Cerita Misteri | Tangan Tangan Setan | by Abdullah Harahap | Tangan Tangan Setan | Cersil Sakti | Tangan Tangan Setan pdf
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
tegur sapa yang kaku. Lalu Amsar mendadak sakit
perut. Mules, katanya. la tak dapat menemani
lsmiaty menonton.
"Kebetulan aku sudah terlanjur beli tiket," katanya pada Januar. 'Mau mempergunakan selembar?"
'Dan, yang selembar lagi? Januar berlagak
pilon.
Amsar membalik pada lsmiaty. Bertanya: "Kurobek saja, atau kau anggap mubazir, mia?"
'Mubazir ' jawab gadis itu. tersipu-sipu.
Dan jadilah Januar dan lsmiaty menonton
berdua. Duduk berdampingan hampir dua jam
lamanya di dalam gedung penunjukkan. Tanpa
sekali pun bersentuhan. Pembicaraan pun hanya
satu dua kalimat kaku dan pendek-pendek. Tentang lilm yang mereka saksikan.
Bukan soal saling maaf memaafkan.
bagaimana seterusnya?" tanya nenek Amsar. setelah berlalu waktu cukup lama Januar
diam, teringat kenangan manis itu.
'Ya... jadi!" desah Januar. tergetar.
"Apanya yang jadi?"
"Masa nenek nggak tahu...”
'Nggak ?
"walah...Nenek kan pernah muda."
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
'iya. Tapi cara kami dulu, lain dengan cara '
kalian sekarang...”
'Lantas. Bagaimana asal muasal Nenek yang
begitu cantik. bisa terikat pada jenggot kambing
itu?”
'Dulunya, kakekmu belum punya jenggot,"
rungut si nenek tersinggung. "Tetapi perkara berangasan model si Amsar, memang kakekmulah
dedengkotnya....”
Berangasan tempo doeloe.
Tentang rahasia cinta. Tempo doeloe pula.
Januar sih senang saja mendengar kisah panjang
sang nenek. Lumayan sebagai melipur hatinya
yang gundah gulana.
Dan. waktu terus juga berlalu.
Membuat manusia terkadang lalai. Lupa bahwa misteri hidup dan kehidupan, tak pernah ikut
berlalu...
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
SEBELAS
DI CIKUDA. berlangsung pula pembicaraan
mengenai hal yang sama, tentang misteri
hidupan. Yang liku-Iikunya ada kalanya sulit
dimengerti manusia terutama, apabila ia sendiri
ikut terlibat,...
"... jadi, Saniah setuju?" tanya Santika tenang
seperti biasanya.
"Mulanya memang tidak. Pak Santika," jawab
Dumadi, resah. 'lalu tiba-tiba, matanya
dan....'
api tungku. Tentu saia. bayangan nyala bara atau
api itu memantul pada bola matanya..."
'Bola mata atau manik-manik mata?"
"Tak kupbrhatikan benar. Karena...” Dumadi
tiba-tiba menangkap sesuatu. Wajahnya menjadi
kaku. Dengan suara kering, ia berkata tak senang.
“Kalau Bapak menuduh Saniah yang...”
ucapannya dipotong oleh perkataan Santika'
yang tegas. tanpa kompromi. "Ingat pesan si
penghuni kubur itu sebelum ia raib dari depanmu
Madi? Ia akan selalu mengikutimu. ia akan selalu
ada di sampingmu. Begitu dekat, tanpa kau ke
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
tahui...!
'Tetapi, Saniah! Mustahil!" sekujur tubuh Dumadi bergemetar. 'itu sudah kelewatan, Pak Santika. Aku tidak mau terima !'
"Coba pikir....”
'Berpikir apa?” bentak Dumadl, marah. "Berpikir bahwa isteriku sendirilah yang membunuhi
anak-anak kami? Membunuhi darah dagingnya
sendiri. yang begitu susah ia kandung, ia lahirkan,
ia rawat sepenuh cinta kasih seorang ibu?"
"Aku tidak menduga jelek pada Saniah. Madi."
"Tetapi Bapak tadi mengatakan..."
"Ibu macam apa yang merelakan kegadisan
puteri kesayangannya direnggut oleh suaminya
sendiri. yang nota bene adalah ayah kand ung
puterinya itu, Madi?
"Saniah pastilah tidak rela, kalau bukan nyawa
puteri kami yang jadi taruhannya...?
'Saniah memang tidak. Madi."
'Bapak mengacaukan pikiranku!”
