Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Akademi Vampir II - 23

$
0
0

Cerita Misteri | Akademi Vampir | by Richelle Mead | Akademi Vampir | Cersil Sakti | Akademi Vampir pdf

Solandra - Mira W Pendekar Sejati II - Gan KL Hunger Game 2 - Tersulut (Catching Fire) Topeng Sang Putri - Astrella Tarian Liar Naga Sakti III - Marshall

tempat ini dulunya sebuah gua atau semacamnya, tetapi orang-orang yang membangun penginapan sudah merapikan area di sekelilingnya. Dinding dan langit-langit batu hitam yang ada tampak terawat dan cantik seperti semua ruangan yang ada di resor. Rasanya seperti berada di dalam gua gua rancangan desainer yang sangat nyaman. Rak-rak berisi handuk berjajar di dinding, begitu pula dengan meja-meja yang dipenuhi oleh makanan eksotik. Kolam mandinya serasi dengan dekorasi keseluruhan ruangan yang menyerupai gua; kolam-kolam berpinggiran batu berisi air yang dipanaskan oleh energi bawah tanah. Uap air memenuhi ruangan, dan ada bau logam yang samar-samar menggantung di udara. Suara orang-orang yang sedang berpesta dan cipratan air bergema di sekeliling kami.
  Kenapa Mia ikut bersama kalian? tanyaku pelan pada Lissa. Kami sedang berkeliling ruangan, mencari kolam yang kosong.
  Dia sedang mengobrol dengan Mason saat kami bersiap-siap pergi, jawab Lissa. Dia juga menjaga suaranya tetap pelan. Rasanya kejam kalau & entahlah & meninggalkannya begitu saja &.
  Bahkan aku pun menyetujui pendapat tersebut. Tanda-tanda kesedihan jelas terlihat di wajah Mia, tetapi setidaknya untuk sementara perhatiannya teralihkan oleh entah apa yang sedang dikatakan Mason kepadanya.
  Kusangka kau tidak kenal Adrian, tambah Lissa. Suara dan ikatan batin menunjukkan bahwa dia tidak menyukainya. Akhirnya kami menemukan sebuah kolam besar yang agak jauh dari kolam lainnya. Sepasang kekasih tampak sibuk bermesraan di sisi seberang, tetapi masih banyak ruang yang tersisa untuk kami. Tidak sulit mengabaikan mereka.
  Aku memasukkan sebelah kaki ke dalam kolam itu lalu langsung menariknya lagi.
  Aku memang tidak kenal, aku berkata pada Lissa. Perlahan-lahan aku memasukkan kakiku lagi, diikuti anggota tubuh lainnya. Aku meringis saat airnya mencapai perut. Aku memakai bikini warna merah tua, dan air kolam yang panas terasa menyengat perutku.
  Kau pasti sedikit mengenalnya. Dia sampai mengundangmu ke sebuah pesta.
  Yeah, tapi apa kau melihatnya bersama kita sekarang?
  Lissa mengikuti arah pandanganku. Adrian sedang berdiri di ujung ruangan bersama sekelompok gadis dengan bikini yang lebih mini daripada punyaku. Salah satunya rancangan Betsey Johnson yang pernah kulihat di majalah dan sangat kudambakan. Aku mendesah dan memalingkan wajah.
  Pada saat itu kami sudah berada di dalam air. Airnya begitu panas sehingga aku merasa seperti berada dalam panci sup. Saat Lissa sepertinya sudah yakin aku tidak berhubungan apa-apa dengan Adrian, aku bergabung dengan obrolan teman-temanku.
  Kalian sedang membicarakan apa? aku menyela. Bertanya seperti itu jauh lebih mudah daripada ikut mendengarkan sampai menyadari apa yang sedang mereka bicarakan.
  Hasil pertemuan, kata Mason bersemangat. Sepertinya dia sudah bisa melupakan kekesalannya melihatku bersama Adrian.
  Christian duduk nyaman di sebuah ceruk kecil yang ada di dalam kolam. Lissa bergelung di sampingnya. Christian merangkul Lissa dengan sikap memiliki, dan menyandarkan punggung ke tepi kolam.
  Pacarmu ingin memimpin pasukan untuk melawan Strigoi, kata Christian. Aku tahu Christian mengatakannya untuk memancing amarahku.
  Aku menatap Mason dengan pandangan bertanya. Aku tidak mau membuang-buang tenaga menanggapi tantangan Christian yang menyebut Mason pacarku .
  Hei, bibimu yang menyarankan semua ini, Mason mengingatkan Christian.
  Dia hanya bilang kita harus menemukan Strigoi sebelum mereka menemukan kita lagi, jawab Christian. Dia bukan mendorong para novis untuk bertarung. Itu ide Monica Szelsky.
  Seorang pelayan datang membawa nampan berisi minuman berwarna merah muda. Minumannya disajikan dalam gelas-gelas kristal bergagang yang terlihat elegan, bibir gelasnya dihiasi butiran gula. Aku sangat curiga minumannya mengandung alkohol, tetapi aku ragu siapa pun yang ada di pesta ini akan dikeluarkan karenanya. Aku sama sekali tidak bisa menebak apa yang ada di dalam minuman ini. Pengalamanku dengan alkohol hanya melibatkan bir murahan. Aku mengambil satu gelas lalu menoleh ke Mason lagi.
  Menurutmu itu ide bagus? tanyaku kepadanya. Aku menyesap minuman dengan hati-hati. Sebagai pengawal yang sedang menjalani pelatihan, aku merasa harus selalu waspada, tetapi malam ini aku sedang ingin membangkang. Minumannya terasa seperti punch. Sari buah grapefruit. Ada sesuatu yang manis, mungkin stroberi. Aku masih yakin minuman ini mengandung alkohol, tetapi kelihatannya tidak cukup kuat untuk membuatku mabuk.
  Tidak lama kemudian, pelayan lain datang membawa nampan berisi makanan. Aku meliriknya dan nyaris tidak mengenali semua makanan itu. Di atas nampan terdapat sesuatu yang terlihat mirip jamur yang diisi keju, lalu sesuatu yang kelihatan seperti bulatan daging atau sosis. Sebagai karnivora yang baik, aku mengambil sepotong dan berpikir rasanya pasti tidak akan terlalu buruk.
  Itu foie gras, kata Christian. Wajahnya memperlihatkan senyum yang tidak kusukai.
  Aku menatapnya dengan cemas. Apa itu?
  Kau tak tahu? Nada suara Christian terdengar angkuh, dan untuk kali pertama dalam hidupnya, dia terdengar seperti seorang bangsawan yang memamerkan pengetahuan elitenya di hadapan bawahannya. Dia mengangkat bahu. Coba saja. Cari tahu sendiri.
  Lissa mendesah kesal. Itu hati angsa.
  Aku segera menarik tanganku. Si pelayan berlalu, dan Christian tertawa. Aku memelototinya.
  Sementara itu Mason masih menanggapi pertanyaanku mengenai perlunya para novis ikut bertarung sebelum kelulusan.
  Memangnya apa lagi yang bisa kita la kukan? tanya Mason dengan nada menantang. Apa yang kaulakukan? Setiap pagi kau berlari keliling lapan gan dengan Belikov. Apa gunanya semua itu untukmu? Untuk Moroi?
  Apa gunanya semua itu untukku? Membuat jantungku berdebar kencang dan benakku menerawang dengan pikiran-pikiran yang tidak senonoh.
  Alih-alih aku menjawab, Kita belum siap.
  Hanya tinggal enam bulan lagi sebelum lulus, Eddie menimbrung.
  Mason mengangguk sependapat. Yeah. Berapa banyak lagi yang bisa kita pelajari?
  Banyak, kataku seraya memikirkan betapa banyak yang kupelajari dari sesi latihanku bersama Dimitri. Aku menghabiskan minuman. Lagi pula, kapan semua itu akan berakhir? Anggap saja mereka mengakhiri sekolah enam bulan lebih awal, lalu mengirim kita bertarung. Selanjutnya apa? Mereka akan memutuskan bertindak lebih jauh dan memotong tahun terakhir sekolah? Tahun awal?
  Mason mengangkat bahu. Aku tak takut bertempur. Aku bisa mengalahkan Strigoi bahkan saat masih berada di tahun kedua.
  Yeah, kataku datar. Sama seperti saat kau bermain ski di atas lereng.
  Wajah Mason yang sudah merona akibat panasnya air terlihat semakin merah. Aku langsung menyesali ucapanku, apalagi saat Christian mulai tertawa.
  Tak kusangka aku mengalami hari ketika aku sependapat denganmu, Rose. Tapi sayangnya itu memang terjadi. Pelayan yang membawa minuman datang lagi. Christian dan aku sama-sama kembali mengambil minuman. Moroi harus mulai membantu kita mempertahankan diri sendiri.
  Dengan sihir? tiba-tiba Mia bertanya.
  Itu kali pertama Mia bicara sejak kami tiba di sini. Sejak tadi dia diam saja. Kurasa Mason dan Eddie tidak menanggapi pertanyaannya karena mereka tidak tahu apa-apa soal bertempur menggunakan sihir. Aku, Lissa, dan Christian tahu dan kami berusaha keras agar terlihat tidak tahu apa-apa. Namun, kedua mata Mia menunjukkan sesuatu yang menyerupai harapan, dan aku hanya bisa membayangkan apa yang sudah dialaminya hari ini. Dia bangun dan mendapati ibunya meninggal, lalu terpaksa mengikuti perdebatan mengenai politik dan strategi bertarung. Kenyataan bahwa dia duduk di sini dengan sikap cukup tenang bisa dikatakan ajaib. Aku selalu menduga orang yang sungguh-sungguh mencintai ibunya pasti takkan sanggup melakukan apa-apa dalam situasi seperti ini.
  Saat tidak ada orang yang kelihatan akan menjawabnya, aku berkata, Kurasa begitu. Tapi & aku tak tahu banyak soal itu.
  Aku menghabiskan minuman dan mengalihkan pandangan, berharap ada orang lain yang menyambungnya. Ternyata tidak. Mia kelihatan kecewa, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi saat Mason kembali berdebat soal Strigoi.
  Aku mengambil gelas ketiga dan menenggelamkan diri sedalam mungkin ke air, masih memegangi gelas. Minuman yang ini rasanya berbeda. Sepertinya mengandung cokelat dan dihias krim kocok di puncaknya. Aku mencobanya dan merasakan jejak alkohol. Tetapi kupikir cokelat mungkin akan melarutkannya.
  Saat ingin mengambil minuman keempat, aku tidak melihat pelayan di dekat kami. Mason mendadak terlihat sangat imut di mataku. Aku ingin mendapatkan perhatian romantis darinya, tetapi dia masih membicarakan Strigoi dan persoalan logistik jika ingin melakukan serangan mendadak. Mia dan Eddie mengangguk-angguk penuh semangat, dan aku punya firasat jika Mason memutuskan untuk memburu Strigoi sekarang juga, mereka pasti akan langsung membuntutinya. Christian sebenarnya ikut terlibat dalam pembicaraan, tetapi bisa dibilang dia lebih berperan sebagai pihak yang memanas-manasi. Seperti biasanya. Dia mengutarakan semacam serangan pencegahan yang melibatkan pengawal dan Moroi, sama seperti yang disampaikan Tasha. Mason, Mia, dan Eddie berpendapat bahwa jika kaum Moroi tidak sanggup melakukannya, para pengawal harus mengatasi semuanya sendiri.
  Harus kuakui, antusiasme mereka agak menular. Aku lumayan suka dengan gagasan menyerang Strigoi. Tetapi dalam serangan terhadap keluarga Badica dan Drozdov, semua pengawalnya terbunuh. Sudah jelas para Strigoi bergabung menjadi kelompok-kelompok besar dan mendapatkan bantuan, tetapi menurutku semua itu hanya menunjukkan bahwa kami harus lebih berhati-hati.
  Terlepas dari ketampanannya, aku tak mau mendengar Mason membicarakan keahlian bertaru ngnya lagi. Aku ingin menambah minuman. Aku berdiri lalu naik ke tepi kolam. Aku terkejut saat duniaku mula i terasa berputar. Aku pernah mengalami hal serupa sa at terlalu cepat keluar dari bak mandi air panas, tetapi s aat keadaan di sekelilingku tidak segera pulih, aku sad ar efek minuman tadi mungkin lebih keras daripada ya ng kuduga.
  Aku juga memutuskan sepertinya mengambil minuman keempat mungkin bukan ide bagus, tetapi aku tak mau kembali ke kolam dan membiarkan orang-orang tahu aku sudah mabuk. Aku berjalan ke ruangan samping yang kulihat dimasuki pelayan. Kuharap mereka menyembunyikan hidangan pencuci mulut di sana, mousse cokelat alih-alih hati angsa. Sambil berjalan, aku menaruh perhatian lebih pada lantai yang licin, dengan pikiran jika terjatuh ke dalam salah satu kolam dan tulang tengkorakku patah, aku akan kehilangan poin kerenku.
  Aku begitu sibuk mengawasi langkah dan berusaha tidak berjalan limbung sampai-sampai menabrak seseorang. Untungnya, dia yang salah. Cowok itu sedang berjalan mundur hingga menabrakku.
  Hei, lihat-lihat dong, kataku sambil menyeimbangkan tubuh.
  Tetapi cowok itu sama sekali tidak memperhatikanku. Matanya sedang menatap cowok lain, seorang cowok dengan hidung berdarah.
  Aku berjalan tepat ke tengah-tengah sebuah perkelahian.
  BAB EMPAT BELAS
  DUA ORANG COWOK yang belum pernah kulihat sedang berhadapan. Kelihatannya mereka berusia dua puluhan, dan tak satu pun dari mereka yang menyadari keberadaanku. Cowok yang menabrakku mendorong lawannya dengan keras, memaksanya terhuyung-huyung mundur.
  Kau takut! cowok yang berada di dekatku berteriak. Dia memakai celana renang berwarna hijau, dan rambut hitamnya menempel rapi ke belakang karena basah. Kalian semua pengecut. Kalian hanya ingin bersembunyi di rumah mewah kalian dan membiarkan para pengawal yang melakukan pekerjaan kotor. Apa yang akan kalian lakukan kalau mereka semua mati? Kalau itu terjadi, siapa yang akan melindungi kalian?
  Cowok di hadapannya mengusap darah dari wajah dengan punggung tangan. Aku tiba-tiba mengenalinya berkat highlight pirangnya. Dia bangsawan yang meneriaki Tasha soal menggiring Moroi ke medan pertempuran. Tasha memanggilnya Andrew. Dia berusaha mendaratkan pukulan dan gagal, tekniknya benar-benar salah. Inilah cara yang paling aman. Kalau kau mendengarkan si pecinta Strigoi, kita semua pasti akan mati. Dia berusaha memusnahkan ras kita!
  Dia berusaha menyelamatkan kita!
  Dia berusaha agar kita menggunakan sihir hitam!
  Si pecinta Strigoi yang dimaksud pasti Tasha. Si cowok bukan bangsawan adalah orang pertama di luar kelompok kecil ka


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>