Cerita Misteri | Tangan Tangan Setan | by Abdullah Harahap | Tangan Tangan Setan | Cersil Sakti | Tangan Tangan Setan pdf
Siapa Ayahku ? - Azizah Attamimi The Wednesday Letters - Surat Cinta di Hari Rabu - Jason F. Wright The Chamber - Kamar Gas - John Grisham Trio Tifa - Tiga Sandera - Bung Smas Kisah Dua Kamar ~ bukanpujangga
'Cepat. Mia. Naiklah cepat...? ia dengar suara
lain.
Suara Januar!
Di atas batu besar mirip altar. sepasang mata
Dumadi' menyala merah. Nyala merah itu memercik-mercik. membersitkan titik-titik api. Demikian kuatnya sorot mata itu. sehingga
api yang membersit menimbulkan cahaya silau
kemerahan yang menerangi tempat di sekitarnya
"Siapa kau?!' desis tajam keluar dari mulutnya.
Tangannya yang sudah mulur panjang hampir tiga
meter. tetap terulur di udara dengan telapak mengepal.
Januar menyeret tubuh Isrniaty dari air, dan
menyembunyikannya di belakang tubuhnya Dengan mata ngeri ia memandangi makhluk aneh di
tengah sungai itu. Mulutnya gelagapan, gugup
dan panik. la raba gagang kerisnya, dihunus lepas.
Keris itu mengingatkannya pada cara penggunaannya. Dengan menyebut nama Allah. Dan
nama Allah mengingatkannya pula pada pesan
ajengan Zakaria, bagaimana ia harus menghadapi
kekuatan-kekuatan gaib dan jahat yang berada di
luar kemampuan manusia.
"Aku...' ia mendengus gemetar. “Aku... hamba
Allah. HambaNya yang hina dina,... Atas kemuliaan
namaNya. kumohon... pergilah. Tinggalkan
kami....' -
"Tidaaaakk...!' Jerit makhluk itu, melengking.
'Kau tidak dapat merampas hakku. Bukankah kau
telah beberapa kali kuperingatkan.... Kau. manusia
tak tahu diuntung. Kau ... .akan kusiksa. Seperti
aku menyiksa kekaslhmu. Menyiksa ayah ibunya
dalam azab sengsara tiada terperi..."
Selama berbicara itu, tangan sang makhluk
terus mulur mendekati tempat Januar dan lsmiaty.
Setelah cukup dekat dan Januar serta lsmiaty tak
dapat mundur lagi karena terhalang pepohonan
serta semak belukar yang rapat beronak duri,...
telapak tangan kanan yang aneh itu berubah pula.
Tidak lagi mengepel seperti tinju, tetapi telah
berubah rupa menjadi ciut. lancip ke depan... Dikiri kanan bagian lancip itu tampak sepasang
titik-titik kecil. titik merah kekuning-kuningan, berkedap-kedip. Sepasang mata yang bersinar mengerikan.
Tangan mulur itu meIiuk-liuk liar di udara.
Bagian depannya yang lancip mirip kepala ular.
berdesis-desis... lidah pun terjulur dari bagian
lancip itu, bercabang-cabang. mengeluarkan air
liur yang membusa dan berbau memualkan.
"Astagfirullah ! Januar mengucap istigfar. dan
kerisnya pun sudah terhunus kini. Begitu kepala
gaib roh jahat itu mematuk ke arahnya, Januar
yang dapat menahan kengerian karena dorongan
ingin menyelamatkan kekasihnya, berteriak menyebut nama Allah dan kerisnya pun menyambut
datangnya serangan itu.
Dari mulut Dumadi terdengar jerit kesakitan
seorang perempuan. Lengan kanannya yang hitam pekat bersisik dan teramat panjang itu. berkelebatan liar di udara menghantam apa saja yang
terlewati. Cabang-cabang pepohonan yang lantas
berderak patah, batu-batuan yang lantas pecah
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
berhamburan. arus air yang lantas berkecipak liar
riuh rendah.
'Haram jadah terkutuk !' jerit sang makhluk
dan tangannya menyerbu lagi'. Dengan mata terbelalak Januar melihat bagaimana lengan hitam
itu bukan saja memanjang tetapi juga membesar
dan terus membesar. Saking besar dan beratnya,
tangan gaib misterius itu jatuh ke arus sungai.
merayap pelan di antara bebatuan. Kepalanya
yang lancip dengan lidah yang terjulur semakin
panjang, terangkat dari dalam air dan meliuk ketepian. Mendekati mangsanya yang tak berdaya.