”Yang menyetujui rencana kita itu, Madi. bukan
Saniah. Melainkan. sesuatu yang diam diam selama sekian belas tahun bersemayam di tubuh
Saniah. Sekian belas tahun menempati raga isterimu. untuk pada waktunya bangkit lalu melamplaskan dendamnya melalui raga isterimu puia....
Karena itulah, Madi. Mengapa begitu lama waktu
berlalu. begitu banyak usaha yang kita lakukan,
selalu berakhir sia-sia. Karena apa pun yang kita
rencanakan, selalu diketahui roh jahat itu, melalui
telinga isterimu...?
"Kalau memang demikianlah yang terjadi,
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
akan kulumat makhluk jahanam itu karena telah
menyiksa raga isteriku. selain telah membuat
jiwanya menderita tanpa akhir....'
'Kalau. Madi. ia tidak lebih dulu melumatkan
kau dan isterimu. Belum lagi, Ismiaty."
'Kalau begitu, keselamatan jiwa puteriku iuga
terancam. Saniah... maksudku, roh yang menghuni jasad Sanlah. tentunya juga telah mengatahui
rencana kita pada malam yang menentukan ltu....'
Santika tersenyum sabar. Katanya: "Mengetahui kau akan memperkosa anakmu, itu betul.
Makanya ia setuju sekali. Karena yang bakal kau
perbuat sejalan dengan harapannya: membuat
keluargamu tercemar, menanggung aib selama
sekian turunan... itu pun, apabila lsmiaty masih
beruntung hidup dan beruntung mempunyai keturunan!"
'Kalau begitu, apa kiranya yang tidak boleh
didengar oleh Saniah... eh. si jahanam itu?”
"Kelanjutannya !"
'Jelaskanlah. Akan kulaksanakan sesempurna mungkin, demi kelanjutan hidup puteriku !'
“Darah perawanlah kuncinya. Madi."
'Darah?'
'Darah perawan. Percikan dari kesucian anak
gadismu sendiri. Yang ditumpahkan oleh kesucian
cinta seorang ayah....'
Dumadi lemas lagi. "Jadi, aku tetap harus...
harus memerawani anak gadisku sendiri," keluhnya. menggigil.
”Demikianlah bunyi Wangsit yang kuterima.
Madi."
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
"Pastikan Bapak?"
'Mau mendengar?” desah Santika. menantang.
"Dengar apa?"
'Wangsit itu."
'Aku.., bisa?" Dumadi tercengang. 'Aku ini
kosong. Tak punya ilmu apa-apa..."
"Kau dapat mendengarnya, melalui aku.”
Caranya?"
Tak lama kemudian, mereka berdua teiah
duduk berhadap-hadapan. Dibatasi oleh garis
sepanjang setengah meter berupa untaian biji-biji
melinjo, bawang merah, bawang putih. cabe merah, cabe gembol. kunyit, jahe, dan kemiri. Masing-masing sebanyak tujuh buah, dan dikaitkan dengan seutas benang hitam. Dupa menyan mengepulkan asap berbau sengit di batas garis
sebelah dalam dari posisi Santika. Sementara
Dumadi duduk bersila diam-dlam dengan mata
terbuka nyalang memperhatikan dan telinga tajam
mendengarkan, Santika mulai bersemedi. Kedua
lengan ditangkupkan bersilang di depan dada.
Makin lama suaranya makin hilang. tinggal nafasnya yang mengendus-endus. lalu menghisap. menyedot. Asap menyan dari pedupaan seakan ditarik tenaga gaib, masuk menyelusup lewat lubang~lubang hidung Santika.
Dumadi melihat. asap menyan itu kemudian
tahu-tahu telah keluar melalui ubun-ubun Santika.
berubah warna dari abu keputih-putihan menjadi
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
kuning kemerah-merahan. serta baunya pun semakimm semerbak. Membuat perut Dumadi nual,
meliiit-Iilit mau muntah karena yang ia cium mirip
bau bangkai manusia. dumadi sudah tak tahan
menanggung bau itu, ketika dari mulut Santika
terdengar suara kecil seorang bocah perempuan:
“Ayah... darah...?
Dumadi tertegun. 'Anakku. Suniani !" bisiknya,
terperanjat.
Seakan tak mendengar bisikan Dumadi, dari
mulut Santika terdengar suara lain. Suara anak
' laki-laki tanggung: “Ayah... suci...?
'Danu. astaga... hampir berteriak Dumadi karena kagetnya.
Santika tetap tidak terpengaruh. Bibirnya bergetar lagi terbuka sedikit, disusui rintihan sedih.
