cenderawasih-tutul mengetahui bahwa di sampingnya terdapat orang. Tanpa banyak pikir lagi ia ayunkan kakinya menendang.™
   Terdengar sosok tubuh yang ber-guling2 sampai beberapa langkah. Setelah berhenti terus tak kedengaran suaranya lagi.™
   'la duga orang itu tentu sudah putus nyawanya. Pada saat nenek Cenderawasih-tutul sedang berhantam tongkat dengan nenek Thiat koan-im.™
   diam2, si kate Lo Te juga ikut menerjang seraya menabaskan goloknya kepada Lu Kong Cu. `™
   Mendengar suara angin senjata menyambar dari belakang, Lu Kong Cu mendekam ke tanah ' lalu ber-guling! menghindar. Tetapi celakanya, ia telah disambut oleh tendangan kaki nenek Cenderawasih-tutul.™
   Sakitnya bukan alang kepalang tetapi terpaksa ia tak berani buka suara."™
   Demikian kelima orang itu terlibat dalam 'ketegangan yang buta karena suasananya. gelap sekali™
   Rupanya nenek Cenderawasih-tutul paling keras wataknya. la tak tahan terus menerus dicengkam ketegangan semacam itu. Tiba2 ia berteriak keras2.™
   Begitu ia berteriak segera dari tiga arah .ada orang yang menyerangnya. Sudah tentu nenek Cenderawasih tutul telah memperhitungkan hal itu.™
   Asal ia bersuara tentu orang akan menyerang. Dan selekas berteriak. iapun segera memutar tongkatnya sederas angin.™
   L0 Thian, Lo Te, Lu Kong Cu dan nenek thiat-koan-im yang menyerangnya, terpaksa sibuk untuk menjaga diri.™
   Tiba! Lo Tltian dan Lo Te rnembacok nenek Thiat koan-im lalu loncat mundur.™
   Sekarang mari kita tinggalkan sejenak kelima orang yang sedang bertempur acak2an itu untuk menjenguk keadaan Cong Tik.™
   Cong Tik yang bersembunyi di balik batu besar menghela napas longgar ketika Lu Kong Cu dan nenek 'thiat koan-im tak jadi menghampiri ke tempatnya dan berputar tubuh menyerang kemuka lagi.™
   la segan mencari tanah liat untuk menyumbat lukanya yang berdarah. Ia segera mendengar suara berisik kelima orang yang bertempur itu.™
   Sebenamya ia mendapat kesempatan baik untuk tinggalkan tempat itu.™
   Tetapi ia merasa sayang kalau pusaka itu sampai jatuh ketangan orang, Terpaksa ia menunggu.™
   Tak berapa lama terdengar guruh ber-sabut2an menggemuruh di angkasa dan tak lama kemudian hujanpun turun dengan lebatnya.™
   Tetapi kelima orang' itu masih tetap nekad. Setiap kilat menyambar dan menerangi cuaca, mereka segera mulai menyerang lagi.™
   Tetapi setelah pancaran sinar kilat itu lenyap, mereka lalu loncat mundur pula.™
   Sesungguhnya diantara kelima orang itu. hanya Lu Kong Cu yang paling rendah kepandaiannya. Tetapi karena ia didampingi oleh nenek Thiat koan-im. maka iapun dapat bertahan dan terhindar dari serangan lawan.™
   Hujan makin lama makin dêras sekali. Kelima orang itu. tetap bertempur makin hebat. Karena tanah liat yang ditempelkan pada dahinya cair karena ditimpali hujan, darah pada luka Cong Tik itupun tetap mengalir.™
   Bahkan karena derasnya hujan. Cong Tik sampai sukar bernapas. Tiba2 kilat memancar lagi. Kali ini ia dapat . melihat keadaaan sekelilingnya dengan jelas.™
   Dilihatnya batu besar itu berbentuk aneh sekali. Ada sebuah bagian yang menjulur keluar mirip dengan sebuah payung alam.™
   Luasnya beberapa meter . dan cukup untuk tempat berteduh.™
   Cong Tik girang sekali. Cepat ia menyelundup masuk dibawah batu aneh itu. Benar juga, ia terlindung dari curahan air hujan. ™
   Tiba2 kilat memancar lagi dengan membawa penerangan yang terang. Serentak Cong Tik melihat bahwa pada langit2 batu yang berada diatas kepalanya itu seperti terdapat bekas2 tulisan.™
   Dan dalam kejaban sinar kilat itu ia sempat membaca huruf2 itu berbunyi : “lsteriku yang tercinta dengan ini o...” . '™
   Sudah tentu huruf2 itu merupakan pembukaan dari sepucuk surat dan sengaja ditulis pada langit2 batu yang tak têrsinari matahari dan terhindar dari air hujan. ` '™
   Seketika gemetarlah Cong Tik. .la teringat bahwa isi surat yang hancur karena dikerikiti tikus itu. bukankah juga ditulis dengan kata2 pembukaan semacam itu.™
   Jelas yang menulis surat dan huruf pada langit batu 'disitu tentulah seorang. Apakah orang itu kuatir kalau surat2 itu tak dapat diketemukan maka ia meninggalkan -tulisan di batu itu lagi ?''™
   Sayang. kilat itu hanya memancar sekejab lalu halilintar meledak dan hujanpun mencurah makin dahsyat.™
   Dia tak dapat melihat huruf2 pada batu itu lagi. Ketika diraba. ternyata batu itu halus permukaannya, tak dapat diketahui hurufnya.™
