Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Bayi Pembawa Petaka - 1

$
0
0

Cerita Silat | Bayi Pembawa Petaka | Serial Pendekar Mabuk | Bayi Pembawa Petaka | Cersil Sakti | Bayi Pembawa Petaka pdf

Fear Street - The Dare - Tantangan Dibakar Malu Dan Rindu - Marga.T I For You - Orizuka Summer Breeze - Cinta Nggak Pernah Salah - Orizuka The Truth about Forever - Kebencian Membuatmu Kesepian - Orizuka

1
  Pohon diperbatasan desa menjadi bahan
  tontonan orang banyak. Bukan karena pohon itu
  mennnghasilkan buah yang aneh. tap! karena di
  pohon itu tergantung sesuatu yang sangat menarik
  perhatian orang.
  kerumunan orang di pohon itu membuat daya
  tarik tersendiri bagi Pendekar mabuk. murid si Gila
  tuak yang bernama Suto sinting itu. Dalam perjalanannya memburu Siluman Tujuh Nyawa. sebagai musuh utama yang akan akan dijadikan maskawin bagi pinanganya kepada Dyah Sariningrum, langkah Suto
  sinting terpaksa membelok ke arah kerumunan
  orang tersebut. Kepada anak muda berusia belasan
  tahun yang giginya tongos, Suro menanyakan kerumunan tersebut.
  ada apa di sana?! Mengapa orang-orang itu
  mengerumuni pohon besar itu?"
  Anak muda yang usianya di bawah Suta Sinting
  itu menjawab dengan cepat. bagai tak
  mau ketinggalan jaman.
  0 ada bayi gantung diri, Kang."
  0 kamu ditanya baik baik kok malah menjawab dengan bercanda..
  Benar kang..ada bayi gantung diri. kalau tidak ada bayi gantung diri untuk apa orang-orang menge
  rumun! pohon itu??
  "Bayi kok gantung diri? Bagainmana caranya memanjat pohon?"
  'Ya itulah yang kubingungkan dar! tadi. Kang.
  Dengar-dengar bayi itu berusia sekitar satu bulan,
  tapi kok sudah pandai gantung diri? Sedangkan merangkak saja dia tidak bisa, Kang- Tapi kok bisa gantung diri, ya?”
  Anak muda itu malah bingung sendiri. Suto sinting juga bingung, bukan karena kabar tersebu!.
  tapi karena membayangkan bagaimana anak muda
  itu nmenutup mulut- Giginya yang tongos seakan tldak bisa ditutup dengan bibirnya.
  “Bagaimana caranya bersiul. ya? Apa bisa bunyi?° pikir Suto agak usil. 'Ah, tapi yang dlkatak
  itu apa benar-benar terjadi? Bayi gantung diri? Aneh
  juga, bayi kok gantung diri? Umumnya yang gantung '
  diri itu orang dewasa. gadis patah hati dan sebagainya- Apakah bayi itu juga patah hati?"
  Rasa penasaran membuat Suto sinting semakin
  menerobos kerumunan orang- Begitu sampai di depan kerumunan, mata Suto tak berkedip memandangi sosok bayi tergantung pada seutas tali yang
  melingkar di lehernya. Tali itu terikat pada salah satu
  dahan pohon. wajah si bayi membiru karena tak
  mendapat aliran darah. dan tentunya sudah tak'
  bernyawa.
  "Kasihan sekali," gumam Suto sinting dengan hati trenyuh- '
  Orang di sebelahnya mengajak bicara. 'anak
  siapa ini, ya? Pasti dia anak nakal, kecil-kecil
  sudah gantung diri. bagaimana keiak jika ia besar. ya? Bapaknya sendiri bisa digantung!"
  *Bayi itu tidak gantung diri sendiri- Pasti ada
  yang menggantungnya' kata Sula agak jengkel-
  'Dan kalau sudah begini. dia tidak akan menjadi besar. jadi tidak perlu kau tanyakan bagaimana kalau
  sudah besar nanti."
  Di sisi iain., Pendekar mabuk menemukan pemandangan yang lebih indah dari bayi tergantung.
  Ada seraut wajah yang iebih enak dipandang mata
  daripada wajah si bayi yang tergantung- wajah itu
  adalah wajah seorang gadis berpakaian biru muda
  dengan rambut pendek sepundak diponi bagian depannya. Hidungnya mancung. matanya bundar bening berbuiu lentik. bibirnya mungil rnenggejaskan sepertinya gadis itu bukan masyarakat desa biasa, tapi punya ilmu silat yang entah seberapa
  tingginya atau seberapa rendahnya- Sebab di pinggang gadis itu terselip sebilah pisau bergagang tanduk rusa.
  buat teman bicara lumayan juga dia." gumam
  hati pendekar mabuk. kemudian ia mendekatinya
  dengan tidak terang-terangan. Pura-pura berjalan
  mengelilingi pohon sambil memandang ke arah bayi yang tergantung, tapi langkahnya kian mendekati gadis berbaju biru. Bahkan Suto sinting berlagak menyenggol gadis itu secara tidak sengaja-
  - 'oh maaf " kata Suto sambil tersenyum dan
  dan berpaling pada si gadis.
  gadis itu tersenyum pendek dan tipis.
  berpaling sebentar lalu memperhatikan ke arah
  bayi yang tergantung dl pohon. Suto Sinting pun
  berlagak acuh tak acuh. tapi Ia berdiri dl samping
  gadis itu dalam jarak sekitar satu jengkal- ia pun berlagak memperhatikan ke arah bay! yang tergantung. -
  Tapi hatinya berkecamuk membicarakan tentang gadis berambut poni itu.
  "Hemm... harum sekali dia? Pakai minyak wangi
  atau mandi lulur setanggl?! Harum... seperti bau
  melati- Jangan-jangan rambutnya yang hitam lembut
  itu setlap hari dicuci memakai minyak bunga melati?
  wilh-.. dadanya sesak lho! Bukan main, ck. ck,
  ck.. Sepertinya sengaja dipamerkan untukku. Ah, .
  aku tak mau meliriknya terlalu lama. nanti kena kutukan setan bisa bllngsatan*
  murld si Gila Tuak yang sedikit konyol itu kembali pusatkan perhatian kepada bayi yang tergantung. Sejauh itu belum ada orang yang berani menurunkan bayi itu karena takut kena perkara. mereka
  hanya saling bertanya dan saling menduga-duga
  tentang siapa pemiiik bayi itu- Sampai akhirnya Suto-
  rnendengar gadis itu bicara pelan. seperti ditujukan pada dirinya sendiri-
  "Sepertinya bayi itu dari keluarga Sultan Renggana. "
  Suto yang mendengar ucapan lirih itu
  menyahut. "Dari mana kau tahu?”
  'Bayi itu nnemakai gelang tali hitam berbandul
  lonceng perak- Biasanya bayi keluarga Sultan Renggana selalu mengenakan gelang seperti itu sampai
  mereka berusia lima tahun. Gelang lonceng '
  itu seperti jimat untuk penoiak bala."
  "Jadi, bayi itu adalah anak Suitan Renggana?
  Begitu maksudmu?“
  “Bukan begitu. Sultan Renggana sudah tua sekali. Tapi.-- kudengar sekitar satu purnama yang laIu. Sultan Renggana punya cucu yang baru lahir dari
  menantunya yang bernama Ratna Udayani-"
  Suto sinting manggut-manggut sambil menggumam karena gadis itu hentikan bicara., sadar bahwa
  ia sudah bicara akrab dengan pemuda yang belum dikenalnya tapi seperti sudah lama saling mengenal.
  Karena terlanjur bicara. gadis itu :akhirnya teruskan
  bicara sambil memandang ke arah pohon
  'Ratma Udayani menlkah dengan Raden Prallta yaitu putra Sultan renggana yang kabarnya tak akan
  lama lagi dinobatkan menjadi pengganti ayahnya sebagai sultan di Kesultanan Candrawila. Tapi apa
  benar bayi Itu anak dari Ratna Udayani dan Raden
  prajita .jangan-iangan aku saiah duga?”
  'Coba tanyakan saja-"
  tanyakan kepada siapa-?* Apa
  mungkin aku
  tanyakan kepada bayi yang sudah tak bernyawa itu . apakah aku ini orang gila?” gadis itu
  menggerutu sambil bersungut-sungut. Pendekar
  mabuk tersenyum sambil menahan rasa gelinya.
  Lama lama suto sinting merasa risi melihat bayi
  tergantung menjadi tontonan. ia bermaksud ingin
  melepaskan tali gantunqan itu dan meletakkan mayat itu di tempat yang layak. Tetapi entah sadar
  atau tidak tangan si gadis menyambar lengan Suto sinting dan berkata...
  apa yang akan kau lakukan?”
 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>