' “Ayah... perawan!" rintihan seorang pemuda remaja yang sakit-sakitan.
'Kau kau itu. Sobaraiii' Dumadi mengerang-erang, air matanya meleleh tanpa ia sadari. Teringat anaknya yang kedua di bawah ismiaty. yang
lahir cacat karena ketika masih dikandung pernah
dipaksa digugurkan oleh Saniah. Saniah ingin
satunya keturunan. yakni ismiaty. Bukan lima.
sebagaimana dikehendaki roh yang juga berputera lima orang itu. lima orang. ataukah lima
ekor... ular? Saniah beberapa kali mengeluarkan
darah dari rahimnya. Namun toh, Sobara lahir juga
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Santika bernafas panjang pendek.
Lalu, terdengar suara nyaring, sedikit lantang,
seorang bocah ingusan. Bocah nakal yang tumbuh segar bugar, sampai suatu hari perutnya
gembung, membesar dan semakin membesar
hanya dalam tempo tak sampai dua jam, dan
kemudian benda-benda tajam menembus ke luar
dari balik perut yang menggunung itu. Suara Doni,
yang terakhir kali melahap makanan di lemari
sambil berdiri bersijingkat di kursi dengan tangannya yang kotor berlumpur
“Ayah... cinta...?
Duduk Dumadi menjadi goyah. Tak tahan
mendengar suara satu demi satu anaknya yang
telah bergiliran meninggal, kini menyentuh telinga,
menyusup sampai ke ulu hati, menembus terus
ke Jantung... Dumadi terengah-engah. wajahnya
bersimpah peluh campur air mata. Lengan kiri
maupun lengan kanannya terangkat, jari jemarinya
mengembang, seakan ingin memeluk udara kosong dalam usaha menggapai roh anak-anaknya.
Ketika lengan-lengan Dumadi terjulur tanpa sadar
melewati garis batas di hadapannya, untaian garis
berupa biji-biji maupun buah itu tergetar hebat.
lalu terangkat perlahan-lahan untuk kemudian melesat menghantam udara kosong di atas mereka.
Santika yang masih tetap bersemedi dengan
mata terpejam, tiba-tiba mengeluh kesakitan. dari
pori-pori kulit wajahnya keluar keringat bercampur
darah segar, yang menetes dan terus menetes
mengaliri leher, menggenangi baju. melembabi
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
tegur sapa yang kaku. Lalu Amsar mendadak sakit
perut. Mules, katanya. la tak dapat menemani
lsmiaty menonton.
"Kebetulan aku sudah terlanjur beli tiket," katanya pada Januar. 'Mau mempergunakan selembar?"
'Dan, yang selembar lagi? Januar berlagak
pilon.
Amsar membalik pada lsmiaty. Bertanya: "Kurobek saja, atau kau anggap mubazir, mia?"
'Mubazir ' jawab gadis itu. tersipu-sipu.
Dan jadilah Januar dan lsmiaty menonton
berdua. Duduk berdampingan hampir dua jam
lamanya di dalam gedung penunjukkan. Tanpa
sekali pun bersentuhan. Pembicaraan pun hanya
satu dua kalimat kaku dan pendek-pendek. Tentang lilm yang mereka saksikan.
Bukan soal saling maaf memaafkan.
bagaimana seterusnya?" tanya nenek Amsar. setelah berlalu waktu cukup lama Januar
diam, teringat kenangan manis itu.
'Ya... jadi!" desah Januar. tergetar.
"Apanya yang jadi?"
"Masa nenek nggak tahu...”
'Nggak ?
"walah...Nenek kan pernah muda."
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
'iya. Tapi cara kami dulu, lain dengan cara '
kalian sekarang...”
'Lantas. Bagaimana asal muasal Nenek yang
begitu cantik. bisa terikat pada jenggot kambing
itu?”
'Dulunya, kakekmu belum punya jenggot,"
rungut si nenek tersinggung. "Tetapi perkara berangasan model si Amsar, memang kakekmulah
dedengkotnya....”
Berangasan tempo doeloe.
Tentang rahasia cinta. Tempo doeloe pula.
Januar sih senang saja mendengar kisah panjang
sang nenek. Lumayan sebagai melipur hatinya
yang gundah gulana.
Dan. waktu terus juga berlalu.
Membuat manusia terkadang lalai. Lupa bahwa misteri hidup dan kehidupan, tak pernah ikut
berlalu...
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
SEBELAS
DI CIKUDA. berlangsung pula pembicaraan
mengenai hal yang sama, tentang misteri
hidupan. Yang liku-Iikunya ada kalanya sulit
dimengerti manusia terutama, apabila ia sendiri
ikut terlibat,...
"... jadi, Saniah setuju?" tanya Santika tenang
seperti biasanya.
"Mulanya memang tidak. Pak Santika," jawab
Dumadi, resah. 'lalu tiba-tiba, matanya
dan....'
api tungku. Tentu saia. bayangan nyala bara atau
api itu memantul pada bola matanya..."
'Bola mata atau manik-manik mata?"
"Tak kupbrhatikan benar. Karena...” Dumadi
tiba-tiba menangkap sesuatu. Wajahnya menjadi
kaku. Dengan suara kering, ia berkata tak senang.
“Kalau Bapak menuduh Saniah yang...”
ucapannya dipotong oleh perkataan Santika'
yang tegas. tanpa kompromi. "Ingat pesan si
penghuni kubur itu sebelum ia raib dari depanmu
Madi? Ia akan selalu mengikutimu. ia akan selalu
ada di sampingmu. Begitu dekat, tanpa kau ke
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
tahui...!
'Tetapi, Saniah! Mustahil!" sekujur tubuh Dumadi bergemetar. 'itu sudah kelewatan, Pak Santika. Aku tidak mau terima !'
"Coba pikir....”
'Berpikir apa?” bentak Dumadl, marah. "Berpikir bahwa isteriku sendirilah yang membunuhi
anak-anak kami? Membunuhi darah dagingnya
sendiri. yang begitu susah ia kandung, ia lahirkan,
ia rawat sepenuh cinta kasih seorang ibu?"
"Aku tidak menduga jelek pada Saniah. Madi."
"Tetapi Bapak tadi mengatakan..."
"Ibu macam apa yang merelakan kegadisan
puteri kesayangannya direnggut oleh suaminya
sendiri. yang nota bene adalah ayah kand ung
puterinya itu, Madi?
"Saniah pastilah tidak rela, kalau bukan nyawa
puteri kami yang jadi taruhannya...?
'Saniah memang tidak. Madi."
'Bapak mengacaukan pikiranku!”
”Yang menyetujui rencana kita itu, Madi. bukan
Saniah. Melainkan. sesuatu yang diam diam selama sekian belas tahun bersemayam di tubuh
Saniah. Sekian belas tahun menempati raga isterimu. untuk pada waktunya bangkit lalu melamplaskan dendamnya melalui raga isterimu puia....
Karena itulah, Madi. Mengapa begitu lama waktu
berlalu. begitu banyak usaha yang kita lakukan,
selalu berakhir sia-sia. Karena apa pun yang kita
rencanakan, selalu diketahui roh jahat itu, melalui
telinga isterimu...?
"Kalau memang demikianlah yang terjadi,
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
akan kulumat makhluk jahanam itu karena telah
menyiksa raga isteriku. selain telah membuat
jiwanya menderita tanpa akhir....'
'Kalau. Madi. ia tidak lebih dulu melumatkan
kau dan isterimu. Belum lagi, Ismiaty."
'Kalau begitu, keselamatan jiwa puteriku iuga
terancam. Saniah... maksudku, roh yang menghuni jasad Sanlah. tentunya juga telah mengatahui
rencana kita pada malam yang menentukan ltu....'
Santika tersenyum sabar. Katanya: "Mengetahui kau akan memperkosa anakmu, itu betul.
Makanya ia setuju sekali. Karena yang bakal kau
perbuat sejalan dengan harapannya: membuat
keluargamu tercemar, menanggung aib selama
sekian turunan... itu pun, apabila lsmiaty masih
beruntung hidup dan beruntung mempunyai keturunan!"
'Kalau begitu, apa kiranya yang tidak boleh
didengar oleh Saniah... eh. si jahanam itu?”
"Kelanjutannya !"
'Jelaskanlah. Akan kulaksanakan sesempurna mungkin, demi kelanjutan hidup puteriku !'
“Darah perawanlah kuncinya. Madi."
'Darah?'
'Darah perawan. Percikan dari kesucian anak
gadismu sendiri. Yang ditumpahkan oleh kesucian
cinta seorang ayah....'
Dumadi lemas lagi. "Jadi, aku tetap harus...
harus memerawani anak gadisku sendiri," keluhnya. menggigil.
”Demikianlah bunyi Wangsit yang kuterima.
Madi."
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
"Pastikan Bapak?"
'Mau mendengar?” desah Santika. menantang.
"Dengar apa?"
'Wangsit itu."
'Aku.., bisa?" Dumadi tercengang. 'Aku ini
kosong. Tak punya ilmu apa-apa..."
"Kau dapat mendengarnya, melalui aku.”
Caranya?"
Tak lama kemudian, mereka berdua teiah
duduk berhadap-hadapan. Dibatasi oleh garis
sepanjang setengah meter berupa untaian biji-biji
melinjo, bawang merah, bawang putih. cabe merah, cabe gembol. kunyit, jahe, dan kemiri. Masing-masing sebanyak tujuh buah, dan dikaitkan dengan seutas benang hitam. Dupa menyan mengepulkan asap berbau sengit di batas garis
sebelah dalam dari posisi Santika. Sementara
Dumadi duduk bersila diam-dlam dengan mata
terbuka nyalang memperhatikan dan telinga tajam
mendengarkan, Santika mulai bersemedi. Kedua
lengan ditangkupkan bersilang di depan dada.
Makin lama suaranya makin hilang. tinggal nafasnya yang mengendus-endus. lalu menghisap. menyedot. Asap menyan dari pedupaan seakan ditarik tenaga gaib, masuk menyelusup lewat lubang~lubang hidung Santika.
Dumadi melihat. asap menyan itu kemudian
tahu-tahu telah keluar melalui ubun-ubun Santika.
berubah warna dari abu keputih-putihan menjadi
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
kuning kemerah-merahan. serta baunya pun semakimm semerbak. Membuat perut Dumadi nual,
meliiit-Iilit mau muntah karena yang ia cium mirip
bau bangkai manusia. dumadi sudah tak tahan
menanggung bau itu, ketika dari mulut Santika
terdengar suara kecil seorang bocah perempuan:
“Ayah... darah...?
Dumadi tertegun. 'Anakku. Suniani !" bisiknya,
terperanjat.
Seakan tak mendengar bisikan Dumadi, dari
mulut Santika terdengar suara lain. Suara anak
' laki-laki tanggung: “Ayah... suci...?
'Danu. astaga... hampir berteriak Dumadi karena kagetnya.
Santika tetap tidak terpengaruh. Bibirnya bergetar lagi terbuka sedikit, disusui rintihan sedih.
' “Ayah... perawan!" rintihan seorang pemuda remaja yang sakit-sakitan.
'Kau kau itu. Sobaraiii' Dumadi mengerang-erang, air matanya meleleh tanpa ia sadari. Teringat anaknya yang kedua di bawah ismiaty. yang
lahir cacat karena ketika masih dikandung pernah
dipaksa digugurkan oleh Saniah. Saniah ingin
satunya keturunan. yakni ismiaty. Bukan lima.
sebagaimana dikehendaki roh yang juga berputera lima orang itu. lima orang. ataukah lima
ekor... ular? Saniah beberapa kali mengeluarkan
darah dari rahimnya. Namun toh, Sobara lahir juga
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Santika bernafas panjang pendek.
Lalu, terdengar suara nyaring, sedikit lantang,
seorang bocah ingusan. Bocah nakal yang tumbuh segar bugar, sampai suatu hari perutnya
gembung, membesar dan semakin membesar
hanya dalam tempo tak sampai dua jam, dan
kemudian benda-benda tajam menembus ke luar
dari balik perut yang menggunung itu. Suara Doni,
yang terakhir kali melahap makanan di lemari
sambil berdiri bersijingkat di kursi dengan tangannya yang kotor berlumpur
“Ayah... cinta...?
Duduk Dumadi menjadi goyah. Tak tahan
mendengar suara satu demi satu anaknya yang
telah bergiliran meninggal, kini menyentuh telinga,
menyusup sampai ke ulu hati, menembus terus
ke Jantung... Dumadi terengah-engah. wajahnya
bersimpah peluh campur air mata. Lengan kiri
maupun lengan kanannya terangkat, jari jemarinya
mengembang, seakan ingin memeluk udara kosong dalam usaha menggapai roh anak-anaknya.
Ketika lengan-lengan Dumadi terjulur tanpa sadar
melewati garis batas di hadapannya, untaian garis
berupa biji-biji maupun buah itu tergetar hebat.
lalu terangkat perlahan-lahan untuk kemudian melesat menghantam udara kosong di atas mereka.
Santika yang masih tetap bersemedi dengan
mata terpejam, tiba-tiba mengeluh kesakitan. dari
pori-pori kulit wajahnya keluar keringat bercampur
darah segar, yang menetes dan terus menetes
mengaliri leher, menggenangi baju. melembabi
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN