Cerita Misteri | Suara Dari Alam Gaib | by Abdullah Harahap | Suara Dari Alam Gaib | Cersil Sakti | Suara Dari Alam Gaib pdf
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
si pelayan menyadarkan aku dari lamunan'. "Kami
semua mencintainya. Dan tetap akan mencintai
dia. apapun yang telah terjadi!" la bergerak
ke pintu. "Hati-hati terhadap kabut di luar sana,
Oom,, lni mungkin promosi buruk untuk penginapan kami. Namun aku merasa berkewajiban
untuk memberitahu setiap tamu yang memaksa
tinggal di kamar ini. Keluar malam tidak baik
untuk kesehatan, bukan?" ..
Lalu ia pergi.
Meninggalkan aku termangu-mangu. Banyak
rahasia yang tersembunyi dari sikap dan perkataan
orangtua itu. Tetapi ia akan kecewa, kalau berharap aku akan gemetar ketakutan mendengar
kisah-kisah mengerikan tentang kamar berhantu.
Atau barangkali, roh-roh jahat yang bangkit
dari kuburannya di dasar jurang, merangkaki
tebing lalu muncul dari balik kabut 'memperlihatkan wajah menyeramkan. Kisah-kisah demikian_hanya ada dalam mimpi buruk seorang penakut!
Setelah menghabiskan segelas kopi sambil
membuat rencana-rencana selama satu minggu
aku menetap di desa ini, aku kemudian berbaring
di ranjang. Otomatis, pandangan mataku beradu
dengan lukisan di tembok. Senyum gadis itu begitu misterius. Tatap matanya, memaksaku bangkit
dan berjalan mendekati tembok. Aku masih muda.
Sedang jatuh cinta pada gadis lain. Namun tetap
34
http://cerita-silat.mywapblog.com
sala hasratku tergoda untuk menjamah gumpalan
antik dibalik leher kebaya yang kancing atasnya
terlepas itu.
Dingin dan kasar. Tidak hangat dan lunak.
Tentu saia. Hanya sebuah lukisan diatas kain
kanvas murahan dengan pulasan cat minyak
yang ..., Ah. Sasungguhnyalah. pulasan cat itu
terlalu -sambrono. Si pelukis memberi pula warna-warna yang janggal. Memang kehampaan yang
melatar belakangi lukisan itu. persis sama denqan
kehampaan yang tadi kulihat dl luar sana. begitu
pula warna batu karang di sekitarnya. Apakah
langit senja sedang memerah darah ketika gadis
itu duduk sementara sang pelukis sibuk dengan
kwasnya? Kebaya si gadis, bahkan kulit wajah,
leher serta barang antiknya, terlalu merah untuk
ukuran normal. Hem. Bukan merah semata.
Tampaknya sedikit lembayung. Atau jingga?
ini campuran warna yang sangat kacau dan
pulasannya tidak menuruti aturan yang wajar.
Aku 'bukan seorang ahli. Tetapi menikmati
sebuah lukisan, tidak harus selalu memerlukan
keahlian. Barangkali pelayan tadi benar.
Si pelukis ..., punya nama besar atau tidak, yang
jelas sedang menderita kesengsaraan plslk dan
pikiran. Kuamati dengan seksama. Tetap saja
lukisan itu tanpa nama. Sebagai ganti nama atau
guratan astral, tertera tulisan cakar ayam
35
http://cerita-silat.mywapblog.com
berbunyi : .JlWA RAGAKU. 'tulisan itu sangat
merah.
Semerah darah!
.OOOO
BARANGKALI aku sudah tertidur, ketika
desah lembut membangunkan aku dari impian
yang semrawut. Semula aku berpikir aku ada di
kamar kostku, atau kamar tidur Sarifah. Lampu
kamar tetap menyala. Kulihat teko, gelas kosong,
mesin tik. Lalu jendela. Ada cahaya samar
merembes di luar. Kuning, keputihan-putihan.
Kaca jendela basah. Lembah. Berembun. Rupanya
warna kuning itu dipantulkan cahaya lampu
kamar. Dan warna putih tak berbatas di luar
jendela, ternyata kabut.
Tidak ada desah nafas Sarifah
~Yang ada. desah ombak. Terhempas-hempas,
setengah marah. Aku mencoba tidur lagi, dan
berpikir apa saja tadi yang dalang dalam mimpiku.
Kemudian gangguan itu munsul Suara gesekan
samar. Apakah tikus yang berlari di para? Tidak.
Tidak di para, melainkan di luar pintu. Gesekan.