   Setelah menunggu beberapa saat, baru kilat memancar lagi. Cepat ia memandangnya. Baris yang pertama berbunyi ™
   Jahanam Tan itu telah melumuri racun pada paku angco. . . . .™
   membaca sampai disini. kilatpun lenyap bagi.- Rupanya huruf2 itu ditulis dengan cat hitam, jumlahnya beberapa ratus huruf. ™
  Tentulah menceritakan tentang peristiwa yang telah terjadi. 'Teringat ia bahwa paku2 itu memang' terdapat ukiran huruf Tan. Apa .yang diduganya memang benar.™
   paku2 itu telah dilumuri racun. Karena pada batu itu terdapat tulisan, tentulah pusa-ka itu berada disekitar tempat itu. '™
   Girang Cong Tik bukan kepalang. Dia telah menggunakan waktu dan pikiran tetapi sia2 saja untuk menemukan rahasia pusaka itu. .™
   Kini tanpa ' disengaja ia akan mendapatkannya dengan mudah. Tetapi urusan itu memang ruwet sekali. Sudah ada dua orang yang tahu akan rahasia mutiara Pelana itu. Jika kedua orang itu masih hidup,™
   mudahlah untuk mencari keterangan. Tetapi kedua orang itu ternyata sudah ipati. hanya tinggal tulang2 kerangkanya. Sudah tentu sukar untuk mendapatkan keterangannya,™
   Dan lagi dalam peristiwa itu tersangkut seorang wanita. Entah kemana saja perginya. Satu2nya jejak yang dapat' ditelusuri hanyalah surat yang ditinggalkan oleh salah seorang yang mati itu kepada isterinya.™
   Tetapi surat itu ternyata sudah dikerikiti' hancur oleh kawanan tikus. Dan ketika ia berhasil mengumpulkan robekan surat itu ternyata telah ditiup berhamburan oleh sepasang orang kate.™
   Memang saat itu ia mendongkol dan kecêwa sekali. Ia kira rahasia itu tentu akan terpendam selama-lamanya'. Tetapi ternyata diluar dugaan. orang itupun masih meninggalkan tulisan pada Iangit2' batu.™
   Betapa ingin sekali ia segera membaca semua tulisan di bawah langit batu itu. Tetapi karena cuaca amat gelap, terpaksa ia harus menekan perasaannya.™
   Tak berapa lama kilatpun memancar lagi. Cepat ia membaca lagi :™
   . racun, karena dia kejam, akupun . . . . ™
   Sampai disini, kilat padam dan cuaca gelap lagi. Walaupun gugup tetapi girang juga hati Cong Tik.™
   Karena ia tak ragu lagi bahwa surat pada batu itu memang ditulis orang itu untuk isterinya.™
   saat itu karena cuaca gelap, biarlah. Besok setelah hari terang. ia tentu dapat membacanya sampai selesai. `™
   Dengan sabar ia menunggu. Di bawah - deru hujan yang bergemuruh ia mulai melamun. la mem bayangkan apabila mendapatkan pusaka itu kemungki nan in tentu akan mendapat ilmu kepandaian luar biasa yang akan menjadikan dirinya seorang tokoh sakti ya ng dapat menjagoi dunia persilatan.™
  ;  Pada saat itu. apa perlunya ia harus mengeram menjadi murid biara Ko-liong-si yang sekecil itu lagi?.&t rade;
   Setelah memiliki kepandaian sakti. segala yang diinginkan tentu dapat terlaksana, bahkan dapat juga ia mendirikan sebuah partai persilatan baru dan duduk sebagai ketuanya.™
   Sebenarnya Cong Tik bukan seorang pemuda yang berhati lurus. Tidak setitikpun terlintas dalam pikirannya bahwa setelah memiliki ilmu kesaktian ia akan memberantas kejahatan dan membela keadilan.™
   Yang dipikirkan hanya mencari nama dan kedudukan diri sendiri. Makin tinggi makin bangga.™
   Sekarang mari kita tinggalkan dulu Cong Tik yang tengah menunggu datangnya pagi dan kelima tokoh yang sedang terlibat dalam pertempuran dahsyat dibawah hujan deru itu.™
   Mari kita tinjau dahulu bagaimana nasab pertapa Siau Yau cinjin yang terhantam jatuh kebawah jurang oleh Toho lhama itu.™
   Setelah mengetahui gurunya. terjatuh. Hong ' Ing marah sekali. Tetapi ia tak dapat berbuat apa2 menghadapi 'toho yang jauh lebih sakti.™
   Dengan mudah lhama itu dapat mencengkeram tenggorokan Hong Ing. `™
   Hong Ing tak berdaya lagi kecuali meremkan mata menungggu ajal. Tetapi sampai beberapa saat belum juga pedang thian liong kiam itu menusuk tubuhnya. Ia heran atau membuka mata. 'tampak Toho lhama tertawa menyeringai memandang dirinya.™
   'Jahanam. mehgapa tak lekas membunuh aku!” teriak Hong lng dengan marah.™
   Toho tertawa cengar cengir: 'Budak, engkau tidak ketakutan? 'Sungguh besar sekali nyalimu ! Berapa lamakah engkau menjadi murid pertapa Sian Yau. itu ?''™
   Toho tertawa dingin: "Engkau menderita luka parah, tak lama 'tentu mati. 'Engkau tidak minta supaya mati dengan tubuh utuh tetapi minta mati seperti pertapa busuk' itu.™
   Apa engkau kepingin


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>