Cerita Misteri | Suara Dari Alam Gaib | by Abdullah Harahap | Suara Dari Alam Gaib | Cersil Sakti | Suara Dari Alam Gaib pdf
Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap
ia bergumam, lembut;
"Ma ma ...."
"Mayangsari" ia memperkenalkan diri. "Dan
kau?"
la ber-kau padaku. Betapa brutalnya ! Seorang
gadis desa ..., hai, berapa banyak si pelukis
mencekokinya dengan sifat hidup arang kota yang
setengah tidak beradab itu? '
"Aku ..., aku tidak menghendaki seorang
gadis di kamarku," aku menggerutu.
"Tutuplah pintunya," ia berkata, tenang.
"Kalau pamanku tahu, ia' akan mencabuliku l"
"Pelayan itu?"
"Haen"
"Tetapi Hem. Kamar mana yang kau
diami ?" aku bertanya sambil menutup pintu
tanpa meninggalkan kewaspadaanku.
"Aku tidak. tinggal di penginapan ini. Aku
datang dari
Desa, tentu saia! Tetapi mengapa? Bagaimana?
Pikiran itu kubuañg begitu kulihat wajahnya pucat
dan ia tampak menggigil kedinginan. Teko kuraba.
Masih hangat. "Mau kopi?"
"Terimakasih ! dan itu adalah nada penolakan.
Kubuat kopi untukku sendiri, minum, sekali
teguk habis segelas. Kuharap aku sedang bermimpi,
dan bila aku térbangun gadis itu telah pergi Tetapi
gelas kedua telah kosong, dan sebatang rokok
40
http://cerita-silat.mywapblog.com
serasa hangat-hangatkan wajahku, bahkan percikan
biji korek api sempat menghanguskan kulit jari
tunjukku sehingga aku menyeringai menahan
perih. Dan gadis itu masih tetap ada di depanku.
Posisinya tidak lagi duduk. Ia berbaring santai
di ranjang. Sekilas kainnya tersingkap. Bayangan
yang terlihat melenyapkan kemarahanku dengan
cepat, namun aku masih tetap dapat mengendalikan diri.
"Aku tidak punya uang untuk ...." kucoba
mengatasi ketegangan yang diam-diam menjalar
pada kelelakianku, .
"Aku tidak butuh uang," jawabnya.
"Oke, Aku tahu namamu Mayangsari. Aku
tahu kau gadis pada lukisan itu," kuamangkan
gelas kosong ke arah tembok. "Dan pamanmu
mungkin memperhatikan ketika kau masuk.
Jadi ...," kutatap matanya, dan kembali aku
tergoda. "Aku Yah. Aku tak ingin terjadi
keributan. Tetapi kau tampaknya kedinginan.
Tidak ingin pula dipergoki pamanmu. Kau boleh
istirahat di kamar ini, lalu enyahlah sebelum
matahari terbit."
kau?" ia tampak kecewa.
"Banyak kamar yang masih kosong."
..Jangan kau
"mengenai"
"Aku bukan mau tidur. Dan aku duduk
41
http://cerita-silat.mywapblog.com
sendirian .nenunggu 'ayam berkokok bukan
sesuatu yang menyenangkan, bukan?"
"Tetapi
"Berbaringlah di sebelahku. Atau kalau kau
tak suka, tetaplah di kursi yang menjemukan
itu ia menggeliat. Membiarkan kainnya
tersingkap lagi, dan kerah leher kebayanya terbuka
lebih lebar. Rayuan murah, pikirku, lalu' dalam
hati mulai menyebut-nyebut nama Sarifah. Aku
ingin setia sampai akhir hayat, sebagai imbalan
cinta Sarifah yang tulus.
"Aku selalu datang kemari," gadis di ranjang
itu berkata pelan. Mengambang. Seolah ucapannya
ditujukan untuk diri sendiri. "Tak pernah puas
aku mengagumi lukisan itu Terus Terang,
mengagumi diriku sendiri. la bilang, aku sangat
cantik. Tidak ada gadis yang melebihi kecantikanku dan ia bersedia mati untuk mempertahankan
pendapatnya"
"la...."
"Leo. Pelukis malang. la datang ke desa ini
untuk beristirahat. Katanya, atas anjuran dokter.
Istirahat total. la memilih kamar ini yang sebelumnya tidak pernah disewakan. Tentu saja dengan
sejumlah uang yang membuat pemilik penginapan
rela pindah ke kamar lain. Suatu 'hari aku
berkunjung
Hampir menyerupai dongeng dalam sebuah
42
http://cerita-silat.mywapblog.com
novel.