Terdengar pekik lemah di belakang Januar.
lsmiaty sudah meluncur ke tanah. Pingsan.
Januar tetap terpaku. Tegang kaku. Sepasang
mata di kepala yang mendekat itu berkilau semakin merah. semakin menyerupai darah.
Darah!
Tanpa berpikir panjang lagi. Januar menggoreskan ujung keris ke kulit lengannya sendiri.
Darah pun memancur seketika. Secepat itu pula,
Januar membungkuk. Ia melakukan hal yang
sama pada lengan lsmiaty. Dalam pingsannya.
gadis itu mengerang dan menggeliat manakala
kulit lengannya tergores dan darahnya memancar.
Januar tahu kini apa yang harus dilakukan.
Santika telah salah duga. Menurut Santika'. apabila
ia gagal menguasai roh yang la duga bersemayam
di tubuh Saniah. maka Dumadi harus memercikkan darah perawan anaknya, dengan segenap
rasa cinta seorang ayah. Darah itu harus dioleskan
pada benda apa saja yang mungkin dapat di
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
pegang atau disambar, lalu benda yang diolesi
darah harus dilemparkan ke arah roh yang diduga
akan mendatangi mereka ke sungai untuk menagih janji, melampiaskan dendam...
Kepala ular panjang sebesar batang pohon
kelapa itu merayap mendekati kaki Januar yang
tengah membungkuk memadukan darahnya dengan darah Ismiaty pada mata keris. Dan begitu
kepala bermata merah mengerikan dan berlidah
panjang berbusa memualkan itu terangkat untuk
melakukan terkaman mematikan, Januar membalikkan tubuh.
Dengan nama Allah, mata keris ia jadikan
tameng di depan dada.
Mata sang makhluk berkilat tajam. Tampaknya
menyadari apa yang ada di depannya, namun tak
keburu menghindar. Serbuannya sudah terlanjur
menerjang dengan kuat. Dan kepala makhluk itu
langsung menerpa mata keris, yang memerah
dibercaki paduan darah Januar dan Ismiaty. Darah
cinta. darah persembahan kasih sayang yang
tulus dan murni...,
Terdengar desis panjang tersentak-sentak
Kepala sang makhluk ditarik mundur, membawa
serta keris yang tak dapat diperturutkan Januar
yang sudah hampir lumpuh karena hantaman
badai kengerian. Makin jauh kepala makhluk itu
mundur. makin mengecil pula Iingkarannya, makin
pendek jangkauannya. Lalu suatu ketika, sisa
tubuh makhluk dari lengan Dumadi itu meloncat
dari dalam air, melayang di udara lepas disertai
bunyi ledakan-ledakan membahana dan hem
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
pasan angin keras bagaikan topan yang muncul
entah dari mana.
Segala sesuatu di sekitar tempat itu segera
berubah porak poranda. Pepohonan yang disambar amukan makhluk itu tumbang berantakan.
Bebatuan terbang melesat kian kemari. Tebing
sebelah atas air terjun kena sambar pula. lalu
dengan suara bergemuruh tebing batu karang itupun runtuh membahana. Di batu altar berpermukaan rata dekat pusaran air, tubuh Dumadi
tiba-tiba jatuh terbungkuk-bungkuk. la sepertinya
berjongkok. lalu merangkak. Ah, kaki maupun
tangannya telah berubah bentuk menyerupai kaki-kaki anjing. dengan kepala menyerupai ular, dan
dari pantatnya tersembul semacam ekor berwarna
putih keperakan. Ekor itu menggelepur... menggeliat memanjang lalu memendek... menyerupai
gelupuran cacing!
Anehnya dari kepala ular dumadi justru terdengar lolongan anjing yang merintih lirih... tengadah menangisi rembulan. Luapan air menyambar tubuh anjing yang rnenyeretnya ke pusaran,
sementara dari bagian atas semakin banyak sisi
tebing jatuh runtuh. Longsor dengan suara hiruk
pikuk bagaikan suara jeritan ribuan roh-roh yang
tersiksa di neraka. Tanah. pasir. bebatuan dan
pepohonan di tebing itu runtuh terus menerus,
menimpa lalu menimbuni tubuh berbentuk aneh
yang masih terseret pusaran air. Tubuh itu melolong sesaat, lalu lenyap dalam timbunan bebatuan yang membukit
Aliran sungai beralih arah ke kiri kanan ong
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
gokan batu dan tanah mernbukit itu, kemudian
menyatu kembali di sebelah hilir. Getaran-getaran
serta suara-suara mirip gempa itu pun lambat laun
berhenti. Topan badai angin menjauh, tinggal
desis semilir. berhembus pelan. Kering. Dan
lembab.
Agaknya, musim hujan akan segera tiba...
Syukurlah penderitaan Saniah tidak terlalu
lama
Setelah terbaring dengan tubuh kembali lumpuh setengah badan seperti dulu. tiga hari kemudian ia menghembuskan nafas dengan tenang
di pelukan puterinya tercinta- Sebelum meninggal,
Saniah berpesan agar jenazahnya dikuburkan di
dekat kuburan suaminya.
Keinginan Saniah dipenuhi.
Ia dikuburkan di tepi sungai yang kini tidak
lagi berair terjun itu. Kuburan Saniah dibuat menghadap kiblat, dan sungguh kebetulan menghadap
ke bukit batu karang yang membelah sungai,
tempat di mana suaminya mati terkubur.
Menatap ke bukit yang bentuknya menyeramkan itu, lsmiaty bergumam lirih: "Seperti apakah
ketika ayah menemui ajal, Bang Nuar?"
Jawab Januar sama seperti ia menjawab pertanyaan yang sama dari Saniah. Jawaban yang
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
bijaksana: "Seperti kalian pernah mengenalnya!"
“Apakah raganya berubah rupa?"
Dijawab Januar dengan pertanyaan pula:
"Raga siapa, Sayangku?"
Memang benar.
Raga siapa yang berubah di balik kubur itu?
Kubur yang bentuknya tetap aneh. Tetap menyeramkan. Biarpun waktu terus berlalu. Dan
Januar beserta istrinya, Ismiaty, terus pula menziarahinya. Disertai putera-puteri mereka yang
terus lahir. Yang anehnya, berhenti setelah kelahiran anak mereka yang ke lima.
Januar sebenarnya hanya menghendaki dua
orang anak.
Tetapi kalau disusul pula oleh kelahiran tiga
anak lagi, mengapa pula harus ditolak?
Manusia boleh saja berusaha.
Namun, tetap saja Tuhan yang menentukan.
Maka, sungguh tak pantas kalau timbul pertanyaan: "Mengapa lima?"
Jawabnya: .
Tuhanlah yang tahu.
T-A-M-A-T
Ebook by syauqy_arr@yahoo.co.id
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
Siapa Ayahku ? - Azizah Attamimi The Wednesday Letters - Surat Cinta di Hari Rabu - Jason F. Wright The Chamber - Kamar Gas - John Grisham Trio Tifa - Tiga Sandera - Bung Smas Kisah Dua Kamar ~ bukanpujangga
'Cepat. Mia. Naiklah cepat...? ia dengar suara
lain.
Suara Januar!
Di atas batu besar mirip altar. sepasang mata
Dumadi' menyala merah. Nyala merah itu memercik-mercik. membersitkan titik-titik api. Demikian kuatnya sorot mata itu. sehingga
api yang membersit menimbulkan cahaya silau
kemerahan yang menerangi tempat di sekitarnya
"Siapa kau?!' desis tajam keluar dari mulutnya.
Tangannya yang sudah mulur panjang hampir tiga
meter. tetap terulur di udara dengan telapak mengepal.
Januar menyeret tubuh Isrniaty dari air, dan
menyembunyikannya di belakang tubuhnya Dengan mata ngeri ia memandangi makhluk aneh di
tengah sungai itu. Mulutnya gelagapan, gugup
dan panik. la raba gagang kerisnya, dihunus lepas.
Keris itu mengingatkannya pada cara penggunaannya. Dengan menyebut nama Allah. Dan
nama Allah mengingatkannya pula pada pesan
ajengan Zakaria, bagaimana ia harus menghadapi
kekuatan-kekuatan gaib dan jahat yang berada di
luar kemampuan manusia.
"Aku...' ia mendengus gemetar. “Aku... hamba
Allah. HambaNya yang hina dina,... Atas kemuliaan
namaNya. kumohon... pergilah. Tinggalkan
kami....' -
"Tidaaaakk...!' Jerit makhluk itu, melengking.
'Kau tidak dapat merampas hakku. Bukankah kau
telah beberapa kali kuperingatkan.... Kau. manusia
tak tahu diuntung. Kau ... .akan kusiksa. Seperti
aku menyiksa kekaslhmu. Menyiksa ayah ibunya
dalam azab sengsara tiada terperi..."
Selama berbicara itu, tangan sang makhluk
terus mulur mendekati tempat Januar dan lsmiaty.
Setelah cukup dekat dan Januar serta lsmiaty tak
dapat mundur lagi karena terhalang pepohonan
serta semak belukar yang rapat beronak duri,...
telapak tangan kanan yang aneh itu berubah pula.
Tidak lagi mengepel seperti tinju, tetapi telah
berubah rupa menjadi ciut. lancip ke depan... Dikiri kanan bagian lancip itu tampak sepasang
titik-titik kecil. titik merah kekuning-kuningan, berkedap-kedip. Sepasang mata yang bersinar mengerikan.
Tangan mulur itu meIiuk-liuk liar di udara.
Bagian depannya yang lancip mirip kepala ular.
berdesis-desis... lidah pun terjulur dari bagian
lancip itu, bercabang-cabang. mengeluarkan air
liur yang membusa dan berbau memualkan.
"Astagfirullah ! Januar mengucap istigfar. dan
kerisnya pun sudah terhunus kini. Begitu kepala
gaib roh jahat itu mematuk ke arahnya, Januar
yang dapat menahan kengerian karena dorongan
ingin menyelamatkan kekasihnya, berteriak menyebut nama Allah dan kerisnya pun menyambut
datangnya serangan itu.
Dari mulut Dumadi terdengar jerit kesakitan
seorang perempuan. Lengan kanannya yang hitam pekat bersisik dan teramat panjang itu. berkelebatan liar di udara menghantam apa saja yang
terlewati. Cabang-cabang pepohonan yang lantas
berderak patah, batu-batuan yang lantas pecah
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
berhamburan. arus air yang lantas berkecipak liar
riuh rendah.
'Haram jadah terkutuk !' jerit sang makhluk
dan tangannya menyerbu lagi'. Dengan mata terbelalak Januar melihat bagaimana lengan hitam
itu bukan saja memanjang tetapi juga membesar
dan terus membesar. Saking besar dan beratnya,
tangan gaib misterius itu jatuh ke arus sungai.
merayap pelan di antara bebatuan. Kepalanya
yang lancip dengan lidah yang terjulur semakin
panjang, terangkat dari dalam air dan meliuk ketepian. Mendekati mangsanya yang tak berdaya.
Terdengar pekik lemah di belakang Januar.
lsmiaty sudah meluncur ke tanah. Pingsan.
Januar tetap terpaku. Tegang kaku. Sepasang
mata di kepala yang mendekat itu berkilau semakin merah. semakin menyerupai darah.
Darah!
Tanpa berpikir panjang lagi. Januar menggoreskan ujung keris ke kulit lengannya sendiri.
Darah pun memancur seketika. Secepat itu pula,
Januar membungkuk. Ia melakukan hal yang
sama pada lengan lsmiaty. Dalam pingsannya.
gadis itu mengerang dan menggeliat manakala
kulit lengannya tergores dan darahnya memancar.
Januar tahu kini apa yang harus dilakukan.
Santika telah salah duga. Menurut Santika'. apabila
ia gagal menguasai roh yang la duga bersemayam
di tubuh Saniah. maka Dumadi harus memercikkan darah perawan anaknya, dengan segenap
rasa cinta seorang ayah. Darah itu harus dioleskan
pada benda apa saja yang mungkin dapat di
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
pegang atau disambar, lalu benda yang diolesi
darah harus dilemparkan ke arah roh yang diduga
akan mendatangi mereka ke sungai untuk menagih janji, melampiaskan dendam...
Kepala ular panjang sebesar batang pohon
kelapa itu merayap mendekati kaki Januar yang
tengah membungkuk memadukan darahnya dengan darah Ismiaty pada mata keris. Dan begitu
kepala bermata merah mengerikan dan berlidah
panjang berbusa memualkan itu terangkat untuk
melakukan terkaman mematikan, Januar membalikkan tubuh.
Dengan nama Allah, mata keris ia jadikan
tameng di depan dada.
Mata sang makhluk berkilat tajam. Tampaknya
menyadari apa yang ada di depannya, namun tak
keburu menghindar. Serbuannya sudah terlanjur
menerjang dengan kuat. Dan kepala makhluk itu
langsung menerpa mata keris, yang memerah
dibercaki paduan darah Januar dan Ismiaty. Darah
cinta. darah persembahan kasih sayang yang
tulus dan murni...,
Terdengar desis panjang tersentak-sentak
Kepala sang makhluk ditarik mundur, membawa
serta keris yang tak dapat diperturutkan Januar
yang sudah hampir lumpuh karena hantaman
badai kengerian. Makin jauh kepala makhluk itu
mundur. makin mengecil pula Iingkarannya, makin
pendek jangkauannya. Lalu suatu ketika, sisa
tubuh makhluk dari lengan Dumadi itu meloncat
dari dalam air, melayang di udara lepas disertai
bunyi ledakan-ledakan membahana dan hem
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
pasan angin keras bagaikan topan yang muncul
entah dari mana.
Segala sesuatu di sekitar tempat itu segera
berubah porak poranda. Pepohonan yang disambar amukan makhluk itu tumbang berantakan.
Bebatuan terbang melesat kian kemari. Tebing
sebelah atas air terjun kena sambar pula. lalu
dengan suara bergemuruh tebing batu karang itupun runtuh membahana. Di batu altar berpermukaan rata dekat pusaran air, tubuh Dumadi
tiba-tiba jatuh terbungkuk-bungkuk. la sepertinya
berjongkok. lalu merangkak. Ah, kaki maupun
tangannya telah berubah bentuk menyerupai kaki-kaki anjing. dengan kepala menyerupai ular, dan
dari pantatnya tersembul semacam ekor berwarna
putih keperakan. Ekor itu menggelepur... menggeliat memanjang lalu memendek... menyerupai
gelupuran cacing!
Anehnya dari kepala ular dumadi justru terdengar lolongan anjing yang merintih lirih... tengadah menangisi rembulan. Luapan air menyambar tubuh anjing yang rnenyeretnya ke pusaran,
sementara dari bagian atas semakin banyak sisi
tebing jatuh runtuh. Longsor dengan suara hiruk
pikuk bagaikan suara jeritan ribuan roh-roh yang
tersiksa di neraka. Tanah. pasir. bebatuan dan
pepohonan di tebing itu runtuh terus menerus,
menimpa lalu menimbuni tubuh berbentuk aneh
yang masih terseret pusaran air. Tubuh itu melolong sesaat, lalu lenyap dalam timbunan bebatuan yang membukit
Aliran sungai beralih arah ke kiri kanan ong
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
gokan batu dan tanah mernbukit itu, kemudian
menyatu kembali di sebelah hilir. Getaran-getaran
serta suara-suara mirip gempa itu pun lambat laun
berhenti. Topan badai angin menjauh, tinggal
desis semilir. berhembus pelan. Kering. Dan
lembab.
Agaknya, musim hujan akan segera tiba...
Syukurlah penderitaan Saniah tidak terlalu
lama
Setelah terbaring dengan tubuh kembali lumpuh setengah badan seperti dulu. tiga hari kemudian ia menghembuskan nafas dengan tenang
di pelukan puterinya tercinta- Sebelum meninggal,
Saniah berpesan agar jenazahnya dikuburkan di
dekat kuburan suaminya.
Keinginan Saniah dipenuhi.
Ia dikuburkan di tepi sungai yang kini tidak
lagi berair terjun itu. Kuburan Saniah dibuat menghadap kiblat, dan sungguh kebetulan menghadap
ke bukit batu karang yang membelah sungai,
tempat di mana suaminya mati terkubur.
Menatap ke bukit yang bentuknya menyeramkan itu, lsmiaty bergumam lirih: "Seperti apakah
ketika ayah menemui ajal, Bang Nuar?"
Jawab Januar sama seperti ia menjawab pertanyaan yang sama dari Saniah. Jawaban yang
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN
bijaksana: "Seperti kalian pernah mengenalnya!"
“Apakah raganya berubah rupa?"
Dijawab Januar dengan pertanyaan pula:
"Raga siapa, Sayangku?"
Memang benar.
Raga siapa yang berubah di balik kubur itu?
Kubur yang bentuknya tetap aneh. Tetap menyeramkan. Biarpun waktu terus berlalu. Dan
Januar beserta istrinya, Ismiaty, terus pula menziarahinya. Disertai putera-puteri mereka yang
terus lahir. Yang anehnya, berhenti setelah kelahiran anak mereka yang ke lima.
Januar sebenarnya hanya menghendaki dua
orang anak.
Tetapi kalau disusul pula oleh kelahiran tiga
anak lagi, mengapa pula harus ditolak?
Manusia boleh saja berusaha.
Namun, tetap saja Tuhan yang menentukan.
Maka, sungguh tak pantas kalau timbul pertanyaan: "Mengapa lima?"
Jawabnya: .
Tuhanlah yang tahu.
T-A-M-A-T
Ebook by syauqy_arr@yahoo.co.id
http://cerita-silat.mywapblog.com TANGAN TANGAN SETAN