Lalu bunyi ketukan samar-samar. Apakah pelayan `
telah melupakan sesuatu sehingga berani
menggangguku tengah malam bun begini? Atau
barangkali. ada seorang tamu yng mengidap
36
http://cerita-silat.mywapblog.com
penyakit berjalan kala tidur, dan kesasar mengetuk
pintu kamarku?
Atau pencuri!
la mau mengambil mesin tikku. Kurang ajar '
benar. ltu mesin tik pinjaman, dan Oom-nya
Sahlan akan marah besar kalau barangnya tidak
kujaga baik baik. Sialan! Mestinya mesin tik itu
tidak kuletakkan di sana. Meja itu begitu dekat
kejendela.
Sepi menyeruak ketika aku turun dari ranjang.
Mungkin pencuri itu telah kabur diam diam.
Baiklah. Aku akan tetap berhati-hati. Lebih dulu
mesin tlk itu harus kusimpan di lemari'. Kalau
perlu, di bawah bantal tidurku. Mesin tik itu
merupakan salah satu batu ujian sebelum aku
berhasil memiliki Sarifah.
Aku beriingkati mendekati meja. Lalu tertegun.
Sebuah bayangan berkelebat d: luar jendela.
Kurang ajar, pikirku. Rupanya ia tetap nekad,
biar tahu aku sudah bangun. Oke. la perlu
diberitahu kalau aku memiliki ban hitam
dl perkumpulan karate universitas. la akan kuajak
latihan sebentar ...." 2
Gemuruh ombak menerpa telinga ketika pintu
kusentak terbuka. Kabut tipis dan dingin menusuk
http://cerita-silat.mywapblog.com
secepat itu pula otot ototku mengendur. Rilek.
Aku terpesona menatapnya. Seorang gadis desa
berkebaya sederhana serta bayangan kaget yang
wajar pada wajahnya yang juga memperlihatkan
kesederhanaan. Namun semakin kusimak, semakin
tak terperi kecantikan yang mengagumkan pada
wajah tanpa polesan make-up itu.
"Maaf", gumarnku, tersedak karena masih
dipengaruhi surprise atas kehadirannya. "Tadinya
kukira
la tersenyum. Antara takut, dan malu. Hasilnya
tetap sama saja: aduhai, manisnya! itu tidak
membuatku senang. Malah agak~ gusar. Apakah
gadis ini datang atas kemauan sendiri? la jalang,
kalau begitu. Atau salah seorang' pelayan . ,
mungkin orangtua penakut itumenyelundupkannya ke kamarku? Tetapi' aku tidak memesan
teman tidur. Dan seumur hidupku tidak pernah
bermimpi untuk mengeluarkan sejumlah uang
sia-sia membayar seorang perempuan untuk
dinikmati sejam dua, atau semalam suntuk dengan
tarip khusus. farida bisa naik pitam. hidung
farida cukup tajam membaui parlum yang bukan
miliknya melekat pada tubuh atau pakaianku.
"Boleh aku masuk?" gadis itu berbisik sayup.
"Apa?"
"Aku ..., aku kedinginan," ia berkata. Malu.
Aku menatap ke sekitar. Tak ada orang lain.
38
http://cerita-silat.mywapblog.com
Namun bukan mustahil ada mata yang mengintip
dari balik kabut yang semakin jauh semakin tebal
itu. Siapapun pengintip atau orang usil yang
mencoba menguji imanku, ia tidak akan kuberi
hati. Gadis ini akan kusuruh pergi, tak perduli
malam telah larut, berkabut pula lagi. Tetapi
bagaimana kalau ia tersasar, dan jatuh ke Jurang
berbatu karang di tepi pantai?
Aku menatap lagi.
Gadis itu sudah tak ada di tempatnya semula.
Liar mataku mencari berkeliling. Tetap saja ia tak
kelihatan. Sebelum kejutan lenyap dari kepalaku,
bisikan tadi terdengar lagi:
"Tutuplah pintunya. Bunyi ombak itu
membuatku takut."
Aku memutar tubuh. Astaga! Selagi aku tadi
mengamati suasana di luar, diam-diam ia telah
menyelinap masuk ke dalam kamar. Dan tanpa
seijinku, duduk santai di tepi ranjang.
Sesaat aku tergoda oleh tatap matanya yang
mengundang. serta senyuman manisnya yang
mengajak. Godaan itu datang lebih kuat dari balik
leher kebayanya. Kencing atas kebaya itu terlepas
dan sesuatu di sana Tanpa sadar aku berpaling
ke tembok, dan menatap lukisan di situ. Menoleh
lagi, memperhatikan sl gadis, kembali ke lukisan,
lalu aku tercengang.
"Tak usah heran. Aku memang gadis itu,"~
http://cerita-silat.mywapblog.com
Mahkota Cinta - Habiburrahman El-Shirazy Josep Sang Mualaf - Fajar Agustanto Namaku Izrail ! - Atmonadi Keluarga Flood - Tetangga Menyebalkan - Colin Thomphson Kumpulan Dongeng Anak
si pelayan menyadarkan aku dari lamunan'. "Kami
semua mencintainya. Dan tetap akan mencintai
dia. apapun yang telah terjadi!" la bergerak
ke pintu. "Hati-hati terhadap kabut di luar sana,
Oom,, lni mungkin promosi buruk untuk penginapan kami. Namun aku merasa berkewajiban
untuk memberitahu setiap tamu yang memaksa
tinggal di kamar ini. Keluar malam tidak baik
untuk kesehatan, bukan?" ..
Lalu ia pergi.
Meninggalkan aku termangu-mangu. Banyak
rahasia yang tersembunyi dari sikap dan perkataan
orangtua itu. Tetapi ia akan kecewa, kalau berharap aku akan gemetar ketakutan mendengar
kisah-kisah mengerikan tentang kamar berhantu.
Atau barangkali, roh-roh jahat yang bangkit
dari kuburannya di dasar jurang, merangkaki
tebing lalu muncul dari balik kabut 'memperlihatkan wajah menyeramkan. Kisah-kisah demikian_hanya ada dalam mimpi buruk seorang penakut!
Setelah menghabiskan segelas kopi sambil
membuat rencana-rencana selama satu minggu
aku menetap di desa ini, aku kemudian berbaring
di ranjang. Otomatis, pandangan mataku beradu
dengan lukisan di tembok. Senyum gadis itu begitu misterius. Tatap matanya, memaksaku bangkit
dan berjalan mendekati tembok. Aku masih muda.
Sedang jatuh cinta pada gadis lain. Namun tetap
34
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
sala hasratku tergoda untuk menjamah gumpalan
antik dibalik leher kebaya yang kancing atasnya
terlepas itu.
Dingin dan kasar. Tidak hangat dan lunak.
Tentu saia. Hanya sebuah lukisan diatas kain
kanvas murahan dengan pulasan cat minyak
yang ..., Ah. Sasungguhnyalah. pulasan cat itu
terlalu -sambrono. Si pelukis memberi pula warna-warna yang janggal. Memang kehampaan yang
melatar belakangi lukisan itu. persis sama denqan
kehampaan yang tadi kulihat dl luar sana. begitu
pula warna batu karang di sekitarnya. Apakah
langit senja sedang memerah darah ketika gadis
itu duduk sementara sang pelukis sibuk dengan
kwasnya? Kebaya si gadis, bahkan kulit wajah,
leher serta barang antiknya, terlalu merah untuk
ukuran normal. Hem. Bukan merah semata.
Tampaknya sedikit lembayung. Atau jingga?
ini campuran warna yang sangat kacau dan
pulasannya tidak menuruti aturan yang wajar.
Aku 'bukan seorang ahli. Tetapi menikmati
sebuah lukisan, tidak harus selalu memerlukan
keahlian. Barangkali pelayan tadi benar.
Si pelukis ..., punya nama besar atau tidak, yang
jelas sedang menderita kesengsaraan plslk dan
pikiran. Kuamati dengan seksama. Tetap saja
lukisan itu tanpa nama. Sebagai ganti nama atau
guratan astral, tertera tulisan cakar ayam
35
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
berbunyi : .JlWA RAGAKU. 'tulisan itu sangat
merah.
Semerah darah!
.OOOO
BARANGKALI aku sudah tertidur, ketika
desah lembut membangunkan aku dari impian
yang semrawut. Semula aku berpikir aku ada di
kamar kostku, atau kamar tidur Sarifah. Lampu
kamar tetap menyala. Kulihat teko, gelas kosong,
mesin tik. Lalu jendela. Ada cahaya samar
merembes di luar. Kuning, keputihan-putihan.
Kaca jendela basah. Lembah. Berembun. Rupanya
warna kuning itu dipantulkan cahaya lampu
kamar. Dan warna putih tak berbatas di luar
jendela, ternyata kabut.
Tidak ada desah nafas Sarifah
~Yang ada. desah ombak. Terhempas-hempas,
setengah marah. Aku mencoba tidur lagi, dan
berpikir apa saja tadi yang dalang dalam mimpiku.
Kemudian gangguan itu munsul Suara gesekan
samar. Apakah tikus yang berlari di para? Tidak.
Tidak di para, melainkan di luar pintu. Gesekan.
Lalu bunyi ketukan samar-samar. Apakah pelayan `
telah melupakan sesuatu sehingga berani
menggangguku tengah malam bun begini? Atau
barangkali. ada seorang tamu yng mengidap
36
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
penyakit berjalan kala tidur, dan kesasar mengetuk
pintu kamarku?
Atau pencuri!
la mau mengambil mesin tikku. Kurang ajar '
benar. ltu mesin tik pinjaman, dan Oom-nya
Sahlan akan marah besar kalau barangnya tidak
kujaga baik baik. Sialan! Mestinya mesin tik itu
tidak kuletakkan di sana. Meja itu begitu dekat
kejendela.
Sepi menyeruak ketika aku turun dari ranjang.
Mungkin pencuri itu telah kabur diam diam.
Baiklah. Aku akan tetap berhati-hati. Lebih dulu
mesin tlk itu harus kusimpan di lemari'. Kalau
perlu, di bawah bantal tidurku. Mesin tik itu
merupakan salah satu batu ujian sebelum aku
berhasil memiliki Sarifah.
Aku beriingkati mendekati meja. Lalu tertegun.
Sebuah bayangan berkelebat d: luar jendela.
Kurang ajar, pikirku. Rupanya ia tetap nekad,
biar tahu aku sudah bangun. Oke. la perlu
diberitahu kalau aku memiliki ban hitam
dl perkumpulan karate universitas. la akan kuajak
latihan sebentar ...." 2
Gemuruh ombak menerpa telinga ketika pintu
kusentak terbuka. Kabut tipis dan dingin menusuk
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
secepat itu pula otot ototku mengendur. Rilek.
Aku terpesona menatapnya. Seorang gadis desa
berkebaya sederhana serta bayangan kaget yang
wajar pada wajahnya yang juga memperlihatkan
kesederhanaan. Namun semakin kusimak, semakin
tak terperi kecantikan yang mengagumkan pada
wajah tanpa polesan make-up itu.
"Maaf", gumarnku, tersedak karena masih
dipengaruhi surprise atas kehadirannya. "Tadinya
kukira
la tersenyum. Antara takut, dan malu. Hasilnya
tetap sama saja: aduhai, manisnya! itu tidak
membuatku senang. Malah agak~ gusar. Apakah
gadis ini datang atas kemauan sendiri? la jalang,
kalau begitu. Atau salah seorang' pelayan . ,
mungkin orangtua penakut itumenyelundupkannya ke kamarku? Tetapi' aku tidak memesan
teman tidur. Dan seumur hidupku tidak pernah
bermimpi untuk mengeluarkan sejumlah uang
sia-sia membayar seorang perempuan untuk
dinikmati sejam dua, atau semalam suntuk dengan
tarip khusus. farida bisa naik pitam. hidung
farida cukup tajam membaui parlum yang bukan
miliknya melekat pada tubuh atau pakaianku.
"Boleh aku masuk?" gadis itu berbisik sayup.
"Apa?"
"Aku ..., aku kedinginan," ia berkata. Malu.
Aku menatap ke sekitar. Tak ada orang lain.
38
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
Namun bukan mustahil ada mata yang mengintip
dari balik kabut yang semakin jauh semakin tebal
itu. Siapapun pengintip atau orang usil yang
mencoba menguji imanku, ia tidak akan kuberi
hati. Gadis ini akan kusuruh pergi, tak perduli
malam telah larut, berkabut pula lagi. Tetapi
bagaimana kalau ia tersasar, dan jatuh ke Jurang
berbatu karang di tepi pantai?
Aku menatap lagi.
Gadis itu sudah tak ada di tempatnya semula.
Liar mataku mencari berkeliling. Tetap saja ia tak
kelihatan. Sebelum kejutan lenyap dari kepalaku,
bisikan tadi terdengar lagi:
"Tutuplah pintunya. Bunyi ombak itu
membuatku takut."
Aku memutar tubuh. Astaga! Selagi aku tadi
mengamati suasana di luar, diam-diam ia telah
menyelinap masuk ke dalam kamar. Dan tanpa
seijinku, duduk santai di tepi ranjang.
Sesaat aku tergoda oleh tatap matanya yang
mengundang. serta senyuman manisnya yang
mengajak. Godaan itu datang lebih kuat dari balik
leher kebayanya. Kencing atas kebaya itu terlepas
dan sesuatu di sana Tanpa sadar aku berpaling
ke tembok, dan menatap lukisan di situ. Menoleh
lagi, memperhatikan sl gadis, kembali ke lukisan,
lalu aku tercengang.
"Tak usah heran. Aku memang gadis itu,"~
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap