Cerita Misteri | Tangan Tangan Setan | by Abdullah Harahap | Tangan Tangan Setan | Cersil Sakti | Tangan Tangan Setan pdf
Siapa Ayahku ? - Azizah Attamimi The Wednesday Letters - Surat Cinta di Hari Rabu - Jason F. Wright The Chamber - Kamar Gas - John Grisham Trio Tifa - Tiga Sandera - Bung Smas Kisah Dua Kamar ~ bukanpujangga
Pikiran-pikiran yang membingungkan Santika,
juga menggelisahkan alam pikiran Januar. Mengapa hanya dia seorang yang mengalami ancaman langsung? Sepanjang perjalanan pulang
ke rumah, Januar sibuk memeras otak untuk
mencarikan jawabannya. Sementara kakek Amsar
yang seperjalanan dengannya, agaknya tak berselera pula untuk berbicara. Entah apa yang
dipikirkan orangtua itu
'tiba di rumah. nenek amsar meminta tolong
pada suaminya untuk menyembelihkan salah seekor ayam mereka buat hidangan makan malam.
Setelah ayam yang dimaksud berhasil ditangkap
kakek Amsar, sekedar merintang-rintang pikiran
gundah Januar menawarkan diri untuk mengerjakan tugas berikutnya. Ayam tangkapan itu seekor
ayam jantan muda yang gemuk dan sehat. Sementara jari jemari Januar mencabuti bulu-bulu
pada leher ayam. mulutnya kumat~kamit memanjatkan do'a. Kemudian pisaunya bekerja. Leher
ayam hampir putus oleh tajamnya mata pisau.
Pembuluh menganga. Darah pun menyembur...
'Berahi' rungut Januar tersentak, sementara
la membiarkan ayam yang sekarat itu terlonjak-lonjak d tanah untuk menentang datangnya el-maut. 'Aku ingat sekarang. Darah...."
' Kakek Amsar yang duduk sambil menyulut
sebatang rokok yang menempel di bibir tuanya,
bertanya ingin tahu: "Ingat apa. Cucu?"
'Darah !' jawab Januar.
'Darah apa? Ayam?"
'Bukan. Apa yang mendadak teringat olehku,
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
adalah bisikan gaib yang konon telah diterima oleh
pak Santika. Urutannya satu persatu aku tak jelas.
la menyebut nyebut empat perkataan: “ cinta...
suci... perawan... darah...."
'Lantas ?'
"heem...” Januar menggeram. "Apa ya? Kok
urutan-urutan empat perkataan itu dapat kurangkaikan menjadi satu kalimat lengkap dan punya
makna. Darah suci perawan cinta. ah... bukan.
Cinta suci darah perawan... bukan juga. Cinta
darah perawan...”
'Sungguh suatu teka-teki yang rumit," nyeletuk
kakek Amsar sambil memungut bangkai ayam dari
tanah dan menyerahkan pada isterinya di dapur.
Tak berapa lama kemudian. ayam itu telah terhidang di atas meja makan dalam wujud yang
merangsang selera. Namun nenek Amsar terpaksa harus menelan kekecewaan. karena hidangan yang dimasaknya dengan susah payah
itu hanya dicoel sedikit-sedikit saja baik oleh suami
maupun Januar. Kedua orang itu lebih tertarik
untuk memecahkan jawaban teka-teki yang mereka hadapi. Karena sia-sia menemukannya, Januar lantas mengumpat:
'Akan kubunuh orangtua itu!"
Santika?" desah kakek Amsar. Terkejut.
'Bukan'
"Siapa kalau begitu?"
"Ayah Mia."
'Lho...."
'Akan kubunuh dia!" umpat Januar tak perduli,
dengan tangan mengepel marah. "Sekali ia sentuh
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
kekasihku. ia akan rasakan sengatan tinjukul'
'Tetapi, Cucu. la calon mertuamu. bukan?"
"Calon mertua? Bah!”
'Lho. Kok gitu....'
'Habis. Ayah macam apa dia itu? Mau saja
disuruh memperkosa anak kandungnya sendiri."