Gadis itu sedang meningkat remaja ketika ia
menemui pamannya di penginapan ini untuk
menyampaikan sesuatu pesan dari ayahnya di desa.
Lalu ia bertemu dengan si pelukis.
'Tuhanku. Betapa cantiknya engkau!" itu
ucapan pertama dan Leo ketika melihatnya. Tanpa
basa basi pendahuluan. Dan tanpa merasa malu
akan penampilannya yang menggelikan. Pakaian
lusuh, rambut awut-awutan, wajah kotor berminyak.
Sebelum Mayangsari sempat mengatakan
sesuatu, si pelukis telah melanjutkan: "Aku
seorang pelukis yang sedang menuju kebangkrutan.
Sepasang paru-paruku masih lengkap. Tetapi yang
satu sudah keropos. Dokter bersedia tak dibayar,
asal aku mau paru-paruku yang rusak itu diangkat.
Tidak. la tidak boleh mengambil apa-apa dari
dalam tubuhku. la atau siapapun juga, tidak
akan kuperkenankan mengambil biar cuma sehelai
rambutku. Tetapi gadis secantik engkau, akan
kubiarkan menghisap darahku sampai. habis."
Mayangsari kaget dan ngeri.
Anehnya, diam-diam ia menyadari, ia telah
jatuh cinta pada pandang pertama pada Leo.
Mulanya disebabkan perasaan iba' melihat
tubuhnya yang kurus, dan semua barang milik
di kamarnya, termasuk peralatan melukis, mem-
43
http://cerita-silat.mywapblog.com
benarkan kebangkrutannya. "mereka lantas semakin
sering bertemu. Tak. ada ancaman apapun dari
pihak keluarga yang dapat membendunq cinta
kasih Mayangsari. Sekali ia dilarang menemui
pelukis itu, ia akan mengambil jalan tergampang :
ujung-pisau dihunjamkan ke jantung. ,
Dokter telah melarang Leo bekerja selama masa
istirahatnya. Tetapi ketika meninggalkan rumah,
Leo tetap saia membawa peralatan. seadanya.
Katanya kepada Mayangsari t "Ada naluri _yang
membisikkan, aku memerlukan peralatanku di
desa ini. Seakan-akan, sesuatu yang menentukan
akhir hidupku, ada di sini. Itu adalah kau. Dan
itu adalah akhir hidup yang menyenangkan!"
Lalu Leo pun melukis sepanjang hari bahkan
sampai larut malam.
Tempatnya di bibir jurang. model tunggalnya,
Mayangsari. Ia tak mau berhenti biar turun hujan,
atau matahari terik membakar. Ia baru mau
istirahat setelah paru-parunya mengulah lalu ia
batuk batuk dan muntah darah. Dengan segenap
kemampuannya, dan pengertian terpaksa dari
keluarganya Mayangsari mendampingi Leo selama
sakit, mendorongnya untuk hidup kembali dan
meneruskan lukisan satu-satunya yang pemah ia
buat begitu susah dan memakan tempo
lama.
"Kau begitu sempurna," kata leo suatu hari.
http://cerita-silat.mywapblog.com
"Pulasan apapun tidak dapat menyamai kesempurnaanmu. Tidak ada warna yang serasi
untuk, mengimbangi keindahan jiwamu. Tetapi
suatu saat .... suatu saat aku akan menemukannya.
Menemukan pulasan warna yang sesempurna
penampilan tersembunyi dibalik kecantikanmu."
Di suatu senja yang temaram dengan cakrawala
merah darah menaungi bibir langit, Leo menemukannya. Tidak sengaja, tanpa rencana. la terpeleset
ketika asyik melukis Mayangsari yang rebah
setengah berbaring di tepi jurang. Mayang sari
terkejut dan berubah panik ketika mengetahui
jidat dan pergelangan Leo-tepat diurat nadi
berdarah tergores batu karang. Mayangsari
memohon Leo berhenti dan pergi berobat. Tetapi
Leo tak mau. la menatap percikan darahnya yang
membercak pada kain kanvas, kemudian berkata
ta'jub:
"Warna itu. Warna ajaib dari kecantikanrnu !"
la lalu memaksa Mayangsari kembali ketempatnya semula, mengambil posisi yang sama. Dan
dengan wajah aneh dan gerakan liar Leo terus
melukis, melukis dan melukis. Anehnya tanpa
berpaling sekalipun kepada Mayangsari yang jadi
modelnya. Gadis itu lantas tahu kalau Leo sudah
keranjingan, dan tidak ingin keasyikannya
terusik Maka ia berusaha supaya tetap dalam posisi
dan penampilan yang dikehendakr Leo. Ku atir
45
http://cerita-silat.mywapblog.com
Iblis Dunia Persilatan - Bung Aone Penunggu Jenazah - Abdullah Harahap Seducing Cinderella - Gina L. Maxwell Tangan Tangan Setan - Abdullah Harahap Sepasang Mata Iblis - Abdullah Harahap
ia bergumam, lembut;
"Ma ma ...."
