Cerita Misteri | Akademi Vampir | by Richelle Mead | Akademi Vampir | Cersil Sakti | Akademi Vampir pdf
Hex Hall - Rachel Hawkins Cinta Sepanjang Amazon - Mira W Topeng Hitam Kelam - Ambhita Dyaningrum Cinta Dalam Diam - ucu supriadi Fear Street : Ciuman Maut
dak menyadari keberadaannya di sini. Mia duduk merosot di kursinya. Matanya terlihat merah, wajahnya lebih pucat dari biasanya. Ada rasa sakit janggal yang membakar dadaku, rasa sakit yang tidak pernah kuduga akan disebabkan oleh Mia.
Dan alasan kita menunggu sampai para pengawal ini berumur delapan belas tahun adalah membiarkan mereka menikmati kehidupan gadungan sebelum memaksa mereka menghabiskan sisa hidup dalam bahaya. Mereka membutuhkan tahun-tahun tambahan itu untuk mengembangkan diri secara mental maupun fisik. Kalau kau mengerahkan mereka sebelum siap, memperlakukan mereka seperti suku cadang dalam perakitan kau hanya akan menyediakan pakan ternak bagi Strigoi.
Beberapa orang terkesiap mendengar pilihan kata Tasha yang terkesan tak berperasaan, tetapi dia berhasil mendapatkan perhatian semua orang.
Kau juga hanya akan menambah pakan ternak kalau berusaha memaksa wanita dhampir lainnya menjadi pengawal. Kau tak bisa memaksa mereka menjalani kehidupan yang tidak mereka inginkan. Keseluruhan rencanamu mendapatkan lebih banyak pengawal adalah dengan mengorbankan anak-anak dan orang-orang yang melakukannya secara terpaksa untuk terjun ke tengah mara bahaya, supaya kau bisa sedikit lebih maju daripada musuh. Aku akan bilang ini rencana paling bodoh yang pernah kudengar, seandainya belum mendengar saran dia.
Tasha menunjuk si pembicara pertama, pria yang mengusulkan agar semua Moroi hidup bergerombol. Pria itu tampak malu.
Kalau begitu, coba jelaskan pada kami, Natasha, kata pria itu. Katakan apa yang menurutmu harus kita lakukan, mengingat kau sudah sangat berpengalaman menghadapi Strigoi.
Senyum tipis menghias bibir Tasha, tetapi dia tidak terpancing oleh hinaan itu. Menurutku? Dia berjalan mendekati bibir panggung, menatap kami saat menjawab pertanyaan itu. Kurasa kita harus berhenti membuat rencana yang hanya mengandalkan seseorang atau sesuatu untuk melindungi kita. Menurutmu jumlah pengawal terlalu sedikit? Bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah terlalu banyak Strigoi. Dan kita sudah membiarkan jumlah mereka berlipat ganda dan semakin kuat, karena kita tidak melakukan apa-apa selain mengadakan perdebatan bodoh seperti ini. Kita berlari dan bersembunyi di balik dhampir dan membiarkan Strigoi berkeliaran bebas. Ini salah kita. Kitalah alasan keluarga Drozdov mati. Kau menginginkan pasukan? Nah, kita ada di sini. Bukan hanya dhampir yang bisa belajar bertarung. Pertanyaannya, Monica, bukanlah di mana para wanita dhampir. Pertanyaannya adalah: Di mana kita?
Sekarang Tasha mengucapkannya sambil berteriak, dan kegiatan itu membuat pipinya merona merah muda. Matanya berbinar akibat perasaan yang menggebu-gebu, dan jika digabungkan dengan bagian wajah lainnya yang cantik bahkan dengan bekas lukanya Tasha terlihat sangat menakjubkan. Sebagian besar orang yang ada di sana tidak sanggup mengalihkan pandangan darinya. Lissa menatap Tasha dengan kagum, terilhami oleh kata-katanya. Dimitri tampak sangat terkesan. Dan jauh di baliknya &.
Jauh di balik Dimitri ada Mia. Mia sudah tidak duduk merosot di kursinya lagi. Sekarang dia duduk tegak, setegak tongkat, matanya membesar selebar yang memungkinkan. Dia menatap Tasha seolah perempuan itulah satu-satunya orang yang tahu semua jawaban tentang kehidupan.
Monica Szelsky tidak sekagum itu, dan dia menatap Tasha lekat-lekat. Tentunya kau tidak menyarankan agar Moroi bertempur bersama para pengawal saat Strigoi datang, kan?
Tasha menatapnya. Tidak. Aku menyarankan agar Moroi dan pengawal melawan Strigoi sebelum mereka datang.
Seorang cowok berumur dua puluhan yang kelihatan seperti model iklan Ralph Lauren tiba-tiba berdiri. Aku berani bertaruh cowok ini pasti bangsawan. Tak ada orang selain bangsawan yang sanggup membiayai highlight pirang sesempurna itu. Dia membuka ikatan sweter dari pinggangnya lalu menyampirkannya ke punggung kursi. Oh, kata cowok itu dengan suara mengejek, menyela pembica raan begitu saja. Jadi, kau hanya akan memberi kami tongkat dan pasak, lalu mengirim kami ke medan pera ng?
Tasha mengangkat bahu. Kalau memang itu yang dibutuhkan, Andrew, jawabannya tentu saja. Senyum licik melintasi bibir Tasha. Tapi ada senjata lain yang bisa kita pelajari. Senjata yang tidak dimiliki pengawal.
Ekspresi wajah Andrew memperlihatkan pendapatnya yang menganggap betapa gilanya gagasan tersebut. Dia memutar bola mata. Oh, ya? Contohnya apa?
Senyum Tasha berubah menjadi seringai lebar. Contohnya ini.
Tasha melambaikan tangan, dan sweter yang diletakkan Andrew di punggung kursinya pun tersulut api.
Andrew berseru kaget lalu menjatuhkan sweter itu ke lantai, menginjaknya untuk memadamkan api.
Sejenak ruangan itu dipenuhi helaan napas serentak. Kemudian & kekacauan pun terjadi.
BAB TIGA BELAS
SEMUA ORANG BERDIRI dan berteriak, ingin pendapat mereka didengar. Meski begitu, sebagian besar memiliki pandangan yang sama: Tasha keliru. Mereka mengatainya gila. Menurut mereka, mengirim Moroi dan dhampir untuk bertempur melawan Strigoi akan menyebabkan kepunahan dua ras sekaligus. Mereka bahkan menuduh Tasha, mengatakan bahwa itulah yang direncanakannya sejak awal bahwa entah bagaimana Tasha bekerja sama dengan Strigoi dalam semua rencana ini.
Dimitri berdiri, wajahnya terlihat jijik saat menatap kekacauan itu. Sebaiknya kalian pergi saja. Tak ada yang penting lagi sekarang.
Aku dan Mason berdiri, tetapi dia menggelengkan kepala saat aku mulai berjalan membuntuti Dimitri keluar dari ruangan.
Kau duluan saja, kata Mason. Aku ingin memeriksa sesuatu dulu.
Aku melirik orang-orang yang sedang berdiri sambil berdebat. Semoga beruntung.
Aku tak percaya bahwa baru beberapa hari berlalu sejak terakhir kali aku bicara dengan Dimitri. Saat berjalan bersamanya menuju selasar, aku merasa seperti sudah bertahun-tahun yang lalu. Beberapa hari terakhir yang kuhabiskan bersama Mason memang fantastis, tetapi saat bertemu Dimitri lagi, semua perasaanku kepadanya kembali menyerbu. Mason mendadak terlihat seperti seorang bocah. Kekhawatiranku karena masalah Tasha juga kembali, dan kata-kata bodoh meluap keluar sebelum aku sempat menghentikannya.
Bukankah mestinya kau ada di dalam untuk melindungi Tasha? tanyaku. Sebelum orang-orang itu menyerangnya? Dia pasti mendapatkan masalah besar karena menggunakan sihir seperti itu.
Dimitri mengangkat alis. Tasha bisa mengurus dirinya sendiri.
Ya, ya, karena dia jagoan karate yang memiliki keahlian sihir. Aku mengerti. Kupikir karena kau akan menjadi pengawalnya, maka &
Dari mana kau mendengar soal itu?
Aku punya sumber sendiri. Entah mengapa, kalau kubilang tahu dari ibuku, kedengarannya kurang keren. Kau sudah memutuskan untuk menerimanya, kan? Maksudku, sepertinya itu tawaran bagus, mengingat dia akan memberimu keuntungan lain &.
Dimitri menatapku tajam. Apa yang terjadi antara aku dan Tasha sama sekali bukan urusanmu, dia menjawab tegas.
Kata-kata antara aku dan Tasha terasa menyengat. Kedengarannya dia dan Tasha sudah menjadi satu paket. Dan, seperti yang sering kali terjadi saat merasa terluka, amarah dan sikap kasarku langsung mengambil alih.
Aku yakin kalian berdua akan bahagia bersama. Dia juga tipe perempuan yang kausuka aku tahu kau menyukai perempuan yang tidak sebaya denganmu. Maksudku, umurnya berapa sih, enam tahun lebih tua? Tujuh? Dan aku tujuh tahun lebih muda darimu.
Ya, kata Dimitri setelah terdiam beber apa saat. Kau memang lebih muda tujuh tahun. Dan semakin lama, kau hanya membuktikan betapa tidak d ewasa dirimu yang sesungguhnya.
Whoa. Rahangku nyaris menyentuh lantai. Bahkan pukulan ibuku tidak terasa sesakit ini. Sejenak aku melihat penyesalan di mata Dimitri, seolah dia juga baru sadar betapa kasarnya perkataannya barusan. Namun, momen itu berlalu dan ekspresinya mengeras lagi.
Dhampir Kecil. Sebuah suara tiba-tiba terdengar di dekatku.
Perlahan, karena masih terpana, aku berbalik dan melihat Adrian Ivashkov. Dia nyengir padaku dan mengangguk singkat menyapa Dimitri. Kurasa wajahku terlihat merah membara. Berapa banyak yang didengar oleh Adrian?
Adrian mengangkat tangannya dengan gaya santai. Aku tidak bermaksud mengganggu. Aku hanya ingin mengobrol denganmu kalau kau punya waktu luang.
Aku ingin memberitahu Adrian bahwa aku tidak punya waktu untuk bermain-main sekarang, tetapi ucapan Dimitri masih membuatku kesal. Dimitri menatap Adrian dengan pandangan tidak suka. Aku menduga Dimitri sama seperti semua orang, sudah mendengar reputasi jelek Adrian. Bagus, pikirku. Tiba-tiba saja aku ingin Dimitri merasa cemburu. Aku ingin menyakiti Dimitri seperti dia menyakitiku akhir-akhir ini.
Seraya menelan sakit hati, aku memasang senyum penakluk cowok andalanku, senyum yang sudah lama tidak kugunakan dengan sepenuh hati. Aku menghampiri Adrian dan memegang lengannya.
Aku punya waktu sekarang. Aku juga menganggukkan kepala pada Dimitri lalu menarik Adrian pergi, merapat dengannya. Sampai nanti, Garda Belikov.
Mata gelap Dimitri mengikuti kami dengan pandangan dingin. Kemudian aku berbalik, dan tidak menengok ke belakang.
Tidak pernah tertarik pada cowok yang lebih tua, huh? tanya Adrian saat kami hanya berdua.
Kau terlalu banyak berkhayal, kataku. Kecantikanku yang menakjubkan ini rupanya sudah mengaburkan akal sehatmu.
Adrian memperdengarkan tawanya yang menyenangkan. Itu sangat mungkin terjadi.
Aku mulai menjauh, tetapi Adrian malah melingkarkan lengan padaku. Tidak, tidak, kau tadi yang ingin dekat-dekat denganku sekarang kau harus menyelesaikannya.
Aku memutar bola mata pada Adrian dan membiarkan lengannya tetap merangkulku. Aku bisa mencium bau alkohol dan aroma cengkih yang terus- menerus tercium dari tubuhnya. Aku penasaran apakah Adrian sekarang sedang mabuk. Aku punya firasat mu ngkin saja sikapnya saat mabuk atau tidak hanya beda tipis.
Apa yang kauinginkan? tanyaku.
Sejenak Adrian mengamatiku. Aku ingin kau mengajak Vasilisa dan ikut denganku. Kita akan bersenang-senang. Kau mungkin ingin membawa baju renang juga. Dia kelihatan kecewa saat mengatakan ini. Kecuali kau ingin melakukannya tanpa busana.
Apa? Sekelompok Moroi dan dhampir baru saja dibantai, tapi kau malah ingin berenang dan bersenang-senang ?
Ini bukan sekadar berenang, kata Adrian dengan sabar. Lagi pula, justru karena pembantaian itulah kau harus melakukan ini.
Sebelum bisa mendebatnya, aku melihat teman-temanku berjalan ke arah kami. Lissa, Mason, dan Christian. Eddie Castile bergabung dengan mereka, dan ini sebenarnya tidak mengejutkanku, tetapi Mia juga ada bersama mereka nah, yang ini jelas-jelas mengagetkanku. Mereka sedang serius mengobrol, tetapi langsung berhenti saat melihatku.
Ternyata kau di sini, kata Lissa, wajahnya terlihat bingung.
Aku tiba-tiba ingat lengan Adrian masih merangkulku. Aku menjauh darinya. Hei, Teman-Teman, aku berkata. Sejenak suasana di antara kami terasa canggung, dan aku berani bersumpah mendengar Adrian tergelak pelan. Aku tersenyum padanya, lalu pada teman-temanku. Adrian mengundang kita untuk berenang.
Mereka menatapku dengan kaget, dan ak u hampir bisa melihat berbagai spekulasi berputar-putar di kepala mereka. Wajah Mason terlihat agak muram, tetapi seperti yang lain, dia tidak mengatakan apa-apa. Aku menahan diri agar tidak mengerang.
Adrian menanggapi inisiatifku mengundang orang lain ke pesta rahasianya dengan cukup baik. Aku sudah menduganya mengingat sifatnya yang santai. Setelah mengambil baju renang, kami mengikuti petunjuk yang diberikan Adrian menuju salah satu sayap di bagian lain penginapan. Pada sayap tersebut terdapat tangga ke lantai bawah dan turun semakin ke bawah. Aku nyaris pusing karena tangganya terus mengular turun. Lampu-lampu listrik tergantung di dinding, tetapi saat kami berjalan semakin jauh, dinding-dinding bercat itu berubah menjadi dinding batu yang dipahat.
Saat tiba di tempat tujuan, kami mendapati ternyata Adrian benar ini bukan sekadar berenang. Kami berada di area spa istimewa milik resor ini. Spa ini hanya digunakan oleh kaum Moroi yang paling terpandang. Saat ini, spa tersebut dipesan untuk sekelompok bangsawan yang kuperkirakan sebagai teman-teman Adrian. Di sana ada tiga puluh orang semuanya seusia Adrian atau lebih tua yang penampilannya memperlihatkan bahwa mereka orang kaya dan terpandang.
Spa ini terdiri atas beberapa kolam mineral panas. Mungkin
↧
Akademi Vampir II - 22
↧