Quantcast
Channel: Blog Ponsel Cerita Silat
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Iblis Dunia Persilatan - 85

$
0
0
Cerita Silat | Iblis Dunia Persilatan | by Bung AONE | Iblis Dunia Persilatan | Cersil Sakti | Iblis Dunia Persilatan pdf

Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak

ungan diatas panggung masih tetap panas,
  sepanas air yang sedang di bakar diatas tungku…
  Wajah keruh Maharaja semakin Nampak, Pendekar
  Rajawali Berhati Emas gelisah tak keruan, sedari tadi
  ia celingukan. Namun orang yang dicari tak kunjung
  dating
  Bunyi teriakan pertarungan bergema sahut-sahutan…
  trang treng trong logam beradu memercikan cahaya
  berkilauan. Lelatu api memercik menerbitkan cahaya
  kuning kemerahan.
  Di Atas Panggung tampak dua orang yang sedang
  bertarung ria, mereka adalah seorang perempuan
  paruh baya dengan senjata pedang lentur dan
  seorang lelaki berusia tiga puluhan dengan senjata
  tangan kosong. Meski tangan kosong, cakarnya lebih
  tajam daripada silet, apalagi dengan racunnya yang
  keji. Sett.. dia melancarkan sebuah cengkraman pada
  bahu si Perempuan yang biasa dipanggil dengan Si
  Kuntilanak Pemenggal leher.
  Si Kuntilanak Pemenggal leher tentu saja tidak
  membiarkan bahunya dicengkeram oleh Lawan,
  Tubuhnya segera memutar, tangan kirinya menangkis.
  Sedangkan tangan kanan dengan kecepatan yang
  mengagumkan berbalik menusukan pedang lentur
  yang berubah menjadi kaku. Gerakannya sangat aneh
  Tidak terduga-duga.
  Si Lelaki berusia tiga puluhan yang biasa dikenal
  dengan nama Serigala Lapar meraung marah.
  Biasanya serangan itu dapat menghancurkan
  persendian lawan tanpa meleset, kini dihindarkan
  dengan mudahnya.. Malah dia tidak sempat melihat
  bagaimana lawannya itu itu melakukannya Hatinya
  tergetar.
  Namun ia tak bisa selamanya berpikir, Tubuhnya
  mencelat menghindar ke udara.
  Si Kuntilanak Pemenggal Leher sama sekali tak
  menjadi geram serangan balasannya tidak mengenai
  sasaran, mulutnya menyeringai ejek.
  "Sungguh tidak diduga. Serigala Lapar yang terkenal
  dengan cengkraman yang tidak pernah meleset
  hanyalah sebuah serangan anak kecil melemparkan
  kotoran," Ejek Si Kuntilanak pemenggal Leher.
  “Gerrrr…!” Si Serifgala Lapar Menggeram diudara,
  tanpa menunggu lagi, dia langsung menyerang
  dengan gana smenggunakan kedua tangannya satu
  ke pelipis dan datu kedada Si Kuntilanak Pemenggal
  Leher.
  Si Kuntilanak Pemenggal Leher meloncat mundur
  beberapa langkah. Membuat Si Serigala Lapar menarik
  serangannya. Sekarang dia bersiap dengan kuda-kuda
  yang kuat. Dia tidak berani memandang rendah
  lawannya.
  Tangan Si Kuntilanak Pemenggal Leher tetap
  mengenggam pedang lentur dan berkata.
  "Sebaiknya engkau mundur saja sebelum pedangku
  memenggal lehermu!” Itulah kata favorit dari Si
  Kuntilanak Pemenggal Leher sebelum membunuh
  lawannya.
  "Meski Jiwaku berkalang tanah dan tercabik musnah,
  tak sudi ku menuruti permintaanmu Jalang".
  "Itukah ucapan terakhirmu?" tanya Si Kuntilanak
  Pemenggal Leher.
  “Brengsek…!" bentak Serigala Lapar marah.
  Bayangan tubuh memutar lolongan serigala marah
  terdengar Mengarah bagian tubuh mematikan Si
  Kuntilanak Pemenggal Leher. Hawa pembunuhan
  mulai merasuki jiwanya Tangan kiri membentuk cakar
  Serigala, tubuhnya melesat ke udara Dia menyerang
  dari atas.
  Serangannya begitu ganas dan luar biasa, bau amis
  disertai bunyi kesiuran angin terdengar memilukan..
  “Sreett..Kriiettt…!
  Si Kuntilanak Pemenggal Leher melihat lawan telah
  membukaserangan. Dia tertawa lantang. Tangan
  kirinya menghantam ke depan Dia menyerang dari
  atas dan bawah Pedang lenturnya dikibaskan
  sehingga menimbulkan bayangan ular menerjang.
  Kecepatannya melebihi anak panah yang dilepaskan,
  Cahaya betecbangan di udara.
  “Tranggg…. . Blarrr”
  Luar biasa akibat bentrokan itu, cakar Serigala Lapar
  begitu kuat seperti besi, sehingga pedang lentur Si
  Kuntilanak Pemenggal Leher tak mampu melukainya.
  Namun bukan berarti ia unggul, tubuhnya mencelat
  hingga dua tombak.
  Si Kuntilanak Pemenggal Leher marah sekali melihat
  kenyataan bahwa jurus andalannya yang dinamakan
  Ular sakti memenggal leher, perisai kematian mebuka
  gerbang dapat ditahan lawan.
  Di antara kedua bola matanya terlihat samar cahaya
  yang tajam dan menggidikkan hati. Tangannya tetap
  menggenggam pedang lentur senjata andalannya.
  Sekali tangannya terulur, pedang itu terulur menjadi
  kaku seperti pelat baja Kakinya digeser sedikit,
  Pedangnya diangkat keatas dada, Dengan jurus
  Pelangi dikala senja, dia membuka serangan lagi,
  Terlihat sinar perak dan merah memercik laksana
  pelangi. disusul dengan suara Bret'! yang nyaring,
  Bagian kerah baju si Serigala lapar tersobek, jubahnya
  jatuh ditengah arena. Si Serigala Lapar terpaku diam,
  dia hanya merasa ada sekumpulan tenaga keras yang
  menerpa dirinya. Tanpa sempat berbuat banyak,
  jubahnya terlepas dari leher, untunglah jaraknya
  cukup jauh, sehingga bukan kepalanya yang jatuh.
  “Bersyukur pada yang maha kuasa, Kepalamu tak
  jatuh pada saat itu juga!” Kata Si Kuntilanak
  Pemenggal Leher dingin.
  Selama ini sifat Si Serigala Lapar sangatlah keji, meski
  dia dihina dan direndahkan oleh Si Kuntilanak
  Pemenggal Leher, namun selama tubuhnya belum
  berkalang tanah, tak sudi dia menyerah.
  "Ilmu silat mu itu sangat hebat, selama ini kau
  terkenal dengan gaya pedang seperti ular, belum
  pernah aku mendengar kau memiliki jurus meniru
  pelangi, darimanakah jurus itu kau pelajari?" tanyanya
  dengan wajah tersenyum ejek.
  "Perduli apa dengahn jurusku, yang kau perdulikan
  adalah jiwamu yang sebentar lagi akan menjumpai
  raja akhirat hihi…," sahut Si Kuntilanak Pemenggal
  Leher,.
  Si Kuntilanak Pemenggal Leher meletakan pedangnya
  diantara tangan yang terangkap didepan dada,
  kakinya segera mundur dua setengah langkah
  Tubuhnya menekuk, kedua tangannya yang
  memegang pedang mengambii sikap menyembah di
  dada.
  Si Serigala lapar merentangkan kelima jarinya.
  Mulutnya mengeiuarkan suara lolongan keras.
  Suaranya begitu keras hingga menggoncang gendang
  telinga para hadirin yang menonton pertarungan itu,
  beberapa orang malah menutup telinganya dengan
  tanah atau dengan tangannya sendiri. Kedua
  tangannya belum teruiur, namun kesepuluh jari
  tangannya talah mengancam dada Si Kunt ilanak
  Pemenggal Leher. Jurus ini sangat keji sekali, apalagi
  dengan bau amis yang memabukan hidung.
  Si Kuntilanak Pemenggal Leher hanya berdiri dengan
  te-nang Kuda-kuda kakinya sudah terlihat matang.
  Begitu serangan lawan dihadapan muka,. Kaki kirinya
  bergeser satu langkah, tubuh memutar setengah
  lingkaran, kedua telapak tangan di kembangkan
  memisah, membuat pedang lentur itu memutar
  diudara.
  Serangan Si Serigala Lapar kali ini sangat hebat. yang
  dikeluarkan adalah salah satu jurus andalannya, Entah
  berapa banyak lawan yang telah dikalahkan dengan
  jurus yang satu ini. Sepasang cakarnya berputaran,
  biar bagaimana lawan mencoba berkelit tetap tidak
  akan terlepas dari serangannya.
  Melihat jurus yang keji itu, Si Kuntilanak Pemenggal
  Leher sama sekali tidak menghindar Dia membiarkan
  telapak tangannya membentur cakar harimau itu,
  “Dukkk…!”
  Si Serigala Lapar sama sekali tidak menduga akan
  berakhir demikian Sekarang dia malah yang takut dan
  bergeser dua tindak kebelakang!”
  Itu adalah langkah yang sangat tepat, sebab tangan
  kiri Si Kuntilanak Pemenggal Leher berbalik
  kebelakang memegang gagang pedang dan
  disabetkan melintang….
  Si Serigala Lapar terkejut sekali, namun bi ar
  bagaimana pun dia tetap seorang yang sudah banyak
  pengalaman di dunia Persilatan Dengan cepat dia bisa
  menenangkan hatinya.
  Mereka kembali bergebrak, tanpa ketahuan paran
  siapa yang akan memenangkan pertarungan…
  Didalam waktu yang amat singkat, dua ratus jurus
  sudah lewat. Kedua orang itu telah bergebrak
  mencapai puncak ketegangan.
  Tiba-tiba Si Serigala Lapar membentak keras, tiga
  jurus terakhir dari ilmu 'Cakar Serigala Lapar'-nya
  dilancarkan keluar. seketika empat penjuru dipenuhi
  dengan golakan angin tajam.
  "Braaaak " diiringi bentrokan keras. gulungan hawa
  murni yang sangat kuat itu mendesak Si Kuntilanak
  Pemenggal Leher mundur tiga langkah dengan
  sempoyongan.
  Menggunakan kesempatan terdorong mundur
  kebelakang itulah Si Kuntilanak Pemenggal Leher
  tidak mau menyia-nyiakan waktu, Jurus Pelangi
  Senjanya kembali digelar dihadapan umum.
  Sebuah lengan kanan yang berwarna merah
  membara dengan memancarkan cahaya tajam serta
  menyiarkan hawa panas yang susah ditahan
  meluncur dating menyerang Si Kuntilanak Pemenggal
  Leher.
  "Hemm…"Hiii. .hiiii. .hiii. . . ." Si Kuntilanak Pemenggal
  Leher tertawa cabul. sepasang matanya dengan buas
  melototi Si Serigala Lapar dengan buas.
  Pedangnya di hentakan kedepan, menusuk mata.
  Inilah sebuah jurus yang sangat hebat, meski seluruh
  tubuh kebal, namun mata adalah sebuah titik
  kelemahan yang bagaimanapun caranya harus tetap
  dilindungi.
  Si Serigala Lapar meloncat mundur, Kuda-kudanya
  terpasang dengan kuat. air beriak pertanda bahwa
  dari atas panggung sana terdapat tekanan yang
  dahsyat. Dia melesat maju dan melancark an
  serangan. dalam sekejap mata ia sudah melancarkan
  tujuh belas buah cengkeraman memaksa Si
  Kuntilanak Pemenggal Leher terdesak mundur tiga
  langkah kebelakang.
  Pendekar Rajawali Emas yang ada disinggasananya
  menghela nafas sedih, air matanya bercucuran…
  “Ai, sepertinya ia tidak akan dating lagi untuk
  selamanya…!” keluhnya.
  Maharaja Dunia Persilatan yang mendengar itu juga
  menghela nafas sedih, ia bergumam…
  “Sungguh disayangkan,, padahal mungkin usiakupun
  takan lebih dari usia pertemuan ini.”
  Dewan Dunia Persilatan yang mendengarnya terkejut,
  secara bergiliran mereka mnghibur Maharaja.
  Ratusan jurus telah berlalu, tiba-tiba Si Serigala Lapar
  tertawa dingini
  "Heee. . .heee. . .heere. . .. ."
  Diiringi suara bentakan keras, bukannya maju
  sebaliknya ia malah mundur kebelakang. Dalam
  sekejap mata sepasang tangannya telah berubah
  merah membara, hawa panas menjulang luar biasa,
  perlahan ia mendesak lebih kedepan.
  Sekali lagi suasana penuh diliputi ketegangan,
  hamper-hampir suara detakan jantung serta deru
  napas dapat kedengaran sangatjelas.
  Saking tegangnya beberapa orang hampir bersamaan
  waktunya bangkit berdiri, kemudian duduk lagi. tapi
  sebentar berdiri lagi.
  Beratus-ratus pasang mata ber-sama-sama dialihkan
  keatas panggung dan melototi kedua orang yang siap
  bergebrak dengan tak berkedip.
  Si Serigala Lapar baru saja mengerahkan ilmu
  cengkeraman 'Cakar Serigala lapar'nya. Si Kuntilanak
  Pemenggal Leher segera meloncat lima depa
  ketengah udara tangan kanannya yang memegang
  Pedang lentur yang sudah menegang disapukan
  keatas kepala Serigala Lapar.
  Cahaya Pelangi berpijar menutupi panggung, Si
  Serigala Lapar mulai merasa hatinya bergidik, ia tahu
  saat ini dirinya telah berjumpa dengan musuh yang
  paling tangguh.Pada dasarnya Si Serigala Lapar
  berwatak serakah, angkuh dan ingin minta menang
  sendiri, walaupun dalam hati sudah timbul perasaan
  jeri tapi ia tidak mau takluk begitu saja, diam-diam
  seluruh tenaga dalamnya disalurkan kedalam
  sepasang jarinya, dengan gerakan tidak berubah
  menerima datangnya serangan lawan.
  “Arrhhjjjjhhhhhhh……Bluk….Blukk…!”
  Tiba-tiba suara jeritan ngeri bergema memenuhi
  angkasa
  diikuti dengan suara anegh terdengar, Kesepuluh jari,
  Si Serigala Lapar jatuh kebumi,……
 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6423

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>