"Mayangsari" ia memperkenalkan diri. "Dan
kau?"
la ber-kau padaku. Betapa brutalnya ! Seorang
gadis desa ..., hai, berapa banyak si pelukis
mencekokinya dengan sifat hidup arang kota yang
setengah tidak beradab itu? '
"Aku ..., aku tidak menghendaki seorang
gadis di kamarku," aku menggerutu.
"Tutuplah pintunya," ia berkata, tenang.
"Kalau pamanku tahu, ia' akan mencabuliku l"
"Pelayan itu?"
"Haen"
"Tetapi Hem. Kamar mana yang kau
diami ?" aku bertanya sambil menutup pintu
tanpa meninggalkan kewaspadaanku.
"Aku tidak. tinggal di penginapan ini. Aku
datang dari
Desa, tentu saia! Tetapi mengapa? Bagaimana?
Pikiran itu kubuañg begitu kulihat wajahnya pucat
dan ia tampak menggigil kedinginan. Teko kuraba.
Masih hangat. "Mau kopi?"
"Terimakasih ! dan itu adalah nada penolakan.
Kubuat kopi untukku sendiri, minum, sekali
teguk habis segelas. Kuharap aku sedang bermimpi,
dan bila aku térbangun gadis itu telah pergi Tetapi
gelas kedua telah kosong, dan sebatang rokok
40
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
serasa hangat-hangatkan wajahku, bahkan percikan
biji korek api sempat menghanguskan kulit jari
tunjukku sehingga aku menyeringai menahan
perih. Dan gadis itu masih tetap ada di depanku.
Posisinya tidak lagi duduk. Ia berbaring santai
di ranjang. Sekilas kainnya tersingkap. Bayangan
yang terlihat melenyapkan kemarahanku dengan
cepat, namun aku masih tetap dapat mengendalikan diri.
"Aku tidak punya uang untuk ...." kucoba
mengatasi ketegangan yang diam-diam menjalar
pada kelelakianku, .
"Aku tidak butuh uang," jawabnya.
"Oke, Aku tahu namamu Mayangsari. Aku
tahu kau gadis pada lukisan itu," kuamangkan
gelas kosong ke arah tembok. "Dan pamanmu
mungkin memperhatikan ketika kau masuk.
Jadi ...," kutatap matanya, dan kembali aku
tergoda. "Aku Yah. Aku tak ingin terjadi
keributan. Tetapi kau tampaknya kedinginan.
Tidak ingin pula dipergoki pamanmu. Kau boleh
istirahat di kamar ini, lalu enyahlah sebelum
matahari terbit."
kau?" ia tampak kecewa.
"Banyak kamar yang masih kosong."
..Jangan kau
"mengenai"
"Aku bukan mau tidur. Dan aku duduk
41
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
sendirian .nenunggu 'ayam berkokok bukan
sesuatu yang menyenangkan, bukan?"
"Tetapi
"Berbaringlah di sebelahku. Atau kalau kau
tak suka, tetaplah di kursi yang menjemukan
itu ia menggeliat. Membiarkan kainnya
tersingkap lagi, dan kerah leher kebayanya terbuka
lebih lebar. Rayuan murah, pikirku, lalu' dalam
hati mulai menyebut-nyebut nama Sarifah. Aku
ingin setia sampai akhir hayat, sebagai imbalan
cinta Sarifah yang tulus.
"Aku selalu datang kemari," gadis di ranjang
itu berkata pelan. Mengambang. Seolah ucapannya
ditujukan untuk diri sendiri. "Tak pernah puas
aku mengagumi lukisan itu Terus Terang,
mengagumi diriku sendiri. la bilang, aku sangat
cantik. Tidak ada gadis yang melebihi kecantikanku dan ia bersedia mati untuk mempertahankan
pendapatnya"
"la...."
"Leo. Pelukis malang. la datang ke desa ini
untuk beristirahat. Katanya, atas anjuran dokter.
Istirahat total. la memilih kamar ini yang sebelumnya tidak pernah disewakan. Tentu saja dengan
sejumlah uang yang membuat pemilik penginapan
rela pindah ke kamar lain. Suatu 'hari aku
berkunjung
Hampir menyerupai dongeng dalam sebuah
42
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
novel.