'Terpaksa. Cucu..." jawab kakek Amsar. Sumbang. Setengah melecehkan.
“Hah, terpaksa ya. Padahal. hem. Sebenarnya, ia menggandrungi puterinya. ingin mencicipi
kesegaran perawan Mia....'
'Astagfirullah, Cucu. Mengucaplah !'
Januar membantingkan tinju ke pahanya sendiri. Sakit alang kepalang, tetapi tidak diperdulikannya benar. la terus memaki: "Semua ini karena
kebodohannya Ketololannya. Kemunafikannya.
Kedurhakaannya. Mengingkari Tuhan. dengan
pergi menyembah kuburan keramat di hutan belantara itu. Sungguh memalukan!"
"itu aku sependapat, Cucu. Tetapi agaknya
kita tidak boleh mengabaikan hal-hal lain. Waktu
itu, Dumadi sedang panik akibat penyakit isterinya.
Jangan lupa pula. Daerah ini dulunya dikuasai
oleh orang-orang yang menganut kepercayaan
gaib, mereka hidup dalam dunia mistik... yang
sampai hari ini. masih dianut sebagian orang.
Masih ada lagi. Setiap manusia, punya kelemahannya sendiri-sendiri. Dan, sungguh celakalah seseorang kalau yang jadi titik lemahnya justru pada
iman!"
Dalam rumah terpencil di kaki bukit, tokoh-tokoh manusia yang mereka percakapkan tak
kurang-kurang gelisah dan ketakutan. lsmiaty tidak bisa terpejam. ingatan mengenai hubungan
cintanya dengan Januar tenggelam oleh serbuan
ingatan peristiwa kematian demi kematian yang
menimpa adik-adiknya. Mereka berempat mati
dengan cara berbeda-beda, namun yang satu tak
kalah mengerikan dengan yang lain. Cara kematian bagaimana pula yang telah ditentukan atas
dirinya?
lsmiaty mencoba mengingat Tuhan. Mendekatkan diri. Bertanya. Memohon tak putus-putus.
Tanpa memperdulikan pandangan prihatin kedua
orangtuanya, ia bersujud dl sajadah. Memohon
petunjuk dari' Yang Maha Pencipta. 'Tetes Rachman dan Rakhimmu kumohonkan ya Allah...l' ia
berdo'a. Diseling-seling dengan bayangan-bayangan mengerikan, perasaan takut berdosa, dan
akhirnya takut mati
Saniah hanya bisa berlinang air mata. Sebentar-sebentar tangan kanannya diusap-usapkan ke lengan dan paha kiri, sampai ke ujung jari
kaki. Akan lumpuh kembalikah ia, sebagaimana
dijanjikan setan terkutuk itu? Oh, ohl Biarlah ia
lumpuh seluruh badan. Mati sekali pun jadi. Asal
puterinya tercinta selamat...
Dumadi mundar mandir di dalam dan di luar
rumah. Bara api di tungku membangkitkan kemarahannya. Sinar rembulan yang merangkak
perlahan di langit kelam. membangkitkan ketakutannya Di balik bara api itu la seakan melihat
sorot mata sang makhluk penghuni kubur yang
pernah mengutuknya. Di balik bayangan rembulan
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
seakan ia melihat sosok-sosok tubuh kecil
meliuk-liuk dl batu aitar. kemudian terbang terputus-putus oleh sabetan goioknya.
Terngiang di telinganya kutukan roh
itu: "Kau akan beralih rupa menjadi makhluk
dina, setimpal dengan pengkhianatanmu.
Dumadi meninju-niniu kepala. sampai
berdenging.
la berlari masuk ke rumah. Hampir bertubrukan dengan Saniah yang memang bermaksud pergi
ke luar untuk melihat setinggi mana sudah rembulan mendaki bukit. Dalam kemarahannya. Dumadi menggeram pada isterinya:
"Mau ke mana kau?"
"Melihat waktu...” jawab Saniah. gemetar.
"Ha! Melihat waktu ! Pura-pura belaka. Padahal, waktu yang persis kau sudah tahu kapan
jatuhnya !'
"Apa maksudmu. Kang Madi?"
"Jangan berlagak pilon. Kau kira aku tak tahu
siapa kau ini sebenarnya..."
'Kang Madi!" Saniah membelalak. Pucat. semakin pucat "Bila kau pikir akulah yang bertanggungjawab atas semua azab sengsara ini, baiklah.
Kuterima. Tapi hendaklah Kang Madi camkan. Aku
tak pernah menyuruh Kang Madi menemui roh
terkutuk itu... sambil menyetubuhinya pula!"
Bagai ditampar muka dumadi mendengarnya.
"Kau mau bangkit-bangkit kesalahanku ya??
"Tidak ada gunanya mencari siapa yang salah.
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Kang Madi. Nasi telah menjadi bubur. langkah
telah dilakukan Lebih baik kita hadapi kenyataan
di depan mata kita sekarang ini. Sebagai contoh:
kang Madi kukira merahasiakan sesuatu dari aku.
Kuperhatikan pula, tingkah laku Kang Madi agak
lain sejak kemarin sore. Kang Madi berubah kaku
dan tak mau ngobrol. Seakan Kang Madi berusaha
menjauhi aku. Mengapa?"
Diserang bertubi-tubi begitu, mau tak 'mau
membuat Dumadl tersadar seketika. Teringat penjeiasan Santika "Yang menyetujui rencana sebusuk itu, jelaslah pribadi lain. 'Bukan pribadi
Saniah!" Terbukti kini, bahwa sebenamya Saniah
tidak mengetahui puteri kesayangannya akan diperkosa Dumadl, suaminya sendiri... yang nota-bene adalah ayah kandung puterinya pula. Bukti
itu membuat Dumadi bergidik ngeri. Apa reaksi
Saniah, seandainya pribadinya yang asii mengetahui apa yang akan diperbuat Dumadl pada puteri
kesayangan mereka? Muncul pula pikiran sebaliknya: apakah yang bertanya 'itu pribadi lain. yang
telah memperbudak raga Saniah?
Roh jahat terkutuk itu mau menjebaknyal
Dumadl menghela nafas. Tanpa punya keberanian menatap langsung ke mata isterinya. ia
berpaling ke arah lain seraya bergumam kecut:
'Sudahlah. lyah. Tak usah kita perpanjang lagi
pertengkaran ini. Waktu kita tinggal sedikit !'
Dumadl benar.
Malam terus merambat.
Dan, rembulan terus merangkak. Tersentak-sentak dari balik awan yang satu ke balik awan
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
yang lain. Mengintip diam-diam. Dengan wajah.
setengah mencemooh manusia-manusia di permukaan bumi, yang berkeliaran dengan segala-
kehina-dinaan masing-masing.
TUJUH BELAS
PUKUL sembilan malam Santika mengetuk
pintu rumah kakek Amsar di kampung Ciasem.
Satu jam lebih cepat dari waktu yang mereka
janjikan semula. Begitu ia berhadapan dengan
Januar. ia langsung bertanya: 'Apakah kau punya
pertalian darah dengan lsmiaty?"
'Pertalian darah? Januar keheranan. 'Bagaimana mungkin. Orangtua maupun leluhurku. semua asli orang Sumatera. Sedang Mia, setahuku
asli berdarah Sunda...?
Sambil menghenyakkan pantat di tempat duduk, Santika mendengus: "Kalau begitu. jawabannya adalah perpaduan darah."
"Perpaduan darah?” Januar makin heran.
"Ya, Apakah selama kau dan lsmiaty berhubungan, salah seorang dari kalian mengalami
kecelakaan yang seorang menyumbangkan darahnya untuk ditranfusikan ke yang lain?
'Lucu !' sahut Januar. Tetapi ia tidak tertawa.
Pikirannya bekerja: perpaduan darah? Dan mulutnya berkata antara sadar dan tidak: 'Mia sehat-sehat saja. Kuyakin, aku lebih sehat lagi. Mia
memang sekali dua marah2, terutama kalau
sedang menstruasi. Oh, ya. ya. Berbicara soal
darah. aku teringat oom Mia pemah cerita Tahun
tahun sebelumnya Mia selalu semaput kalau me
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Siapa Ayahku ? - Azizah Attamimi The Wednesday Letters - Surat Cinta di Hari Rabu - Jason F. Wright The Chamber - Kamar Gas - John Grisham Trio Tifa - Tiga Sandera - Bung Smas Kisah Dua Kamar ~ bukanpujangga
Pikiran-pikiran yang membingungkan Santika,
juga menggelisahkan alam pikiran Januar. Mengapa hanya dia seorang yang mengalami ancaman langsung? Sepanjang perjalanan pulang
ke rumah, Januar sibuk memeras otak untuk
mencarikan jawabannya. Sementara kakek Amsar
yang seperjalanan dengannya, agaknya tak berselera pula untuk berbicara. Entah apa yang
dipikirkan orangtua itu
'tiba di rumah. nenek amsar meminta tolong
pada suaminya untuk menyembelihkan salah seekor ayam mereka buat hidangan makan malam.
Setelah ayam yang dimaksud berhasil ditangkap
kakek Amsar, sekedar merintang-rintang pikiran
gundah Januar menawarkan diri untuk mengerjakan tugas berikutnya. Ayam tangkapan itu seekor
ayam jantan muda yang gemuk dan sehat. Sementara jari jemari Januar mencabuti bulu-bulu
pada leher ayam. mulutnya kumat~kamit memanjatkan do'a. Kemudian pisaunya bekerja. Leher
ayam hampir putus oleh tajamnya mata pisau.
Pembuluh menganga. Darah pun menyembur...
'Berahi' rungut Januar tersentak, sementara
la membiarkan ayam yang sekarat itu terlonjak-lonjak d tanah untuk menentang datangnya el-maut. 'Aku ingat sekarang. Darah...."
' Kakek Amsar yang duduk sambil menyulut
sebatang rokok yang menempel di bibir tuanya,
bertanya ingin tahu: "Ingat apa. Cucu?"
'Darah !' jawab Januar.
'Darah apa? Ayam?"
'Bukan. Apa yang mendadak teringat olehku,
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
adalah bisikan gaib yang konon telah diterima oleh
pak Santika. Urutannya satu persatu aku tak jelas.
la menyebut nyebut empat perkataan: “ cinta...
suci... perawan... darah...."
'Lantas ?'
"heem...” Januar menggeram. "Apa ya? Kok
urutan-urutan empat perkataan itu dapat kurangkaikan menjadi satu kalimat lengkap dan punya
makna. Darah suci perawan cinta. ah... bukan.
Cinta suci darah perawan... bukan juga. Cinta
darah perawan...”
'Sungguh suatu teka-teki yang rumit," nyeletuk
kakek Amsar sambil memungut bangkai ayam dari
tanah dan menyerahkan pada isterinya di dapur.
Tak berapa lama kemudian. ayam itu telah terhidang di atas meja makan dalam wujud yang
merangsang selera. Namun nenek Amsar terpaksa harus menelan kekecewaan. karena hidangan yang dimasaknya dengan susah payah
itu hanya dicoel sedikit-sedikit saja baik oleh suami
maupun Januar. Kedua orang itu lebih tertarik
untuk memecahkan jawaban teka-teki yang mereka hadapi. Karena sia-sia menemukannya, Januar lantas mengumpat:
'Akan kubunuh orangtua itu!"
Santika?" desah kakek Amsar. Terkejut.
'Bukan'
"Siapa kalau begitu?"
"Ayah Mia."
'Lho...."
'Akan kubunuh dia!" umpat Januar tak perduli,
dengan tangan mengepel marah. "Sekali ia sentuh
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
kekasihku. ia akan rasakan sengatan tinjukul'
'Tetapi, Cucu. la calon mertuamu. bukan?"
"Calon mertua? Bah!”
'Lho. Kok gitu....'
'Habis. Ayah macam apa dia itu? Mau saja
disuruh memperkosa anak kandungnya sendiri."
'Terpaksa. Cucu..." jawab kakek Amsar. Sumbang. Setengah melecehkan.
“Hah, terpaksa ya. Padahal. hem. Sebenarnya, ia menggandrungi puterinya. ingin mencicipi
kesegaran perawan Mia....'
'Astagfirullah, Cucu. Mengucaplah !'
Januar membantingkan tinju ke pahanya sendiri. Sakit alang kepalang, tetapi tidak diperdulikannya benar. la terus memaki: "Semua ini karena
kebodohannya Ketololannya. Kemunafikannya.
Kedurhakaannya. Mengingkari Tuhan. dengan
pergi menyembah kuburan keramat di hutan belantara itu. Sungguh memalukan!"
"itu aku sependapat, Cucu. Tetapi agaknya
kita tidak boleh mengabaikan hal-hal lain. Waktu
itu, Dumadi sedang panik akibat penyakit isterinya.
Jangan lupa pula. Daerah ini dulunya dikuasai
oleh orang-orang yang menganut kepercayaan
gaib, mereka hidup dalam dunia mistik... yang
sampai hari ini. masih dianut sebagian orang.
Masih ada lagi. Setiap manusia, punya kelemahannya sendiri-sendiri. Dan, sungguh celakalah seseorang kalau yang jadi titik lemahnya justru pada
iman!"
Dalam rumah terpencil di kaki bukit, tokoh-tokoh manusia yang mereka percakapkan tak
kurang-kurang gelisah dan ketakutan. lsmiaty tidak bisa terpejam. ingatan mengenai hubungan
cintanya dengan Januar tenggelam oleh serbuan
ingatan peristiwa kematian demi kematian yang
menimpa adik-adiknya. Mereka berempat mati
dengan cara berbeda-beda, namun yang satu tak
kalah mengerikan dengan yang lain. Cara kematian bagaimana pula yang telah ditentukan atas
dirinya?
lsmiaty mencoba mengingat Tuhan. Mendekatkan diri. Bertanya. Memohon tak putus-putus.
Tanpa memperdulikan pandangan prihatin kedua
orangtuanya, ia bersujud dl sajadah. Memohon
petunjuk dari' Yang Maha Pencipta. 'Tetes Rachman dan Rakhimmu kumohonkan ya Allah...l' ia
berdo'a. Diseling-seling dengan bayangan-bayangan mengerikan, perasaan takut berdosa, dan
akhirnya takut mati
Saniah hanya bisa berlinang air mata. Sebentar-sebentar tangan kanannya diusap-usapkan ke lengan dan paha kiri, sampai ke ujung jari
kaki. Akan lumpuh kembalikah ia, sebagaimana
dijanjikan setan terkutuk itu? Oh, ohl Biarlah ia
lumpuh seluruh badan. Mati sekali pun jadi. Asal
puterinya tercinta selamat...
Dumadi mundar mandir di dalam dan di luar
rumah. Bara api di tungku membangkitkan kemarahannya. Sinar rembulan yang merangkak
perlahan di langit kelam. membangkitkan ketakutannya Di balik bara api itu la seakan melihat
sorot mata sang makhluk penghuni kubur yang
pernah mengutuknya. Di balik bayangan rembulan
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
seakan ia melihat sosok-sosok tubuh kecil
meliuk-liuk dl batu aitar. kemudian terbang terputus-putus oleh sabetan goioknya.
Terngiang di telinganya kutukan roh
itu: "Kau akan beralih rupa menjadi makhluk
dina, setimpal dengan pengkhianatanmu.
Dumadi meninju-niniu kepala. sampai
berdenging.
la berlari masuk ke rumah. Hampir bertubrukan dengan Saniah yang memang bermaksud pergi
ke luar untuk melihat setinggi mana sudah rembulan mendaki bukit. Dalam kemarahannya. Dumadi menggeram pada isterinya:
"Mau ke mana kau?"
"Melihat waktu...” jawab Saniah. gemetar.
"Ha! Melihat waktu ! Pura-pura belaka. Padahal, waktu yang persis kau sudah tahu kapan
jatuhnya !'
"Apa maksudmu. Kang Madi?"
"Jangan berlagak pilon. Kau kira aku tak tahu
siapa kau ini sebenarnya..."
'Kang Madi!" Saniah membelalak. Pucat. semakin pucat "Bila kau pikir akulah yang bertanggungjawab atas semua azab sengsara ini, baiklah.
Kuterima. Tapi hendaklah Kang Madi camkan. Aku
tak pernah menyuruh Kang Madi menemui roh
terkutuk itu... sambil menyetubuhinya pula!"
Bagai ditampar muka dumadi mendengarnya.
"Kau mau bangkit-bangkit kesalahanku ya??
"Tidak ada gunanya mencari siapa yang salah.
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Kang Madi. Nasi telah menjadi bubur. langkah
telah dilakukan Lebih baik kita hadapi kenyataan
di depan mata kita sekarang ini. Sebagai contoh:
kang Madi kukira merahasiakan sesuatu dari aku.
Kuperhatikan pula, tingkah laku Kang Madi agak
lain sejak kemarin sore. Kang Madi berubah kaku
dan tak mau ngobrol. Seakan Kang Madi berusaha
menjauhi aku. Mengapa?"
Diserang bertubi-tubi begitu, mau tak 'mau
membuat Dumadl tersadar seketika. Teringat penjeiasan Santika "Yang menyetujui rencana sebusuk itu, jelaslah pribadi lain. 'Bukan pribadi
Saniah!" Terbukti kini, bahwa sebenamya Saniah
tidak mengetahui puteri kesayangannya akan diperkosa Dumadl, suaminya sendiri... yang nota-bene adalah ayah kandung puterinya pula. Bukti
itu membuat Dumadi bergidik ngeri. Apa reaksi
Saniah, seandainya pribadinya yang asii mengetahui apa yang akan diperbuat Dumadl pada puteri
kesayangan mereka? Muncul pula pikiran sebaliknya: apakah yang bertanya 'itu pribadi lain. yang
telah memperbudak raga Saniah?
Roh jahat terkutuk itu mau menjebaknyal
Dumadl menghela nafas. Tanpa punya keberanian menatap langsung ke mata isterinya. ia
berpaling ke arah lain seraya bergumam kecut:
'Sudahlah. lyah. Tak usah kita perpanjang lagi
pertengkaran ini. Waktu kita tinggal sedikit !'
Dumadl benar.
Malam terus merambat.
Dan, rembulan terus merangkak. Tersentak-sentak dari balik awan yang satu ke balik awan
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
yang lain. Mengintip diam-diam. Dengan wajah.
setengah mencemooh manusia-manusia di permukaan bumi, yang berkeliaran dengan segala-
kehina-dinaan masing-masing.
TUJUH BELAS
PUKUL sembilan malam Santika mengetuk
pintu rumah kakek Amsar di kampung Ciasem.
Satu jam lebih cepat dari waktu yang mereka
janjikan semula. Begitu ia berhadapan dengan
Januar. ia langsung bertanya: 'Apakah kau punya
pertalian darah dengan lsmiaty?"
'Pertalian darah? Januar keheranan. 'Bagaimana mungkin. Orangtua maupun leluhurku. semua asli orang Sumatera. Sedang Mia, setahuku
asli berdarah Sunda...?
Sambil menghenyakkan pantat di tempat duduk, Santika mendengus: "Kalau begitu. jawabannya adalah perpaduan darah."
"Perpaduan darah?” Januar makin heran.
"Ya, Apakah selama kau dan lsmiaty berhubungan, salah seorang dari kalian mengalami
kecelakaan yang seorang menyumbangkan darahnya untuk ditranfusikan ke yang lain?
'Lucu !' sahut Januar. Tetapi ia tidak tertawa.
Pikirannya bekerja: perpaduan darah? Dan mulutnya berkata antara sadar dan tidak: 'Mia sehat-sehat saja. Kuyakin, aku lebih sehat lagi. Mia
memang sekali dua marah2, terutama kalau
sedang menstruasi. Oh, ya. ya. Berbicara soal
darah. aku teringat oom Mia pemah cerita Tahun
tahun sebelumnya Mia selalu semaput kalau me
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN