Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Pendekar Banci - 55

$
0
0

Cerita Silat | Pendekar Banci | Karya SD.Liong | Pendekar Banci | Cersil Sakti | Pendekar Banci pdf

Pasangan Sempurna Yang Ditakdirkan - Tong Hua Animorphs 25 - Pertempuran di Kutub Utara Ketika Cinta Harus Bersabar - Nurlaila Zahra Kemarin Hari Ini dan Esok - Risnawati Tambunan Laila Majnun - Syaikh Sufi Mawlana Hakim Nizhami

Lutut di depan 'pohon jati itu. Su Ciau pun berdoa : "Murid Tan Su Ciau, Cin Hong Ing . . " ™
   Baru ia berkata begitu tiba2 Hong ing menukas : "Jangan ! Engkau ! harus menyebut Ui Hong Ing bukan Cin Hong lng“ , ™
   Pikir Su Cian. karena Cin atau Ui itu toh 0rangnya sama maka iapun segera menurut. ™
   ”Murid Tan SuCiau, Ui Hong Ing, hari ini didepan gunduk batang pohon jati dan tanah liat sebagai dupa, bersembahyang kepada langit 'dan bumi agar menjadi saksi atas terangkapnya diri kami berdua sebagai suami isteri bila kelak kami ingkar sumpah. semoga Langit menimpah dan Bumi menghancurkan diri kami” . ™
   Dalam keadaan tak sadar Hong ing menirukan saja ucapan Su Ciau itu. Setelah selesai, keduanya lalu berbangkit lagi. ' ™
   Hong Ing tak peduli' atas peristiwa itu. Mengangkat sumpah didepan pohon jati, baginya tak berarti apa2. Sebentar lagi bukankah ia akan mati ? . ™
   Perasaan semacam itu juga dimiliki Su Ciau. ' Tetapi pemuda itu rawan sekali hatinya. Bukankah .isterinya yang cantik itu dalam beberapa saat lagi ' akan meninggalkannya untuk, selama-lamanya '. ™
   Tetapi demi menghibur hong Ing ia harus bersikap gembira agar, pada detik2 kematiannya. ™
   Hong Ing dapat merasa bahagia. ”Hong Ing. akhirnya kita terangkap juga sebagai suami isteri ! serunya tertawa. ™
   Hong Ing juga tertawa rawan : “Tetapi akupun segera akan mati." ™
   Serentak ia rasakan kepalanya makin pening Ketika mengangkat tangan hendak merabah kepala ternyata-tangannyapun lemas lunglai tak bertenaga lagi. Jeias pil 'toan-beng-wan itu sudah habis daya khasiatnya. ` ™
   Dengan menahan kesedihan hati, Su Ciau berkata : "H ong Ing, tak apalah. Walaupun engkau meninggalkan dunia, tetapi engkau tetap hidup dalam hatiku. Bukankah itu lebih bahagia daripada hidup tetapi tiada orang yang memenangkan -?"' ™
   Orang mengatakan bahwa seorang ksatrya itu tak mudah menitikkan airmata. Hal itu dikarenakan belum ménghadapi peristiwa yang benar2 menghancurkan jiwa hatinya. Betapapun keras hati Su Ciau namun dalam menghadapi saat2 seperti itu mau tak mau ia menitikkan airmata juga. ™
   saat itu 'Hong lng tengah memandangnya.. ™
   Tak terduga, mukanya telah tertumpah airmata Su Ciau yang berderai-derai menetes ke bawah. Tiba2 Hong Ing rubuh. Su Ciau cepat menolongnya. Diletakkan tubuh hong Ing pada kedua kakinya. Sekonyong2 Su Ciau melihat dua sosok bayangan orang berlari2 mendatangi. la tak dapat melihat jelas siapa kedua pendatang itu.™
   Yang jelas hanyalah bahwa kedua pendatang itu bertubuh kate. Begitu lewat di tempat itu. mereka terus ,lari kemuka. Sekejab saja sudah jauh lagi. ™
   Tiba2 salah seorang dari kedua orang kate itu berseru : “Lo-toa, siapakah budak perempuan itu '? Apakah engkau tahu ?°' . ™
   “Ya, aku memang melihatnya" sahut kawannya. "memang kebenaran sekali, tanpa susah payah kita dapat mencarinya” ™
   Secepat berputar tubuh kedua orang kate itupun segera lari kembali ketempat Su Ciau. ™
   Su -Ciau dapat melihat jelas bahwa kedua orang itu bertubuh kate. berumur pertengahan tua.™
   Tetapi sebelum sempat ia menegur salah seorang dari mereka sudah mendahului berseru : “Nona kecil. lekas ikut kami” ™
   Saat itu Hong lng baru membuka mata. Ketika mengenali yang datang itu sepasang orang kate Lo Thian dan Lo Te ia segera berseru: “Hai, mengapa kalian ribut2 tak keruan ?. ™
   Sepasang orang kate itu tertawa dingin. . ™
   “Bagus kami takkan ribut lagi bila engkau sudah ikut kami” ™
   Su Ciau yang sedang berduka. Marah karena Tak menghiraukan kesopanan, serentak Su Ciau loncat bangun dan terus menghantam.™
   “Su Ciau. jangan tinggalkan aku. Aku mempunyai cara untuk mênghajar mereka,” tiba? Hong Ing berseru. ™
   Rupanya kedua orang kate itu cepat dapat mengetahui bahwa Hong Ing sedang meregang jiwa. Buru2 mereka bertanya : “Nona kecil apa yang hendak engkau katakan ?' ™
   Hong Ing mengambil dua butir mutiara dari bajunya lalu dilemparkan : "Lihatlah Sendiri. kalian tentu segera tahu. Tak perlu aku lama banyak bicara lagi, lekas pergi”. ™
   Lo Thian dan Lo Te masing2 memungut sebutir. Secepat melihat pada mutiara itu mereka se gera .mendaratkan dua buah ukiran huruf Cek dan Bi. Tetapi agaknya mereka tak tahu apa yang dimaksudkan dengan kedua huruf itu. ™
   "Cek-bi-san” teriak Hong Ing. “apakan kalian tak pernah mendengar nama gunung itu ? Kedua mutiara itu berasal dari pelana kulit beruang putih. tahu !“ ™
   Girang kedua orang kate itu bukan alang kepalang. Tanpa berkata apa2. mereka 'terus loncat dan lari menuju ke Cek-bi-san. ™
  Tetapi karena hanya tahu cek-bi-san. begitu tiba digunung. walau ber-putar2 sampai dua hari, mereka tetap tak menemukan suatu apa. Setelah tiba dipuncak yang ketujuh barulah mereka bertemu dengan Cong Tik. , ™
   Su Ciau hanya terlongong2 menyaksikan peristiwa itu. la memang tak tahu menahu soal pelana mutiara yang sebenarnya menjadi pusaka keluarganya. Yang dipikirkan saat itu yalah makin tumbuhnya kepercayaan dalam hatinya bahwa Hong ' Ing yang berada di hadapannya itu adalah Cin Hong Ing calon mempelainya yang lari dulu itu. ™
   "Hong Ing, bagaimana keadaanmu sekarang ini ?'° tanyanya. ™
   “Mungkin sudah hampir mendekati ajal," -sahut Hong Ing. “Su Ciau. bukankah tempat ini sebuah tempat yang sunyi ? Lekas engkau gunakan : pedang 'thian-liong-kiam untuk membuatkan aku sebuah liang kubur !" ™
   Su Ciau segera berbangkit. mencabut pedang thian-liong-kiam lalu mulai menggali tanah. Tetapi baru dua kali menggali tiba2 ia teringat bahwa pekerjaan itu adalah untuk mengubur orang yang dicintainya. ™
  Tring .™
   "Hong Ing ! Hong Ing, engkau tak boleh mati " teriaknya. ™
   Hong Ing palingkan muka. Hatinya sedih juga. "Su Ciau, mengapa engkau membuat hatiku sedih lagi ? Lekas lanjutkan penggalian. Memang ada orang hidup yang takkan mati ? Bukankah kita sémua kelak akan menjadi segunduk tanah ? Sudahlah jangan merengek2 seperti anak kecil!” ™
   Su Ciau terpaksa menahan airmatanyu dan lanjutkan menggali. Tak berapa lama dapatlah ia membuat sebuah liang sedalam satu setengah meter.™
   Tetapi ketika hendak menggali lebih dalam, ia dapatkan tanah dibawah keras sekali. Sampai pedang Thian-liong kiam yang begitu tajam tak dapat menembusnya. '™
   Su Ciau tak mau menyelidiki apa sebabnya tanah itu keras melainkan berpaling kearah' Hong Ing. Dilihatnya Hong Ing itu pejamkan mata seperti orang tidur.™
   Wajahnya 'berwarna merah dan sikapnya tenang sekali. ' ™
   Su ciau mémandangnya dengan heran. Beberapa saat kemudian Hong Ing membuka mata lagi dan memandangnva. Jelas hong Ing tak mengunjuk kesakitan melainkan hanya seperti orang ngantuk saja. tetapi hatinya tak mau tidur. Hong Ing berusaha untuk merentang mata dan memandang Su Ciau saja. ™
   Beberapa saat kemudian keadaan Hong Ing sudah tak dapat ditolong lagi. Su Ciaupun segera menghannpiri dan mengangkat tubuhnya diletakkan kedalam liang.™
   Baru saja meletakkan. tiba2 dia terkejut mendengar ada suara orang berseru dari atas liang. “hei, siapakah nona itu ? Apakah dia sudah mati ?'. ™
   Su Ciau melonjak kaget. Menengadahkan kepala memandang keatas ia melihat seorang nenek tua berwajah buruk dan mengenakan pakaian warna hitam. Sikapnya dingin sekali. Sepasang matanya berkilat tajam. Suatu penanda bahwa ia memiliki ilmu tenaga-luar dan dalam yang tinggi. ™
   Kecuali pergi ke daerah Butto timur dan' Holam. Su Ciau jarang keluar kedunia persilatan. Dan karena nenek itu juga selalu mcngeram di pulau Lo-to laut 'Tang-hay sampai belasan tahun. Maka Su Ciaupun tak kenal pada nenek itu. la kira. nenek itu tentu seorang tokoh sakti yang menyembunyikan diri. Serentak _timbul harapannya untuk minta 'pertolongan nenek itu supaya menghidupkan Hong lagi. ™
   “Dia masih Berdenyut napasnya, maukah cianpwe menolongnya '.'" ia berseru. ™
   Memang pendatang itu tak lain adalah nenek Cendrawasih-tutul. Dan Hong lngpun segera dapat mengenali nada suaranya. la mengerang. ™
  Nenek Cenderawasih-tutul ulurkan tongkatnya ke dalam liang : “Pegang !" ™
   Su Ciau-tak tahu apa maksud nenek itu. Sesaat ia memegang ujung tongkat,- nenek Cendrawasih- tutul segera menariknya ke atas. Sedang nenek itu sudah meluncur kedalam liang. Dengan menggunakan tenaga-dalam ia susupkan suaranya ke telinga Hong Ing : "Budak kecil, rahasia apakah yang terdapat pada mutiara pelana itu ? Lekas bilang” ™
   Hong Ing menimang. Kedua orang kate tadi baru saja pergi, kalau nenek itu menyusul dan dapat bertempur dengan mereka. alangkah bagusnya. ™
   ”Tadi sudah terlanjur kuberitahu kepada sepasang orang kate dari lian-san. Di belakang mutiara itu terdapat tulisan yang berbunyi Cek-bi-san.™
   Lekas kejar mereka. kalau tak tentu akan diambil oleh mereka!" ™
   Walaupun kata2 itu dilantangkan Hong Ing dalam keadaan yang payah. ibarat seperti pelita yang sudah hampir habis minyaknya, tetapi nenek-Cendrawasih-tutul dapat menangkap jelas. ™
   "Apakah kata2mu itu sungguh ?“ ia menegas. ™
   Hong Ing tertawa hambar: "Aku sudah hampir mati, perlu apa harus bohong ?" ™
   Sebenarnya tubuhnya terasa hangat dan hanya pingin tidur saja. Tetapi karena dimasukkan dalam liang. Ia rasakan punggungnya terkena hawa dingin.™
   Panas dan dingin campur bawur merangsang tubuhnya. Karena tidak tahan .dia sampai tak dapat bicara ' lagi. Pejamkan


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>