Gadis itu sedang meningkat remaja ketika ia
menemui pamannya di penginapan ini untuk
menyampaikan sesuatu pesan dari ayahnya di desa.
Lalu ia bertemu dengan si pelukis.
'Tuhanku. Betapa cantiknya engkau!" itu
ucapan pertama dan Leo ketika melihatnya. Tanpa
basa basi pendahuluan. Dan tanpa merasa malu
akan penampilannya yang menggelikan. Pakaian
lusuh, rambut awut-awutan, wajah kotor berminyak.
Sebelum Mayangsari sempat mengatakan
sesuatu, si pelukis telah melanjutkan: "Aku
seorang pelukis yang sedang menuju kebangkrutan.
Sepasang paru-paruku masih lengkap. Tetapi yang
satu sudah keropos. Dokter bersedia tak dibayar,
asal aku mau paru-paruku yang rusak itu diangkat.
Tidak. la tidak boleh mengambil apa-apa dari
dalam tubuhku. la atau siapapun juga, tidak
akan kuperkenankan mengambil biar cuma sehelai
rambutku. Tetapi gadis secantik engkau, akan
kubiarkan menghisap darahku sampai. habis."
Mayangsari kaget dan ngeri.
Anehnya, diam-diam ia menyadari, ia telah
jatuh cinta pada pandang pertama pada Leo.
Mulanya disebabkan perasaan iba' melihat
tubuhnya yang kurus, dan semua barang milik
di kamarnya, termasuk peralatan melukis, mem-
43
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
benarkan kebangkrutannya. "mereka lantas semakin
sering bertemu. Tak. ada ancaman apapun dari
pihak keluarga yang dapat membendunq cinta
kasih Mayangsari. Sekali ia dilarang menemui
pelukis itu, ia akan mengambil jalan tergampang :
ujung-pisau dihunjamkan ke jantung. ,
Dokter telah melarang Leo bekerja selama masa
istirahatnya. Tetapi ketika meninggalkan rumah,
Leo tetap saia membawa peralatan. seadanya.
Katanya kepada Mayangsari t "Ada naluri _yang
membisikkan, aku memerlukan peralatanku di
desa ini. Seakan-akan, sesuatu yang menentukan
akhir hidupku, ada di sini. Itu adalah kau. Dan
itu adalah akhir hidup yang menyenangkan!"
Lalu Leo pun melukis sepanjang hari bahkan
sampai larut malam.
Tempatnya di bibir jurang. model tunggalnya,
Mayangsari. Ia tak mau berhenti biar turun hujan,
atau matahari terik membakar. Ia baru mau
istirahat setelah paru-parunya mengulah lalu ia
batuk batuk dan muntah darah. Dengan segenap
kemampuannya, dan pengertian terpaksa dari
keluarganya Mayangsari mendampingi Leo selama
sakit, mendorongnya untuk hidup kembali dan
meneruskan lukisan satu-satunya yang pemah ia
buat begitu susah dan memakan tempo
lama.
"Kau begitu sempurna," kata leo suatu hari.
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap
"Pulasan apapun tidak dapat menyamai kesempurnaanmu. Tidak ada warna yang serasi
untuk, mengimbangi keindahan jiwamu. Tetapi
suatu saat .... suatu saat aku akan menemukannya.
Menemukan pulasan warna yang sesempurna
penampilan tersembunyi dibalik kecantikanmu."
Di suatu senja yang temaram dengan cakrawala
merah darah menaungi bibir langit, Leo menemukannya. Tidak sengaja, tanpa rencana. la terpeleset
ketika asyik melukis Mayangsari yang rebah
setengah berbaring di tepi jurang. Mayang sari
terkejut dan berubah panik ketika mengetahui
jidat dan pergelangan Leo-tepat diurat nadi
berdarah tergores batu karang. Mayangsari
memohon Leo berhenti dan pergi berobat. Tetapi
Leo tak mau. la menatap percikan darahnya yang
membercak pada kain kanvas, kemudian berkata
ta'jub:
"Warna itu. Warna ajaib dari kecantikanrnu !"
la lalu memaksa Mayangsari kembali ketempatnya semula, mengambil posisi yang sama. Dan
dengan wajah aneh dan gerakan liar Leo terus
melukis, melukis dan melukis. Anehnya tanpa
berpaling sekalipun kepada Mayangsari yang jadi
modelnya. Gadis itu lantas tahu kalau Leo sudah
keranjingan, dan tidak ingin keasyikannya
terusik Maka ia berusaha supaya tetap dalam posisi
dan penampilan yang dikehendakr Leo. Ku atir
45
http://cerita-silat.mywapblog.com
Suara Dari Alam Gaib - Abdullah Harahap