Cerita Silat | Iblis Dunia Persilatan | by Bung AONE | Iblis Dunia Persilatan | Cersil Sakti | Iblis Dunia Persilatan pdf
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
ungan diatas panggung masih tetap panas,
sepanas air yang sedang di bakar diatas tungku…
Wajah keruh Maharaja semakin Nampak, Pendekar
Rajawali Berhati Emas gelisah tak keruan, sedari tadi
ia celingukan. Namun orang yang dicari tak kunjung
dating
Bunyi teriakan pertarungan bergema sahut-sahutan…
trang treng trong logam beradu memercikan cahaya
berkilauan. Lelatu api memercik menerbitkan cahaya
kuning kemerahan.
Di Atas Panggung tampak dua orang yang sedang
bertarung ria, mereka adalah seorang perempuan
paruh baya dengan senjata pedang lentur dan
seorang lelaki berusia tiga puluhan dengan senjata
tangan kosong. Meski tangan kosong, cakarnya lebih
tajam daripada silet, apalagi dengan racunnya yang
keji. Sett.. dia melancarkan sebuah cengkraman pada
bahu si Perempuan yang biasa dipanggil dengan Si
Kuntilanak Pemenggal leher.
Si Kuntilanak Pemenggal leher tentu saja tidak
membiarkan bahunya dicengkeram oleh Lawan,
Tubuhnya segera memutar, tangan kirinya menangkis.
Sedangkan tangan kanan dengan kecepatan yang
mengagumkan berbalik menusukan pedang lentur
yang berubah menjadi kaku. Gerakannya sangat aneh
Tidak terduga-duga.
Si Lelaki berusia tiga puluhan yang biasa dikenal
dengan nama Serigala Lapar meraung marah.
Biasanya serangan itu dapat menghancurkan
persendian lawan tanpa meleset, kini dihindarkan
dengan mudahnya.. Malah dia tidak sempat melihat
bagaimana lawannya itu itu melakukannya Hatinya
tergetar.
Namun ia tak bisa selamanya berpikir, Tubuhnya
mencelat menghindar ke udara.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher sama sekali tak
menjadi geram serangan balasannya tidak mengenai
sasaran, mulutnya menyeringai ejek.
"Sungguh tidak diduga. Serigala Lapar yang terkenal
dengan cengkraman yang tidak pernah meleset
hanyalah sebuah serangan anak kecil melemparkan
kotoran," Ejek Si Kuntilanak pemenggal Leher.
“Gerrrr…!” Si Serifgala Lapar Menggeram diudara,
tanpa menunggu lagi, dia langsung menyerang
dengan gana smenggunakan kedua tangannya satu
ke pelipis dan datu kedada Si Kuntilanak Pemenggal
Leher.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher meloncat mundur
beberapa langkah. Membuat Si Serigala Lapar menarik
serangannya. Sekarang dia bersiap dengan kuda-kuda
yang kuat. Dia tidak berani memandang rendah
lawannya.
Tangan Si Kuntilanak Pemenggal Leher tetap
mengenggam pedang lentur dan berkata.
"Sebaiknya engkau mundur saja sebelum pedangku
memenggal lehermu!” Itulah kata favorit dari Si
Kuntilanak Pemenggal Leher sebelum membunuh
lawannya.
"Meski Jiwaku berkalang tanah dan tercabik musnah,
tak sudi ku menuruti permintaanmu Jalang".
"Itukah ucapan terakhirmu?" tanya Si Kuntilanak
Pemenggal Leher.
“Brengsek…!" bentak Serigala Lapar marah.
Bayangan tubuh memutar lolongan serigala marah
terdengar Mengarah bagian tubuh mematikan Si
Kuntilanak Pemenggal Leher. Hawa pembunuhan
mulai merasuki jiwanya Tangan kiri membentuk cakar
Serigala, tubuhnya melesat ke udara Dia menyerang
dari atas.
Serangannya begitu ganas dan luar biasa, bau amis
disertai bunyi kesiuran angin terdengar memilukan..
“Sreett..Kriiettt…!
Si Kuntilanak Pemenggal Leher melihat lawan telah
membukaserangan. Dia tertawa lantang. Tangan
kirinya menghantam ke depan Dia menyerang dari
atas dan bawah Pedang lenturnya dikibaskan
sehingga menimbulkan bayangan ular menerjang.
Kecepatannya melebihi anak panah yang dilepaskan,
Cahaya betecbangan di udara.
“Tranggg…. . Blarrr”
Luar biasa akibat bentrokan itu, cakar Serigala Lapar
begitu kuat seperti besi, sehingga pedang lentur Si
Kuntilanak Pemenggal Leher tak mampu melukainya.
Namun bukan berarti ia unggul, tubuhnya mencelat
hingga dua tombak.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher marah sekali melihat
kenyataan bahwa jurus andalannya yang dinamakan
Ular sakti memenggal leher, perisai kematian mebuka
gerbang dapat ditahan lawan.
Di antara kedua bola matanya terlihat samar cahaya
yang tajam dan menggidikkan hati. Tangannya tetap
menggenggam pedang lentur senjata andalannya.
Sekali tangannya terulur, pedang itu terulur menjadi
kaku seperti pelat baja Kakinya digeser sedikit,
Pedangnya diangkat keatas dada, Dengan jurus
Pelangi dikala senja, dia membuka serangan lagi,
Terlihat sinar perak dan merah memercik laksana
pelangi. disusul dengan suara Bret'! yang nyaring,
Bagian kerah baju si Serigala lapar tersobek, jubahnya
jatuh ditengah arena. Si Serigala Lapar terpaku diam,
dia hanya merasa ada sekumpulan tenaga keras yang
menerpa dirinya. Tanpa sempat berbuat banyak,
jubahnya terlepas dari leher, untunglah jaraknya
cukup jauh, sehingga bukan kepalanya yang jatuh.
“Bersyukur pada yang maha kuasa, Kepalamu tak
jatuh pada saat itu juga!” Kata Si Kuntilanak
Pemenggal Leher dingin.
Selama ini sifat Si Serigala Lapar sangatlah keji, meski
dia dihina dan direndahkan oleh Si Kuntilanak
Pemenggal Leher, namun selama tubuhnya belum
berkalang tanah, tak sudi dia menyerah.
"Ilmu silat mu itu sangat hebat, selama ini kau
terkenal dengan gaya pedang seperti ular, belum
pernah aku mendengar kau memiliki jurus meniru
pelangi, darimanakah jurus itu kau pelajari?" tanyanya
dengan wajah tersenyum ejek.
"Perduli apa dengahn jurusku, yang kau perdulikan
adalah jiwamu yang sebentar lagi akan menjumpai
raja akhirat hihi…," sahut Si Kuntilanak Pemenggal
Leher,.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher meletakan pedangnya
diantara tangan yang terangkap didepan dada,
kakinya segera mundur dua setengah langkah
Tubuhnya menekuk, kedua tangannya yang
memegang pedang mengambii sikap menyembah di
dada.
Si Serigala lapar merentangkan kelima jarinya.
Mulutnya mengeiuarkan suara lolongan keras.
Suaranya begitu keras hingga menggoncang gendang
telinga para hadirin yang menonton pertarungan itu,
beberapa orang malah menutup telinganya dengan
tanah atau dengan tangannya sendiri. Kedua
tangannya belum teruiur, namun kesepuluh jari
tangannya talah mengancam dada Si Kunt ilanak
Pemenggal Leher. Jurus ini sangat keji sekali, apalagi
dengan bau amis yang memabukan hidung.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher hanya berdiri dengan
te-nang Kuda-kuda kakinya sudah terlihat matang.
Begitu serangan lawan dihadapan muka,. Kaki kirinya
bergeser satu langkah, tubuh memutar setengah
lingkaran, kedua telapak tangan di kembangkan
memisah, membuat pedang lentur itu memutar
diudara.
Serangan Si Serigala Lapar kali ini sangat hebat. yang
dikeluarkan adalah salah satu jurus andalannya, Entah
berapa banyak lawan yang telah dikalahkan dengan
jurus yang satu ini. Sepasang cakarnya berputaran,
biar bagaimana lawan mencoba berkelit tetap tidak
akan terlepas dari serangannya.
Melihat jurus yang keji itu, Si Kuntilanak Pemenggal
Leher sama sekali tidak menghindar Dia membiarkan
telapak tangannya membentur cakar harimau itu,
“Dukkk…!”
Si Serigala Lapar sama sekali tidak menduga akan
berakhir demikian Sekarang dia malah yang takut dan
bergeser dua tindak kebelakang!”
Itu adalah langkah yang sangat tepat, sebab tangan
kiri Si Kuntilanak Pemenggal Leher berbalik
kebelakang memegang gagang pedang dan
disabetkan melintang….
Si Serigala Lapar terkejut sekali, namun bi ar
bagaimana pun dia tetap seorang yang sudah banyak
pengalaman di dunia Persilatan Dengan cepat dia bisa
menenangkan hatinya.
Mereka kembali bergebrak, tanpa ketahuan paran
siapa yang akan memenangkan pertarungan…
Didalam waktu yang amat singkat, dua ratus jurus
sudah lewat. Kedua orang itu telah bergebrak
mencapai puncak ketegangan.
Tiba-tiba Si Serigala Lapar membentak keras, tiga
jurus terakhir dari ilmu 'Cakar Serigala Lapar'-nya
dilancarkan keluar. seketika empat penjuru dipenuhi
dengan golakan angin tajam.
"Braaaak " diiringi bentrokan keras. gulungan hawa
murni yang sangat kuat itu mendesak Si Kuntilanak
Pemenggal Leher mundur tiga langkah dengan
sempoyongan.
Menggunakan kesempatan terdorong mundur
kebelakang itulah Si Kuntilanak Pemenggal Leher
tidak mau menyia-nyiakan waktu, Jurus Pelangi
Senjanya kembali digelar dihadapan umum.
Sebuah lengan kanan yang berwarna merah
membara dengan memancarkan cahaya tajam serta
menyiarkan hawa panas yang susah ditahan
meluncur dating menyerang Si Kuntilanak Pemenggal
Leher.
"Hemm…"Hiii. .hiiii. .hiii. . . ." Si Kuntilanak Pemenggal
Leher tertawa cabul. sepasang matanya dengan buas
melototi Si Serigala Lapar dengan buas.
Pedangnya di hentakan kedepan, menusuk mata.
Inilah sebuah jurus yang sangat hebat, meski seluruh
tubuh kebal, namun mata adalah sebuah titik
kelemahan yang bagaimanapun caranya harus tetap
dilindungi.
Si Serigala Lapar meloncat mundur, Kuda-kudanya
terpasang dengan kuat. air beriak pertanda bahwa
dari atas panggung sana terdapat tekanan yang
dahsyat. Dia melesat maju dan melancark an
serangan. dalam sekejap mata ia sudah melancarkan
tujuh belas buah cengkeraman memaksa Si
Kuntilanak Pemenggal Leher terdesak mundur tiga
langkah kebelakang.
Pendekar Rajawali Emas yang ada disinggasananya
menghela nafas sedih, air matanya bercucuran…
“Ai, sepertinya ia tidak akan dating lagi untuk
selamanya…!” keluhnya.
Maharaja Dunia Persilatan yang mendengar itu juga
menghela nafas sedih, ia bergumam…
“Sungguh disayangkan,, padahal mungkin usiakupun
takan lebih dari usia pertemuan ini.”
Dewan Dunia Persilatan yang mendengarnya terkejut,
secara bergiliran mereka mnghibur Maharaja.
Ratusan jurus telah berlalu, tiba-tiba Si Serigala Lapar
tertawa dingini
"Heee. . .heee. . .heere. . .. ."
Diiringi suara bentakan keras, bukannya maju
sebaliknya ia malah mundur kebelakang. Dalam
sekejap mata sepasang tangannya telah berubah
merah membara, hawa panas menjulang luar biasa,
perlahan ia mendesak lebih kedepan.
Sekali lagi suasana penuh diliputi ketegangan,
hamper-hampir suara detakan jantung serta deru
napas dapat kedengaran sangatjelas.
Saking tegangnya beberapa orang hampir bersamaan
waktunya bangkit berdiri, kemudian duduk lagi. tapi
sebentar berdiri lagi.
Beratus-ratus pasang mata ber-sama-sama dialihkan
keatas panggung dan melototi kedua orang yang siap
bergebrak dengan tak berkedip.
Si Serigala Lapar baru saja mengerahkan ilmu
cengkeraman 'Cakar Serigala lapar'nya. Si Kuntilanak
Pemenggal Leher segera meloncat lima depa
ketengah udara tangan kanannya yang memegang
Pedang lentur yang sudah menegang disapukan
keatas kepala Serigala Lapar.
Cahaya Pelangi berpijar menutupi panggung, Si
Serigala Lapar mulai merasa hatinya bergidik, ia tahu
saat ini dirinya telah berjumpa dengan musuh yang
paling tangguh.Pada dasarnya Si Serigala Lapar
berwatak serakah, angkuh dan ingin minta menang
sendiri, walaupun dalam hati sudah timbul perasaan
jeri tapi ia tidak mau takluk begitu saja, diam-diam
seluruh tenaga dalamnya disalurkan kedalam
sepasang jarinya, dengan gerakan tidak berubah
menerima datangnya serangan lawan.
“Arrhhjjjjhhhhhhh……Bluk….Blukk…!”
Tiba-tiba suara jeritan ngeri bergema memenuhi
angkasa
diikuti dengan suara anegh terdengar, Kesepuluh jari,
Si Serigala Lapar jatuh kebumi,……
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
ungan diatas panggung masih tetap panas,
sepanas air yang sedang di bakar diatas tungku…
Wajah keruh Maharaja semakin Nampak, Pendekar
Rajawali Berhati Emas gelisah tak keruan, sedari tadi
ia celingukan. Namun orang yang dicari tak kunjung
dating
Bunyi teriakan pertarungan bergema sahut-sahutan…
trang treng trong logam beradu memercikan cahaya
berkilauan. Lelatu api memercik menerbitkan cahaya
kuning kemerahan.
Di Atas Panggung tampak dua orang yang sedang
bertarung ria, mereka adalah seorang perempuan
paruh baya dengan senjata pedang lentur dan
seorang lelaki berusia tiga puluhan dengan senjata
tangan kosong. Meski tangan kosong, cakarnya lebih
tajam daripada silet, apalagi dengan racunnya yang
keji. Sett.. dia melancarkan sebuah cengkraman pada
bahu si Perempuan yang biasa dipanggil dengan Si
Kuntilanak Pemenggal leher.
Si Kuntilanak Pemenggal leher tentu saja tidak
membiarkan bahunya dicengkeram oleh Lawan,
Tubuhnya segera memutar, tangan kirinya menangkis.
Sedangkan tangan kanan dengan kecepatan yang
mengagumkan berbalik menusukan pedang lentur
yang berubah menjadi kaku. Gerakannya sangat aneh
Tidak terduga-duga.
Si Lelaki berusia tiga puluhan yang biasa dikenal
dengan nama Serigala Lapar meraung marah.
Biasanya serangan itu dapat menghancurkan
persendian lawan tanpa meleset, kini dihindarkan
dengan mudahnya.. Malah dia tidak sempat melihat
bagaimana lawannya itu itu melakukannya Hatinya
tergetar.
Namun ia tak bisa selamanya berpikir, Tubuhnya
mencelat menghindar ke udara.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher sama sekali tak
menjadi geram serangan balasannya tidak mengenai
sasaran, mulutnya menyeringai ejek.
"Sungguh tidak diduga. Serigala Lapar yang terkenal
dengan cengkraman yang tidak pernah meleset
hanyalah sebuah serangan anak kecil melemparkan
kotoran," Ejek Si Kuntilanak pemenggal Leher.
“Gerrrr…!” Si Serifgala Lapar Menggeram diudara,
tanpa menunggu lagi, dia langsung menyerang
dengan gana smenggunakan kedua tangannya satu
ke pelipis dan datu kedada Si Kuntilanak Pemenggal
Leher.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher meloncat mundur
beberapa langkah. Membuat Si Serigala Lapar menarik
serangannya. Sekarang dia bersiap dengan kuda-kuda
yang kuat. Dia tidak berani memandang rendah
lawannya.
Tangan Si Kuntilanak Pemenggal Leher tetap
mengenggam pedang lentur dan berkata.
"Sebaiknya engkau mundur saja sebelum pedangku
memenggal lehermu!” Itulah kata favorit dari Si
Kuntilanak Pemenggal Leher sebelum membunuh
lawannya.
"Meski Jiwaku berkalang tanah dan tercabik musnah,
tak sudi ku menuruti permintaanmu Jalang".
"Itukah ucapan terakhirmu?" tanya Si Kuntilanak
Pemenggal Leher.
“Brengsek…!" bentak Serigala Lapar marah.
Bayangan tubuh memutar lolongan serigala marah
terdengar Mengarah bagian tubuh mematikan Si
Kuntilanak Pemenggal Leher. Hawa pembunuhan
mulai merasuki jiwanya Tangan kiri membentuk cakar
Serigala, tubuhnya melesat ke udara Dia menyerang
dari atas.
Serangannya begitu ganas dan luar biasa, bau amis
disertai bunyi kesiuran angin terdengar memilukan..
“Sreett..Kriiettt…!
Si Kuntilanak Pemenggal Leher melihat lawan telah
membukaserangan. Dia tertawa lantang. Tangan
kirinya menghantam ke depan Dia menyerang dari
atas dan bawah Pedang lenturnya dikibaskan
sehingga menimbulkan bayangan ular menerjang.
Kecepatannya melebihi anak panah yang dilepaskan,
Cahaya betecbangan di udara.
“Tranggg…. . Blarrr”
Luar biasa akibat bentrokan itu, cakar Serigala Lapar
begitu kuat seperti besi, sehingga pedang lentur Si
Kuntilanak Pemenggal Leher tak mampu melukainya.
Namun bukan berarti ia unggul, tubuhnya mencelat
hingga dua tombak.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher marah sekali melihat
kenyataan bahwa jurus andalannya yang dinamakan
Ular sakti memenggal leher, perisai kematian mebuka
gerbang dapat ditahan lawan.
Di antara kedua bola matanya terlihat samar cahaya
yang tajam dan menggidikkan hati. Tangannya tetap
menggenggam pedang lentur senjata andalannya.
Sekali tangannya terulur, pedang itu terulur menjadi
kaku seperti pelat baja Kakinya digeser sedikit,
Pedangnya diangkat keatas dada, Dengan jurus
Pelangi dikala senja, dia membuka serangan lagi,
Terlihat sinar perak dan merah memercik laksana
pelangi. disusul dengan suara Bret'! yang nyaring,
Bagian kerah baju si Serigala lapar tersobek, jubahnya
jatuh ditengah arena. Si Serigala Lapar terpaku diam,
dia hanya merasa ada sekumpulan tenaga keras yang
menerpa dirinya. Tanpa sempat berbuat banyak,
jubahnya terlepas dari leher, untunglah jaraknya
cukup jauh, sehingga bukan kepalanya yang jatuh.
“Bersyukur pada yang maha kuasa, Kepalamu tak
jatuh pada saat itu juga!” Kata Si Kuntilanak
Pemenggal Leher dingin.
Selama ini sifat Si Serigala Lapar sangatlah keji, meski
dia dihina dan direndahkan oleh Si Kuntilanak
Pemenggal Leher, namun selama tubuhnya belum
berkalang tanah, tak sudi dia menyerah.
"Ilmu silat mu itu sangat hebat, selama ini kau
terkenal dengan gaya pedang seperti ular, belum
pernah aku mendengar kau memiliki jurus meniru
pelangi, darimanakah jurus itu kau pelajari?" tanyanya
dengan wajah tersenyum ejek.
"Perduli apa dengahn jurusku, yang kau perdulikan
adalah jiwamu yang sebentar lagi akan menjumpai
raja akhirat hihi…," sahut Si Kuntilanak Pemenggal
Leher,.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher meletakan pedangnya
diantara tangan yang terangkap didepan dada,
kakinya segera mundur dua setengah langkah
Tubuhnya menekuk, kedua tangannya yang
memegang pedang mengambii sikap menyembah di
dada.
Si Serigala lapar merentangkan kelima jarinya.
Mulutnya mengeiuarkan suara lolongan keras.
Suaranya begitu keras hingga menggoncang gendang
telinga para hadirin yang menonton pertarungan itu,
beberapa orang malah menutup telinganya dengan
tanah atau dengan tangannya sendiri. Kedua
tangannya belum teruiur, namun kesepuluh jari
tangannya talah mengancam dada Si Kunt ilanak
Pemenggal Leher. Jurus ini sangat keji sekali, apalagi
dengan bau amis yang memabukan hidung.
Si Kuntilanak Pemenggal Leher hanya berdiri dengan
te-nang Kuda-kuda kakinya sudah terlihat matang.
Begitu serangan lawan dihadapan muka,. Kaki kirinya
bergeser satu langkah, tubuh memutar setengah
lingkaran, kedua telapak tangan di kembangkan
memisah, membuat pedang lentur itu memutar
diudara.
Serangan Si Serigala Lapar kali ini sangat hebat. yang
dikeluarkan adalah salah satu jurus andalannya, Entah
berapa banyak lawan yang telah dikalahkan dengan
jurus yang satu ini. Sepasang cakarnya berputaran,
biar bagaimana lawan mencoba berkelit tetap tidak
akan terlepas dari serangannya.
Melihat jurus yang keji itu, Si Kuntilanak Pemenggal
Leher sama sekali tidak menghindar Dia membiarkan
telapak tangannya membentur cakar harimau itu,
“Dukkk…!”
Si Serigala Lapar sama sekali tidak menduga akan
berakhir demikian Sekarang dia malah yang takut dan
bergeser dua tindak kebelakang!”
Itu adalah langkah yang sangat tepat, sebab tangan
kiri Si Kuntilanak Pemenggal Leher berbalik
kebelakang memegang gagang pedang dan
disabetkan melintang….
Si Serigala Lapar terkejut sekali, namun bi ar
bagaimana pun dia tetap seorang yang sudah banyak
pengalaman di dunia Persilatan Dengan cepat dia bisa
menenangkan hatinya.
Mereka kembali bergebrak, tanpa ketahuan paran
siapa yang akan memenangkan pertarungan…
Didalam waktu yang amat singkat, dua ratus jurus
sudah lewat. Kedua orang itu telah bergebrak
mencapai puncak ketegangan.
Tiba-tiba Si Serigala Lapar membentak keras, tiga
jurus terakhir dari ilmu 'Cakar Serigala Lapar'-nya
dilancarkan keluar. seketika empat penjuru dipenuhi
dengan golakan angin tajam.
"Braaaak " diiringi bentrokan keras. gulungan hawa
murni yang sangat kuat itu mendesak Si Kuntilanak
Pemenggal Leher mundur tiga langkah dengan
sempoyongan.
Menggunakan kesempatan terdorong mundur
kebelakang itulah Si Kuntilanak Pemenggal Leher
tidak mau menyia-nyiakan waktu, Jurus Pelangi
Senjanya kembali digelar dihadapan umum.
Sebuah lengan kanan yang berwarna merah
membara dengan memancarkan cahaya tajam serta
menyiarkan hawa panas yang susah ditahan
meluncur dating menyerang Si Kuntilanak Pemenggal
Leher.
"Hemm…"Hiii. .hiiii. .hiii. . . ." Si Kuntilanak Pemenggal
Leher tertawa cabul. sepasang matanya dengan buas
melototi Si Serigala Lapar dengan buas.
Pedangnya di hentakan kedepan, menusuk mata.
Inilah sebuah jurus yang sangat hebat, meski seluruh
tubuh kebal, namun mata adalah sebuah titik
kelemahan yang bagaimanapun caranya harus tetap
dilindungi.
Si Serigala Lapar meloncat mundur, Kuda-kudanya
terpasang dengan kuat. air beriak pertanda bahwa
dari atas panggung sana terdapat tekanan yang
dahsyat. Dia melesat maju dan melancark an
serangan. dalam sekejap mata ia sudah melancarkan
tujuh belas buah cengkeraman memaksa Si
Kuntilanak Pemenggal Leher terdesak mundur tiga
langkah kebelakang.
Pendekar Rajawali Emas yang ada disinggasananya
menghela nafas sedih, air matanya bercucuran…
“Ai, sepertinya ia tidak akan dating lagi untuk
selamanya…!” keluhnya.
Maharaja Dunia Persilatan yang mendengar itu juga
menghela nafas sedih, ia bergumam…
“Sungguh disayangkan,, padahal mungkin usiakupun
takan lebih dari usia pertemuan ini.”
Dewan Dunia Persilatan yang mendengarnya terkejut,
secara bergiliran mereka mnghibur Maharaja.
Ratusan jurus telah berlalu, tiba-tiba Si Serigala Lapar
tertawa dingini
"Heee. . .heee. . .heere. . .. ."
Diiringi suara bentakan keras, bukannya maju
sebaliknya ia malah mundur kebelakang. Dalam
sekejap mata sepasang tangannya telah berubah
merah membara, hawa panas menjulang luar biasa,
perlahan ia mendesak lebih kedepan.
Sekali lagi suasana penuh diliputi ketegangan,
hamper-hampir suara detakan jantung serta deru
napas dapat kedengaran sangatjelas.
Saking tegangnya beberapa orang hampir bersamaan
waktunya bangkit berdiri, kemudian duduk lagi. tapi
sebentar berdiri lagi.
Beratus-ratus pasang mata ber-sama-sama dialihkan
keatas panggung dan melototi kedua orang yang siap
bergebrak dengan tak berkedip.
Si Serigala Lapar baru saja mengerahkan ilmu
cengkeraman 'Cakar Serigala lapar'nya. Si Kuntilanak
Pemenggal Leher segera meloncat lima depa
ketengah udara tangan kanannya yang memegang
Pedang lentur yang sudah menegang disapukan
keatas kepala Serigala Lapar.
Cahaya Pelangi berpijar menutupi panggung, Si
Serigala Lapar mulai merasa hatinya bergidik, ia tahu
saat ini dirinya telah berjumpa dengan musuh yang
paling tangguh.Pada dasarnya Si Serigala Lapar
berwatak serakah, angkuh dan ingin minta menang
sendiri, walaupun dalam hati sudah timbul perasaan
jeri tapi ia tidak mau takluk begitu saja, diam-diam
seluruh tenaga dalamnya disalurkan kedalam
sepasang jarinya, dengan gerakan tidak berubah
menerima datangnya serangan lawan.
“Arrhhjjjjhhhhhhh……Bluk….Blukk…!”
Tiba-tiba suara jeritan ngeri bergema memenuhi
angkasa
diikuti dengan suara anegh terdengar, Kesepuluh jari,
Si Serigala Lapar jatuh kebumi,……